Season of love

Season Of love

Tears of  Autumn

 

          “Sudahlah Hyung, Chin Ju pasti  akan baik-baik saja.Aku belikan minuman dulu” Kataku pada Jin Young.Kekasih Jin Young baru saja masuk rumah sakit.Aku kagum dengan Jin Young hyung.Dia tetap setia pada kekasihnya meski tahu kekasihnya tidak akan berumur lama.

          “Ommmaaaa, jangan tinggalkan aku omma.Aku tidak mau sendirian omma” kata seseorang.Aku kaget lalu melihat.Aku rasanya kenal sama anak itu.Anak itu sering datang ke toko kue tempatku bekerja.Dia hanya membeli sebuah kue kenari tiap harinya.Ternyata mamanya meninggal.

 

****

 

          Hari ini dia datang lagi.Tetapi dia hanya melihat dari etalase saja.Aku tidak tega melihat wajahnya.Wajahnya kelihatan pengen banget lihat kue itu.

“Kamu mau?Aku kasih gratis deh.” “Nggak mau.Aku bukan pengemis.Aku tidak dijarkan untuk meminta gratis ke orang lain olah ommaku.” jawabnya dengan tatapan galak.”Ya udah ini aku kasih sebagai tanda belangsungkawa atas kematian ommamu.” “Kok kamu tahu?” tanyanya heran.”Aku melihatmu di rumah sakit waktu ommamu meinggal.Temanku sedang di rawat di sana.Aku turut ber..”

          Tiba-tiba anak itu menagis keras sekali.Orang-orang sudah melihat ke arahku.”Ayo kita masuk saja.Nggak enak dilahat orang.”

 

****

 

          “Sudah tenang.Ini minum tehnya.” kataku.Aku membawanya di tempat istirahat para pegawai.”Makasih” “Nih sekalian kuenya.”

          “Jangan sedih, kalo ommamu melihatmu sedih ommamu tidak akan bahagia di sana.Jadi jangan nangis lagi ya.” dia hanya mengangguk pelan.

“Namamu sapa?” tanyaku “Nam Ga Eul.Kamu?” “Lee Jung Hwan.Pagil Sandeul aja”  “Sandeul ya.Aku kasih tahu sama kamu, jangan suka nyampurin urusan orang ya!Jangan sok kenal!” katanya sambil menunjukku dan pergi begitu saja.

          Aku hanya bisa bengong lalu marah “Apa-apaan anak itu.Sudah ngehabisin the  sama kue kenari 3 malah marah-marah.Nggak tau terima kasih.Awas kalo dia datang lagi.” kataku sambil menendang kursi

 

****

 

          “Aku pulang dulu.Sampai besok.” kataku sambil memakai jaket dan mengambil sepedaku.Tiba-tiba di tengah perjalanan hujan turun dengan deras.Aku langsung menepi mencari tempat berteduh.”Kayaknya sudah mau masuk musim gugur.” kataku.Musim gugur… aku jadi langsung teringat anak itu.Aku menjadi kesal lagi.Tiba-tiba aku menginjak kaki seseorang.”Oh maaf” kataku sambil melihat si pemilik kaki.Ternyata anak itu.Wajahnya sedih sekali.Dia seperti habis menangis.Tubuhnya basah kuyup dan menggigil.

          “Kamu nggak apa-apa?” kataku sambil menyentuh pundaknya.Tiba-tiba anak itu pingsan.”Hei.Hei.Gawat lebih baik aku bawa ke rumah sakit.”

 

****

 

          “Oh dia hanya demam.Tidak usah khawatir sebentar lagi dia akan siuman.” kata dokter.”Ne, Kamsahamnida”.Kulihat wajahnya.Sudah tidak pucat lagi.Kayaknya anak ini masih SMP.Tiba-tiba ia membuka mata.”Dimana ini.Kok ada kamu?” mengabaikan kekesalanku. aku hanya menjawab “Di rumah sakit.” “Oh makasih sudah menolongku.Sekarang kamu boleh kok pergi.” “Tidak bisa, aku harus menelepon papamu untuk menjemputmu.” “Papa? Papaku juga sudah meninggal.Makanya aku akan cari tempat untuk tidur malam ini.Rumahku sudah di sita renternir.”

          Aku tidak menyangka anak sekecil ini sudah sendiri di dunia ini.”Mianhae..”  kataku.Hening sesaat lalu aku mendapat ide “Gimana kalo kamu tinggal di rumahku saja” “Nggak mau.Aku bukan orang yang harus dikasihani.Aku mampu hidup sendiri.” “Siapa suruh kamu gratis.Kamu kerja saja di tempatku.Jadi pembanatu gitu di rumahku.Kamu boleh tetep sekolah.Aku akan usahakan uangnya.Kamu dapat makan 2 kali sehari dan kamu ada kamar.Gajinya lumayan.Gimana 100.000 won plus fasilitas tadi. Gimana?”

          Anak itu berpikir sesaat “Tapi kamu bisa dipercaya?Kamu nggak bakal macem-macem sama aku kan?” “Siapa juga yang mau sama anak SMP kayak kamu.” “Aku bukan anak SMP, aku sudah kelas 1 SMA.Enak aja.” “Oh SMA aku kira SMP malahan aku kira SD pertamanya.Orang badan pendek, dada rata gitu.Gimana?Tawaran sekali saja” “Ya udah.” katanya sambil buang muka.

          “Kenapa juga aku nolongin anak macam gini?Tapi melihat keadaannya aku jadi sedih.Ya udah nggak apa-apa.Itung-itung berbuat baik” kataku dalam hati

 

****

Ga Eul POV

          Aku dibawa oleh Sandeul ke rumahnya.Ternyata dia tinggal dengan 4 cowok lainnya.Aku tambah takut.Sial, kenapa juga aku mau.Tapi aku butuh uang, jadi ya sudah

          Setelah dikenalkan dengan teman-temannya, aku dibawa ke sebuah kamar.”Ini kamarmu dan ini kuncinya.Kamu jangan lupa kunci pintu kalo mau tidur.Terus ini pepper spray. Kalo ada yang nyerang kamu semprot saja pakai ini.” katanya sambil menyerahkan kunci dan Pepper spray.

          Aku tertawa.Ternyata orang ini orang baik.”Maaf ya sudah membentakmu.” “Nggak apa-apa kok.Sudah tidur sana.Kamu pasti capek.Annyeonghi Jumuseyo.” katanya sambil menutup pintu.

          Aku pun menuju tempat tidurku dan langsung tertidur

 

****

         

          Hari-hari kulewati dengan bahagia di sini.Aku banyak tahu tentang penghuni rumah ini.Jin Young, dia orangnya baik.Sayang, dia ada masalah dengan pacaranya.Sering ketika malam aku mendengarnya menangis sambil sesekali memanggil nama pacarnya.Dong Hwo, orangnya paling dewasa dan serius.Sun Woo , orangnya kocak dan sok gaya.Tapi dia memang terkenal di kampusnya.Gong Chan orangnya sok dewasa tapi sebenarnya paling disayang sama para hyungnya.

          Dan Jung Hwan, dia adalah orang yang baik dan bertanggung jawab tapi agak suka ikut campur.Perhatian yang ia berikan begitu besar bagiku.Tiap pulang kerja dia membawakan kue buatku.Lalu kita akan memakannya berdua.Kadang kita belanja untuk makan malam.Dia sering memperlakukanku seperti anak kecil.Dia sering mendudukanku di troli belanjaan dan berlari sekencang-kencangnya sampai aku teriak-teriak

          Atau kalo tidak kami akan pergi ke desa mencari pemandangan indah.Berangkat pagi-pagi sekali, pulang larut malam.Mengabadikan warna-warna musim gugur yang indah.Daun mapel, daun ginko bertebaran disana-sini.Warna kuning, orange, merah berpadu menjadi suatu lukisan yang indah.”Namamu kan Ga Eul artinya musim gugur berarti sekarang kamu adalah dewi musim gugur dong.Ini kan lagi musimmu.” “Kalo aku jadi dewi yang pertama kali aku timbun daun ya kamu.” “Coba saja kalo bisa.” “Mau coba” kataku sambil melemparkan sekumpulan daun ke arahnya.

          “Auwww.” kakiku terkilir sewaktu mengejarnya.”Kamu nggak apa-apa” “Nggak Cuma sedikit terkilir.” “Coba lihat.Wah parah sampe bengkak.Kita harus segera pulang.Aku gendong kamu.” “Tapi…” “Sudahlah jagan banyak omong.” katanya sambil menggendongku dipunggungnya.

          “Sandeul, kamu nggak papa.Nggak berat?” ”Ah ternyata kamu tahu diri juga.” ”Enak aja””Ha ha ha” kami melewati segerombolan rumpun bambu.Langit berubah warna menjadi orange kemerahan.Cahaya matahari menimpa dedaunan bambu, membuat warnanya berubah keemasan.

          ”Indah ya” kata Sandeul ”Tahun depan kita kembali ke sini lagi.Kamu jangan sampai jatuh lagi ya.” ”Ya kau juga jangan ngomong sembarangan.”

          ”Sandeul menurutmu aku itu gimana?” tanyaku ”Pertama kali aku ketemu kamu aku kagum dengan sifat mandirimu.Aku pikir kamu akan menangis setelah kematian mamamu, tapi aku salah ternyata kamu mandiri.Setelah itu kamu tuh cerewet banget, tapi di satu sisi kamu perhatian banget, di sisi lain kamu bisa tertawa bebas seperti anak kecil.Aku senang aku bisa melihat berbagai emosimu yang bagaikan warna –warna musim gugur.” ”Tapi aku tidak menangis bukan karena aku mandiri tapi karena perkataanmu.Aku tidak ingin ibuku sedih karena itu aku harus kuat.Aku kuat karena ada kamu.Gomawo.”

          ”Kok kamu jadi kayak nyataiin cinta sih?” tanya Sandeul.”Aku serius oppa, joahaeyo.” kataku sambil berharap.”Wah keretanya sudah datang.Kita harus cepat.” katanya sambil berlari.

 

****

 

          Sesampainya di rumah aku tidak berani bertanya lagi.Aku sangat malu.Tapi sejak hari itu Sandeul bersikap lebih baik lagi dari sebelumnya.Aku jadi berpikir bahwa cintaku diterima.Aku amat bahagia.Tak apa jika ia tidak mengucapkannya, asal dia menujukannya aku sudah bahagia.

 

****

 

          Musim panas sudah hampir berakhir.Sudah satu tahun aku di sini.Rasanya aku tidak mau pergi dari sini.Ketika aku pulang dari sekolah.Rumah sangat sepi, hanya ada Sandeul.”Lho mana yang lain?” ”Di kamar, suasana sedang tidak enak.Pacar Jin Young meninggal.Jin Young sangat sedih.” ”Oh, aku turut berduka.” ”Kalo aku, aku tak akan meninggalkan orang yang aku sayangi barang sedetik pun.Aku akan selalu menggengam tangannya dan tak akan kulepaskan.Agar tidak ada rasa penyesalan seperti yang dialami Jin Young hyung.” katanya sambil pergi ke dapur

 

****

          Tapi aku terkejut dengan perubahan sikap Jin Young oppa.Ia tiba-tiba bersemangat.Seperti tidak pernah terjadi apapun.Seisi rumah juga bingung.

          Saat aku sedang membereskan piring-piring setelah makan malam aku mendengar suara orang berbicara di luar.Jin Young oppa dengan Sandeul

          ”Kok sudah ceria?” tanya Sandeul ”Karena Chin Ju berharap aku bisa tetap bersemangat.Jadi aku harus bahagia demi dia juga.” ”Sayang ya, padahal dia cewek yang baik.Mungkin Tuhan sangat menyayanginya jadi Ia cepat memanggilnya.” ”Mungkin.Tapi gimana dengan kamu?Sudah setahun, apa kamu tidak menjawab pertanyaanya?” hatiku langsung terkejut karena tahu yang mereka bicarakan itu aku

          ”Aku bingung harus bicara apa.Aku hanya menganggapnya seperti adik.Tapi aku takut dia sedih.Aku akan bicarakan jika memang ada kesempatan.” ”Jangan begitu, kamu tidak tahu apa yang terjadi di hari esok....” aku sudah tidak mendengar lagi kata-kata Jin Young oppa.Aku merasa sakit.Sakit atas pernyataan Sandeul.

          Tanganku terasa lemas.Piring-piring berjatuhan dengan suara keras.Sandeul menoleh ke arahku.Matanya terbelalak, terkejut atas kehadiranku.

          ”Ga Eul maksudku.....” ”Sudahlah oppa, tidak usah dijelaskan. Harusnya kamu jelaskan dari awal agar aku tidak bersikap seperti orang bodoh.Aku benci oppa, jangan anggap cintaku adalah cinta anak kecil.Aku...” kata-kataku terhenti oleh suara bel rumah.

          ”Aku saja yang buka pintunya.” kataku ”Ya siapa ya” kataku sambil membuka pintu.Aku terkejut, aku mengenal orang itu, orang yang paling aku benci ”Appa” Sandeul terkejut ”Bukannya appamu sudah meninggal?” tanyanya ”Appa mencarimu.Kemana saja kamu setahun ini?Appa mengaku appa salah.Appa akan menerima segala kemarahanmu.Jangan tinggalkan appa.Kamu satu-satunya keluarga yang appa miliki.” kata appa sambil memelukku

 

****

 

          ”Ga Eul bisa kamu jelaskan ke aku apa maksudnya tadi?” tanya Sandeul ”Maaf membohongimu.Appa selama omma sakit tidak pernah menjenguknya satu kalipun.Aku benci dia.Karena itu aku keluar dari rumah itu.Ternyata appa bekerja keras untuk membiayai perwatan ommaku.Sekarang aku sudah memaafkannya.” kataku. ”Jadi selama ini kamu membohongiku, kamu memanfaatkan aku.Sikapmu seperti itu tapi kamu ingin aku menerima cintamu.Apa gunanya hubungan yang dimulai dengan kebohongongan?Aku tidak mau tau lagi.” ”Tapi oppa..” BRAK pintu kamarku terbanting keras.

          Aku menangis, oppa tidak tahu bahwa aku sudah menyukainya sejak dulu.Sejak aku pertama kali datang ke toko kue itu, aku sudah menyukainya.Aku tidak bermaksud memanfaatkannya.Aku senang sekali oppa menghiburku sewaktu ommaku meninggal.Tapi sekarang karena keegoisanku, aku sudah melukai hati oppa.

 

****

 

          ”Ga Eul kamu mau kembali ke rumah kita dulu?Appa ingin bersamamu lagi.” kata appa.Aku terkejut, aku tidak bisa menolaknya.Aku sudah membuatnya khawatir setahun ini.”Tentu saja aku mau” jawabku sambil tersenyum.

 

****

 

          ”Jadi aku akan berhenti bekerja di sini.Aku akan kembali pada appaku.Terima kasih atas kebaikan kalian selama ini.” kataku kepada mereka semua.

          ”Terserah kamu.” kata Sandeul oppa sinis sambil berdiri dan pergi.Oppa sudah tidak bicara denganku satu minggu ini.”Ya memang lebih baik kamu bersama appamu.Kami juga terima kasih atas kerjamu di sini.Kapan kamu pindah?” tanya Dong Hwo oppa.”Mungkin minggu depan” jawabku ”Tapi yang pasti kami tidak akan melupakanmu.Kita sering sering ketemu lagi ya.Kamu bisa datang ke sini kapan saja kamu mau.Kunci rumah ini tidak usah kamu kembalikan.Bawa saja.” kata Sun Woo. ”Gomapda” kataku sambil terisak.

 

****

 

Sandeul POV

          ”Sandeul, kamu  beneran nggak mau ngucapin salam perpisahan sama Ga Eul?Nanti siang setelah pulang sekolah dia langsung pergi sama papanya.Jadi nggak bakalan ketemu lagi lho.Kamu nggak jemput dia?” kata Dong Hwo. ”Nggak!Buat apa? Toh dia sudah bohongin aku.Terserah dia.Bukan urusanku lagi.” kataku sambil terus membuat roti.”Tapi kalo kamu marah karena dibohongin, itu artinya kamu sayang sama dia kan?Kamu percaya sama dia, makanya kamu marah waktu kamu dibohongin.Lagipula kamu pernah ngomong nggak bakal ngelepasin orang yang kamu sayangi.Kalo gini, berati semua yang kamu omongin kan bohong?” ”Tapi dia sudah tidak butuh aku.Dia sudah punya appa yang akan menyayanginya.” ”Tapi appa berbeda dengan oppa.Di hatinya,  kedudukanmu sebagai oppanya tak akan pernah berubah.”

          Aku tenggelam pada pikiranku.Kata-kata Dong Hwo benar.Aku marah karena aku sayang padanya.Meski itu bukan sebagai kekasih tapi sebagai adikku.Apa yang harus aku lakukan sekarang?”Kalo mau ngejar mungkin masih sempat” kata Dong Hwo.”Dong Hwo, gantikan pekerjaanku ya.Aku akan segera kembali.” kataku sambil berlari keluar.

          Aku ambil sepedaku dan langsung mengayuhnya dengan kecepatan penuh.Selama di perjalanan aku teringat akan dia.Kenapa aku tidak menyadari perasaanku?Warna-warna musim gugur menyambutku. Memaksaku untuk memikirkannya.

          Aku sampai di sekolahnya.Tapi kata temannya dia sudah pulang dari tadi.Aku langsung menuju rumah.Di sana aku tidak menemukan siapa-siapa.Aku ke kamarnya.Tidak ada apa pun disana.Aku hanya menemukan sebuah surat di meja.

 

Annyeong, pabo Sandeul oppa

 

Maaf sudah menipumu.Aku sama sekali tidak bermaksud menipumu.Aku mengakui aku egois sampai melukaimu.Tapi aku melakukan itu karena aku sangat menyukaimu.

 

Sejak aku pertama kali melihatmu di toko roti itu, aku sudah menyukaimu.Tetapi, aku tidak memiliki kesempatan berbicara padamu.Aku hanya bisa melihatmu dari jauh.

 

Saat ommaku meninggal, aku merasa aku tidak memiliki siapa pun lagi di dunia ini.Appa sudah tidak menyanyangiku lagi, pikirku pada saat itu.Di saat seperti itu kamu datang dan menghiburku.

 

Rasanya aku sangat bahagia sekali.Kemudian kamu juga mengajakku tinggal di rumahmu.Kebahagianku berlipat-lipat.Aku langsung mengiyakan tanpa memikirkan perasaanmu.Maaf atas keegoisanku

 

Aku memutuskan pergi karena aku sudah tidak memiliki harapan lagi.Aku sudah melukaimu.Tidak ada alasan bagiku untuk disampingmu lagi.

 

Kamu ingat janji kita tahun lalu?Maaf, tidak bisa menepatinya.Kita tidak bisa melihatnya bersama-sama lagi.

 

Meski kamu membenciku, tapi aku tetap menyukaimu.Meski kamu menanggap aku sebagai seorang adik, tapi aku tidak menganggapmu sebagai seorang kakak, melainkan sebagai seseorang yang sangat berharga bagiku dan yang aku cintai.Maaf seenaknya saja.

 

Terima kasih atas segala yang telah kamu berikan padaku.Aku tidak akan melupakannya.Annyeonghi gyeseyo.

 

Ga Eul

 

P.S:Roti yang kamu buat enak.Aku tidak pernah makan yang seenak itu

 

          Aku hanya bisa terdiam.Itukah alasannya? Kenapa aku terlalu cepat memutuskan.Sekarang aku baru sadar perasaanku.Tiba-tiba aku tidak melihatnya sebagai seorang anak kecil, tetapi sebagai seorang gadis yang telah aku lukai.Bukan dia yang salah, ini semua salahku.

 

****

 

          Hari-hari tanpa Ga Eul sama saja seperti kehampaan.Tidak ada lagi tawanya.Tidak ada lagi omelannya.Tidak ada lagi yang dapat membuatku tersenyum.Aku menjadi menyadari arti Ga Eul bagiku.

          Aku memasuki kamar Ga Eul.Tidak ada yang tersisa Di mejanya kulihat kalender.Ada sebuah tanggal yang ditandai dengan bentuk hati berwarna merah.’Melihat daun bersama Sandeul oppa’.Itu tanggal dimana kami tahun lalu pergi bersama.Aku ingat betapa bahagianya Ga Eul waktu itu.Aku ingin melihat tawanya lagi.Meski sudah tidak ada Ga Eul, aku memutuskan untuk tetap pergi melihat daun itu.

****

 

          Aku pergi sendirian melihat daun itu.Daun-daun itu tetap indah sama seperti tahun lalu.Tidak ada yang berubah.Tetapi jika dulu aku melihatnya seperti warna-warna cerah yang penuh semangat, tapi sekarang daun yang berguguran bagaikan air mata.

          Angin-angin bertiup menggugurkan daun-daun itu.Membawa segala ingatan tentang Ga Eul.Apakah sekarang Ga Eul sangat sedih hingga suara gemerisik angin bagaikan suara tangisan.

          ”Kamu dimana Ga Eul?Aku merindukanmu.Aku ingin kembali ke waktu kita dapat tertawa di sini bersama.Dulu kupikir tidak akan ada yang berubah .Ternyata karena kebodohan diriku sendiri, aku tidak dapat memenuhi janjiku.”

          Matahari semakin terbenam, aku memutuskan untuk kembali.Aku melewati jalan yang dulu aku lewati bersama Ga Eul.Pemandangan yang sama dengan tahun lalu.Segerombolan rumpun bambu yang berubah warna menjadi keemasan karena cahaya matahari dan langit yang berubah warna menjadi orange kemerahan.Tidak ada yang berubah.Yang berubah hanyalah keadaanku dan perasaanku.

          Tiba-tiba aku melihat seorang wanita berdiri di pinggir besi pembatas sambil melihat matahari.Aku hanya melewatinya.Tetapi ketika aku                                mendekat aku langsung mengenalinya.Itu Gae Eul.”Ga Eul?” tanyaku.Gadis itu menoleh ke arahku.Wajahnya terlihat sedih.Air matanya berkilauan bagaikan permata tertimpa cahaya matahari.

          Dia langsung berlari.Aku mengejarnya dan memeluknya dari belakang.”Kenapa kamu di sini?” tanyanya ”Aku mencarimu kemana-mana.Aku sangat merindukanmu.” ”Aku sudah melukaimu.Aku tak pantas untuk berada di sampingmu.” ”Bukan.Yang tidak pantas adalah aku.Aku sudah seenaknya saja padamu.Aku menuduhmu sembarangan.Mianhae.” ”Kamu sudah memaafkanku?” ”Tidak ada yang perlu dimaafkan.Kamu sama sekali tidak salah.Malah aku yang salah.Ga Eul, jangan pernah tinggalkan aku lagi.Hari-hari tanpamu sama saja dengan kehampaan.Tapi karena ini semua aku memahami makna dirimu bagiku.Apa pertanyaanmu masih berlaku?” ”Yang mana?” tanyanya sambil memutar badannya ”Bahwa kamu menyukaiku.” kataku sambil menciumnya.

 

CHOROP

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annrzdn #1
aw such a nice story!^^
TsubakiHime #2
Bahasa indonesia.Ada yang tahu nggak cara translate ke Bahasa inggris yang bagus?
articuno #3
cerita dalam bm, u malaysian kah?