Season Of Love

Season Of love

Summer Breeze

 

          Suara alarm membangunkanku dari tidurku yang nyenyak.Kubuka mata dan merenggangkan badan.Kubereskan tempat tidurku dan aku pun membuka gordenku.

          Seperti biasa aku lihat tetangga depan rumahku bermain dengan anjingnya.Lucu sekali melihatnya bercanda dengan anjing golden retrivernya.Aku selalu mengamati tetanggaku itu.

          Semenjak aku tidak bisa pergi sekolah karena sakitku ini, aku memiliki kebiasaan mengemati tetanggaku yang baru pindah itu

          Aku tahu kesehariannya.Mulai ia tinggal bersama 4 temannya yang lain, kapan ia berangkat dan pulang dari kampus, jam tidurnya, dan lain-lain.

Aku merasa tenang jika melihat ia tertawa.Ketika ia tertawa aku tidak terlalu memikirkan sakit yang terus menggerogotiku.Meski aku tidak mengetahui namanya aku merasa nyaman dengan senyumannya

          Tanpa sadar aku menjadi tersenyum sendiri melihatnya.Tiba-tiba ia melihat ke arahku dan tersenyum kepadaku.Aku terkejut dan langsung menutup jendela.

 

****

 

          Aku bosan hanya membaca di dalam kamar.Lalu tiba-tiba aku mendengar suara seperti kembang api.Kubuka gorden dan melihat mereka berlima sedang bermain kembang api dengan riang.

          Aku ingin ikut tapi mereka kan tidak kenal aku.Jadi aku hanya melihat dari balik jendela.Lagi-lagi si cowok golden retriver itu melihat arahku.Aku hanya tersenyum kali ini.

          Lalu tiba-tiba ia membuka pintu pagar kemudian memberi isyarat agar aku turun dengan lambaian tangannya.Rasanya seperti mimpi, aku menjadi tidak bisa berpikir.Aku pun turun sambil membawa jaket dan meminta ijin mamaku untuk keluar melihat bintang.Itu satu lagi hobiku, melihat bintang di halaman luar rumahku.

          Tetapi kali ini aku tidak berhenti di halaman tetapi terus berjalan melewati pintu pagar.Di sana ia sudah menunggu dengan tersenyum lebar.”Ayo ikut kita main kembang api. aku tahu kamu jadi jangan anggap kamu orang asing.” Katanya sambil menarik tanganku dan menuntunku ke rumahnya.

          Disana aku bermain sambil berkenalan dengannya dan teman-temannya.Dari situ aku tahu si cowok golden retriver itu bernama Jung Jin Young, umur 21 tahun.Dia tinggal bersama 4 temannya yang bernama Shin Dong Woo, Lee Jung Hwan, Cha Sun Woo, dan Gong Chan Shik.

          “Aku tahu kamu.Aku sering melihatmu di jendela melihatku.Siapa namamu?”katanya sambil duduk di sebelahku.”Park Chin Ju” kataku sambil menerima coklat panas yang ia sodorkan.”Kamu kelas berapa?” ”Aku sudah tidak sekolah lagi.Dulu aku kelas 2 SMA.Tapi sekarang karena sakitku aku berhenti sekolah.He he he”jawabku sambil tertawa.”Oh maaf.Kamu pasti kesepian ya.” “Tidak juga, aku bisa baca buku, mengerjakan hobiku yang….” Aku terhenti.Tiba-tiba air mataku mengalir. Dia benar aku kesepian, aku takut menghadapi kematian, aku takut sendirian.

          Dia memegang pipiku lalu menghapus air mataku.”Jangan takut, aku akan menemani, menjaga, dan menghiburmu.Berjuanglah melawan penyakitmu aku akan mendukungmu.Aku akan membuat hari-harimu indah dan berharga yang tidak akan kamu lupakan.”.Aku tak mampu lagi menahan tangisku.Kata-katanya membuatku bahagia.Ia memelukku “Sudah.Jangan sedih lagi.Kamu lebih manis jika tersenyum.” Katanya.

          “Woi, main sabot aja.Ketemu langsung main peluk.” teriak Sun Woo.Jin Young langsung melepau dan berlari ke arah Sun Woo sambil balas berteriak “Sialan kau, tukang intip”

 

****

          Jin Young benar-benar menepati janjinya.Tiap hari ia selalu membuatku tersenyum.Ada saja yang ia lakukan.Mulai memboncengku dengan sepedanya mengelilingi taman, membawakan boneka beruang besar sampai aku bingung ditaruh mana, mengajakku berdoa di kuil, membantuku membuat 1000 burung bangau permohonan, membawa buku baru tiap harinya, hingga menemaniku menjalani perawatan.

          Pernah juga ia membawaku ke festival musim panas yang ada di kotaku.Atau juga ke kebun bunga matahari dan melihat daun mapel waktu musim gugur.Waktu musim dingin ia tidak membawaku keluar karena takut aku kedinginan tapi sebagai gantinya ia membuat salju buatan dari gabus hingga dimarahi mamaku.Musim semi ia membawaku hanami di tepi sungai.

