“Menurutmu..?”

“Cukup. Aku bingung dengan kalian berdua. Yoora-ya, bagaimana kau mengenal anak ini?” Tanya Dongwoon

“Itu tidak penting. Yang pasti, orang ini pernah membunuhku.”

“Kau melupakan kata ‘hampir’” potong Sungyeol

“Eh, Maksud kalian?” Tanyanya bingung

“Kalau si Myungsoo sialan itu saat itu tidak ikut campur masalahku dengan YoungA, maka anak ini pasti sudah mati ditanganku” Ucapnya sambil melirik Yoora

“Yoora, jangan bilang kau pernah bertaruh dengannya mengunakan panahmu dan pedangnya?” Tanya Dongwoon kepada yeoja disampingnya yang hanya dibalas dengan tatapan, ‘ya’

“Lalu oppa sendiri, kenal darimana dengan orang ini? Bukankah saat kejadian itu oppa sudah berada di Seoul?”

“Dia teman sekelasku di SMP dulu saat di Busan. Jadi, kau harus memanggilnya dengan sebutan ‘oppa’ juga. Dan, ya.. Dia juga teman sebangkuku. *#91liners power! hehe:3*  Jadi aku sangat mengenal sifat asli orang ini” Jawabnya sambil melirik ke arah Sungyeol.

Sedangkan Yoora hanya mengeluarkan ekspresi tatapan mata jijik saat mendengar ia harus memanggil Sungyeol dengan kata ‘oppa’

“Cih, itu masa lalu”

“Kau berubah sejak bertemu dengan Naeun, yeol..” potongnya

“Berubah? Untuk apa? Naeun? Lagipula dia kan adikmu sendiri. Aku melakukan ini karna Myungjoo-”

“Naeun?” Potong Yoora

“Tch, kenapa setiap omonganku selalu kaliang potong? Ya, Naeun. Justru tujuan utamaku kesini adalah menyusulnya karna ia begitu nekat ingin mengunjugin Myungsoo. Dan yang kedua-”

“Balas dendam membunuhku?” Tanya Yoora dengan tatapan selidiknya

“Hmph.” Sungyeol mulai memasang smirk-nya lagi

“Aku lupa kalau bocah Es ini bisa membaca pikiran orang disekitarnya..”

“Baguslah kalau kau masih mengingatnya” potong Yoora lagi

“Omonganmu sungguh tidak penting Sungyeol-ssi” lanjutnya

“Lalu kenapa dijawab?” Ucapnya masih dengan smirk-nya

Dongwoon yang daritadi merasa menjadi batu diantara mereka membuka mulutnya, “Sebaiknya kalau mau bertengkar jangan disini”

“Kalian berdebat di suasana yang sangat tidak tepat”

“Lalu suasana tepat seperti apa yang kau maksud Dongwoon-aah?” Balasnya

Dongwoon terdiam. Bingung ingin membalas apa. Dia bukan tipe orang yang jago nyolot seperti 2 orang dihadapannya.

“Kupikir sebagai mantan teman sebangkunya semestinya kau tahu Dongwoon oppa orangnya seperti apa Sungyeol-ssi. Dia pasti sedang bingung merangkai kata-kata yang tepat untuk membalas ucapanmu. Bukan begitu Oppa?” Ucap Yoora diikuti anggukan dari namja disampingnya

“Hmph. Sudah kuduga, kau memang peramal”

“Jangan iri hanya karna kau tidak bisa membaca pikiran orang sepertiku Sungyeol-ssi” potong Yoora

“Haruskah aku iri? Haha. Sayangnya dengan memiliki kemampuan seperti itu hanya membuat menunjukannku seperti seorang alien”

“Kau..” Ucap Yoora yang sudah mulai terpancing emosinya dan mengepalkan tangannya erat-erat yang sudah ditahan oleh Dongwoon. “Sabar Yoora-ya..”

“Baiklah.. Lebih baik aku kembali pergi mencari Naeun daripada berlama-lama membuang waktuku disini. Bagaimana juga jika aku tertular virus Aliennya? Cih. Lebih baik kau hati-hati Dongwoon-aah. Jangan sampai tertular!” Ucapnya sambil berlari

“Apa? LEEEE SEONGGYEOOLLLLLLLLLLL!!!!”

“Cih, di suasana yang sedang tegangpun bocah pedang itu masih saja bersikap kekanak-kanakan-_-“

“Urus temanmu itu oppa” Jawab Yoora sambil berjalan meninggalkan Dongwoon.

--

“Su.. Sulli eonnie! M