Pernikahan

Pernikahan

Hidup itu simple. Jalani saja dengan santai. Semua takdir sudah ada yang mengatur, begitu pula dengan takdirku yang sudah dirancang Tuhan. Waktu kecil jalani dengan gembira, remaja jalani dengan gembira. Dan ketika sudah lelah bermain, aku akan menikah dengan orang baik-baik pilihan ayahku dan menjalani hidup tenang. Praktis dan tidak membuang-buang waktu mencari jodoh.

 

Pikiranku keren kan? Tapi yang menjadi masalah, seharusnya beberapa temanku seperti Yoona dan Junsu –kita teman dari kecil- mendukung dan mengerti jalan pikiranku. Mereka tidak, dan menentangnya.

 

“Bagaimana dengan Yoochun, Junsu-ah?” Tanya Yoona disuatu siang terik. ”Kau tidak berbohongkan kalau kau akan serius kali ini?” Junsu menghentikan pekerjaan membacanya dan menoleh ke arahku, yang berada di depan Yoona dan tersenyum tidak simetris. Aku hanya menatap mereka berdua dengan tatapan datar.

 

“Yeah, kemarin Yoochun mengajakku ke rumah orangtuanya dan mengenalkanku pada mereka.” Yoona memekik dan terus menanyakan kelanjutan dari drama Junsu. Selalu seperti ini. Aku memang selalu menjadi orang yang terakhir kali diajak bicara jika topik yang mereka bawa adalah masalah pacar, jodoh, dan trik memikat lelaki. Duh, seharusnya mereka menghabiskan masa muda dengan bersenang-senang, tidak mengorbankan diri sendiri untuk melayani nafsu pacar-pacarnya dan pura-pura bertingkah manis seharian agar diperhatikan. Semua pasti ada waktunya. Jodoh sudah diatur, mereka tidak perlu bersusah payah seperti itu.

 

“..Ya!”

 

“Jae-Ya!”

 

Tanpa kusadari wajah Yoona dan Junsu sudah berada dekat dengan wajahku. Dekat sekali. “Ada apa?”

 

Mereka mendengus berlebihan seolah aku orang terakhir yang tidak tahu kabar besar.

 

“Bagaimana denganmu? Setelah kejadian penembakan mahasiswa Photography itu apakah ada terusannya?” Gantian aku yang mendengus. Selama ini ternyata topik belum diubah.

 

“Tidak ada.”

 

“Sayang sekali!”

 

Yoona berdehem dan menggumam kata yang sama dengan milik Junsu. Mengasihaniku.

 

“Kau juga cari pacar. Bulan depan usiamu sudah dua puluh!” Kim Junsu berkata seolah dia sudah menikah. Menggelikan sekali. “Maukah kau kukenalkan dengan teman Chunnie?” Yoona bertepuk tangan dan memekik sedikit.

 

“Yeah, kurasa Siwon juga mempunyai beberapa teman yang keren. Kau mau ya? Oke?” Katanya tidak sabaran

 

“Tidak. Dan tidak. Aku sudah meminta ayahku untuk menjodohkanku ketika aku sudah siap berumah tangga nanti. Dan untuk Junsu, kenapa kalau umurku sudah dua pulus satu? Aku sudah pernah bilang kalau aku akan menikah di umur dua puluh sembilan kan?”

 

Junsu memandangku dengan heran. “Aku tidak pernah mendengar penjelasan seperti itu dari seorang wanita.” Yoona menambahinya dengan memegang dadanya dramatis.

 

Aku memutar bola mataku bosan. “Sekarang kau mendengarnya.”

 

“Tapi kau harus mempunyai pengalaman! Kau mau suamimu menganggapmu membosankan karena kau tidak tahu caranya berhadapan dengan pria?”

 

“Yoona, aku akan mengatasi itu. Dan ayolah, aku berteman baik dengan Yoochun dan adiknya. Aku berkomunikasi dengan pria kan?”

 

Yoona terdiam dan memandangku dengan pandangan kasihan. “Jangan mengasihaniku!”

 

“Sudahlah, kita pulang saja sekarang. Aku tidak mau acara ulang tahun Junsu kurang sempurna karena kita tidak bermake up." Kata Yoona yang disambut oleh pekikan Junsu yang memekakkan.

 

Setelah itu, seperti yang aku katakan sebelumnya, aku selalu manjalani hariku dengan bahagia. Teramat bahagia. Aku dibolehkan untuk mengendarai skuter berwarna biru yang bagus saat kuliah, diberi kebebasan untuk jalan-jalan kemanapun aku ingin pergi bersama kawan-kawanku, menginap di vila nenek dengan Yoona dan Junsu, berkebun, keluar negeri, menonton konser band rock bersama Kyuhyun, diperbolehkan memakai pakaian laki-laki, memotong pendek rambut, memanjangkannya lagi sampai punggung, dan semua hal menyenangkan lainnya.

 

Dan seperti yang aku inginkan, aku tidak pernah jatuh cinta. Sekalipun. Kalau cintaku pada Minho lima belas tahun yang lalu tidak dihitung. Aku tidak sedih, aku tidak kesepian, dan ini memang benar. Aku tidak perlu merasa sakit hati berlarut-larut untuk merutuki cinta seperti yang dilakukan Yoona ketika putus dengan Siwon, yang mengakibatkannya merasakan infus ditubuhnya karena mencoba bunuh diri, hanya agar Siwon kembali padanya.

Pasangan bodoh.

Dengan melajang seperti ini sedikit-demi sedikit aku bisa fokus dengan kuliahku karena cita-citaku untuk menjadi sekertaris direktur seperti Yuri. Aku akan mengumpulkan uang hasilku sendiri, membeli rumah dengan jerih payahku dan dengan bangga kupamerkan kepada ayah, ibu dan nenek. Aku juga ingin pamer seperti yang dilakukan Minho dan Yuri.

 

Aku menghirup bau parfum hadiah dari Junsu saat tahun baru seminggu yang lalu. Segar sekali. Aku jadi ingin berlibur. Ah, sebulan ini aku belum sekalipun berlibur karena sibuk skripsi. Menyebalkan. Otakku sibuk mengatur jadwal untuk liburan di bulan padat ini ketika aku mendengar pintu kamarku diketuk. Ketukan itu, pasti ibu.

 

“Tidak dikunci umma!” Teriakku. Aku masih bingung menentukan tanggal sampai ibuku mendekat ke arahku dan mendudukkan dirinya di sampingku. Dia menatapku dengan senyumannya. Seharusnya ini hal yang wajar. Tapi ada yang aneh dengan senyumnya.

 

“Ada apa umma?” Umma menggigit bibir bawahnya dan tersenyum bersalah. Kurasa sesuatu yang buruk telah terjadi.

 

Aku mendudukkan tubuhku dan ikut-ikutan menggigit bibir sebelum umma berkata, “Perusahaan appa bangkrut.”

 

Umma mengatakannya dengan pelan. Ah, benar-benar buruk jika seperti ini. Apkah takdirku untuk hidup nyaman berakhir di usia dua puluh dua? Ayolah..

 

Aku terus terdiam sampai umma kembali menceritakan bahwa perusahaan apa dikorupsi oleh orang dalam yang appa percayai. Aku menyimak. Otakku berlarian kesana-kemari bingung. Seharusnya bukan aku yang umma ajak bicara. Aku hanya anak terakhir yang belum lulus kuliah. Dan bukankah ada Yuri dan Minho yang sudah bekerja? Sampai benang kusut ini berhasil diluruskan ketika umma mulai mengatakan sesuatu yang kuhindari. Sangat kuhindari di umurku yang masih muda.

 

“Perjodohanmu dipercepat.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
XOXO_AKTF #1
Chapter 2: Kok gak ada lanjutannya ya??
Author nim?/
hyoki407 #2
Chapter 2: eihh kau membuat ku penasaran thor lanjuuuut~
ihmin_chan #3
Chapter 2: hahaha. aku ngga tau knpa aku suka bnget sma cerita yg yunhonya jauuuhh lbih tua dri jae ^^
dan FF ini salah satunya. update kilat dong chingu...
lipminnie #4
Chapter 2: pernikahan Jaema gak bakalan buruk deh.kan yg nikah ama Jaema itu Yunpa.
fumiyo #5
Chapter 2: interesting...!!
Blurr_moments
#6
Chapter 2: who is the guy that gonna married with jae unnie?
yunho maybe??
i like it!!
update soon!!
zoldyk #7
Like it..