Season Of Love

Season Of love

The Voice of Snowfall

 

          ”Dong Hwo, gantikan pekerjaanku.Aku akan segera kembali.” kata Sandeul sambil berlari keluar.Aku hanya bisa menghela napas.Semoga tidak terlambat, pikirku

          ”Kling” ”Eoseo osipsio.Mu-eoseul dowa deurilkayo?” kataku sambil tersenyum ke arah pelanggan yang masuk.Seorang gadis cantik masuk sambil tersenyum.”Aku mau strawberry cake-nya 1 dan Mont Blanc-nya 1. Tolong dibungkus sekalian.” katanya sambil mengeluarkan dompet.”Baik.Silahkan.Semuanya 5000 won.” kataku.Ia mengeluarkan uang ”Kamsahamnida.Silahkan datang kembali.” kataku sambil membungkuk.Ia pun pergi.

          Lalu aku menemukan sebuah buku.Sepertinya ini punya cewek tadi.Aku mlihat keluar tapi cewek itu sudah pergi.Mungkin dia akan kembali ke sini kalo nyari, pikirku.

          Saat jam istirahat, aku membuka-buka buku itu.Sampulnya berwarana biru lembut dengan gambar salju.Dibaliknya ada nama –KIM NU NI- pasti ini namanya.Isi bukunya tidak terlalu kumengerti.Hanya ada beberapa foto yang tidak kumengerti maksudnya.Gambar bunga, foto makanan, foto kuil, dan lain-lain.Atau terkadang ada beberapa kalimat yang sedikit aneh.”Ah biarlah.Aku bawa dulu saja.”

 

****

 

          Selesai menggantikan Sandeul, aku menuju taman.Sepeti biasa, aku akan mencari tempat yang agak sepi dan aku mulai menyanyi.Saat menyanyi adalah saat yang paling membahagiakan.Aku bisa merasakan berbagai macam perasaan hanya melalui sebuah lagu.

          Tiba-tiba kulihat cewek tadi.Dia seperti kebingungan mencari sesuatu.Mungkin dia mencari buku tadi.Aku langsung menghampirinya.”Permisi, kamu tadi yang datang ke toko roti kan?Ini tadi bukumu ketinggalan.” kataku sambil memberikan buku kepadanya.”Hah, kamu siapa ya?Aku tadi ke toko roti?” Ya ampun baru 2 jam sudah lupa, parah bener nih orang, pikirku ”Aku tadi yang menjaga toko.Ini aku nemu bukumu” ”Oh ya aku ingat!Terima kasih, buku ini sangat penting bagiku.Kalo boleh tahu namamu siapa ya?” ”Shin Dong Hwo.” kataku ”Eh yang tadi nyanyi itu kamu?Suaramu enak.Aku sering mendengar nyanyian di taman ini tapi aku nggak tahu orangnya.Ternyata kamu orangnya.” katanya bersemangat.”Makasih” kataku sambil malu-malu”Boleh nggak aku besok datang ke sini lagi?Aku suka mendengar nyanyianmu.” katanya sambil tersenyum.Manis sekali senyumannya ”Boleh, aku disini biasanya jam 4an.Kalo kamu mau tunggu aja di sini.” ”Yee, makasih.Nanti aku bawain kue yang banyak ya.Ya udah, aku pulang dula ya.Bye~” katanya sambil melambaikan tangannya ke arahku.

 

****

 

          Sejak saat itu Nu Ni sering datang mendengarkan nyanyianku di taman.Atau kalo tidak kami akan bermain salju yang menumpuk.Menurutku, salju itu sama sekali tidak dingin tetapi hangat.Tawanya membuat dadaku menjadi hangat, kecerobohannya membuatku selalu teretawa.

          ”Eh, boleh tanya nggak?apa sih arti dari gambar-gambar yang ada di bukumu itu?Rasanya aneh aja di buku harian cewek ada gambar mie.” ”He he he aku bodoh, cepat lupa.Jadi aku sering memfoto apa pun yang kuanggap menarik.Tahu nggak barusan aku memasukan fotomu lho.Mau lihat?” katanya sambil menunjukkan buku hariannya.Di situ ada fotoku yang sedang tersenyum.”Kapan kamu ambilnya?Tapi aku sih memang cakep setiap saat jadi ya nggak masalah.” ”Yee kamu sih selalau jelek.Eh salju mulai turun lagi.” katanya sambil belari menjulurkan tangannya.

          ”Hei, hati-hati nanti kepeleset ” kataku sambil mengejarnya.Benar saja, tiba-tiba dia tersandung dan jatuh dengan muka terlebih dahulu.”Benar kan kataku.”.Tapi dia tidak segera bangkit.”Hei kamu nggak papa?” tanyaku sambil membalikan badannya.Darah mengalir dari daerah pelipisnya.Dia terbentur sebuah batu yang cukup besar.”Nu Ni, Nu Ni.Sial.” kataku sambil membawanya ke rumah sakit.

 

****

 

          ”Lukanya tidak seberapa parah.Tapi saat memfoto untuk mengetahui adanya pendarahan di dalam, kami menemukkan sesuatu yang aneh.Itu seperti tumor di daerah sekitar otak.Jika mau, kami dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut.” kata dokter

          Tumor otak, aku terkejut.Jadi bukan karena dia ceroboh tapi karena adanya tumor itu.Pantas dia sering merasa pusing tiba-tiba.”Dokter, apa tidak ada yang bisa kita lakukan terhadap tumor itu?” ”Ada, tetapi terlalu besar resikonya.Terburuk kematian, teringan kehilangan ingatan atau lumpuh.”

 

****

 

          ”Nu Ni, sudah baikan?” tanyaku.” Ya, kan Cuma luka kecil.Nggak masalah.Yuk kita pulang.” katanya sambil melompat dari tempat tidur.”Tunggu, aku mau menanyakan sesuatu.Kenapa kamu sring merasa pusing tiba-tiba?” ”Kan sudah kubilang, itu cuma masuk angin saja.Sekarang saja sudah sembuh.” ”Jangan bohong, kamu sudah tahu kan tentang penyakitmu.Aku tadi sudah diberitahu.” kataku.

 

****

 

          Kami sampai di taman dan duduk di bangku tempat kami biasa bertemu.Salju turun tanpa suara.Salju terasa begitu menakutkan bagiku.Setiap butirnya begitu menakutkan.

          ”Kamu tahu, appa dan ommaku sudah lama meninggal.Aku dirawat di sebuah panti asuhan.Sejak umur 8 tahun, aku sudah sering melupakan sesuatu.Hanya saja, aku tidak tahu apa penyebabnya.Baru 2 tahun yang lalu aku tahu penyebabnya.Tapi aku tidak mau melakukan.Aku tahu jika aku operasi, panti asuhan pasti kesusahan secara keuangan.Masih banyak anak yang lebih membutuhkan dari pada aku.

          Lagi pula, aku tidak punya seseorang yang penting bagiku, jadi jika aku sampai meninggal, tidak akan ada yang sedih.Lalu aku mendengar nyanyianmu.Melodi yang tidak pernah aku lupakan.Meski aku tidak tahu seperti apa kamu tapi aku sangat menyukai suaramu.Untuk pertama kalinya dalam hidupku ada sesuatu yang ingin aku pertahankan hingga akhir.

          Tapi, sejak mengenalmu juga aku menjadi takut.Aku takut jika nanti setelah operasi aku melupakanmu.Aku tidak mau melupakanmu.Aku bingung harus memilih yang mana.Hidup untuk terus bersamamu dengan mempertaruhkan kenanganku atau hidup apa adanya yang berarti hanya memiliki sedikit waktu untuk terus bersamamu.” katanya dengan air mata yang terus mengalir di pipi mungilnya.

          ”Jangan khawatir.Kamu harus menjalani operasi agar kita bisa selalu bersama.Jika kamu melupakanku, aku akan membuatmu mengingatku lagi.Jika kamu melupakan nyanyianku, aku akan selalu menyanyikan nyanyian indah bagimu sampai kamu mampu mengingatnya.Jadi, tidak akan ada yang berubah.Kita akan tetap seperti ini.Jangan takut dengan masa depan yang belum pasti.” kataku sambil memeluknya.

 

****

 

          Setelah tangisannya berhenti, Nu Ni tersenyum kepadaku seraya berkata ”Jeongmal Gomawo oppa.”  Tiba-tiba kami mendengar suara samar nyanyian Natal.Tiba-tiba Nu Ni melepaskan pelukanku dan melompat berdiri.”Oppa, hari ini malam Natal.Ayo temani aku berdoa di gereja.Di dekat sini ada sebuah gereja kecil.Kita berdoa di sana saja.Lalu kita pergi melihat pohon Natal di tengah kota.Kaja oppa, palli.” katanya sambil menarik tanganku.Aku hanya mengikutinya dengan tersenyum.

 

****

          Kami sampai di gereja yang dimaksud Nu Ni.Sebuah gereja kecil yang tidak terlalu ramai dengan para jemaat.Kami masuk dan mengambil tempat duduk di bagian belakang.Kami mengikuti kebaktian.Setelah selesai, kami tidak langsung pergi tapi berdoa terlebih dahulu

 

Tuhan jika Engkau mendengarkan doaku, tolong kabulkan sebuah permohonanku.Aku hanya ingin Nu Ni hidup.Apa pun yang terjadi ijinkan aku selalu dapat melihat senyumannya.Meski dia harus melupakanku, aku akan tetap bahagia asalkan Engkau tidak mengambilnya dari sisiku.Terima kasih Tuhan.Amin.

Setelah selesai berdoa, aku membuka mata dan melihat Nu Ni.Dia masih berdoa.Air mata mengalir pelan dari pelupuk matanya.”Amin” katanya mengakhiri doanya.”Kamu berdoa apa?” tanyaku.”Aku hanya berdoa agar aku tidak melupakanmu dan kita tetap bersama.Dan aku juga berdoa agar doa yang kita panjatkan juga terkabul.Aku serakah ya.” katanya.

 

****

 

          ”Oppa, palli.Nanti keburu ramai.” katanya sambil berlari.Pohon natal berdiri tenang di tengah keramaian kota.Suasana hangat terpancar dari pohon Natal itu.Nu Ni melihat pohon Natal dengan tatapan seorang anak kecil.Aku tidak terlalu meperhatikan pohon Natal, aku hanya memperhatikan Nu Ni.

          ”Oppa, salju.Wah white Christmas.” katanya sambil melompat-lompat menangkap salju.Setelah lelah melihat pohon natal, kami kembali ke taman dan duduk di tempat biasanya.Kami melihat anak-anak kecil berlari dengan riang, para pasangan melihat gemerlapnya kota di malam Natal.”Oppa, jika santaclaus ada, aku ingin dia memberhentikan waktu di waktu ini.” ”Mungkin aku mau menjadi santaclausmu, tapi tidak dengan meberhentikan waktu, tapi dengan selalu membuatmu waktumu seperti saat ini.Selalu bahagia.” jawabku sambil tersenyum padanya.Dia membalas senyumanku.

          Tiba-tiba, Nu Ni memegang kepalanya.Wajahnya terlihat kesakitan.”Nu Ni kamu tidak apa-apa?” tanyaku sambil memegangi pundaknya.”Oppa kita akan selalu bersama kan?” katanya.Lalu matanya terpejam

 

****

 

          ”Penyakitnya bertambah parah.Sebaiknya dia melakukan operasi sekarang juga?Apa tidak ada keluarganya?” tanya dokter.”Dia yatim piatu, saya yang menandatangani berkas-berkasnya.” kataku panik. ”Baik”

          ”Nu Ni semoga kamu baik-baik saja.” kataku sambil terus berdoa.

 

****

 

          ”Operasinya berhasil.Dia juga sudah melewati masa-masa kritis.Tapi kami masih belum tahu, apakah ini akan berpengaruh pada ingatan atau saraf koordinasi.” jelas dokter.”Kamsahamnida, jeongmal kamsahamnida.” kataku. ”Jika ingin melihat silahkan, tapi mungkin dia baru sadar besok atau 2 hari lagi.” kata dokter sambil pergi meninggalkanku.

          Aku masuk ke kamarnya.Dia sedang tertidur.Aku mencium keningnya sambil mengucapkan ”Annyeonghi Jumuseyo, sarnghandaneun Nu Ni.”

 

****

 

          Nu Ni baru sadar 2 hari kemudian.Aku langsung belari ke kamarnya. ”Nu Ni, kamu sudah sadar?” kataku sambil membuka pintu.Nu Ni hanya terkejut dan tersenyum sambil berkata.”Maaf, anda siapa?”

          ”A-aku temanmu.Aku hanya ingin menjengukmu.” kataku.Tenang, aku sudah berjanji tidak akan menylahkan keadaan, batinku.”Oh begitu.Maaf aku tidak ingat.Aku sudah diberitahu dokter jika aku kehilangan ingatan setelah melakuka operasi.Sekarang aku baru ingat namaku dan sedang belajar aktifitas dasar.Kalo gitu kita kenalan lagi ya.Namaku Kim Nu Ni.Kamu?” katanya sambil menjulurkan tangannya.Perasaan lega menghampiriku sesaat.Nu Ni tidak lumpuh.”Shin Dong Hwo” jawabku sambil meraih tangannya dan memaksakan diri untuk tersenyum.

 

****

 

          Setelah berbincang sesaat dan Nu Ni kembali beristirahat.Aku keluar dari kamarnya dan menutup pintu.Aku bersandar di pintunya sambil menangis.Tidak kukira, meski sudah menyiapkan hati, tapi aku tidak mampu melihat Nu NI seperti itu.Nu Ni kembali seperti anak kecil.Makan pun harus disuapin.Dan tidak mengingatku sedikt pun.

 

****

 

Nu Ni POV

          Aku mendengar suara isak tangis.Mungkinkah cowok tadi? Mendengarnya perasaanku menjadi sesak.Aku tidak ingin mendengarnya.Sejak tadi dia tersenyum padaku tapi matanya menanatpku dengan kesedihan.

 

****

 

          Selama di rumah sakit, Dong Hwo mengunjungiku.Membawakanku berbagai barang baru.Mengjariku hal-hal baru seperti cara makan atau mengikat rambut.Dia menceritakan segala sesuatu tentang aku.Kebiasaan-kebiasaanku dulu, kesukaan dan apa yang aku benci.Aku menjadi tidak takut sendirian lagi.

          Aku menganggap Dong Hwo seperti seorang kakak.Saat aku memberitahunya, dia bilang terima kasih tapi ada nada kekecewaan dalam suaranya.Aku tidak tahu kenapa.

          Aku keluar dari rumah sakit 1 bulan kemudian.Dong Hwo tetap menemaniku.Setiap hari dia membuatku bahagia.Meski aku tidak khawatir akan ingatanku dulu, aku merasa seperti aku telah melupakan seseorang yang sangat penting bagiku.Terkadang aku bermimpi mendengar suara nyanyian, tapi aku tidak tahu siapa yang menyanyi

 

****

 

Natal, 1 tahun kemudian

          ”Gawat aku terlambat.” kataku sambil berlari.Hari ini aku akan merayakan Natal bersama Dong Hwo.Dia menyuruhku untuk datang ke taman.”Ah itu Dong Hwo” kataku saat melihat sosok Dong Hwo yang duduk di bangku taman.Lalu aku mendengar suara nyanyian.

          Aku berhenti berlari.Aku merasa nyaman dengan suara ini.Aku tidak ingat Dong Hwo pernah bernyanyi.Tapi rasanya aku sudah mengenal suara ini sejak lama.Ini suara yang selalu aku dengar di mimipi.Suara yang sangat aku rindukan.Tanpa sadar aku menagis.

 

Dong Hwo POV

          Aku melihat Nu Ni berdiri tidak jauh dariku.Dia melihatku sambil menangis.”Nu Ni kamu kenapa?” ”Tidak apa-apa.Hanya aku merasa menemukan sesuatu yang berharga yang kucari sejak dahulu.Maaf ya.Ayo kita pergi.” katanya.

 

****

 

          Aku mengjaknya bermain ice skating.Ternyata dia tidak bisa.Berkali-kali nyaris jatuh.Untung aku segera menahannya.”Gini aja.Kamu pegangan aku saja.” ”Dan nggak usah sok bergaya” lanjutku saat dia mencoba meluncur lagi .Dengan cemberut akhirnya dia memegang kedua tanganku.

          Aku mengajarinya meluncur.Lalu ketika dia mulai bisa mengimbangiku, aku mengajaknya berdansa.”Maukah kau berdansa denganku, putri?” tanyaku sambil membungkukkan badan ala pangeran.”Dengan senang hati, Pangeran” katanya sambil menirukkan gaya seorang putri.

          Kami mulai berdansa pelan.Lalu salju mulai turun.”Wah, tahun ini White Christmas lagi” katanya ”Kamu sudah ingat?” tanyaku terkejut.”Tidak hanya perasaan aku saja kali.Eh ayo kita lihat pohon natal di tengah kota.” katanya

 

****

 

          Tahun ini pohon natalnya tidak setinggi tahun lalu.Hanya sekitar 3m.Nu Ni kembali melihatnya seperti dulu.Tatapan seorang anak kecil.Andaikan saja dia bisa mengingatnya.Dia sering memanggilku oppa, tapi maksudnya sebagai kakak.Aku sudah berjanji untuk tetap tersenyum apa pun yang terrjadi.

          Tiba-tiba aku melihat pohon itu mulai bergeser ke depan.Pohon itu akan jatuh menimpa Nu Ni.”Nu Ni.AWAS!!”

 

****

 

Nu Ni POV

          ”Eh yang tadi nyanyi itu kamu?Suaramu enak.Aku sering mendengar nyanyian di taman ini tapi aku nggak tahu orangnya.Ternyata kamu orangnya.”.Itu aku.Siapa orang yang aku ajak bicara?Itu Dong Hwo oppa.

”Boleh nggak aku besok datang ke sini lagi?Aku suka mendengar nyanyianmu.” kataku dengan gembira.

          Aku serasa melihat kenangan-kanangan yag aku lupakan.Di setiap kenanganku selalu ada Dong Hwo oppa.Aku mulai teringat akan ’seseorang’ itu.Dia Dong Hwo oppa.

          ”Jangan khawatir.Kamu harus menjalani operasi agar kita bisa selalu bersama.Jika kamu melupakanku, aku akan membuatmu mengingatku lagi.Jika kamu melupakan nyanyianku, aku akan selalu menyanyikan nyanyian indah bagimu sampai kamu mampu mengingatnya.Jadi, tidak akan ada yang berubah.Kita akan tetap seperti ini.Jangan takut dengan masa depan yang belum pasti.” katanya sambil memelukku”

          Aku menangis.Sekarang aku ingat semuanya.Aku merasa dekat dengannya bukan karena menganngap dia kakakku, tapi dia orang yang sangat aku cintai.Kenapa aku bisa melupakannya?

 

****

          ”NU NI, NU NI ,Gwenchana?” Suara Dong Hwo oppa menyadarkanku.”Aku nggak apa-apa...OPPA DARAH” teriakku balas berteriak.”Ini nggak apa-apa.Ini Cuma pohon natal buatan jadi Cuma dari besi bukan kayu beneran.Lagian aku anak tekwondo.Ini Cuma masalah kecil.” katanya sambil menyingkirkan pohon natal.

 

****

 

          ”Sini aku bersihkan dulu lukanya” kataku sambil menuangkan air ke kepala Dong Hwo oppa yang duduk di bangku

          ”Dong Hwo oppa, saat aku tadi pingsan.Aku melihat seluruh ingatanku.Aku menyadari bahwa aku menyukai oppa.Oppa, sekarang aku sudah kembali.Mianhe membuatmu menunggu.Padahal aku sudah berjanji tidak akan melupakanmu.” kataku sambil membalut kepala oppa dengan kain perban.

          Tiba-tiba Dong Hwo oppa memelukku ”Gomawo sudah mengingatku.Aku pikir kamu akan selalu menganggap aku kakakmu.Sekarang kita bisa selalu bersama selamanya.”

          Air mata kebahagianku mengalir seiring salju yang turun diiringi kidung Natal yang gembira.Tuhan telah mendengarkan doa kami.

          ”Aku tidak akan meninggalkanmu lagi,oppa.”

 

CHOROP

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annrzdn #1
aw such a nice story!^^
TsubakiHime #2
Bahasa indonesia.Ada yang tahu nggak cara translate ke Bahasa inggris yang bagus?
articuno #3
cerita dalam bm, u malaysian kah?