This kind of Marriage part 2

This kind of Marriage

Jinki pov

Hyejin: jinkishi… jinkishi…

Aku mendengar suara orang memanggil namaku begitu lembut dan terdengar ragu-ragu membuat aku terbangun dari tidurku. Tepat saat aku membuka mataku, aku melihat seorang yeoja tengah menatapku. Ah… aku baru ingat kalau aku sudah menikah. Aku segera bangun dari posisi tidurku, menemukan tubuhku dalam balutan selimut yang hangat. Apa dia yang menyelimutiku? Sejak kapan?

Merasa sudah berhasil membangunkanku, dia berdiri dan berjalan meninggalkanku kemudian sibuk dengan ponselnya yang berdering. Aku menyingkap selimutku, mengambil handuk dan mandi.

Saat aku keluar dari kamar mandi, aku melihat yeoja itu tengah sibuk merapikan kopernya. Semalam aku melihat dia menatap sebuah foto yang dia keluarkan dari koper itu dan menatapnya berlama-lama. Sekarang aku melihat dia mengeluarkan foto itu dan memindahkan ke dompetnya. Apa sebuah foto penting?

Jinki: apa kau mau jalan-jalan?

Dia hanya mengangguk.

Jinki: kalau begitu kita sarapan dulu.

                                                                ****************************

Jinki pov

Kami berjalan dalam diam, aku tidak tahu harus memperlakukannya seperti apa? Teman? Dia bukan temanku tapi istriku, aku tidak tahu seorang suami itu harus bagaimana, lebih parahnya lagi kami tidak saling  mengenal.

Jinki: pasti berat untukmu kehilangan oemmamu.

Hyejin: setiap yang kita miliki, pada akhirnya juga akan pergi. aku tidak bisa memintanya untuk tetap bersamaku di saat waktu harus memaksanya pergi.

Jinki: lalu bagaimana dengan appamu?

Hyejin: aku tidak pernah tahu appaku seperti apa. Oemma tidak pernah cerita tentang dia.

Jinki: mian aku tidak bermaksud membuatmu sedih. hyejina… mulai besok aku akan kembali bekerja. Mungkin aku akan lebih sering menginap di dorm.

Hyejin: bukankah itu lebih baik? Kita bisa mengelak dari keinginan omonim.

Jinki: aku heran dengan oemmaku, kenapa dia begitu terobsesi memiliki cucu?

Hyejin: semua ibu seperti itu.

Jinki: hyejina… mungkin saat ini kita tidak saling mencintai atau bahkan tidak memiliki perasaan apapun, tapi aku akan berusaha mencintaimu, aku akan berusaha dengan keras. Biar bagaimanapun aku sudah berjanji pada tuhan dan aku harus menepati janjiku itu. mungkin aku akan butuh waktu untuk bisa mencintaimu, aku berharap kau bisa bersabar menantiku, dan aku harap kau juga bisa mencintaiku.

Dia tersenyum, untuk pertama kalinya dia tersenyum. Aku hanya diam terpana dalam indahnya senyuman itu.

Hyejin: arraseo…

                                                                                ********************

Hyejin pov

Setelah bulan madu yang singkat kami kembali ke rumah keluarga Lee. Aku memasuki kamarku sedangkan dia berpamitan untuk kembali ke dormnya.

Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada diriku sendiri, sejak aku mendengarkan ucapannya waktu itu, aku benar-benar berusaha untuk mencintainya dan aku rasa semua usaha itu mulai membuahkan hasil. Aku mulai sering tersenyum saat melihatnya di layar televisi, aku sering tertawa sendiri saat mengingat kekonyolannya ketika kami berbicara lewat telfon. Dia selalu menyempatkan diri menelfonku setiap hari meski kami hampir tak bertemu sampai lebih berhari-hari. Hatiku meletup-letup setiap aku membayangkannya, aku rasa sesuatu yang dinamakan cinta itu telah merubah hidupku.

Beberapa hari ini hidupku benar-benar membosankan, oemma melarangku melakukan pekerjaan rumah tangga dan aku juga tidak bisa menemui suamiku. Saat ini aku sedang berjalan sendirian melewati kawasan pertokoan yang ramai, perhatianku teralih pada sebuah TV di toko yang terletak di sebelahku, televisi itu menyala dan sedang memperlihatkan sebuah acara musik, yang membuatnya menarik adalah yang sedang berdiri dan bernyanyi di atas panggung itu adalah SHINee. Aku sampai senyum-senyum sendiri menatapnya.

Sung mi: huuuaaa… taemin oppa semakin keren saja.

