"Hentikan! Hentikan, Min..! Berhentilah membuatku merasa geli, kalau tidak.."

"Kalau tidak.. Kenapa?"

Changmin berhenti menggoda Jaejoong dan memeluknya dari belakang. Mereka telah bersama selama 5 tahun lamanya. Sekarang, mereka berdua telah berusia 17 tahun. Mereka bukan hanya berstatus sebagai sepasang kekasih tapi juga seperti kakak-beradik dan teman baik. Kedua belah pihak keluarga juga telah menyetujui hubungan mereka.

“Dimana Junsu dan Yoochun? Bagaimana kita bisa memulai kegiatan belajar kelompok kita kalau mereka tidak datang?” keluh Jaejoong.

Changmin mengecup bibir Jaejoong. “Mungkin orangtua mereka mengetahui kegiatan belajar kelompok ini. Kau tahu hubungan kedua orangtua Junsu dan Yoochun yang tidak akur kan?”

“Hhh.. Kasihan mereka.. Mereka benar-benar mencintai satu sama lain tapi karena sedikit kesalahpahaman mereka tidak bisa bersatu” Jaejoong menunjukkan wajah prihatinnya.

Changmin kembali memeluk Jaejoong. “Dan kita beruntung karena telah mendapat restu dari kedua orangtua kita.”

-:-:-:-
 

“Eomma.. Appa.. Aku pergi!” Junsu menyambar jaketnya dan segera berlari menuju pintu.

Nyonya Kim meraih pergelangan tangan anaknya. “Pergi kemana?”

“Ada kegiatan belajar kelompok yang harus aku hadiri di rumah Jaejoong..” Junsu memberikan alasan sambil berusaha melepaskan pergelangan tanggannya dari genggaman ibunya.

“Siapa saja anggota kelompokmu yang lain selain Joongie?”

“Changmin.. dan Y-Yoochun..”

“Changmin dan siapa?”

“Y-Yoochun..”

“Sudah Eomma bilang.. Jangan berteman dengan keluarga Park! Kenapa kau begitu keras kepala?”

“Tapi Eomma.. Aku harus pergi..”

“Tidak boleh! Lain kali kalau kau mau belajar kelompok, belajarlah disini.. TANPA PARK!”

Junsu menghentakkan kakinya. “Kalau Eomma terus seperti ini, bagaimana aku bisa sukses belajar?”

“Kau bisa sukses asalkan belajar dengan giat, bahkan walau hanya belajar seorang diri”

“Tapi Eomma..”

“Tidak ada tapi-tapian! Sekarang kau dihukum! Masuk ke kamar!”

-:-:-:-
 

“Mau pergi kemana, Yoochun?”

Yoochun menghentikan langkahnya. “Ada kegiatan belajar kelompok di rumah Joongie, Eomma..”

“Dengan siapa?” tanya Nyonya Park sambil menyerahkan secangkir kopi pada suaminya.

“Joongie, Minnie dan Suie..” jawab Yoochun secara spontan.

 “Suie? Maksudmu Kim Junsu? Anak keluarga Kim itu?”

“Ne, Eomma. Memangnya kenapa?”

“Kau kan tahu, Eomma dan Appa tidak suka kalau kau berteman dengan anak keluarga Kim!”

“Tapi Eomma.. Ini kan cuma belajar kelompok. Lagipula aku tidak punya masalah dengan Suie..”

 “Iya, tapi kita punya masalah dengan keluarganya! Lain kali belajar disini.. TANPA KIM!”

-:-:-:-
 

“Aish!” Jaejoong menghela nafasnya.

Changmin mengalihkan pandangannya pada kekasihnya “Ada apa, Joongie?”

“Junsu tidak bisa datang” keluh Jaejoong.

“Oh! Yoochun juga.. Dia baru saja mengirimkan pesan padaku” sahut Changmin.

 “Jadi.. Itu artinya.. Kita berdua harus menyelesaikan soal-soal ini kan?” Jaejong mengerucutkan bibirnya.

“Kurasa begitu..” Changmin tersenyum sambil memandangi wajah Jaejoong.

-:-:-:-
 

Setelah kematian nenek Jaejoong, ayahnya mendapatkan warisan sebuah rumah tua, sebelumnya mereka menyewa sebuah rumah kecil di kota yang sama. Kamar Jaejoong berada di tingkat kedua. Ia menyukai kamar barunya karena kamar itu lebih besar dari kamarnya yang terdahulu dan lebih terasa privat.

Tetapi, setelah satu minggu kepindahannya ke rumah itu, Jaejoong mulai merasa tidak bisa tidur dengan nyenyak. Selain karena masih belum terbiasa, ia juga merasa terganggu dengan adanya suara-suara aneh yang muncul dari dalam ruang penyimpanan.

“Jae.. Jae.. Jae..”

Jaejoong membuka matanya. Ia mendengar seseorang memanggilnya, tapi tidak ada seorangpun yang memanggilnya dengan nama itu.  Semua orang memanggilnya Joongie.

“Jae.. Jae.. Jae..”

Jaejoong masih bisa mendengar suara itu. Ia mengarahkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, kemudian mengarahkan pandangannya ke arah ruang penyimpanan. Ia melihat sesosok bayangan melintas dari balik celah pintu.

Jejoong bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ruangan itu. Ia memutar gagang pintu dan menyalakan lampu, tetapi lampu itu malah berkedip tidak menentu. Ia memasuki ruangan itu, mengarahkan pandangannya ke sekeliling dan..

“Brakk..”

Pintu ruangan itu tertutup dengan sendirinya. Lampu di ruangan itu juga mati secara tiba-tiba. Sesaat kemudian, mendadak lampu kembali menyala. Jaejoong kembali melihat ke sekelilingnya dan menemukan pintu lain. Ia penasaran dengan apa yang ada di balik pintu itu dan memutuskan untuk membukanya walau ia merasa sedikit takut.

Jaejoong merasa terkejut. Pintu itu ternyata menghubungkannya dengan ruangan lain. Ruangan ini terlihat seperti kamar tidurnya, tetapi dengan letak barang-barang yang berbeda. Suasananya di kamar ini juga terasa berbeda. Ranjang, lemari, meja belajar.. semuanya terasa berbeda. Dan entah kenapa, kamar ini terasa lebih terang dan.. berwarna hijau?

Jaejoong merasa bingung..  Sebenarnya ia berada dimana? Bagaimana mungkin kamar ini terasa berbeda padahal ia benar-benar yakin kalau kamar ini adalah kamarnya. Ia merasa pusing. Lalu, tiba-tiba ada tangan kecil yang menarik tangannya..

“Eomma!”

 -:-:-:-
 

_________________________________________________________________________________________________________________________

Serius dah.. 

Crita ini berasa jadi kaya cerita misteri.. merinding waktu nerjemahinnya..

Daniel oppa emang daebak  >_<