Reconciliation
Clarity
4 Reconciliation
xvii.
Junmyeon mentraktir semua member untuk makan malan di restoran setelah schedule mereka selesai hari ini.
Kyungsoo masuk ke dalam restoran paling akhir, dan ketika ia sudah sampai di meja yang berbentuk memanjang, matanya menyipit menyadari satu-satunya kursi yang masih kosong adalah di paling ujung. Di sebelah Yifan.
Bagus sekali.
Bukan hanya Kyungsoo yang merasa tidak nyaman, Yifan yang menyadari hal itu pun tampak gelisah di kursinya. Ia berbisik pada Chanyeol di sebelahnya, yang Kyungsoo duga ia minta tukar tempat. Chanyeol melirik Kyungsoo sekilas, kemudian beralih kembali pada Yifan sambil menggeleng, dan lalu sibuk sendiri dengan daftar menu di tangannya.
Menyisakan Kyungsoo dan Yifan yang masih menolak untuk melakukan kontak mata.
Ini sangat canggung.
"Kyungsoo, kok bengong? Duduk sana di sebelah Kris hyung." tegur Baekhyun yang kebetulan memperhatikan pemuda mungil itu yang masih mematung.
Dengan langkah seperti robot akhirnya ia berjalan untuk duduk di sebelah Yifan.
Semakin canggung.
"Duizhang, mau pesan apa?" tanya Junmyeon.
"Apa saja."
"Kyungsoo?"
"Apa saja."
Ketegangan itu kembali dirasakan semua member. Tapi ketika makanan datang, ketegangan itu langsung hilang.
Tidak untuk Yifan dan Kyungsoo.
:::
xviii.
Di dalam van sehabis makan malam, entah kesialan atau apa ketika Chanyeol kembali harus bersebalahan dengan duo yang sedang marahan itu. Kyungsoo duduk di dekat jendela, Yifan di sampingnya, dan Chanyeol di sebelah Yifan. Suasana sepi bagai kuburan jika dibandingkan dengan atmosfer di bagian lain.
Ia ingin mencoba untuk membuka percakapan, tapi tampaknya keduanya sedang tidak dalam mood untuk meladeni ocehannya.
Chanyeol akhirnya memutuskan untuk bengong saja memandang jalanan.
Ketika suasana sudah lebih sepi, mungkin yang lain sudah kecapekan karena schedule hari ini, Chanyeol tidak sengaja menemukan sebuah pemandangan mengagetkan. Lebih mengagetkan dari melihat penampakan!
Dari kaca jendela, ia bisa melihat pantulan Yifan yang sedang memandang lurus dengan wajah suntuk. Tapi bukan itu yang menarik perhatian Chanyeol, melainkan tangan Yifan yang sedang menggenggam tangan Kyungsoo.
Sejak kapan mereka pegangan tangan?!
Ia sama sekali tidak bermaksud untuk mengganggu privacy, tapi bukan salahnya kan jika telinganya bisa menangkap bisikan samar Yifan yang mengatakan 'maaf'? Atau balasan Kyungsoo yang mengatakan 'maaf juga'?
Bukan maksudnya untuk menguping, itu terdengar begitu saja.
Cara terbaik yang ia lakukan akhirnya adalah pura-pura tidur.
Setidaknya tidak ada lagi ketegangan di antara mereka.
:::
xix.
Ketika Jongin menemukan boneka pororo baru tergeletak manis di sisi ranjang Kyungsoo, ia tidak tahan untuk bertanya. "Hyung, boneka baru? Aku baru lihat yang itu."
Kyungsoo yang sedang tidur-tiduran di ranjangnya sambil membaca majalah hanya menjawab sambil lalu. "Iya, baru."
"Dikasih fans?"
"Bukan."
"Beli?"
"Nggak."
Jongin mengangkat alis, heran. Ia memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh.
Esok harinya, ia iseng mengecek boneka itu karena penasaran. Kyungsoo semalam tidur dengan terus memeluk si pororo baru, mengabaikan boneka-boneka lama yang biasanya setia menjadi teman tidurnya. Jongin menemukan ada tulisan kecil dengan spidol hitam tertera di bagian perut: 'Hug me'. Tulisan itu terlalu berkarakter untuk bisa ia kenali.
Tulisan Yifan.
:::
xx.
"Oh, jadi mereka sudah baikan?" Junmyeon bertanya memastikan dengan nada lega.
"Ya, aku lihat mereka pegangan tangan sepanjang jalan di van kemarin!" Chanyeol memulai gosipnya.
"Aku menemukan boneka pororo di kamarnya Kyungsoo hyung yang sepertinya pemberian Kris hyung." Jongin menimpali.
"Tadi pagi aku lihat Kris hyung melakukan aegyo di depan Kyungsoo." Baekhyun tidak mau kalah. "Dan percayalah, itu horor sekali. Tapi Kyungsoo tertawa!"
"Terus mereka sarapan bareng yang dibuat Kyungsoo. Berdua saja." Yixing menambahkan.
"Duizhang. Pegangan tangan. Boneka. Aegyo. Sarapan berdua. Ini kok agak sulit untuk dibayangkan, ya...." Luhan menyimpulkan semua informasi barusan dan sama sekali tidak habis pikir dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Semuanya berpikir keras.
Tapi sesungguhnya itu semua bukan hal yang bisa dimengerti logika.
:::
xxi.
Jika memang ada sesuatu di antara mereka berdua, sesuatu yang lebih, sesuatu yang bukan sekadar fan service untuk memuaskan fans, member lain memutuskan untuk pura-pura tidak tahu sambil mendukung diam-diam.
:::
xxii.
"Kadang aku takut sekali padamu."
"Kenapa? Kau jauh lebih besar, Hyung."
"Bukan takut yang seperti itu. Kau sama sekali tidak bisa ditebak, semua tingkahmu spontan dan mengejutkan. Aku tidak tahu apa yang akan kaulakukan selanjutnya, dan entah kenapa itu membuatku takut."
"Kau takut karena tidak bisa menebak apa yang akan kulakukan?"
"Ya."
"Jadi kau juga tidak bisa menebak kalau setelah ini aku akan memelukmu?"
Yifan mengerutkan kening, tapi belum sempat bereaksi apa-apa tangan kecil itu sudah melingkari pinggangnya. Kyungsoo memeluknya erat, memosisikan kepalanya di dada Yifan dengan nyaman. Walau masih kaget, Yifan akhirnya menepuk-nepuk punggung pemuda itu sambil bergumam.
"Kau memang sungguh menakutkan, Do Kyungsoo."
author's note
image (c) dyosenpai@tumblr. yaa sudah baikan, mungkin kesannya terlalu simpel, tapi hubungan mereka juga gak kompleks kan ^^; ini masih lanjut kok, tapi mungkin agak lama karena chap-chap sebelumnya murni copas dari yang di AO3, dan chap depan draftnya baru jadi setengah orz apdetannya untuk littlephoenix, Clovexo, dan guylian ^^
Comments