Tanpa aku sadari ternyata di sebelahku sudah berdiri seorang yeoja yang juga menatap layar televisi sama denganku. aku menatapnya dari atas sampai ke bawah, dia memakai jaket berwarna pearl scent blue, rambutnya tergerai panjang dan tertutup oleh sebuah topi bertulisan SHINee, bahkan jam tangannya juga SHINee, bisa kupastikan dia adalah seorang shawol.

Sung mi: apa kau juga seorang Shawol?

Aku hanya mengangguk, biar bagaimanapun semenjak aku menikah aku jadi sangat sering mencari hal-hal mengenai SHINee dan mengikuti setiap perkembangan mereka dari suamiku, dan secara tidak langsung aku sudah menjadi shawol.

Sung mi: jeongmalyeo? Aigoo beruntung sekali. Baru saja sahabat shawolku pergi, aku sudah menemukan teman baru shawol.

Dia berbicara dengan berbinar-binar.

Sung mi: siapa member yang paling kau suka?

Hyejin: onew…

Tentu saja, dia itu suamiku.

Sung mi: aku suka taemin oppa. Apa kau sedang sibuk?

Hyejin: aku hanya sedang berjalan-jalan, aku juga bingung harus melakukan apa.

Sung mi: kaja, aku akan mentraktirmu makan dan kita bisa mengobrol.

Tanpa persetujuanku, dia sudah menarik tanganku ke sebuah kedai ramen.

Sung mi: ini adalah kedai ramen terenak, kau harus coba.

Dia mulai memesan ramen untukku dan untuknya.

Sung mi: ah… perkenalkan, Lee sung mi imnida, aku 19 tahun.

Hyejin: song hyejin imnida, usiaku juga 19 tahun.

Sung mi: aigoo… beruntungnya aku.  aku kuliah di konkuk, kau di mana?

Hyejin: aku tidak kuliah, aku sudah menikah.

Sung mi: menikah?

Hyejin: ne, aku di jodohkan oleh orang tuaku.

Sung mi: ckckckckckck pasti onew oppa sedih karena salah satu fansnya sudah di miliki orang.

Aku hanya tersenyum kecut mendengar penuturannya. Gadis ini sangat periang, meskipun dia seumuran denganku, tapi sikapnya sangat kekanak-kanakkan. Kami mengobrol banyak hal terutama tentang SHINee, setidaknya aku tidak harus menghabiskan waktu kosongku sendirian, aku bisa mendengarkan celotehannya.

Hyejin: memangnya temanmu yang shawol itu ke mana?

Sung mi: dia melanjutkan kuliahnya di Canada, baru saja pagi ini dia meninggalkan korea.  Apa kau mau menjadi temanku?

Hyejin: ne?

Sung mi: kalau kau punya waktu kosong kita bisa menghabiskannya bersama, kau hanya perlu menelfon atau mengirimku pesan. Kebetulan jadwal kuliahku hanya sampai jam 12. 

Kemudian ia meminta nomor ponselku.

Sungmi: apa suamimu tidak akan marah?

Hyejin: kuenchana, dia sangat sibuk, sama sibuknya dengan SHINee.

Sungmi: pantas saja dia mencari istri muda. Ckckckckckckck

Hyejin: dia tidak buruk, walaupun kami jarang bertemu, dia selalu berusaha meluangkan waktunya yang sibuk untuk menelfonku.

Sungmi: aigoo… romantic sekali.

Hyejin: bagaimana dengan namja chingumu?

Sungmi: aku tidak punya namja chingu.

Hyejin: wae? kau sangat cantik.

Sungmi: semua namja yang dekat denganku akan sangat ilfeel karena aku selalu membicarakan SHINee.

Hyejin: mungkin kau belum temukan yang tepat. Yasudah, aku pulang dulu. Aku akan menghubungimu.

Aku berlalu meninggalkan gadis bernama sungmi itu, hari ini aku mendapatkan seorang teman, teman yang sangat lucu dan baik.

Sejak saat itu aku sering menghabiskan waktuku dengan sungmi, bahkan hampir setiap hari. Dia juga sering mengajakku menyaksikan SHINee secara langsung, tapi aku yakin jinki oppa tidak pernah menyadarinya karena aku berada di antara ratusan fansnya.

 

 

Sungmi: hyejina… temanku di kampus bilang hubungan onew oppa dan member afterschool itu sangat mencurigakan.

Hyejin: ne?

Sung mi: mereka sering tertangkap kamera para fans sedang berbicara berdua dan sangat mesra.

Hyejin: maldo andwe…

Sung mi: aku juga masih ragu apa yang sebenarnya terjadi.

                                                                                *************************

Aku menatap layar ponselku, saat ini aku tengah sibuk mencari semua berita tentang suamiku dan member afterschool itu. Aku membaca sebuah artikel yang membuat perasaanku kesal dan marah.

“SHINee onew dan jung ah tertangkap kamera sedang berkencan di sebuah café”

Hyejin: mwoya??? Aish… apa-apaan ini?

Jinki: wae irrae?

Aku terkejut bukan main saat orang yang ada di dalam berita itu tiba-tiba muncul di hadapanku kemudian menatapku yang masih terdiam tak percaya. Aku menyembunyikan ponselku di balik bantal kemudian merapikan bantal tersebut.

Jinki: apa yang kau sembunyikan?

Hyejin: oeboseo…

Dia berusaha meraih ponselku dan aku lebih berusaha menyembunyikannya. Dia terus mendekat dan mendesakku hingga punggungku menempel di dashboard ranjang. Aku berusaha menjauhkan ponselku darinya, tepat saat aku hampir berhasil menjauhkan benda itu darinya, aku menyadari posisiku yang terlalu dekat dengannya. Aku menatap wajahnya yang begitu dekat di hadapanku, menyadari reaksiku dia juga menatapku membuat aku memundurkan kepalaku, tepat saat itu juga dia berhasil meraih ponselku.

Jinki: kau membaca berita seperti ini?

Hyejin: aku tidak sengaja membacanya.

Jinki: benarkah? Apa kau cemburu?

Hyejin: anyio…

Jinki: jeongmal?

Dia semakin mendekat dan mendesakku semakin dekat.

Hyejin: jinkishi…

Jinki: hhmmm??

 Dia terus mendekat hingga wajah kami hampir bersentuhan. Mataku tak sanggup berkedip, debaran jantungku memacu begitu cepat membuat aliran darah menuju nadiku juga berubah deras.  Wajahnya terus mendekat dan kedua matanya terpejam.

Chu~

Mataku membulat sempurna, setelah hari pernikahan, kami tidak pernah berciuman atau melakukan skinship apapun, selain karena jarang bertemu, aku juga berusaha keras agar saat dia pulang aku sudah dalam keadaan tidur.

Jika saat acara pernikahan dia hanya menempelkan bibirnya saja, saat ini sungguh berbeda. Bibirnya bergerak pelan melumat bibirku, bergerak teratur membuat pipiku semakin memanas. Tangannya melingkar memeluk tubuhku merapat padanya. tuhan… ada apa ini?

Jinki oemma: omo…

Mendengar suara itu aku segera kembali ke alam sadarku dan mendorong tubuhnya.

Jinki oemma: aigo… mian… seharusnya tadi oemma ketuk pintu dulu. Yasudah, kalian lanjutkan lagi.

Oemma kembali menutup rapat pintu kamarku. Sedangkan aku hanya menunduk malu tak berani menatap orang yang kini masih ada di hadapanku.

Jinki: jangan percaya berita yang kau baca dari website atau yang kau lihat di TV. Terkadang orang-orang sengaja membuat kontroversi untuk mencari nama. Arrachi??

Aku hanya mengangguk.

Jinki: malam ini, kami akan merayakan ulang tahun jonghyun, kau harus ikut karena sekarang kau sudah menjadi bagian dari SHINee family.

Hyejin: jeongmalyeo? Ah… senangnya…

Jinki pov

Dia tersenyum bahagia, sebuah ekspresi yang belakangan sering kulihat. Sepertinya dia sudah berhasil bangkit dari keterpurukannya atas kehilangan oemmanya. Aku sangat suka saat melihatnya tersenyum, begitu manis dan menyejukkan.

Hyejin: kalau begitu aku akan buatkan makanan untuk mereka.

                                                                                ************************

Jinki pov

saat kami sampai di apartemen tempat dorm berada, dia terlihat sangat was-was seolah takut akan ada yang melihatnya.

Jinki: kau tidak perlu khawatir. Tidak akan ada paparazzi atau fans di sini.

Hyejin: jeongmalyeo? Aku takut nanti kau terkena masalah hanya karena diriku.

Jinki: kau tidak perlu khawatir. Ah satu lagi, aku kurang nyaman dengan panggilanmu padaku.

Hyejin: ne?

Jinki: oemma juga protes dengan caraku memanggilmu. 

Hyejin: lalu aku harus memanggilmu bagaimana?

Jinki: yeobo, seperti oemma dan appa.

Hyejin: yeobo?

Jinki: ne, aku juga akan memanggilmu seperti itu.

