Bees : Day By Day

Bees: The First Time We Meet

"In vanila twillight, I'll sit on the front porch all night, waist-deep in though because when i think of you i don't feel so alone."


Langkah kaki kecil itu menggema, memecah keheningan suasana subuh yang temaram. Kedua tangan kecilnya terlipat, mendekap boneka lebah miliknya. Tangan kecil itu terulur, membuka pintu yang menghubungkannya kedunia luar. Tanpa kungkungan menyesakan rumah minimalis namun elegan itu. Seketika, hawa dingin menyambutnya. Membelai kulit putih susunya yang hanya terbalut oleh piyama bericon lebah kecil dengan senyuman yang ceria. Ia berdiri, terdiam sejenak. Menatap langit luar yang masih tampak gelap. Kedua kakinya terbungkus sandal berbentuk lebah. Melangkah, menutup pintu kayu beukir itu perlahan. Bocah kecil itu menjatuhkan tubuhnya tepat diantara pijakkan berupa tangga didepan pintu rumahnya. Mata kecilnya berbinar, menatap langit subuh yang masih menyisakan guratan sang raja malam beserta prajuritnya. Meski hanya siluet yang memudar. Hawa dingin pagi buta tak mengenyahkannya untuk kembali bergelung dalam selimut hangat dikamarnya. Bibir mungil itu tertarik, membentuk sebuah lengkungan tipis diwajahnya. Suara samar siulan mengusiknya sejenak. Mata kecilnya bergerak tak tentu arah, mencari sosok yang ia yakini telah membuat suara itu. Matanya terhenti, kepalanya mendongah menatap rooftop sebuah rumah. Ia tersenyum tipis.      

Bocah berhazel tajam itu terdiam sejenak. Menghentikan aksi memecahkan keheningan pagi dengan siulannya. Merasa diperhatikan, ia menatap seluruh sudut tempat yang dapat dijangkaunya. Matanya terhenti, tertumpuk pada satu titik dibawahnya. Ia tak bergeming. Kedua hazel itu bertemu, saling memandang dalam keheningan langit subuh. Masih seperti itu, hingga bocah berkulit putih itu memutuskan kontak dengannya. Mengalihkan pandangannya kearah lantai beton pekarangan rumahnya. Langit mulai mencerah, menghapus siluet sang raja malam beserta prajuritnya.Kepala mungil itu mendongah kembali, menatap rooftop rumah diseberangnya. Sepi, tak ada siapapun disana. Ia menghela nafas pelan. Kembali menatap hamparan langit yang mulai berubah warna. Mendekap lembut boneka lebah dipelukkannya.

-

"Aku berangkat! Bye Xingxing!"

Derap langkah kaki kecil itu menggema. Bocah bersurai karamel itu menarik keluar sepedanya dan mulai mengayuhnya. Meniggalkan siluetnya yang memudar. Bocah kecil itu melangkah, menghampiri tubuh wanita cantik yang sibuk menyiram bunga-bunga daisy yang terjejer rapih diperkarangannya.

"Auntie."

Wanita cantik itu menoleh, tersenyum lembut kearahnya.

"Boleh Xing Tuo ikut menyiram tanaman?"

Ia menatap polos kearah wanita dihadapannya. Tangannya terulur, meraih selang untuk menyiram tanaman itu.

"Tante buatkan honey milk dulu ya, jangan kemana-kemana."

Wanita cantik itu mengecup lembut gumpalan pipi bocah itu dan mulai beranjak menuju dalam rumah.

Senandung kecil menguar diudara hangat musim panas ini. Sebuah sandung kecil yang terlontar dari bibir bocah kecil itu. Derap langkah pelan membuatnya menoleh. Menatap wanita yang tengah menyimpan segelas susu madu dan tumpukkan cookies diatas bangku diperkarangan itu.

"Ayo minum susu mu dulu sayang."

Wanita itu beranjak mematikan keran air yang digunakannya. Menarik lembut bocah itu menuju bangku yang dimaksud.

"Ini dia susu madu kesukaan mu, silahkan diminum tuan Zhang."

Wanita itu menyodorkan segelas susu pada bocah itu dengan nada seperti seorang pelayan kerajaan. Tawa renyah menguar dari bibir mungil sang bocah, membuat wanita itu juga tersenyum kecil.

"Enaknya."

Bocah kecil itu menyapu sudut bibirnya setelah menghabiskan setengah dari susu miliknya. Wanita cantik dihadapannya tersenyum kecil. Mengelus lembut kepala sang bocah.

"Tante."

Ia tak bergeming, menatap lurus kearah sang bocah manis dihadapannya.

"Apa ya rasanya berada diluar?"

Ia mengernyit, belum memahami maksud ucapannya.

"Maksudnya sayang?"

Mata kecil itu menatap sendu sang wanita. Tersenyum tipis. Menggelengkan kepalanya lembut.

"Gak apa tante, aku cuma ngegumam aja ko."

Wanita dihadapannya tersenyum tipis. Mencubit pipi kiri sang bocah.

-

Sang raja siang mulai menaik, membuat hawa semakin terasa hangat.

"Tante, boleh aku main diperkarangan?

Bocah kecil itu terdiam, berdiri dibelakang tubuh tinggi sang wanita.

"Mau apa sayang? disini saja ya, sebentar lagi ka Xiao Lu kan pulang."

Raut kecewa terpantri jelas diwajah bocah kecil itu. Ia memilin ujung kaus putihnya, berharap lebih pada wanita dihadapannya.

"Yasudah kamu boleh main diperkarangan. Tapi pakai sandal ya?"

Ia tersenyum lebar, membuahkan sebuah dimple manis dipipi kanannya.

"Makasih tante."

Benda lembut itu mendarat di pipi sang wanita. Berlari kecil menuju pintu keluar. Tergesa mengenakan sandal kesayangannya dan mulai berlari keluar rumah.

"Jangan lari-lari. Lihat langkah mu! jangan sampai jatuh ya!!"

Wanita itu memekik cukup keras. Bocah kecil itu tak menjawab hanya melangkah cepat menuju pekarangan rumah yang cukup terbilang luas itu.

Kaki kecilnya melangkah, menginjak rerumputan hijau dan rapih, meninggalkan jejak samar disana. Langkahnya terayun menuju sebuah ayunan yang sengaja dibuat dibawah pohon besar di perkarangan itu. Mengayunkan tubuhnya, membiarkan angin lembut membawa poninya tersapu.

-

Matahari mulai terasa sangat menyengat, menandakan hari sudah memasukki siang. Kaki kecilnya terus mendorong, membuat tubuhnya terayun.

"Kak Xiao Lu!!"

Melompat cepat saat tubuhnya masih berayun cukup kencang. Berlari menuju bocah bersurai karamel yang tengah memarkirkan sepeda hitamnya bersama kedua orang sahabatnya.

"Ish! Kamu ini Xingxing! Jangan melompat turun kalo masih berayun gitu! kalo jatuh gimana!!"

Bibir mungil bocah bersurai karamel itu bergerak cepat, memarahi adik sepupu tersayangnya.

"Maaf, aku kan cuma mau cepet-cepet ketemu kakak."

Ia menunduk dalam. Memainkan ujung kausnya kembali.

"Sudahlah, gak apa. Tapi lain kali jangan diulangi lagi ya!"

Bocah berkulit putih susu itu mengangguk cepat. Tersenyum, menampilkan dimple manisnya.

"Xingxing is reaaaaalllllyyyy cute boy!!!"

Bocah dengan pipi gembul itu memekik histeris. Memeluk erat tubuh bocah berama Xing Tuo itu.

"Baozi cukup!!!! mau ngeremukkin Xingxing ya!"

Bocah berpipi gemuk itu hanya terkekeh, menarik lembut lengan Xing Tuo menuju kedalam rumah.

"Kita punya film sama game baru, banyak loh. Chen yang beli. Kamu suka lebah kan ya?"

Bocah itu mengangguk tertarik. Menjatuhkan tubuhnya diatas permadani berbulu diruang tamu itu.

"Kalo gitu ayo kita nonton film The Story of Bees aja!!"

Bocah berwajah kalem itu memekik, mulai menghidupkan dvd player.

-

Sore menjelang saat film yang ke-4 bocah itu tonton telah berakhir. Bel rumah berdering, membuat bocah bersurai karamel itu beranjak untuk membukakan pintu rumah.

"Hai Xiao Lu."

Ia tersenyum, mempersilahkan wanita berumur 40an dan seorang anaknya masuk. Memanggil wanita cantik lainnya yang tak lain adalah ibunya.

"Hai, Wu fan."

Bocah berhazel tajam itu membungkuk sejenak. Menampilkan senyum tipisnya.

"Wu Fan, sana kamu main sama Xiao Lu dan yang lainnya. Mama mau ngobrol sama auntie Xi dulu."

Ia mendengus pelan. Berjalan menuju ruang tengah dimana ke-4 bocah yang tengah sibuk memakan buah semangka manis itu berada.

"Wu Fan! Ayo sini duduk! Makan semangka! Seger loh!"

Bocah berpipi gemuk itu menepuk sebuah ruang kosong diantara dirinya dan Xing Tuo. Bocah berhazel tajam itu melangkah, menjatuhkan tubuhnya diruang kosong itu. Meraih sepotong semangka dan mulai memakannya perlahan. Manik kecil itu melirik dari ekor matanya kearah bocah berhazel tajam itu. Mulutnya tak lepas menyesap rasa manis yang dihasilkan dari buah semangka. Wajah putihnya mulai memerah perlahan.

"Xing Tuo, kamu sakit?"

4 pasang mata tertuju kearahnya. Menatap wajah bocah itu khawatir. Ia menggeleng keras, menutup kedua belah matanya.

"Wajah kamu merah loh!"

Gumaman kecil berhasil lolos dari bibir mungil bocah berwajah kalem itu. Xing Tuo, ia menatap polos kearah 4 bocah lainnya.Matanya sedikit berkaca.

"Aku memerah gara-gara semangka ini ka."

Seluruh mata itu melebar mendengar statment aneh dan menggelikan darinya. Tak terkecuali bocah berhazel tajam itu.

"Xingxing lucu! Menggemaskan!!"

Pekikkan histeris menguar dari bocah-bocah itu terkecuali bocah berhazel tajam. Mata tajamnya menatap bocah yang berada beberapa senti disampingnya. Tawa kecil Xing Tuo menggema, membuat senyum tipis tercetak dibibir bocah berhazel tajam itu.


"With you, day by day. I learn about my feelings. Always, day by day I learn."


Please, leave ur comment after you read this fictio. Thanks for comment and support. *bow
 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Zhang-kiki #1
Chapter 2: Ini yakin butuh sequelllllll!!!!!
Ahh autho-nim, kiki gemes banget liyat xing tuo *poke xing
Itu kasihan waktu liyat xing tuo lagi telpon mamahnya
Thor-nim, yakin deh ini butuh sequel, pengen liyat kelanjutan hub xing tuo ma wufan ^^
Kalau boleh saran, kalau buat ffnya dalam b.indonesia, nanti ditagnya dikasih 'indonesian' or apa gitu thor-nim, biar kalau cari ff indo lebih gampang ^^

Good job author-nim,, thanks udah mau nulis ff ini ^^
Abel_channie
#2
Chapter 2: akhhh sumpeh gemes bngt sma xing tuo~~~~
unyu unyu bngt~~~
fufufufufu

eh tp kyk ya xing tuo ga bleh maen keluar ya???
tante ya kyk protective bngt sma dia???
apa disini dia jga pya hemophilia???
ato penyakit lain???
errrrrrrr

suka pas mrka melakukan eye contact ntu...aiguuu

lnjt yo`````
hwaiting author-ssi ^^
aimeime
#3
Chapter 2: awww,,, xingxing kecil,,, jd gemes bacanya,,,, sooo cuteee...
kraying01 #4
Chapter 1: Omg..jd gak sabar pgn mreka cpet gede ^^ q tggu next chapx thor..
Abel_channie
#5
Chapter 1: fufufu~
poor xing xing udh 2 tahun ga ktmu sma orang tuanya :-[

aiguu xing xing jd penggemar rahasianya wufan kah???
dan tanpa xing xing ketahui ternyata wufan juga perhatiin xing xing
ikhhh kiyut bngt sih mrka,,
akhrnya dpt juga epep chibi kray~

ada beberapa typos diatas,but i like the way u describe everything here...^^
diksinya ringan~
enjoy bngt pas baca ya :-D

ga sbr nunggu kelanjutannya nih...
hwaiting!!!!
awesomepearlescent
#6
ha... I want moaaar XD

*sobs* keren fanficnya
Abel_channie
#7
suka suka suka :-D
ini blum end kan?
msh ada kelanjutannya
kan???

eh,,ini waktu mereka msh kecil diceritain lg ga ya???
pngen chibi Kray~
^^

hwaiting author-ssi!!!
ditunggu kelanjutannya :-)
yunjaefor
#8
T_T
I can't read this
*ugly sobs*