Palm and Sole

Accursed Book

PART 1

Palm and Sole

“Hyung! Aku yakin kalian akan menyukai buku ini. Cerita di dalamnya begitu hidup dan menegangkan”Zelo berteriak dari kamarnya dan segera menghampiri anak-anak lainnya yang sedang menonton TV.

Daehyun dan Yongguk menoleh padanya. Sedangkan Himchan sama sekali tidak memalingkan matanya dari televisi.

“Buku apa?”tanya Youngjae yang baru kembali dari dapur untuk mengambil minum.

“Lihat ini, hyung! Buku ini bercerita tentang seorang anak yang membunuh kedua orang tuanya dengan kejam. Sang penulis menguraikannya dengan sangat jelas dan menarik. Sayang, ceritanya menggantung”Zelo memberikan buku yang dipegangnya pada Youngjae. 

“Palm and Sole? Sepertinya menarik. Akan ku baca”Youngjae tersenyum pada Zelo.

“Palm and Sole? Aku pernah membacanya. Tapi buku itu ber-genre fantasi menceritakan mahluk yang menyerang sebuah rumah milik seorang nenek tua. Sama sekali berbeda dengan yang kau ucapkan, Zelo”kata Daehyun sambil mengganti channel TV.

Zelo menatapnya bingung. Sedangkan Himchan kesal Daehyun seenaknya mengganti channel yang sedang ia tonton.

“Tapi buku itu benar-benar menceritakan seorang anak yang membunuh orang tuanya, kok”Zelo nampak tidak percaya.

“Mungkin kau membaca buku yang berbeda, Daehyun”kali ini Yongguk mencoba memecahkan masalah.

“Tidak, hyung. bukunya sama persis. Sampulnya berwarna coklat, dan pengarangnya pun sama, bernama Jason Smith”Daehyun meyakinkan.

“Atau mungkin, ini adalah cerita berseri. Kau tahu, kan, buku-buku karya R.L Stine? Ceritanya bersambung, tapi dengan judul yang berbeda. Atau bisa juga, satu judul berbeda cerita. Semuanya ada kemungkinan, bukan?”Youngje berpendapat.

Zelo, Daehyun, dan Yongguk hanya diam. Omongan Youngjae ada benarnya juga. Sedangkan Himchan sama sekali tidak mendengarkan, ia hanya terfokus oleh acara televisi.

“.... Ok, aku akan membacanya sekarang”Youngjae memecah keheningan.

Semuanya, kecuali Youngjae kembali menonton televisi. Di luar hujan mulai turun. Beberapa saat kemudian seorang anak laki-laki membuka pintu rumah mereka. Laki-laki itu masuk dengan pakaian yang basah.

“Oh, kau sudah pulang, Jongup?”tanya Youngjae sambil menutup buku yang sedang dibacanya.

“Dari mana saja? Kau hujan-hujanan?”Yongguk menoleh.

“Ya. Aku di hukum dan harus menulis puisi dalam bahasa inggris sebanyak 100 kata. Jadi aku baru pulang dari sekolah”Jongup menjawabnya santai. Ia melepas sepatu dan menaruhnya di rak sepatu. Ia menghampiri yang lainnya. Matanya tertuju pada buku yang dipegang Youngjae.

“Oh, hyung. kau membaca buku itu? Kakakku bilang, kalau membaca buku itu kau akan terkena kutukan”Jongup menunjuk buku itu.

“Apa?! Aku sudah membacanya, bagaimana, ini?”Zelo nampak khawatir.

“Hahaha.... kau percaya dengan hal seperti itu? kakakmu membual. Sekarang cepat ganti seragammu”Yongguk cekikikkan.

“Yah, aku pun tidak mempercayainya”Jongup melesat ke kamarnya.

“Sebenarnya apa yang kalian bicarakan dari tadi, sih?”Himchan bangkit dari duduknya dan pindah ke sebelah Youngjae.

“He...hey, teman-teman. Sepertinya aku menemukan keanehan”ujar Youngjae pelan.

“Ada apa, hyung?”tanya Zelo.

“Buku ini.... nampaknya berbeda dari yang kau dan Daehyun ceritakan. Buku ini ber-genre romantis yang menceritakan kehidupan seorang gadis di masa remajanya”ia menatap Zelo.

“Apa?”Zelo terkejut dan segera menyambar buku itu. Daehyun dan Yongguk langsung menoleh.

“Hyung, ini jelas bercerita tentang anak yang membunuh orang tuanya. Dilihat beberapa kali pun tetap sama. Apa kau dan Daehyun bekerja sama untuk mengerjaiku?”Zelo membolak-balik halaman per halaman buku tersebut.

“Aku sama sekali tidak mengerjaimu. Berarti buku itu meman aneh, atau....”ucapan Daehyun terputus.

“Yang dikatakan Jongup benar”Zelo menambahkan.

Semuanya kemudian hening. Himchan yang tidak mengerti apa-apa, masih sibuk mencerna situasi.

“Hahaha... jangan bercanda. Sini, biar ku baca”Yongguk mengambil buku tersebut dari tangan Zelo. Himchan yang penasaran pun ikut membaca buku itu di sebelah Yongguk.

“Yak, kau lihat gambar itu, hyung? lucu sekali, bukan?”Himchan cekikikkan. Yang lain menatapnya heran.

“Gambar apa? Jelas-jelas ini hanya tulisan. Tulisan yang tidak ku mengerti dan berwarna merah”Yongguk membiarkan buku itu terbuka di atas meja.

“Eh? Tapi yang kulihat benar-benar hanya gambar lucu”Himchan mengamati.

Jongup bergabung dengan mereka setelah mengganti baju. Daehyun mengambil buku itu dan melompat ke depan Jongup dan membuka buku itu.

“Bacalah”ujar Daehyun. “Jika isinya berbeda, berarti ada sesuatu pada buku ini”lanjutnya.

“Kalian yakin, tidak sedang mengerjaiku, bukan?”Zelo belum sepenuhnya percaya. Ia merasa ada sesuatu yang mencurigakan diantara hyung-nya ini. karena selama ini ia selalu dikerjai oleh hyung-nya.

“Aku bersumpah. Aku sudah mengatakannya”Daehyun membentuk jarinya menjadi V sign.

“H-hyung. apa yang harus kubaca? Buku ini kosong”ujar Jongup kebingungan.

“Apa?!”semuanya terkejut dan memandang Jongup dengan mata melotot. Jongup makin bingung.

“Aku tidak percaya tentang kutukan, tetapi sebaiknya kau kembalikan buku ini besok. Aku tidak mau sesuatu yang aneh terjadi”Yongguk merebut buku itu dari tangan Daehyun dan menutupnya.

“Simpan ini di tas-mu”Yongguk memberikannya pada Zelo. Zelo mengangguk.

***
The Shadow

12 p.m.

Zelo diam di kamarnya untuk kembali menulis novel di laptopnya. Ia tidak ingin siapapun mengganggunya. Tapi imajinasinya sedang buntu. Ia melirik buku berjudul “Palm and Sole” yang ia taruh di atas meja. Entah mengapa, buku itu menarik perhatiannya lebih.

“Mungkin jika aku membacanya sekali lagi aku akan mendapatkan inspirasi”Zelo mengangguk.

Ia segera menyambar buku tersebut dan membawanya ke kasur. Ia menyetel musik di MP3 player sambil membaca buku itu. Namun lagu yang diputarnya tiba-tiba berubah menjadi teriakan-teriakan orang. Itu sangat membisingkan. Zelo melepaskan headset-nya dengan cepat.

“Lagu apa, ini?”ia kembali memakai headset-nya dan menyetel lagu kesukaannya.

 Namun lagi-lagi lagu itu berubah menjadi suara teriakan yang membisingkan. Suaranya lebih keras. Ia melempar MP3 playernya ke dinding.

“Apa-apaan, ini?”ia menjadi kesal. Ia melirik ke arah jendela dan melihat sebuah bayangan besar di balik tirai. Beberapa saat kemudian ia mendengar sebuah teriakan lagi. Itu membuatnya frustasi. Ia segera keluar dari kamarnya[M1] .

 

ZELO POV

Semua lampu menyala di rumah tersebut. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi semuanya sedang berkumpul di ruang tengah dan membicarakan sesuatu. Mungkin mereka mengalami hal yang sama denganku.

“Apa yang sedang kalian bicarakan? Apa kalian mendengar suara teriakan?”tanyaku tanpa basa-basi. Sekarang perhatian mereka teralihkan padaku.

“Ya. Kami juga mendengar teriakan. Dan.... ah, kau juga...”Youngjae hyung menatapku lalu menunduk.

“Apa?”tanyaku.