Dia terkekeh pelan

Hyejin: lucu sekali.

                                                                                ************************

Jinki pov

Jonghyun sampai menangis saking terharunya, dongsaengku yang satu ini memang selalu begitu, sangat perasa dan mudah terharu.

Jonghyun: gumawo semuanya, aku selalu mendapatkan kado special dan kehangatan dari kalian, sesuatu yang tidak akan pernah tergantikan, dan yang lebih membuat special, sekarang keluarga kita bertambah satu orang. Hyejina… kami senang kau datang di antara kita semua, dan aku sangat senang karena sejak keberadaanmu onew hyung jadi lebih bersemangat dalam segala hal.

Hyejin: jeongmalyeo?

Jinki: aku memang selalu bersemangat.

Key: aigo.. masih mau berbohong. Hyejina… aku sering lihat onew hyung tertawa sendiri setelah menelfonmu.

Minho: dia juga sering  menceritakan tentangmu, sampai-sampai aku hafal semua hal tentang dirimu. Jangan salahkan aku jika nanti aku juga menyukainya hyung.

Jinki: YA! choi minho!

Key: aigoo… ada yang sedang cemburu.

Taemin: pasti tidak lama lagi anggota keluarga kita juga akan segerap bertambah.

Minho: nugu?

Taemin: mereka sudah menikah, pasti sebentar lagi punya anak. Hyejina… apa kau sudah hamil?

Hyejin: anyio… aku belum hamil.

Taemin: jangan lama-lama ya, aku sudah sangat ingin menggendong seorang keponakan kekekekekekeke

Hyejin hanya tersenyum malu menanggapi pernyataan taemin yang sebenarnya juga mengagetkanku.

Key: masakanmu enak sekali, siapa yang mengajarkanmu?

Hyejin: oemmaku…

Key: pasti dia oemma yang hebat.

Hyejin: ne, oemmaku adalah oemma terhebat di dunia.

Jonghyun: bagi onew hyung, oemmamu adalah oemma terhebat di dunia karena telah melahirkanmu dan menjodohkannya denganmu.

Drt…drt…drt…

Hyejin: yeobo… ponselmu bergetar…

Key: yeobo? Aigoo… manis sekali, wahhh…. Benar-benar sangat mesra.

Jinki: aish… kalian ini.

Jinki: ne oemma,

“……”

Jinki: dia bersamaku…

“…..”

Jinki: arraseo…

Bipp…

Hyejin: waeo?

Jinki: sepertinya fans tahu kalau aku pulang tadi, sekarang mereka ada di depan rumah dan kita tidak tahu akan sampai kapan. Oemma minta kita menginap di dorm.

Minho: kalian bisa tidur di kamar utama yang biasa di pakai menejer, lagian menejer sudah tidak memakai kamar itu sejak beberapa bulan yang lalu setelah dia menikah.

                                                                                ***************

Hyejin pov

Aku menatap foto besar semua member SHINee di dalam kamar ini, mereka masih sangat muda di foto itu. hebat sekali, bisa terus bertahan hingga saat sekarang.

Jinki: igo… kau pakai bajuku saja, aku tidak punya piyama yeoja.

Hyejin: kuenchana.

Jinki:  aku keluar dulu.

Cklek…

Dia menutup pintu dan aku mulai mengganti pakaianku dengan baju yang ia berikan. Aroma pakaian ini sangat khas, aroma tubuhnya menempel di baju yang aku pakai ini. meskipun sedikit kebesaran, aku suka pakaian ini.

Saat aku keluar dari kamar ini kulihat member SHINee sedang sibuk di depan TV, saat melihat aku keluar mereka menatapku heran.

Minho: kau sudah menghapus make upmu?

Hyejin: ne…

Key: masih sama seperti tadi, tidak banyak berubah.

Jonghyun: hoooaaammmm… aku mengantuk, aku tidur dulu hyung, kaja…

Jonghyun oppa menarik para member lain meninggalkan aku dan jinki berdua saja sehingga kami memutuskan untuk tidur juga.

Aku menatap ranjang yang kecil ini, tidak ada sofa dan lantai kosong yang bisa di pakai untuk tidur. Ranjangnya kecil selain itu ruangannya begitu sempit,  sehingga tak ada ruang tersisa untuk tidur selain di ranjang.

Hyejin: ottokhae? Tidak ada sofa dan ruangannya sangat sempit.

Jinki: yasudah, tidur di ranjang saja.

Hyejin: ne?

Jinki: wae? kita sudah menikah, kau tidak perlu khawatir, kita tidak mungkin melakukannya di tempat sekecil ini.

Kemudian dia langsung naik ke ranjang, menghadap ke dinding dan sepertinya mulai tertidur. Aku tidak punya pilihan, dan sekarang aku sangat mengantuk. Aku merebahkan tubuhku di ranjang itu sepelan mungkin agar dia tidak menyadarinya. Aku menghembuskan nafas lega karena aku yakin dia sudah benar-benar tertidur sekarang. tepat saat aku menghadap kepunggungnya, dia berbalik sehingga sekarang kami berhadapan dengan jarak yang begitu dekat, aku hanya terpaku sampai kedua matanya terbuka. Aku berbalik, tapi ia menahanku sehingga kami kembali berhadapan.

Hyejin: aku fikir kau sudah tertidur.

Jinki: tadinya aku tertidur, tapi aku terbangun karena merasa ada yang sedang memperhatikanku.

Hyejin: mwoya? Yeobo, kau sungguh narsis.

Jinki; kekekekekekeke…

Dia tertawa pelan membuat aku cukup kesal.

Jinki: apa kau tidak bosan di rumah?

Hyejin: bosan sekali, aku tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya bisa melihatmu di TV saja .

Jinki: kau merindukanku?

Hyejin: anyi...

Jinki: masih mau berpura-pura. Kalau kau merindukanku, kau bisa ikut denganku.

Hyejin : bagaimana jika ada yang curiga?

Jinki: aku bisa katakan kau adalah sepupuku.

Hyejin: kau yakin orang akan percaya?

Jinki: rasa takutmu terlalu berlebihan.

Hyejin: aku hanya tidak mau merusak karirmu kalau sampai berita tentang pernikahan kita tersebar.

Jinki: kenapa kau sangat mengkhawatirkanku?

Hyejin: tentu saja, kau itu suamiku.

Jinki: terima kasih sudah mengkhawatirkanku.

Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan itu.

Drt…drt…drt…

Jinki: ne oemma…

‘…..’

Jinki : oh arraseo, aku akan segera pulang.

Bipp…

Hyejin : oemma?

Jinki: ne, kaja, sebaiknya kita pulang. Kau tidak akan nyaman tidur di tempat sesempit ini.

Hyejin: para fans itu sudah pulang?

Jinki: oemma sudah menyuruh mereka pulang.

                                                                ****************

Hyejin pov

Kami kembali ke rumah, sekarang sudah cukup malam tapi jalanan masih sangat ramai. Setibanya di rumah aku langsung menuju kamar begitupun dia. Aku sempat terkejut mendapati tak ada sofa seperti biasanya.

Jinki: sofanya ke mana?

Hyejin; tadi masih ada.

Jinki oemma: oemma memindahkannya keluar. Sudah sana kalian istirahat, oemma sudah mengantuk.

Oemma berlalu menutup pintu kamar ini dan meninggalkan kami dalam diam. Jinki oppa langsung mengambil posisi tidur dan membelakangi sisi yang bisa kutempati, sepertinya ia mengerti.

Aku mulai merebahkan tubuhku juga membelakanginya,

Jinki: hyejina…

Hyejin: hmmm?

Jinki: apa kau bahagia bersamaku?

Hyejin: ne, aku sangat bahagia.

Jinki: jeongmalyeo?

Saat suara itu terdengar aku merasakan jinki oppa dalam posisi yang begitu dekat denganku, dia tepat berada di belakangku. Kemudian kurasakan sepasang tangannya melingkar di perutku.

Jinki: hyejina… aku ingin hidup bahagia bersamamu selamanya.

Kata-kata itu terucap pelan, tapi aku masih bisa medengarkan dengan jelas. Kemudian kurasakan jinki oppa semakin merapatkan tubuhnya padaku, jemarinya bergerak menyampirkan rambutku kebelakang kemudian kurasakan sesuatu bergerak di leher belakangku. Hidungnya bergerak pelan kemudian diikuti bibirnya yang sesekali mengecup tengkukku.  Tangannya yang sedari tadi melingkar di tubuhku bergerak membalik tubuhku sehingga sekarang kami berhadapan. Ia menatapku begitu dalam, sungguh dalam hingga aku tenggelam dalam teduhnya tatapan matanya. Wajahnya mendekat, semakin dekat hingga bibirnya menyentuh lembut bibirku kemudian bergerak pelan melumatnya.

Aku tidak melawan ataupun memberontak setiap hal yang ia lakukan padaku, jauh di dalam lubuk hatiku aku sudah sangat mencintainya, melebihi apapun. aku menyerahkan padanya, milikku yang paling berharga.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet