This kind of Marriage part 5

This kind of Marriage

Hyejin pov

Aku duduk di teras rumah sung mi, seharusnya dia sudah pulang, kemana dia pergi? apa dia pergi bersama shawol lain? Memangnya SHINee ada jadwal apa sekarang? dulu aku bahkan tahu semua skedul SHINee termasuk masing-masing membernya, sekarang aku bahkan tak pernah lagi bertemu mereka. Tak lama kemudian suara pintu pagar yang berderik membangunkanku dari lamunanku.  Aku segera berdiri karena aku fikir itu adalah sung mi. tapi dia bukanlah sung mi, dia, dia orang yang selama ini telah mengeruhkan fikiranku dengan kehadirannya, dia yang sudah memenuhi sesak relung hatiku, dia yang selalu aku rindukan, dia yang sangat aku cintai.

Dia datang…

Dia datang…

Dia datang…

Aku hanya diam terpaku menatapnya masih tidak percaya dengan apa yang sedang aku lihat. Mungkinkah ini hanya sebuah halusinasi? Atau hanya pemikiranku saja?

Dia berjalan mendekatiku menyadarkanku dari lamunan.

Hyejin: apa yang kau lakukan di sini?

Pertanyaanku sukses membuatnya berhenti. Lama dia menatapku seolah berfikir keras terhadap sesuatu.

Jinki: aku datang untuk menemuimu, aku mencarimu ke mana-mana tapi aku tidak berhasil menemukanmu. Beruntung sahabatmu mau memberitahuku tentang keberadaanmu.

Hyejin: untuk apa kau mencariku? Semuanya sudah jelas. Sebaiknya sekarang kau pergi sebelum ada yang menyadari keberadaanmu.

Jinki: tidak, semuanya belum jelas. Kau salah paham yeobo…

Dia berjalan semakin mendekat.

Hyejin: berhenti di sana jinkishi.

Dia terkejut, mungkin karena caraku memanggilnya berbeda dengan cara dia menyapaku.

Hyejin: pergilah! Tidak ada yang perlu di selesaikan. Aku ingin menjalani hidupku sendiri.

Jinki: apa kau menjalani hidupmu dengan baik?

Hyejin: sangat baik, sama halnya seperti dirimu.

Jinki: sayangnya aku tidak menjalani hidupku dengan baik.

Hyejin: sudahlah, aku mohon tinggalkan tempat ini.

Dia hanya diam menatapku. Aku tidak bisa menahan air mataku lebih lama lagi. dalam hatiku aku ingin sekali dia tetap bersamaku, seandainya dia tahu aku sangat bahagia bisa melihatnya lagi. tapi aku tidak bisa, aku tidak bisa membiarkan ego ku menghancurkan semuanya.

Aku berbalik bersiap meninggalkannya.

Jinki: hyejina…

Sebelah tangannya menahan lenganku,

Jinki: aku mencarimu karena aku ingin menjelaskan semuanya, kau salah paham tentang semua yang kau lihat waktu itu. dulu aku memang pernah berharap bisa memiliki jung ah noona, tapi itu dulu. Apa kau ingat saat malam itu? setelah hari itu aku berjanji tidak akan mengejar wanita lain dan akan menjalani hidupku denganmu . ciuman itu, adalah ciuman perpisahan yang dia minta dariku, aku berani bersumpah aku tidak punya perasaan sedikitpun lagi untuknya.  hyejina… aku ingin menjalani hidupku denganmu, aku ingin hidup bahagia bersamamu.

Air mata yang sedari tadi menggenang di mataku berubah mengalir deras. Aku ingin sekali mengabulkan harapannya, hidup bahagia bersamanya. Semua itu mungkin akan terwujud jika dia hanya orang biasa, tapi keadaanya berbeda, semuanya tidak akan mudah.

Aku berbalik menatapnya, wajahnya memerah dan aku bisa melihat genangan air di matanya yang indah.

Hyejin: kau tidak bisa, kau tidak akan bisa hidup bahagia bersamaku. Aku bukanlah siapa-siapa dan aku tidak pantas untukmu. Aku berterima kasih sekali karena kau sudah memenuhi keinginan oemmaku, aku tidak minta kau akan selamanya bersamaku. Mungkin lebih baik seperti ini, aku akan menjalani hidupku sendiri dan kau juga menjalani hidupmu sendiri. lupakanlah aku, aku hanya singgah sesaat dalam hidupmu, aku yakin melupakanku tidaklah sulit untukmu.

Jinki: bagaimana bisa aku menjalani hidupku tanpamu? Aku membutuhkanmu untuk selalu di sisiku. Kenapa kau selalu berfikir tentang keburukanmu? Apa bagimu aku adalah lelaki sempurna yang diciptakan bukan untuk orang sepertimu? Aku memang seorang bintang bagi orang lain, tapi aku juga manusia biasa, aku butuh orang lain disisiku, aku bukan laki-laki sempurna seperti yang kau fikirkan. Aku tidak butuh yeoja lain yang ada selama ini kau fikirkan, aku hanya membutuhkanmu, bukan orang lain.

Hyejin: berhentilah berkata seperti itu!! berhentilah bersikap baik padaku! !

Jinki: jika aku hanya orang biasa, apa kau juga akan bersikap seperti ini?

Pertanyaanya sukses membuat aku tidak berkutik, semua luapan emosi kemarahan yang aku buat tiba-tiba menguap. Dia benar, alasan utama aku menolaknya mati-matian karena dia adalah seorang onew. Hal semacam ini mungkin tidak akan terjadi jika dia hanya namja biasa, aku pasti akan dengan mudah memaafkannya.

Jinki: apa perlu aku menjadi orang biasa untuk bisa bersamamu? Apa aku harus meninggalkan semuanya untuk bersamamu?

hyejin: kau tidak akan melakukan itu. pergilah, tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi onew.

Dia terdiam saat aku memanggil namanya seperti itu, sepanjang aku bersamanya, tidak sekalipun aku pernah memanggil namanya yang begitu bersinar itu.

Jinki: kalau begitu, pergilah bersamaku, kita pergi sejauh mungkin, pergi ke tempat di mana tidak ada yang mengenalku.

Hyejin: aku tidak mau, berhentilah memberi janji padaku, aku tidak akan mengikuti keinginanmu.

Aku menghentakkan tangannya kemudian masuk ke dalam rumah sungmi dan menutup pintunya rapat. Aku bersandar pada pintu itu, tubuhku merosot ke lantai. Dadaku begitu sesak, air mataku mengalir begitu deras. Kenapa semuanya jadi seperti ini? kenapa aku harus mencintai namja itu? kenapa bukan namja lain saja? Seorang namja biasa dan bukan siapa-siapa, semuanya pasti tidak akan sesulit ini.

Author pov

Jinki hanya berdiri diam di depan pintu tempat hyejin baru saja berlalu. Ia hanya berdiri diam di sana sampai sung mi datang menghampirinya. Sepertinya gadis itu melihat semua yang telah terjadi, dia bahkan sampai menangis.

Sung mi: oppa… mianhaeyo, seharusnya aku tidak membawamu ke sini, semuanya jadi semakin parah karena aku.

Jinki: ini bukan salahmu, terima kasih sudah membawaku ke sini. Aku senang bisa melihat wajahnya lagi.

Jinki berlalu meninggalkan kediaman sungmi, dia berjalan gontai seolah tak akan ada hari esok untuk hidup.

Jinki pov

Aku menyesal telah menjadi seperti ini, aku ingin jadi orang biasa agar bisa bersamanya. Bisakah hal itu terjadi?

Dong ho:sepertinya dia sangat keras kepala.

Aku mendengar celoteh seorang namja yang kemudian duduk di sebelahku. Dia adalah saudara hyejin yang aku tuduh berselingkuh dengan hyejin.

Dong ho: dia mungkin terlihat begitu marah dan kejam padamu, tapi aku yakin, jauh di dalam hatinya dia sangat merindukanmu dan ingin bersamamu. Hyung, kau tidak boleh menyerah, berusaha dan bersabarlah sedikit. Aku yakin, hyejin akan kembali padamu.

Jinki: bagaimana bisa kau begitu yakin?

Dong ho: karena dia mencintaimu.

Namja itu tersenyum padaku kemudian berlalu meninggalkanku. Apa dia benar? Apa hyejin mencintaiku? Jika benar kenapa dia bersikap seperti tadi? Apa aku harus berhenti? Atau aku harus memperjuangkannya?

                                                                                *****************

Author pov

Hari ini SHINee akan menghadiri sebuah acara TV dan akan berbincang mengenai album mereka di sana. seperti biasa wajah mereka terlihat bahagia seolah tak terjadi apapun, termasuk onew . semua orang pasti berfikir jika dia memang baik-baik saja. Semua pertanyaan dan wawancara di jawab oleh semua member, tapi kemudian suasana sempat hening saat sebuah pertanyaan muncul dari MC tersebut.

MC: onewshi… aku dengar kau sedang menjalani hubungan dengan jung ah after school. Kami mengucapkan selamat atas itu.

Sebenarnya semua itu sudah ada di dalam script dan semua orang juga sudah mengetahuinya sebelum show di lakukan, hanya saja kali ini jawaban yang onew berikan sangat berbeda denga jawaban yang seharusnya ia jawab.

Onew: sebenarnya aku dan jung ah noona tidak ada hubungan apapun. kami hanya berteman, tidak lebih, skandal itu sengaja di buat untuk menutupi pernikahanku yang sebenarnya memang telah aku lakukan.

Semua orang menatap onew terkejut, tak terkecuali member SHINee sendiri.

Taemin: hyung…

Onew: awalnya rumah tanggaku baik-baik saja dan kami bisa menyimpannya dengan baik. Aku ingin sekali orang-orang tahu tentang pernikahanku, tapi aku takut jika hal itu bisa membuat istriku terancam karena mungkin ada fans yang tidak suka. Belakangan sejak pernikahan kami tercium public, hubunganku dengan istriku merenggang karena kami harus menjaga jarak agar tak ada yang curiga. Rumah tangga kami bermasalah karena hal ini.

MC: siapakah wanita yang beruntung itu?

Onew: aku rasa dia justru sial menikah denganku karena sekarang hidupnya justru jauh dari kata beruntung.

Sang menejer yang sedari tadi sudah geram langsung muncul dan dengan paksa meminta semua kamera di matikan. Dia membawa paksa onew keluar dari ruangan itu ke ruang ganti SHINee.

Menejer: apa kau tahu apa yang baru saja kau lakukan?

Onew  : aku tahu.

Menejer: apa kau bodoh? Kau itu seorang leader, tapi kenapa kau masih tidak bisa berfikir dulu sebelum bicara? Apa kau tidak berfikir tentang akibat dari perbuatanmu? Tidak hanya karirmu yang berantakan, tapi juga member lain bahkan perusahaan!

Onew: aku tidak bisa menutupinya lagi hyung.

Menejer: apa kalian bertemu lagi? seharusnya aku suruh pergi ke luar negeri saja dia.

Onew: jadi kau yang melakukan semua ini hyung?

Menejer: aku melakukan semua ini demi kebaikanmu.

Onew: kebaikanku? Apa aku terlihat baik setelah upayamu itu?

Menejer: seharusnya kau sudah tahu konsekuensi dari pekerjaanmu, kau harus bertanggung jawab untuk semua ini.

Sang menejer berlalu meninggalkan onew dengan rasa marah di hatinya, pantas saja hyejin begitu keras menolaknya.

                                                                ************************

Jinki pov

Aku bersandar di depan pintu kamar memandangi foto pernikahanku bersama hyejin. Baru saja oemma memberi kabar jika ia pergi ke daegu. Sepertinya oemma dan appa benar-benar marah padaku sama seperti saat dulu aku memaksa menjadi penyanyi. Kemarin aku sempat beradu mulut dengan oemma dan appa, mereka marah dan kecewa. Semuanya terjadi begitu mendadak dan semua orang meninggalkanku.

Author pov

Sung mi hanya menatap hyejin pasrah, hyejin saat ini tengah sibuk mengemasi semua barangnya. Meskipun sung mi sudah berusaha keras menahannya, dia tetap keras pada keputusannya.

Sung mi: hyejina… kenapa kau harus pergi? di sini saja bersamaku.

Hyejin: jika aku tetap di sini, dia pasti akan datang lagi. bagaimana jika ada yang mengikutinya? Semuanya akan semakin kacau.

Sung mi: lalu kau akan pergi begitu saja? Apa kau tidak memikirkan sedikitpun perasaannya? Apa menurutmu dia menginginkan semua ini? dibandingkan denganmu, aku yakin onew oppa lebih tertekan. Apa kau tahu? Sudah 3 hari aku tidak melihatnya tampil bersama SHINee. Apa kau tidak mengkhawatirkannya?

Hyejin: aku sudah selesai berkemas. Kau tidak perlu khawatir, dia punya keluarga yang akan selalu ada untuknya.

Tepat saat aku keluar dari rumah sungmi sambil menyeret koperku, aku melihat seorang namja dengan jaket, topi dan kacamata hitamnya. Dia menghampiriku kemudian melepaskan topi dan kacamatanya itu. apa yang dilakukan seorang choi minho di sini?

hyejin pov

apa yang minho oppa lakukan di sini? Bagaimana bisa dia tahu aku ada di sini?

Aku kemudian menatap sung mi yang kebetulan berada di belakangku.

Sung mi: aku sudah tidak tahu harus bagaimana lagi bicara dengan orang keras kepala sepertimu. Kau bilang kau peduli padanya, kau bilang kau ingin hidupnya baik-baik saja, tapi yang terjadi, dia justru semakin kacau. Aku tidak tahu kata-kata seperti apa lagi yang bisa meyakinkanmu, mungkin minho oppa bisa bicara denganmu.

Sung mi masuk ke dalam rumah dan menutup pintu, sedangkan aku masih berdiri dengan koper di tanganku. Minho oppa duduk di salah satu kursi teras, karena merasa segan aku ikut duduk dengannya.

Minho: kau akan pergi?

Hyejin: mungkin lebih baik jika aku pergi.

Minho: hyejina… kau membuat terlalu banyak kemungkinan. Apa kau tahu? Sebagian besar kemungkinan tidak pernah menjadi kenyataan.

Hyejin: ada apa oppa ke sini?

Minho: 3 hari yang lalu saat rapat dengan menejer, menejer marah besar. Dia memaki onew hyung habis-habisan. Kau tahu? Bagi kami tidak masalah jika tak ada show atau skedul, paling beberapa waktu kemudian jadwal kami akan kembali padat. Tapi tidak dengan onew hyung, dia di kosongkan dari semua skedul dan tidak diizinkan untuk ikut comeback mendatang. aku takut perlahan onew hyung akan di hapuskan dari SHINee seperti yang juga terjadi pada beberapa artis lain. Kau tahu? Onew hyung benar-benar kacau, aku tidak pernah melihatnya sekacau itu sebelumnya. Dia sampai di larang pulang ke dorm karena selalu pulang larut dan dalam keadaan mabuk berat. Kondisinya sangat buruk, apa lagi sekarang orang tua onew hyung pergi ke daegu.

Hyejin: daegu? Untuk apa?

Minho: sepertinya mereka marah besar, setiap orang tua onew hyung marah besar, mereka akan meninggalkannya sendirian untuk beberapa waktu sampai keadaan mereda demi menghindari pertikaian. aku tidak bisa membayangkan betapa kesepiannya dia sekarang. hyejin, berhentilah membuat kemungkinan yang kau sendiri tidak yakin pada kemungkinan itu. jika memang kau masih mencintai onew hyung, kembalilah padanya karena dia sangat membutuhkanmu dan dia juga sangat mencintaimu. Aku merindukan hyungku yang dulu, hyungku yang ceria dan selalu tertawa dengan lelucon lucunya, aku rindu hyungku yang tegar dan selalu bersemangat.

Aku hanya menatap minho oppa dalam diamku, satu hal yang aku sadari, aku memang membuat terlalu banyak kemungkinan yang justru membuat situasi semakin keruh. Betapa bodohnya aku baru menyadarinya sekarang.

Minho: sekarang semua keputusan ada di tanganmu, aku harap kau bisa berfikir dengan bijak. Aku harus pergi, hyejina… kami sangat berharap padamu untuk kebaikan onew hyung.

Minho oppa berbalik memasang lagi semua atribut penyamarannya dan berlalu meninggalkanku. Sedangkan aku berdiri dan bersiap menyeret koperku.

Sung mi: hyejin, aku akan sangat merindukanmu.

Aku memeluk sung mi, air mata menggenang di matanya dan mengalir melewati pipinya yang sedikit chubby.

Hyejin: jaga dirimu baik-baik.

Aku berlalu meninggalkan sung mi. tanganku memegang erat gangang koperku. Aku yang awalnya begitu yakin untuk pergi berubah menjadi sangat ragu. Semakin jauh aku melangkah, semakin besar keraguan yang aku rasakan. Aku rasa semua ucapannya waktu itu adalah benar, bukan hanya sekedar rayuan agar aku bisa kembali padanya, tapi memang benar-benar dari hatinya yang terdalam.

Aku berdiri di trotoar  jalanan dan kemudian berhenti sebuah mobil di depanku.

Dong ho: butuh tumpangan?

Tanpa berfikir aku memasuki mobil itu, dia terus melaju dan aku sibuk dengan fikiranku sendiri sampai akhirnya mobil itu berhenti di tempat yang sangat aku kenal.

hyejin  : kenapa kau membawaku ke sini?

Dong ho: bukankah kau memang akan ke sini? Cepatlah turun, aku harus menjemput appa.

Karena aku hanya diam, dia keluar dari bangku kemudi dan membukakan pintu untukku serta mengeluarkan koperku, dengan terpaksa akupun keluar dari mobilnya.

Dong ho: kau tidak boleh menjadi seperti appa, kau tidak boleh terlambat menyesali cintamu. Kau harus mengejarnya selagi dia masih bisa kau raih.

Kemudian namja itu berlalu meninggalkanku. Ucapannya mengingatkanku pada oemma, penderitaan oemma karena cinta. Aku sangat membenci namja itu, tapi sekarang aku justru terlihat seperti namja itu.

Aku berjalan memasuki kediaman Lee tersebut, aku menyeret koperku melangkah dengan pelan. Aku masih ragu, tentu saja, aku takut akan sesuatu yang belum pasti. Jika sebelumnya aku akan membuat kemungkinan, maka sekarang, aku akan menyerah pada kemungkinan.

Aku memasuki kediaman itu, tidak ada siapapun, benar-benar sangat sepi. Aku menarik koperku menuju sebuah ruangan, ruangan tempat dulu aku pernah tinggal. Pintunya terbuka, apa dia ada di dalam?

Saat aku memasuki ruangan itu, aku melihat seorang namja tengah menatap foto besar yang terpajang di hadapannya, satu tangannya menyentuh foto itu tepat di wajah mempelai wanitanya yang tidak lain  adalah aku. wajahnya begitu sayu dan matanya terlihat sedih. Menyadari keberadaanku diapun beralih menatapku. Kami bertatapan dalam diam cukup lama sampai dia memperhatikan koper dan tas yang aku bawa.sebuah senyum mengembang di wajahnya, senyuman yang terasa begitu lama tak pernah aku lihat, aku sangat merindukan senyuman itu. dia berjalan menghampiriku tidak berkata apapun dan lansung memelukku. Dia memelukku begitu erat hingga tanganku terlepas dari koper yang sedari tadi terus kuseret. Dia memelukku, membawaku dalam kehangatannya lagi yang sangat aku rindukan.

Jinki: aku sangat merindukanmu yeobo…

Dia kemudian melepaskan tubuhku, cairan bening mengalir di pipi chubbynya yang begitu putih. Tanganku bergerak menyentuh wajah itu dan membersihkan cairan bening yang memperkeruh wajahnya.

Aku kembali padanya…

                                                                **************************

Hyejin pov

Aku sibuk mendorong troli memperhatikan isi semua rak supermarket yang begitu rapi.

Hyejin: kau mau makan apa?

Jinki : apa saja asalkan kau yang masak aku akan memakannya meskipun bukan ayam.

Aku terkekeh pelan, dia selalu bisa membuat moodku naik ratusan persen.

Kemudian aku mulai sibuk memilih beberapa bahan dan dia sibuk mendorong troli sambil terus memperhatikanku.

Saat kami mengantri di  meja kasir seseorang yang berada di belakang kami terus memperhatikan aku dan suamiku.

Citizen: omo… bukankah itu onew? Dengan siapa dia?

Menyadari hal itu aku segera mengambil jarak dari jinki oppa, tapi dia justru menarikku dalam rangkulannya.

Hyejin: kita bisa ketahuan.

Jinki: kita sudah ketahuan, apa kau lupa? Biarkan saja…

Dia tersenyum manis padaku sambil sibuk menghitung belanjaan bersama sang kasir.

Kasir: apakah ini istrimu?

Jinki: ne, yeppuji? Dia juga pintar memasak.

Kasir: ne, dia manis sekali dan sangat awet muda.

Jinki: anyia, dia memang masih muda, usianya baru 20 tahun.

Aku bisa menyadari ekspresi terkejut sang kasir, aku berusaha berpamitan padanya dan menarik lengan jinki oppa yang justru membuatnya tertawa geli.

                                                                ************************

Hyejin pov

Aku menatapnya, menatapnya yang sangat aku cintai. Matanya berbinar dan terlihat begitu indah kemudian sebuah senyuman mengembang di wajahnya. Tidak salah jika senyumnya menjadi senyuman terbaik di bandingkan member lain.

Saat ini aku dan jinki oppa sedang berbaring berhadapan di atas ranjang kami, hanya berbaring saja #jangan mikir yang macam-macam ya readers XD

Jinki: aku harus berterima kasih pada menejer hyung karena sudah memberikanku liburan yang panjang sehingga aku bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama istriku.

Hyejin: yeobo, bagaimana karirmu?

Jinki: molla, biarkan saja dulu, lagi pula aku masih punya uang, kita tidak akan mati kelaparan dalam waktu dekat.

Hyejin:ck… sombong sekali.

Jinki: kau tahu? Saat ini, aku bahkan jauh lebih bahagia dibandingkan saat memenangkan penghargaan waktu pertama kali kami menang.

Hyejin: jeongmalyo? Menurutku itu hanya kata-kata rayuanmu saja.

Jinki; aku serius. Yeobo, mumpung liburan, kau mau kemana? Kita bisa jalan-jalan sepuasnya.

Hyejin: kemana saja, yang penting bersamamu.

Jinki: aigoo…

Jinki oppa mencubit lembut hidungku.

Jinki: yeobo…

Hyejin; hmm?

Jinki: kau ingin punya anak berapa?

Hyejin: 3 saja, satu perempuan, dua laki-laki atau dua permpuan dan satu laki-laki. Kau sendiri?

Jinki: aku ingin punya sebelas anak laki-laki agar mereka bisa bermain bola bersamaku.

Hyejin: kau fikir aku sanggup mengurus anak sebanyak itu?

Jinki: kekekekekekekekekekekeke

Hyejin: yeobo, apa kau sudah menghubungi oemma?

Jinki: sudah, sebenarnya oemma sudah mau pulang kemarin tapi aku suruh mereka tinggal di daegu lebih lama agar kita bisa berdua lebih lama.

Hyejin: aishhh… kau ini. apa mereka masih marah?

Jinki: sudah tidak lagi karena menantu kesayangannya sudah pulang.

Aku tersenyum mendengar ucapannya.

Jinki: yeobo, aku dengar appamu sudah kembali.

Hyejin: ne, dong ho memintaku untuk menerimanya lagi.

Jinki : yeobo, kesalahan di masa lalu memang tidak akan pernah bisa diperbaiki tapi, sebuah fakta tidak akan pernah berubah. Dia adalah appamu dan sampai kapanpun dia akan tetap menjadi appamu. Apa kau tidak kasihan dengannya? Setiap hari dia menelfonku hanya untuk menanyakan keadaanmu.

Hyejin: aku fikir juga begitu, aku tidak mau menyakitinya, aku hidup tanpa ayah juga bukan sepenuhnya salahnya.

Jinki: hoaammm…

Hyejin: sudah mengantuk saja?

Jinki: belakangan aku tidur 12 jam sehari.

Hyejin: kau bisa gendut yeobo.

Jinki: tidak apa-apa, bukankah kau akan tetap mencintaiku?

Kami tertawa terbahak-bahak akan hal yang sebenarnya tidak lucu.

                                                                ********************

Hyejin pov

Aku dan jinki oppa sedang bersiap-siap, seperti pembicaraan kami semalam, hari ini kami akan pergi jalan-jalan. Saat aku masih sibuk mengurus barangku, seseorang memencet bel rumah, tanpa pikir panjang aku langsung menuju pintu dan membukanya. aku cukup terkejut mendapati siapa yang ada di sana.

Appa…

Jinki: siapa itu yeobo?

Kemudian jinki oppa datang.

Jinki: silahkan masuk sunbaenim…

Kami duduk di ruang tengah kemudian jinki oppa berlalu meninggalkan aku dengan namja ini.

Appa: kau terlihat lebih baik sekarang.

Hyejin: kau juga.

Appa: aku tidak menyangka jika ternyata orang yang kucari adalah kau.

Hyejin: anyia… kau mencari oemmaku.

Appa: mianhae… aku benar-benar bersalah padamu, aku tidak tahu hal apa yang bisa menebus salahku, tapi aku benar-benar menyesal.

Hyejin: semua yang sudah terjadi tidak akan bisa kita jemput lagi, meskipun kau datang tidak akan membawa oemma hidup lagi.

Dia menunduk terlihat begitu menyesal.

Hyejin: appa…

Dia menatapku terkejut.

Hyejin: bolehkan aku memanggilmu seperti itu?

Sebuah senyum mengembang di wajahnya dan matanya berbinar karena air yang menggenang di sana.

Appa: bolahkah appa memelukmu?

Aku memeluk namja itu dan dia juga memelukku. Jadi seperti ini rasanya memiliki seorang ayah?

                                                                ******************************

Hyejin pov

Aku dan jinki oppa dalam perjalanan menuju kantornya, aku cemas, tentu saja, aku takut jika nanti akan terjadi sesuatu. Hanya saja aku melihat wajahnya begitu santai.

Hyejin: kau tidak cemas?

Jinki: aku cemas, sangat cemas. Karirku sedang di pertaruhkan. Tapi aku tidak perlu khawatir, jika nanti aku harus berakhir, aku masih memilikimu yang akan selalu bersamaku.

Aku hanya menatapnya,

Dia begitu mencintaiku…

Kami sudah sampai di gedung SM, semua orang menatapku, aku heran, biasanya mereka bahkan tidak pernah menyadariku. Apa karena aku pergi bersama onew?

Aku duduk gelisah menunggu di luar sedangkan dia rapat di dalam bersama orang-orang di kantor ini. hampir satu jam aku menunggu sampai aku melihat semua orang keluar dari ruangan itu dan mereka semua menyapaku tak terkecuali sang menejer dan member SHINee lainnya.

Aku segera menghampiri suamiku, dia tersenyum kemudian membawaku menuju taman di dekat gedung SM. Aku sangat was-was sedangkan wajahnya begitu bahagia. Kemudian dia mengeluarkan ponselnya sibuk mengutak-atik benda itu kemudian menyerahkannya padaku.

Aku melihat di sana foto-fotoku bersama suamiku saat kemarin kami pergi jalan-jalan.

Jinki: semua orang merespon positif foto itu, presdir bilang ini kesempatan baik untuk memperbaiki imageku, hanya saja kau harus terlibat dalam semua ini.

Hyejin: ne?

Jinki: mereka ingin kita sering-sering tampil bersama di depan umum, dengan demikian orang-orang akan berfikir jika rumah tangga kita sudah membaik dan sangat baik seperti kenyataanya.

Hyejin: tapi identitasku?

Jinki: abonim bilang, dia sudah mengurus semua surat kelahiranmu, sekarang kau adalah putri dari seorang song young guk.

Hyejin: appa sudah mengurus semuanya?

Jinki: juga dengan bantuan dong ho.

Hyejin: dong ho? Ah… aku harus berterima kasih pada saudaraku itu.

Jinki: aku bahagia, sangat bahagia.

Hyejina: naddo…

Jinki oppa memelukku kemudian tersenyum padaku. ah… aku merasa sangat bahagia, jika diukur, kebahagiaanku sudah melewati batas ukuran tersebut. Aku mendapatkan lebih dari yang aku harapkan. Aku mendapatkan cinta dari suamiku, memiliki seorang appa dan saudara aku bahkan juga memiliki seorang sahabat bernama sung mi. aku harus berterima kasih padanya karena dia sudah membantu banyak hal dalam hidupku.

Membuat kemungkinan-kemungkinan untuk hidup kita tidaklah baik, tapi berencana dengan matang adalah jalan yang tepat.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet