Unpredictable Life with Jinki part 4

Unpredictable Life with Jinki

Hyejin pov

Aku menatap kosong kebalik jendela kereta api ini, aku menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan berat. Kulihat arloji yang melingkar diperegelangan tanganku ,sudah jam 12 tepat. Hari pertama usia 19ku telah berakhir. Sepertinya aku benar-benar harus menjadi dewasa untuk hidupku yang akan datang. Usia 19 dibuka dengan manis bersama jinki oppa dan akan berlanjut tanpa dia. Mulai sekarang aku harus menjalaninya sendiri. Semuanya terasa begitu berat bagiku. Benar kata hana, orang-orang seperti kami tidak pantas mendapatkan keberuntungan yang kekal, hanya sesaat dan sekejap.

Hana, hari ini semuanya berakhir. Hana kau benar, kita tidak pantas untuk hal semacam itu. mianhae, sepertinya aku tidak bisa menepati janjiku.

                                                                 ********

Hyejin pov

Aku sibuk membersihkan meja kotor dihadapanku, ini adalah meja terakhir, setelah ini aku bisa pulang.sore ini pengunjung restoran tempatku bekerja sangat ramai sehingga stok makanan kami habis lebih cepat dan restoran sudah harus tutup meski malam baru saja datang. Hari ini sangat ramai karena orang-orang terutama para calon mahasiswa mendapatkan hasil dari jerih payah mereka, ya hari ini adalah hari pengumuman hasil tes universitas.  Aku bisa rasakan euphoria orang-orang yang anggota keluarganya berhasil lolos, tapi aku kasihan pada orang-orang yang tidak berhasil, mereka pasti akan sangat depresi, semoga mereka tidak bunuh diri. Aku jadi teringat pada nayeong, apa dia berhasil melewati tes? Aku rasa tidak ada salahnya jika aku menghubunginya.

Hyejin: bos, bolehkah aku pinjam telfonmu?

Bos: karena hari ini aku sedang senang dan untung banyak, kupinjamkan kau telfon, tidak perlu buru-buru, aku sedang sangat baik hari ini.

Aku tersenyum melihat tingkah bosku, dengan segera aku mengambil ganggang telfon dan memencet beberapa angka.

Nayeong: yeobseo…

Hyejin: nayeong ini aku…

Nayeong: hyejin?

Hyejin: ne ini aku… bagaimana hasil tesmu?

Nayeong: hyejin aku lulus!!!!!!!!!!!!!! Akhirnya aku bisa kuliah di tempat yang sama dengan taemin oppa kekekekekekekeke

Hyejin: selamat ya.., ck seharusnya kau mentraktirku soju…

Nayeong: aigo anak ini…

Hyejin: kekekekekekekeke

Nayeong: hyejina, bagaimana keadaanmu?

Hyejin: aku baik-baik saja.

Nayeong: apa yang terjadi padamu? Kenapa di hari ulang tahunmu kau menghilang? Kenapa aku tidak melihatmu di rumah sakit saat oemmamu meninggal? Kenapa kau tiba-tiba menghilang? Di mana kau sekarang? hyejin… aku merindukanmu L

Hyejin: aku rasa itu semua tidak bisa kuceritakan lewat telfon, semuanya sangat rumit. Mungkin jika nanti kita bertemu aku akan menceritakan semuanya padamu.

Nayeong: di mana kau sekarang?

Hyejin: aku tidak jauh… kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Jaga dirimu baik-baik, kuliahlah dengan benar jangan sibuk pacaran dengan taemin oppa terus.

Nayeong : bagaimana kau tahu aku sudah pacaran dengan taemin oppa?

Hyejin: aku sudah memperkirakannya, kau lupa? Aku ini sangat hebat kekekekekeke sudah ya, aku tidak bisa berbicara lama-lama, aku bisa dihajar bosku.

Nayeong: ya sudah, jaga dirimu baik-baik, jangan lakukan hal yang tak sepantasnya dilakukan. Jika kau perlu bantuan hubungi saja aku, aku pasti akan membantumu.

Klek…

Flash back end

Aku dipecat, ini sudah ke13 kalinya aku dipecat. Aku sudah mencoba banyak sekali macam pekerjaan, menjadi tukan cuci piring, cleaning service, penjual tiket, pengantar susu, penjaga café, masih banyak lagi dan aku selalu dipecat Karena kecerobohanku. Aku juga heran pada diriku sendiri, kenapa aku begitu lalai dan dengan mudahnya menjatuhkan serta memecahkan barang. Sepertinya aku harus mencari pekerjaan yang tidak berhubungan dengan barang-barang yang mudah pecah. Tapi apa? Aigo..

Kutegak lagi soda yang sedari tadi aku pegang. Huh… hidupku yang malang. Sekarang genap sudah usiaku 20 tahun, hari ini tepat saat kematian oemma, dan hari terakhir aku bertemu dengan jinki oppa. Aku sempat dengar berita tentang seorang Lee jinki dari Koran, sekarang ia sudah menjadi orang sukses bersama minho dan taemin oppa. Mereka benar-benar menjadi seperti orang-orang yang selalu mereka impikan dan selalu mereka ceritakan untukku. Selamat untuk kalian…

Aku berdiri dari tempat dudukku, sebaiknya sekarang aku kembali ke apartemenku, apartemen? Awalnya aku fikir apartemen itu selalu mewah, sama halnya seperti milik jinki oppa tapi ternyata ada juga apartemen jelek, kecil dan panas seperti milikku. Meskipun bentuknya sangat mengerikan, aku tetap menyukainya, apartemenku tempat dimana aku bisa tidur melepaskan lelahku.

Megahnya kota seoul tidak pernah membuatku merasa lebih baik meskipun aku sering mengelilingi kota ini, tidak ada yang bisa membuatku merasa senang.

Aku memasuki sebuah café, aku dengar café ini sedang mencari seorang karyawan baru untuk bagian kasir. Lumayanlah kalau aku melamar bisa kerja dua sift. Saat aku memasuki café ini sudah ada pelamar lain yang mendahuluiku jadi aku harus menunggu giliranku dipanggil untuk wawancara. Aku berdiri di dekat papan menu memperhatikan semua jenis minuman yang ditawarkan, huh semuanya dalam bahasa inggris. Saat aku masih sibuk memperhatikan papan menu itu, tanpa sengaja aku menyenggol seseorang saat aku berbalik dan aku menjatuhkan catatannya, aku segeran berjongkok mengambilnya, saat aku baru saja akan mengambilnya, aku melihat sesuatu tertulis di bagian covernya.

“jin(ki)hye(jin)”

Aku langsung menatap sang pemilik catatan ini yang juga sudah berjongkok dihadapanku. Aku terkejut, begitupun dia. Otakku berfikir cepat, aku tidak melanjutkan niatku membantunya mengambil catatan itu, aku berlari menghindarinya, berlari sekencang-kencangnya. Ia terus mengejarku dan memanggil namaku. Aku berlari memasuki apartemenku menguncinya dari dalam, dapat kulihat lewat jendelaku jinki oppa yang terus berlari dan memanggil namaku.

Tes…

Air mataku menetes, ingin sekali aku datang padanya, ingin sekali aku memeluknya seperti dulu, ingin sekali aku memanggilnya, tapi aku tidak bisa. Aku takut mengacaukan semuanya lagi, dia jauh lebih baik tanpa diriku.

                                                                        ********

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku yang terasa perih, bagaimana tidak, aku sudah menghabiskan semalaman untuk menangis.

Aku mencuci mukaku kemudian mengambil tasku keluar dari apartemen ini. hari ini aku akan mencari pekerjaan, aku rasa jinki oppa tidak akan menemukanku lagi, sudah aman sekarang.

Syukurlah aku bisa bekerja sekarang, ini pekerjaan yang lebih baik. Aku bekerja di perpustakaan menyusun buku-buku dan merapikannya satu persatu. Aku suka pekerjaanku sekarang, tidak perlu memecahkan apapun, jikapun aku menjatuhkan buku, ia tidak akan pecah bukan?

Hari pertamaku bekerja berjalan dengan baik, meski melelahkan memanjat lemari-lemari tempat buku, menyusun semua buku berdasarkan jenisnya, tapi aku harus tetap semangat.

Aku berjalan gontai keluar perpustakaan, kepalaku pusing, bagaimana tidak, aku belum makan dari kemarin. Sepertinya aku harus segera memberi asupan nutrisi untuk tubuhku sebelum aku tumbang. Aku terus berusaha berjalan tapi kepalaku benar-benar pusing…..

                                                                        *******

Aku berusaha mengumpulkan segenap kesadaranku, aku meraba tempat aku tidur sekarang. empuk, bagaimana bisa apartemenku memiliki kasur seempuk ini. aku bangun dari tidurku melihat kesekelilingku, ini bukan apartemenku. Tapi aku tahu tempat ini, satu tahun yang lalu aku juga pernah berada di sini, terbangun dalam keadaan yang sama pusingnya.

Jinki: kau sudah bangun???

Aku melihat jinki oppa berjalan menghampiriku membawa sebuah nampan yang di atasnya ada sebuah mangkok dan segelas air.  ia meletakkan benda itu diatas meja dan kemudian menyentuh dahiku…

Jinki: panasnya sudah turun…

Ia tersenyum padaku, masih seperti dulu, senyuman yang sangat aku sukai dan senyuman yang sangat aku rindukan.

Hyejin: aku harus pergi.

Aku menyingkap selimut yang sedari tadi menutupi tubuhku, tapi saat aku berdiri aku kembali pusing. Beruntung jinki oppa berhasil menahanku sehingga aku tidak terjatuh.

Jinki: makanlah dulu, kau terlihat sangat pucat.

Aku terduduk diam di ranjang ini tidak bisa berbuat apa-apa tidak bisa berkata apa-apa. Jinki oppa mulai menyendok buburnya mengarahkannya kemulutku.

Jinki: buka mulutmu.

Aku menurut, ayolah hyejin bisakah tidak terharu? Kau bisa mengacaukan segalanya…

aku hanya diam hingga suapan terakhir bubur tersebut lolos memasuki mulutku. Ia membersihkan sisa-sisa bubur yang berlepotan disekitar bibirku. Aku menatapnya meskipun ia berusaha tetap focus dengan aktivitasnya menyuapiku. Ia masih sama seperti setahun yang lalu, masih sama tampannya, masih sama baiknya.

Jinki: minumlah…

Ia menyerahkan segelas air putih yang sedari tadi sudah ada dimeja.

Hyejin: oppa aku ingin pergi….

Jinki: aku punya sesuatu untukmu

Saat aku baru saja berdiri ia menyerahkan sebuah amplop padaku, ini seperti amplop surat.

Jinki: ini adalah surat yang aku tulis satu tahun yang lalu untukmu. Aku ingin sekali mengirimkannya padamu tapi aku tidak tahu alamatmu. Jadi sekarang aku menyerahkannya padamu.

Aku mengambil surat itu berniat pergi, tapi jinki oppa menahanku.

Hyejin: bisakah kau membacanya di sini?

Hyejin: wae? kau takut aku tidak akan membacanya?

Ia hanya tersenyum

Hyejin: baiklah, tapi setelah ini berjanjilah kau tidak akan mencariku lagi. kita jalani hidup kita masing-masing.

Ia hanya tersenyum. Aku kembali duduk di ranjangnya dan mulai membuka amplop surat tersebut membaca suratnya dengan sangat teliti

 

To my dear hyejin

 I want to show you my love girl.

You are like morning sunlight

That might be a little childish

Although

I like this kind of stuff

When I wake up, if you’re beside me

I have nothing more to wish for

Like this

Is how I want to see you

Love

that we can’t experience it because we’re young

don’t think like that

I,

Before it’s too late

Before I grow older,

Can you hold onto me?

I love you

Only you as much as the sky

You are truly the reason I live

You,

So much

I want to hug you like crazy

We’re still going to fast, aren’t we?

Whenever our eyes meet

I wonder if the smile that  grows on my face

Might reach the corner of your heart

Inside of your uncertain heart,

into your beautiful  ear I whisper my feelings of love for you

I’ll be taking you girl

Without you I miss you

I’ll want you forever

My feelings of desire and hope

My love that grows deep again

I can no longer hide them

You are my heart

I will catch you and not let you go

Can you feel it as well?

I, before it’s too late, before I grow older

Can you hold onto me?

Yet, that your heart coming to my side

Isn’t possible yet I already know

But, can I just call you my one?

Let’s all together , let’s begin

You are my one, my everything

You, very much I want to love you like crazy

You know I can do that now right?

I can do that now

(SHINee_one)

Tes…

Air mataku jatuh di atas surat itu,

Hyejin: sudah aku sudah membacanya. Aku pergi dulu…

Aku tidak berani menatapnya, aku takut aku takut pada perasaanku sendiri. Aku berlari meninggalkan apartemen jinki oppa, aku berusaha berlari sekencang yang aku bisa. Menangis, hanya itu yang bisa aku lakukan tidak ada hal lain, aku menggenggam erat surat itu membuatnya berantakan.

Buk… aku terjatuh kehilangan keseimbanganku. Aku terduduk di tanah. Kupeluk erat kedua lututku, tidak bisa aku tidak bisa melangkah lebih jauh, semakin jauh aku melangkah semakin aku merasa sakit. Apa yang harus aku lakukan???????

Aku menangis sesegukan, tidak peduli pada hujan yang terus mengguyur tubuhku, tidak peduli pada lututku yang sakit karena luka, tidak peduli dengan telapak tanganku yang perih karena goresan-goresan pecahan kaca. Bagaimana tidak, aku jatuh menimpa sebuah pot keramik sebuah toko yang tanpa sengaja aku senggol. Aku bahkan tidak bisa membedakan, rasa perih, rasa sakit, rasa rindu, rasa cinta, rasa bersalah, rasa menyesal semuanya berkecamuk.

Aku terduduk di bawah hujan yang terus menyerang bumi dengan angkuhnya, semua orang berjalan menghindariku berfikir aku sudah gila, ya aku sudah gila benar benar gila. Ingin sekali kuhempaskan kepalaku ke dinginnya jalanan ini agar ia berhenti berfikir dan aku bisa beristirahat dari segala kerumitan ini.

Surat yang jinki oppa berikan padaku sudah hancur terkena hujan, teringat kembali olehku semua isi surat itu, teringat lagi olehku saat-saat aku bersama jinki oppa, saat jinki oppa merayakan ulang tahunku, saat jinki oppa selalu memelukku, saat jinki oppa mencuri ciuman pertamaku, saat jinki oppa memohon aku untuk kembali, saat jinki oppa menangis untuk pertama kalinya dihadapanku, saat hari ini jinki oppa kembali hadir dihadapanku.

AAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRHHHHHHHHHHHHHHH……………

Aku berteriak frustasi tidak tahu apa yang harus aku lakukan. aku harus memutuskan semuanya sekarang sebelum semuanya benar-benar terlambat.

Aku berusaha berdiri, aku berdiri tegak mengangkat tubuhku. Aku berbalik, berlari kembali menyusuri jalanan yang tadi aku lewati. Aku terus berlari mengejar hal yang baru saja aku tinggalkan karena kebodohanku. Aku tidak mau kebodohanku mengulangi kesialanku, aku tidak mau kehilangan jinki oppa untuk kedua kalinya, terlalu menyakitkan.

Cklek…

Aku berhasil membuka pintu apartemen jinki oppa, aku melihatnya berdiri di balkon ia juga terkejut melihatku, tapi aku masih bisa melihat sisa-sisa air mata di pipi chubbynya. Aku membuatnya menangis lagi…

Tanpa banyak bicara aku berlari menuju jinki oppa memeluknya sangat erat tidak ingin melepaskannya lagi.

Hyejin: oppa pogoshippo………

                                                ****************************

Aku baru saja keluar dari kamar mandi, baru saja aku keluar jinki oppa sudah datang dengan handuknya dan langsung mengeringkan rambutku.

Jinki: kau cocok dengan baju itu…

Hyejin: aku fikir kau sudah membuang baju ini…

Ia hanya tersenyum. Well, sekarang aku sedang memakai baju yang dulu oemma buat untukku, baju ini lebih mirip piyama. Aku tidak pernah memakai baju ini dan menyembunyikannya di sini. Baju ini terlalu berlebihan menurutku, lihatlah melekat sempurna di tubuh dan jauh di atas lutut, terlalu pendek. Kemudian aku memanggil baju jinki oppa yang terletak dijemuran yang ada di sisi kamar mandi kemudian memakainya.

Hyejin: ini lebih baik.

Aku duduk di sofa, sekarang aku baru merasakan perih di lutut dan telapak tanganku. Tak lama kemudian jinki oppa datang membawa kotak p3knya. Sebenarnya dia itu seorang presdir atau dokter?

Ia  mulai membersihkan luka ditanganku dengan sangat lembut, namun sesekali aku tetap meringis karena perih.

Jinki: ternyata kau masih sama bodohnya seperti dulu.

Hyejin: arrayo…

Kali ini aku mengakui kebodohanku.

 Jinki oppa telah selesai dengan tanganku kemudian pindah ke lututku. Kali ini rasanya lebih perih.

Hyejin : appo…

Jinki: sedikit lagi…

Tak lama kemudian kulihat lututku sudah terbungkus perban dan rasanya sudah jauh lebih baik. Aku bersandar di sofa sementara jinki oppa sibuk entah dengan hal apa. Tak lama kemudian jinki oppa duduk lagi di sebelahku.

Jinki: rambutmu sudah semakin panjang, kau tidak memotongnya lagi?

Well, aku selalu memotong rambutku sebahu, aku tidak pernah membiarkannya melewati bahuku, aku tidak terlalu suka rambut panjang karena sangat susah mengurusnya.

Hyejin: aku tidak punya waktu untuk kusia-siakan dengan memotong rambut.

Kemudian kurasakan tangan jinki oppa memegang kedua pipiku.

Jinki: Kau sangat kurus sekarang baby…

Aku hanya diam tenggelam dalam tatapan jinki oppa yang terlihat begitu menakjubku.

Jinki: kau tidak menepati janjimu untuk hidup dengan baik.

Hyejin: aku tidak berjanji padamu tentang hal itu oppa…

Jinki: arrayo… tapi setidaknya aku beruntung tidak terlambat waktu itu. jika saja aku terlambat mungkin kau akan disangaka mayat oleh orang-orang karena tergeletak begitu saja di depan perpustakaan.

Hyejin: gumawo oppa…

Jinki: apa kau selalu seperti itu?

Hyejin: tidak juga.

Jinki: baiklah, mulai sekarang aku akan mengisi pipi ini lagi agar bisa secubby dulu .

Hyejin: shiro… aku tidak mau jadi gendut. Aku tidak mau seperti ini

Aku menangkap kedua pipi chubby jinki oppa, sangat chubby dan lembut.

Hyejin : apa kau tidak sadar? Kau itu jauh lebih chubby dariku.

Aku mencubit pipinya gemas…

Jinki: aaaa… appo….ya! hentikan!

Aku tidak mendengarkan peringatan jinki oppa dan tetap mencubit pipinya. Aku sangat gemas aigoo dia sangat imut dengan pipi chubinya…

Jinki oppa melepaskan tangannya dari pipiku berpindah memegang tanganku yang masih sibuk mencubit pipinya. Ia berhasil melepaskan wajahnya dari jemariku, lihatnya pipinya memerah, aigo aku sungguh tidak bermaksud menyakitinya, tapi pipinya benar-benar membuatku gemas.

Jinki oppa masih stay memegang tanganku, ia menatap mataku dalam. Hmmm…. Kali ini aku sedikit gugup melihat tatapan itu. ia menarik tanganku

Chu~

Tanganku ia letakkan dibahunya dan terus menarikku. Jinki babo ia fikir apa yang sedang ia lakukan?

Saat aku masih berusaha mengumpulkan keberanianku ia melepau.

Jinki: arra, aku tidak mau kau menamparku lagi seperti saat itu. sudahlah sebaiknya sekarang kau tidur. Kondisimu belum terlalu baik, ditambah lagi tadi kau hujan-hujanan.

Hyejin: ne, gumawo oppa…

                                                            ********

Aku meregangkan ototku yang kaku karena tidur , aku bergegas ke kamar mandi mencuci wajahku dan menyikat gigi.

Aku mencium aroma yang sangat sedap dari arah dapur, kuliah jinki oppa terlihat sibuk dengan aktivitas memasaknya. Aku berjalan menghampirinya kemudian duduk di counter dapur menyaksikan jinki oppa memasak.

Jinki: kau bangun lebih cepat dari yang kuperkirakan.

Hyejin: apa kau tidak tahu? Aku sudah tidak pemalas lagi. oppa, kau masak apa?

Jinki oppa berjalan menghampiriku…

~chu

Ia memberikan sarapan pertamaku dengan ciumannya lagi -_-

Jinki: aku buatkan omurice…

Pipiku memerah sementara jinki oppa sibuk menata meja makan untuk sarapan kami. Aku turun dari counter dapur dan duduk di meja makan mengambil sendok dan garpu bersiap-siap makan.

Hyejin : selamat makan…

Jinki: tunggu!

Hyejin: wae?

Jinki: kau lupa satu hal…

Hyejin: apa?

Jinki: bukankah biasanya kau minum jus dulu baru memakan sarapanmu?

Hyejin: omo aku lupa, aku sudah tidak pernah lagi sarapan seperti ini, jadi aku tidak melakukan kebiasaan itu lagi.

Jinki: memangnya selama ini kau sarapan dengan apa?

Hyejin: jika ada waktu aku akan sarapan dengan ramyeon.

Jinki: mwo? kau tidak sarapan? Ramyeon?

Hyejin: sudahlah oppa, sebaiknya habiskan sarapanmu.

                                                            *****************

Jinki oppa bilang dia ada sedikit urusan, jadi aku sendirian di apartemennya. aku melihat-lihat apartemen jinki oppa kemudian masuk ke kamarnya. Aku duduk di meja kerjanya memandangi sekeliling ruangan ini, kulihat di salah satu dinding kamar terpajang sebuah gambar dengan figura yang indah. Itu adalah gambar jinki oppa yang aku buat dulu untuknya, ternyata ia masih menyimpannya.

Kubuka salah satu laci meja itu kemudian aku melihat sebuah foto, fotoku bersama jinki oppa. Ia masih menyimpannya.

Cklek.. kudengar suara pintu apartemen terbuka dengan segera aku keluar menghampiri jinki oppa

Hyejin: oppa kau sudah pulang????????

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet