Chapter 3

Loving You

Author POV

Seorang pria paruh baya sedang tertidur diatas ranjang rumah sakit. Tiba-tiba saja pintu dari ruang rawatnya terbuka dan memunculkan seorang yeoja muda yang cantik, yang tak lain adalah putri dari pria tersebut, yaitu Yoona. Im Yoona. Dan pria paruh baya yang sedang tidur itu adalah Tn. Im, ayah Yoona.

Yoona POV

Kubuka pintu ruang rawat appa ku, ku lihat appa sedang tertidur diatas kasurnya. Appa terlihat sangat tenang dalam tidurnya. Aku melangkahkan kakiku mendekatinya dan duduk di kursi yang terdapat disamping kasur appa ku. Aku mengusap-usap tangannya.

“Appa aku sangat menyayangimu, kau dan Kyuhyun oppa (Kakak ku satu-satunya) adalah yang yang paling berharga bagiku sekarang di dunia ini. Cepatlah sembuh appa..” ucap ku lalu mencium tangan ayah ku yang tercinta ini.

‘TRING TRING’

Tiba saja ponsel ku berbunyi, kuraih ponselku yang ada didalam tas ku. Ku lihat nama penelpon yang tertera di layar ‘Evil Oppa’.

“Yoboseo..”

“Yoona-ya, apa kau sudah di rumah sakit?”

“Ne oppa, wae?”

“Ehm.. sebelumnya oppa minta maaf..”

“Kenapa kau meminta maaf? Untuk apa oppa?”

“Oppa harus ke Busan selama beberapa hari karena ada urusan bisnis bersama Sungmin hyung yang harus oppa selesaikan disana, jadi mungkin untuk beberapa hari kedepan oppa tidak bisa menemani Appa di rumah sakit atau pun menemuimu.”

“Oppa, besok adalah ulang tahunmu tidak bisakah kau menunda urusan itu dan merayakan ulang tahunmu dulu bersama denganku dan appa?”

“Yoona-ya, kita bisa merayakan itu ketika oppa pulang nanti oke?”

“hmm.. baiklah.”

“Bisakah kau berikan telponnya kepada appa, Yoona-ya?”

“Appa sedang tidur sekarang..”

“Oh begitu, tolong beritahu padanya aku akan pergi malam ini.. Jaga appa dan dirimu baik-baik, aku menyayangi kalian..”

“Ne oppa, hati-hati dijalan. Dan cepatlah kembali.”

“Tentu yeo-dongsaeng ku yang cantik. Anyeong”

Aku pun menyudahi percakapan ku dengan Kyuhyun oppa di telpon, tanpa ku sadari ternyata appa sudah bangun dari tidurnya.

“Yoona-ya,apa itu tadi telpon dari Kyuhyun?” tanya appa tiba-tiba.

“Ne appa, oppa bilang ia harus pergi ke Busan sekarang untuk urusan bisnis selama beberapa hari  bersama Sungmin oppa (Asisten Kyuhyun), dia juga menitipkan salam untukmu appa.” Jelasku sambil tersenyum pada ayahku.

“Pasti anak itu sangat sibuk sekali karena akhir-akhir ini perusahaan kita mengalami banyak masalah keuangan, dia terlalu keras bekerja sampai-sampai dia mengabaikan hari ulang tahunnya besok.” Ucap ayahku yang terlihat sangat menghawatirkan Kyuhyun oppa.

“Aku sedih appa karena kita tidak bisa merayakan ulang tahun Kyuhyun oppa bersama-sama besok.” Ucapku sambil mengerucutkan bibirku.

“Hey.. kita masih bisa merayakan ulang tahunnya setelah ia pulang..” ucap ayahku sambil mengelus kepalaku agar aku tidak merasa sedih.”

“Iya tadi oppa juga berkata hal yang sama, tapi rasanya pasti akan berbeda appa.” Jawabku.

“Setidaknya itu lebih baik dari pada tidak sama sekali, benar kan?” tanya ayahku.

“Ne appa..” aku pun memeluk ayahku yang sangat ku sayangi.

“Oh iya, appa apakah kau sudah makan dan meminum obat mu?” tanyaku pada ayahku.

“Tentu sudah, tapi bagaimana dengan putri appa ini? Apa kau sudah makan?” tanyanya.

“Ehm.. itu.. belum appa hehehe.” Jawabku sambil tertawa kecil.

“Aigoo bagaimana bisa kau belum makan, kau kan habis berlatih piano selama berjam-jam dan itu pasti sangat melelahkan. Cepatlah pergi makan! Appa tidak mau putri appa yang cantik ini sakit seperti appa.” Ucapnya cerewet appa karena rasa sayangnya pada ku.

“Appa.. apa kau tidak merindukan aku seharian ini? Aku bahkan sangat merindukanmu.” Protes ku sambil memnyunkan mulutku dihadapan appa.

“Yoona-ya kau tidak mau menuruti perkataan appa? Hah?” tanyanya seolah-olah ia mengancamku, walau sebenarnya aku tau dia sedang bercanda dengan perkataannya itu.

“Baiklah, baiklah.. aku akan makan. Aku pergi ke foodcourt rumah sakit dulu appa, tunggu aku disini, oke?” ucapku sambil memeluk appa ku.

“Ne, makanlah yang banyak!” katanya sambil tertawa.

“Ne!!” jawabku sambil tertawa juga.

Aku pun mengambil dompetku yang ada di tas dan pergi keluar dari ruang rawat appa ku.

Jonghyun POV

Aku masih berada di salah satu sudut rumah sakit, karena aku sangat merasa bosan jika harus terus berada di ruang rawatku. Sambil bercanda dengan salah satu pasien anak laki-laki yang menderita kanker otak yang ternyata dia adalah salah satu dari penggemarku. Anak itu bernama Kyungsan.

“Hyung? Mengapa kau menjadi pembalap? Apa alasanmu? Aku benar-benar ingin tahu.” Tanya anak itu.

“Hmm.. mengapa ya?” ucapku sambil menggaruk-garuk dahiku seolah-olah aku sedang berpikir dengan sangat serius.

“Ah itu karena mimpiku sejak kecil adalah menjadi seorang pembalap.” Jawabku.

“Hanya karena itu saja hyung?” tanyanya lagi.

“Ne, kau tau mimpi atau cita-cita itu bisa menentukan jalan hidupmu. Dan jika kau bisa mencapai mimpi itu, itu akan sangat membahagiakan perasaanmu.” Jelasku.

“Aku juga punya mimpi yang sama seperti mu hyung, sejak aku menjadi penggemar mu mimpi ku adalah menjadi pembalap sepertimu. Aku benar-benar ingin menjadi pembalap sepertimu hyung!” ucapnya dengan semangat.

“Kalau begitu ketika aku sembuh dari cederaku ini aku akan menjadi guru mu untuk mengajarimu menjadi seorang pembalap!” kata ku.

“Tapi hyung sepertinya itu tidak mungkin. Aku tidak mungkin menjadi pembalap sebelum aku sembuh dari penyakitku ini.” Ucapnya dengan wajah yang terlihat seperti semangatnya mulai menghilang.

“Kalau begitu berusahalah untuk cepat sembuh, hyung juga akan berusaha untuk sembuh dan mengajarimu banyak hal. Bersemangatlah! Kyungsan fighting!!” ucapku agar Kyungsan semangat kembali.

“Benarkah hyung? Baiklah aku akan berusaha untuk cepat sembuh!” ucap Kyungsan yang mulai semangat kembali.

“Fihgting! Fighting! Fighting!” seru ku dan Kyungsan.

Tiba-tiba seorang yeoja berjalan lewat dihadapan ku dan Kyungsan. Yeoja itu tak lain adalah yeoja yang tadi menolongku untuk mengambil ponselku dilantai. Yoona.

“Ah agassi?” panggilku pada wanita.

“Ne? Oh Jong.. Jong..” ucapnya seperti mengingat-ingat namaku. Aku hanya menunnggunya menyebutkan namaku dengan benar. Dia terlihat lucu saat mengingat namaku. Aku tertawa dalam benakku.

“Jong.. Jonghyun-ssi?” Lanjutnya.

“Akhirnya kau menyebutkan namaku hehehe.” Ucapku.

“Maaf aku lupa sedikit namamu, mungkin karena kita baru bertemu.”  Ucap Yoona karena merasa tidak enak lupa sedikit akan namaku.

“Gwenchana, aku bisa memakluminya. Oh iya kau mau kemana?” tanya ku padanya.

“Aku ingin ke foodcourt.” Jawabnya singkat.

“Owh.. Oh iya terimakasih tadi kau menolong ku untuk mengambil ponselku yang terjatuh.” Ucapku menyampaikan rasa terimakasihku padanya.

“Cheonmane-yo Jonghyun-ssi, senang rasanya bisa membantu.” Jawabnya sambil menampakkan senyumnya padaku.

“Manis.” Ucapku pelan.

“Ne?” tanyanya.

“Ah ani, apa kau mau aku mengantarmu ke foodcourt Yoona-ssi?” kataku menawarkan diriku untuk mengantarnya ke foodcourt rumah sakit.

“Tidak usah Jonghyun-ssi, aku sendiri saja. Kau sebaiknya beristirahat, agar kaki mu cepat sembuh.” Jawabnya karena melihat keadaan ku yang hanya terduduk di kursi rodaku karena cedera kakiku.

“Kau benar juga, baiklah sampai bertemu lagi Yoona-ssi.” Ucapku.

“Ne.. sampai bertemu lagi juga Jonghyun-ssi.” Jawabnya. Ia pun melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ku.

“Hyung?” Panggil Kyungsan padaku.

“Ne?” Jawabku.

“Kau sepertinya menyukai Noona itu hyung.” Ucapnya.

“Mwo?”

‘Apa aku menyukainya?’ pikirku.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
smartangel
#1
can you translate it to english ... thanks :D
vvytri #2
Chapter 2: BAguuuussssss!!!!!!