Never Let Go | 1

Never Let Go

 

CHAPTER 1

            FLASHBACK

            “Hey, tunggu!” seru gadis kecil berumur 10 tahun berlari mengejar anak laki-laki yang sedang mengendarai sepedanya.

            Anak lelaki itu hanya tertawa sambil tetap menggenjot sepedanya.”Ayolah, kejar aku!!”

            Gadis kecil tadi berhenti, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya kemudian terduduk di tanah. Ia lelah, dan juga napasnya tersengal-sengal. “Jahat, kau jahat!” gumam si gadis kecil, matanya sudah berkaca-kaca.

            Si anak lelaki tadi akhirnya memutar balik sepedanya, lalu menyuruh si gadis kecil untuk naik di belakang.”Ayo, begitu saja menangis, payah!”

            “Aku akan bilang ke Ibumu nanti, awas saja!”

            “Eh... jangan kumohon, kau kan cantik, baik, manis, pintar... Tolonglah, jangan laporkan kelakuanku lagi...” ucap si anak lelaki memohon pada si gadis kecil.

            Si gadis kecil terkikik geli.”Dasar payah, begitu saja takut. Ayo cepat, nanti ibumu cemas.”

            “Eh, sebentar. Kau mau eskrim? Lihat! Itu penjualnya.” Seru si anak lelaki dengan semangat.

            “Kau mau beli? Memang uang jajanmu masih tersisa?” ejek si gadis kecil melirik kantung seragamnya.

            Si anak lelaki menggaruk kepalanya yang tidak gatal.”Sudah habis, yasudahlah... ayo, pulang saja.”

            “Tenang, aku akan mentraktirmu. Mau tidak? Kalau tidak mau yasudah...”

            “Benarkah! Ya Tuhan... kau baik sekali!” kelewat senang si anak lelaki tak sadar, mencium pipi si gadis kecil. Si gadis kecil hanya tersipu malu, pipinya merona merah.

            Si anak lelaki menaruh sepedanya di dekat pohon, lalu menarik lengan si gadis kecil ke penjual eskrim.

            “Ahjussi, aku pesan eskrim rasa Strawberry.” Seru si anak lelaki.

            “Aku rasa cokelat, aku mau pake cone yang itu,”

            “Memang hanya pakai cone, cupnya sudah habis.” Sahut si penjual.

            “Yang benar? Tapi aku tidak suka cone,”

            “Tidak apa-apa, aku akan memakannya.” Ujar si gadis kecil tersenyum manis, yang disambut cengiran si anak lelaki.

            FLASHBACK END

 

            “Ibu, kami pergi dulu!” seru seorang anak remaja lelaki bertubuh jangkung, mulutnya masih penuh roti selai strawberry.

            “Hey, strawberry boy, minum dulu. Mulutmu belepotan selai strawberry!” ujar gadis berambut hitam lurus melewati bahu.

            Seungyub hanya mengangguk lalu meraih air minumnya.”Ayo, Suzy, nanti kita terlambat!”

            “Iya iya, Bibi kami pergi dulu, sampai nanti!” ucap Suzy berlari sambil melambaikan tangannya.

            “Ya.. Hati-hati ya.” Sahut Ibu Lee.

           

            “Seunggi-ah, dahimu masih lebam, hari ini jangan pedulikan mereka lagi ya, tidak usah memikirkan perasaanku, itu memang kenyataan.” Ucap Suzy pelan, berjalan beriringan di sebelah Seungyub.

            Seungyub menatap tajam Suzy,”Kenyataan? Kenyataan bagaimana?! Itu kecelakaan, dan itu semua salahku! Aku tidak bisa tinggal diam, kalau mereka menghinamu seperti itu.” Jawab Seungyub geram.

            “Tapi waktu itu kan dia sedang mabuk....”

            “Mau mabuk? Atau memakai narkoba, dia tetap kurang ajar padamu, kalau saja aku tidak telat menjemputmu, itu semua tidak akan terjadi. Maaf.” Untuk kesekian kalinya Seungyub meminta maaf.

            “Aku tidak apa-apa, aku akan marah padamu, kalau kau menghiraukan perkataan mereka lagi.” Ucap Suzy, lalu mempercepat langkahnya ke halte bus.

            “Dasar bodoh.” Ucap Seungyub di belakang Suzy yang tak menghiraukannya.

 

            Suzy’s POV

            “Bisakah sehari saja, jangan melindungiku terus... wajahnya sudah memar-memar begitu.” Gumam Suzy meninggalkan Seungyub di belakangnya.

            Kejadian malam itu, benar-benar memang menghancurkan hati dan perasaanku padanya. Ya, Kim Jongin, lelaki tampan yang merupakan murid populer di sekolah, bisa dibilang murid lelaki yang jago dance. Dan, aku menyukainya. Tapi dulu, setelah tau bagaimana sifat aslinya. Benar-benar lelaki brengsek. Ia hanya memanfaatkanku, dan sehabis itu malah... Aku benci dia! Aku benci dia!

            “Suzy-ya! Tunggu aku bodoh!” seru Seungyub membuatku menoleh sambil menatapnya ganas.

            “Apa? Berisik sekali.”

            “Kita kan berangkat bersama, jangan tinggalkan aku begitu.” Sahutnya sambil merangkul pundakku untuk masuk ke dalam bis.

 

            Sesampainya di sekolah, seperti biasa. Anak laki-laki usil mengungkit-ungkit kejadian di malam hari yang sebenarnya sudah lebih dari 1 bulan yang lalu.

            “Murahan...”

            “Wanita gampangan, bodoh ya dia...”

            “Harusnya bercermin, ya, tentu saja salah dia sendiri..”

            Seungyub menggertakan giginya keras. Memberikan mereka semua tatapan yang menusuk dan sengit.”Hentikan bicara kalian! Atau akan kubuat bibir kalian sobek!”

            Aku merinding mendengar ancamannya, aku memang sudah tidak ambil pusing komentar mereka terhadapku, toh, aku belum di sentuh oleh Jongin, tapi ‘hampir’.

            “Seunggi, sudahlah, ayo ke kelas...” bisikku membujuknya, sekaligus melindungi wajahnya yang sudah lebam sana-sini. Aku tidak mau dia ditegur guru lagi, karena tidak bisa menahan emosinya itu.

            “Awas kalian!” ancamnya lalu akhirnya menurutiku untuk langsung masuk ke kelas.

            Ia membanting tasnya ke meja.”Ya! Lee Seungyub, ini masih pagi, ada masalah lagi?” tanya Soojung, teman sebangkunya.

            “Biasalah... dia itu kan emosian,” sahutku enteng lalu meletakkan tasku tepat di belakang bangku Seungyub dan Soojung.

            “Calm down, Yubbie.. jangan terbawa emosi terus, lihat wajahmu, nanti tampannya hilang.” Goda Soojung sambil mencubit pipi Seungyub.

            Seungyub melirik Soojung kesal.”Diam kau, nanti aku jejali mulutmu dengan mentimun!” balas Seungyub menyelentik kening Soojung.

            “Ampun, Tuan.” Soojung langsung diam, menutup bibirnya rapat. “Ayo! Siapa takut! Nanti aku lapori ke Sooyeon eonni!”

            “Dasar mengadu terus payah!” cibir Seungyub lalu tertawa.

            Suzy’s POV END

 

            KRINGGG!!! Bel pertanda selesai berbunyi, seluruh murid-murid berhamburan keluar kelas.

            “Suzy-ya, ayo pulang!” seru Seungyub dari depan pintu kelas.

            Suzy cepat-cepat mengemasi buku-bukunya ke dalam tas. Lalu berlari kecil menuju Seungyub,”Aku lapar, ayo makan dulu!”

            “Ibu, pasti sudah masak di rumah, kita makan di rumah saja.” Tolak Seungyub menjejalkan tangannya ke saku celana seragam.

            “Tapi aku mau makan, fish cake di sebelah halte itu, kelihatannya enak.” Suzy berusaha membujuk Seungyub.

            “Kau yang bayar, ok?”

            Mata Suzy membulat.”Mwo?”

            Seungyub hanya melirik.”Tidak mau? Yasudah beli sendiri saja.”

            “Seunggi-ah, tapi aku takut pulang sendiri....” kata Suzy dengan nada memelas.

            Seungyub menghentikan langkahnya, lalu menoleh Suzy yang masih berdiri di pintu gerbang sekolah.

            “Aish, baiklah! Ayo!” Suzy tersenyum kemenangan atas persetujuan Seungyub.

 

            “Ahjussi, aku minta 5 tusuk!” seru Suzy menduduki kursi yang tersedia di dalam kedai.

            “Aku 2 tusuk saja.” Lanjut Seungyub.”Pesannya banyak sekali.”

            “Aku lapar. Kenapa?”

            “Tidak, sudah lupakan. Ingat ya, habis ini pulang... Ibu pasti sudah menyiapkan jus strawberry untuk pencuci mulut siang ini.”

            Suzy mencibir,”Apa di kepalamu hanya ada Strawberry? Lama-lama aku muak.”

            “Bawel sekali mulutmu, Strawberry itu manis.” Ujar Seungyub sambil memejamkan matanya.

            “Silahkan ini pesanannya.”

            “Apa kau bilang? Manis? Asam tahu!” bantah Suzy sambil melahap fish-cake miliknya.

            “Terserah kau, lebih baik upgrade saja lidahmu itu kalau tidak percaya.”

            Suzy menoyor pelan kepala Seungyub.”Sembarangan saja di upgrade, kau pikir lidahku ini apa!?”

            “Hmmm.. semacam software mungkin?” sahut Seungyub menghabiskan tusuk fish-cakenya yang terakhir. “Nah, aku sudah selesai. Ayo pulang.”

            Suzy masih menikmati fish-cakenya yang tinggal 2 tusuk lagi, tiba-tiba hujan turun derasnya.

            “Nah, hujan kan... lebih baik tunggu disini dulu.”

            “Yaya, baiklah...” ujar Seungyub mengalah.

            Hujan pun berhenti, Seungyub cepat-cepat menarik lengan Suzy dari dalam kedai.

            “Bisnya sudah tidak ada yang lewat ya?”

            “Ini sudah sore, mungkin sekitar jam 4, pasti ada yang lewat lagi.” Sahut Seungyub berusaha menenangkan Suzy yang terlihat cemas.

            Suzy menatap lurus ke depan, tak menyadari ada mobil yang melintas persis di depannya, yang menginjak genangan air. Dengan sigap Seungyub menggeser tubuh Suzy yang jauh lebih kecil darinya ke trotoar, genangan air itu seketika pindah posisi ke seragam Seungyub.

            “Seunggi, apa yang kau lakukan? Seragamu jadi basah kuyup...”

            “Mobil itu payah sekali, tidak melihat ada orang di pinggiran sini apa?” gerutu Seungyub tak menggubris pertanyaan Suzy.

            “Terimakasih, Seunggi..”

            Seungyub menoleh, ia tersenyum.”Sama-sama gadis malang. Aku harus melindungimu, itu pesan dari Bibi Kyuri padaku, Ayahku, dan Ibuku.” Seungyub mengacak pelan rambut Suzy.

            “Seungyub apa kau lelah, harus mematuhi pesan dari ibuku?”

            Seungyub terdiam, lalu tersenyum menatap hujan yang masih turun dengan lembutnya.

 

TO BE CONTINUED

I'LL POST THE NEXT CHAPTER LATER... :)

I NEED COMMENTS AND SUBSCRIBERS, THANKYOU!!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
moe2khin #1
Please update soon author nim .
AnisaSueweeties #2
Chapter 2: asik.... bahasa indo... jarang ad ff suzy bhs indo... keren!!
Ananda-yune
#3
Chapter 1: ahhhhh.... kok keren? :) itu.. pengen punya sahabat kyk gitu. lanjut ya :)))
Ananda-yune
#4
seungi?? ahhh.. nemu juga ff indo :)