“Lihat ke bawah kakimu. Kau tidak punya bayangan, sama seperti kami”ujar Himchan hyung memperjelas semuanya.

“Eh?”aku segera melihat ke bawah. Dan benar saja, aku tidak mempunyai bayangan. Begitu pula dengan yang lainnya.

“Kau tidak membaca buku itu lagi, kan?”tanya Daehyun hyung penuh selidik.

“mmm.....”bibirku terlalu kaku untuk menjawabnya.

“Ini tidak ada hubungannya dengan buku itu. Pokoknya semua tidur di kamar masing-masing”Yongguk hyung memerintah. “Jangan sampai sesuatu terjadi malam ini”lanjutnya.

Semua menurut dan pergi ke kamar masing-masing. Aku membuka pintu kamarku dan melihat ke arah jenddela. Bayangan itu tidak terlalu besar, tapi cukup tinggi. Tunggu, itu bayanganku! Aku membuka tirai jendela dan tidak mendapatkan apapun di baliknya. Angin berhembus masuk. Padahal jendela sama sekali tidak kubuka. Itu membuat bulu kuduk-ku merinding. Aku kembali menutup tirai dan kembali ke tempat tidur. Tapi sepertinya ada yang menggangguku. Ah, laptopku! Astaga, tulisanku berubah menjadi tulisan-tulisan aneh!

“Hyung!”aku segera berteriak keluar kamar membawa laptop. Di luar kamar ada Yongguk hyung.

Zelo POV End.

Zelo membanting pintu kamarnya dan menghampiri Yongguk yang sedang duduk di meja makan. Wajahnya nampak seperti orang ling-lung.

“Kau kenapa?”Yongguk menyeruput segelas teh.

“Hyung, lihat ini! lihat tulisan ini! seseorang telah merubah tulisanku!”Zelo menunjukan laptopnya pada Yongguk. Yongguk pun membacanya.

Khu..khu..khu..,

I just wanna say something to you. Did you lose something? Yeah, i know. You lose your shadow. You lose it. I’ll inform you something. A human without his/her shadow, can’t endure the sun beam. You’ll be cought fire, and slowly die. You can go out in the night. But you still can’t escape from me. If the darkness approaching you, be careful. Because someone will die. I’m following you because you read my book. I’ll follow you until you suffered and die.

“Palm and Sole”

 

Setelah membacanya Yongguk tersedak. Ia melirik Zelo.

“Kau tidak sedang mengerjaiku, bukan?”tanyanya.

“Tidak, sungguh”

“Hyung.....!!!!!”terdengar suara Jongup yang berteriak dari kamarnya.

 Youngjae dan Himchan keluar dari kamarnya. Mereka langsung menuju kamar Jongup diikuti oleh Zelo. Butuh beberapa waktu bagi Yongguk untuk pergi ke kamar Jongup. Ia menjadi orang terakhir yang masuk ke kamar Jongup. Youngjae, Himchan, dan Zelo diam membeku.

“Ada apa?”Yongguk mencoba mencerna apa yang sedang terjadi.

“Lihat temboknya, hyung”ujar Youngjae. Yongguk segera melirik tembok.

Tembok kamar Jongup penuh dengan telapak tangan berwarna merah darah. Zelo segera bersembunyi di balik tubuh Youngjae. Jongup hanya duduk di atas kasurnya.

“Apa ini? siapa bedebah yang melakukan ini?”Yongguk menghampiri tembok dan melihatnya dari dekat.

“Apa ini darah?”tanya Himchan yang sekarang berdiri di sebelah Yongguk.

“Nampaknya iya. Baunya sangat menyengat”

“Apa artinya ini?”Youngjae memiringkan kepalanya.

“Hmmm.... sepertinya Jongup tidak bisa tidur di sini”Himchan berbalik.

“Aku takut”ujar Jongup pelan.

“Aku juga takut. Kau bisa tidur denganku”Zelo masih bersembunyi di balik Youngjae.

“Ah, iya. Kalian harus melihat ini”Zelo segera berlari ke meja makan mengambil laptonya.

Semua membacanya di ruang tengah. Angin dingin tiba-tiba berhembus dari belakang. Membuat suasana menjadi semakin tegang. Semuanya memiliki satu kesimpulan. Buku itu benar-benar membawa kutukan.

“Tulisannya ditulis dalam bahasa Inggris”ujar Youngjae.

“Lalu apa yang akan kita lakukan jika buku ini benar adanya?”tanya Himchan.

“Bakar saja”usul Jongup.

“Tidak bisa, ini milik perpustakaan”Zelo tidak setuju dengan Jongup.

“Tapi kalau hanya mengembalikannya tidak akan menghilangkan kutukan itu. Kita harus memusnahkan buku itu”kali ini Yongguk berpikir keras.

Krieeettt.....

Seseorang membuka pintu depan.

“Oh, semuanya ada di sini. Sedang apa kalian?”tanyanya. ia mengenakan jaket usang sambil menjinjing keresek.

“Kau dari mana saja, Dae?”tanya Youngjae segera membantunya membawa keresek tersebut.

“Ah, aku baru saja dari halte bus. Ibu menyuruhku membawa bahan-bahan makanan ini untuk kita”Daehyun menjelaskan.

Himchan menariknya duduk di sofa dan membiarkan Yongguk menceritakan semuanya pada Daehyun.

“Apa kalian yakin itu bukan halusinasi?”Daehyun tidak yakin.

“Apa maksudmu?”Youngjae menoleh padanya.

“Aku mendapatkan kembali bayanganku saat mampir ke mini market tadi”Daehyun mengangkat kedua bahunya.

“Kalau kau tidak percaya, pergilah ke kamar Jongup dan lihat apa yang terjadi”Yongguk mempersilahkan Daehyun.

Daehyun mengangguk dan pergi ke kamar Jongup. Tapi yang ia lihat bukanlah telapak tangan lagi, melainkan kamar yang sangat berantakan. Serpihan beling berserakan, semua barang tidak berada di tempatnya. Bahkan ada tanah di kamar Jongup.

“Astaga, sepertinya telah terjadi kerusuhan di sini. Kamarmu hancur, Jongup. Tapi menurutku salah satu dari kalian tidak mungkin melakukannya”Daehyun menulusuri kamar tersebut.

“Hancur?”Himchan yang penasaran segera menghampiri Daehyun di kamar Jongup. Namun ia terhenti di pintu.

“Ya tuhan, kau benar. Kamar ini berubah dalam beberapa menit. Hey, kau jangan masuk ke sana sembarangan”Himchan menegur Daehyun.

“Ah, iya. Maaf”Daehyun segera keluar dari kamar Jongup.

Saat itu juga lampu tiba-tiba padam.

“Gyaaa....! apa ini?”Youngjae menjerit.

“Tenanglah, mungkin sikringnya turun. Semuanya diam di tempat, aku akan menghampiri kalian”Yongguk meraba-raba tembok.

Semuanya selain Yongguk tepat di tempatnya. Himchan dan Daehyun tetap berada di depan kamar Jongup sambil berpegangan. Youngjae berdiri mematung di tengah ruangan. Sedangkan Zelo dan Jongup duduk bersebelahan.

“Ze.. Zelo-ya. Seseorang memegang pundakku, apa itu Yongguk-hyung?”Jongup berbisik.

“Tunggu, akan kuperiksa”Zelo mengeluarkan telepon genggam dari saku bajunya. Ia menyalakan lampu di telepon genggamnya dan mengarahkannya pada Jongup. Ia memperhatikan sosok yang memegang pundak Jongup. Mahluk, mahluk itu berwarna hitam dan bermata kuning. Hanya itu yang bisa dilihat Zelo.

“Waaaa.......!!!! Jongup-hyung! itu bukan Yongguk! Ada sesuatu di belakangmu!”Zelo berteriak dan segera mematikan lampu pada telepon genggamnya.

“Tolong jauhkan itu dariku! Tunggu, waaa..... Zelo, tolong aku!!!”Jongup mencengkram tangan Zelo sangat keras. Mahluk itu menarik Jongup.

“A...apa yang terjadi?!”Youngjae ikut berteriak.

“Arrrrggghhhh...!!!”Jongup kembali menjerit.

“Jongup hyung!!”Zelo masih berteriak.

“Tu..tunggu aku! Kalian duduk di sofa, kan?”Yongguk masih meraba-raba tembok. Sedangkan Daehyun dan Himchan hanya diam membeku. Mereka terlalu tegang. Daehyun mengencangkan genggamannya.

“Zelo.... tolong aku....”suara Jongup semakin melemah dan akhirnya sama sekali tidak terdengar lagi.

“Jongup-ah!”Yongguk memanggil. Tapi tidak ada yang merespon.

“Zelo, apa dia masih ada di sampingmu?”tanya Youngjae yang juga mencoba menghampiri.

Tapi Zelo tidak bisa menjawabnya. Ia menangis. Ia terlalu takut untuk memastikannya. Karena tangan Jongup tidak lagi mencengkramnya lagi. Lampu kembali menyala. Jongup benar-benar tidak ada di samping Zelo. Di sofa itu hanya ada Zelo yang berlumuran darah segar. Di lantai dan di sofa pun berlinangan darah segar.

“Zelo!”teriak semuanya berbarengan.

“Kau tidak apa?”tanya Youngjae sambil mengguncang-guncagkan badan Zelo.

“Kau berdarah..”Yongguk panik.

“Ini... ini.. ini bukan darahku...”tangisan Zelo semakin menjadi-jadi.

“Kalau bukan darahmu, itu berarti....”Himchan memalingkan wajahnya dari Zelo.

“Tidak. Jongup tidak apa-apa. Mungkin mahluk itu hanya menculiknya”Yongguk mencoba menenangkan suasana. Padahal jantungnya berdetak dengan kencang.

Sedangkan Daehyun hanya diam. Tidak ada yang bisa dikatakannya. Ia hanya memperhatikan. Ia melirik kakinya, dan jelas terdapat bayangan. Tapi saat ia melirik kaki yang lainnya, bayangan mereka tetap hilang. Ia tidak dapat mengerti apa yang sedang terjadi. Dan mengapa hanya bayangannya yang kembali.

“Hyung.... bagaimana kalau kita lapor polisi?”bibir Zelo gemetaran.

“Tidak bisa, Jongup belum hilang selama 24 jam. Polisi malah akan curiga jika banyak darah berceceran. Belum lagi kamar Jongup yang hancur. Dan jikan kita menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, mereka hanya akan mengira ini lelucon yang dibuat anak SMU”jelas Youngjae menggeleng.

“Benar juga”Himchan menunduk lesu.

“Lalu? Apa yang akan kita lakukan sekarang? Ini sudah jam dua malam”Daehyun melirik jam dinding.

“Tidur?”usul Himchan.

“Aku tidak bisa tidur”ujar Zelo dengan cepat.

“Aku juga”Youngjae menatap wajah yang tertua, Yongguk.

“Baiklah, aku akan menemani kalian di sini sampai kalian tertidur”Yongguk mengusap punggung Zelo dan menyalakan TV.

“Kalau begitu aku juga! Tunggu, aku mau bawa guling dulu, tapi....”Himchan meringis menatap yang lainnya.

“Salah satu dari kalian ada yang mau menemaniku, tidak?”tanya Himcahn masih meringis.

“Huff... akan ku antar, hyung”Daehyun mendesah.

Himchan dan Daehyun pergi ke kamar Himchan untuk mengambil beberapa bantal dan guling. Mereka berisik sekali di dalam kamar. Sepertinya mempeributkan barang apa saja yang akan dibawa.

“Sepertinya satu-satunya orang yang terlihat tenang tanpa ketegangan di saat seperti ini adalah mereka”Yongguk menengok ke arah kamar Himchan.

“Ya”Youngjae hanya mengangguk.

“.......... aku akan membersihkan darah di lantai”Youngjae yang merasa bosan pergi ke dapur untuk mengambil lap pel.

Malam itu mereka lalui bersama di ruang tengah. Kebanyakan hanya diam. Walaupun sesekali Himchan menyalakan TV lalu mematikannya lagi. Matahari sudah terbit. Waktunya bagi mereka untuk bangun dan pergi ke sekolah. Daehyun bangun terlebih dahulu dan membangunkan Youngjae. Youngjae mengusap matanya dan melirik anak lainnya.

“Apa ini Cuma mimpi?”tanya Youngjae pada diri sendiri. Ia lalu membangunkan Yongguk, Himchan, dan Zelo.

“Ah, hyung. kenapa kau membangunkanku?”Zelo mengerang.

“Kita harus sekolah”

“Haruskah kita sekolah dalam keadaan seperti ini?”Himchan duduk di sebelah Youngjae dengan mata tertutup. Sedangkan Yongguk pergi ke kamar Jongup untuk memastikan. Entah apa yang ia pastikan.

“Hey, lihat ini. kamar Jongup begitu rapih. Juga tidak ada bercak telapak tangan di temboknya”Yongguk menelusuri kamar Jongup.

“Apa itu benar-benar mimpi? Oh, di mana Daehyun?”tanya Youngjae lagi.

“Aku di sini! Lihat, matahari begitu hangat!”Daehyun berada di halaman belakang. “Mungkin ini hanya halusinasi kita setelah menonton film horor”lanjutnya.

“Kau lupa? Hanya kau yang punya bayangan”Himchan sedikit membuka matanya. Sulit rasanya untuk membuka mata, karena rasa kantuknya yang sangat.

“Kalau begitu, coba saja kemari”Daehyun sedikit berteriak.

Himchan menghampiri Daehyun di halaman belakang dan menjulurkan tangannya ke sinar matahari. Nampaknya tidak terjadi sesuatu padanya. Ia lalu membiarkan seluruh tubuhnya terkena sinar matahari, dan masih tidak terjadi apa-apa.

“Oh, semuanya, lihat! Aku tidak apa-apa!”Himchan kegirangan. Daehyun tersenyum lebar.

“Youngjae, kemarilah!”seru Daehyun melambaikan tangannya. Youngjae tersenyum.

“Kalau peristiwa itu tidak nyata, kalian tidak bisa berlama-lama di situ! Kita harus mandi dan sekolah!”seru Youngjae.

Daehyun segera berlari ke dalam dan mengambil handuk. Sedangkan Himchan berjalan santai kembali menuju sofa dan tidur lagi. Sedangkan Zelo masih terhanyut dalam mimpinya. Daehyun berlari ke kamar mandi, tapi pintunya tidak bisa dibuka.

“Yak! Aku di dalam!”teriak Yongguk dari dalam.

“Ma... maaf, hyung!”

***

Waktu berlalu, semuanya kecuali Jongup duduk di meja makan dengan mengenakan seragam.

“Ada yang lihat Jongup hyung?”tanya Zelo.

“Mungkin ia pergi ke sekolah lebih awal. ia harus menyelesaikan puisinya hari ini juga, kan?”Yongguk nampak tenang.

Youngjae dan Daehyun yang duduk bersebelahan nampak sedang asyik membicarakan sesuatu dengan pelan.

“Ah, aku akan mengambil laptopku! Salah satu dari kalian jangan ada yang beranjak dari meja makan, akan kutunjukan sesuatu yang menarik”Zelo meninggalkan meja makan dan segera masuk ke kamarnya.

Zelo duduk di atas kasur dan membuka laptopnya. Namun sesuatu seperti mengganjal dari bawah kasur.

“Apa yang salah dengan kasur ini?”tanyanya pada diri sendiri. Ia menaruh laptopnya di meja dan membalikan kasurnya.

Di baliknya terdapat mayat. Mayat yang nampaknya tidak asing lagi bagi Zelo. Kaki dan tangan mayat tersebut terpisah dari tubuhnya. Hanya saja kepala mayat itu tidak putus, melainkan berputar 180o dan tulang lehernya menyembul keluar. Perut Zelo terasa sangat mual. Ia tidak mengeluarkan suara. Rasanya tenggorokannya sudah mengering. Ia berjalan mundur hingga menabrak dinding. Kakinya melemas dan jatuh.

“Jongup hyung!!!!!”Zelo menjerit.

***


 [M1]My greatest fanfict of B.A.P

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
JungRG #1
Chapter 4: ahh jangan jangan penyihir jahat ituu daehyunn(?)
soalnya kalo zelo gakmungkin kayanya dia paling ketakutan diantara yg lain nyaaa.
update asap jusseo ^^
stephani_bap #2
Chapter 4: whoaaaaa.... keren authorrr!!! 짱!
vindyyo #3
Chapter 3: Authornim!! Update soon please. This is beyond my imagination lol . This is greattt >.< . Jeballlll , update soon. Update soon juseyo
stephani_bap #4
Chapter 3: reader baru nih. update secepatnya ya author :)
xxbyfee
#5
Chapter 2: DAEBAK THOR!!!!!!!!! ugh kenapa gue baru ketemu ff ini, keren banget loh ㅠㅠ lanjut thor, penasaran sama lanjutannya ' ')9
Lucy_BJ #6
Chapter 2: aigoo!! negangin banget, sumpah. bikin deg-degan.
tapi masih ada typo, kalau lagi ngomong, harus diakhiri tanda baca. boleh titik boleh koma.
misalnya: "Aku suka pisang."
tapi selebihnya, ceritanya...wuiiih!!!! pasti suka baca Goosbumps ya?