Tiap hariku hanya dia isi dengan kebahagian tanpa air mata

 

****

 

          Musim panas, musim gugur, musim dingin, musim semi kami lalui bersama.Bunga matahari bersemi di musim panas seiiring dengan berseminya cintaku.Aku sangat mencintainya.Aku merasa dialah matahariku.Aku mengikutinya layaknya bunga matahari mengikuti matahari.Aku takut akan tibanya akhir musim panas saat bunga matahari layu hingga akhirnya mati.

          Tetapi kekhawatiranku mereda saat dokter berkata keadanku semakin baik.Meski aku masih harus menjaga diri agar penyakitku tidak kambuh.Jin Young yang mendengarnya menjadi sangat gembira.

          Keluar dari ruang praktek kami langsung berteriak kegirangan sambil saling berpelukan.”Tidak ada ruginya kita berjuang selama ini.Aku punya kejutan utukmu.Nanti malam tunggu aku di depan rumah” katanya

 

****

          “Kita mau kemana?” tanyaku.”Lihat saja nanti.Kamu akan menangis bahagia pasti” ”Jangan kesombongan ya” kataku sambil memukul punggungnya 

 

****

 

          “Tunggu disini .Aku pergi sebentar.Nggak lama kok” katanya sambil mendudukanku di bawah sebuah pohon besar.Aku baru tahu kalo di kotaku ada tempat yang seperti ini.Sebuah bukit penuh bunga.Di langitnya bintang dan bulan terlihat jelas.Bau rumput segar tercium jelas.Angin sejuk menerpa wajahku.

          “Sudah siap!!Kalo gitu aku mulai” katanya tiba-tiba sambil menjentikan jari.Aku kaget karena kedatangannya.Belum habis kekagetanku tiba-tiba ada suara ledakan.Ternyata ada kembang api besar yang indah berwarna-warni.Kembang api itu berhenti setelah beberapa saat.

          “Suka?Tapi itu belum selesai.Aku masih punya satu kejutan lagi.”katanya sambil mengeluarkan kembang api.”Tebak aku menulis apa.Kalo benar aku akan menurutimu.Kalo kamu salah aku akan memberikan hukuman.Gimana?!” “Aku terima.Tapi soalnya jangan susah-susah ya!”

          Di mulai menyalakan dan melakukan gerakan seperti menulis ”SA” kataku lalu ”RANG” ”HAE” ”YO” ”SARANGHAEYO?!” tanyaku terkejut. “Ne, apa kamu mau menerimaku?” tanpa sempat menjawab aku langsung memeluknya sambil menagis.”Woi segitu tidak sukanya ya sampai nangis” katanya sambil pura-pura cemberut.”Ani, aku juga sangat menyukaimu.Tapi aku takut kalo sampai terjadi sesuatu denganku kamu akan merasa sedih.Aku tidak mau kamu sedih.” “Dan aku juga tidak mau melepaskanmu.Aku akan menjagamu.Seperti janjiku saat pertama kali bertemu.” Katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.Aku menutup mataku.

          Tetapi sebelum sempat terjadi sesuatu, aku merasa dadaku sangat sesak.Aku tidak kuat lagi.Ketika aku akan jatuh Jin Young menahanku.Yang terakhir ku dengar adalah suara Jin Young memanggilku.

 

****

 

Jin Young POV

          “CHIN JU, CHIN JU” kataku tetapi ia tidak membuka matanya.”Ada apa?” tanya Jung Hwan “Chin Ju, Chin Ju” isakku.”Cepat bawa ke rumah sakit.” kata Dong Woo

 

****

          “Dokter tolong selamatkan anak kami.Dia satu-satunya anak kami.” Kata mama Chin Ju sambil menangis.”Ya bu kami akan berusaha.Ibu tunggu di sini dulu.” Kata suster sambil membawa Chin Ju memasuki ruang operasi.

          Aku hanya bisa duduk sambil menangis tanpa suara.Pandanganku gelap.Lalu tubuhku diguncang-guncang oleh seseorang “Kamu apakan anakku hah?! Kamu apakan” kata mama Chin Ju

          “Sudahlah, Bu.Bukan salah Jin Young kalau Chin Ju sampai jadi seperti ini.” Kata papa Chin Ju

          “Sudah Hyung aku yakin Chin Ju akan baik-baik saja. Aku belikan minum ya? kata Jung Hwan sambil pergi membelikanku minuman

          “Keadaannya sudah membaik.Jika ingin melihatnya silakan tetapi saya harap orang tuanya bersedia berbicara sebentar.Ada sesuatu yang harus saya bicarakan.” Kata dokter setelah kami menunggu 3 jam.

          Aku memasuki ruangan.Chin Ju tertidur dengan tenang.Aku menangis lagi sambil memegang tangannya.”Mianhae Chin Ju, Jeongmal Mianhae. Jebal, cepatlah bangun.”

 

****

 

Chin Ju POV     

          Aku membuka mata.Sinar matahari musim panas memasuki ruanganku.Kulihat Jin Young tertidur sambil memegang tanganku.Aku melihat jejak air mata, ia pasti menagis melihatku seperti ini.

          Jin Young mulai membuka mata.”Chin Ju, Chin Ju kamu sudah bangun.Syukurlah.Maafkan aku.Aku tidak menyangka kamu akan seperti ini.” Katanya sambil memelukku.Aku hanya bisa menangis.Kenapa aku lemah? Kenapa aku membuat Jin Young sedih, padahal dia sudah terus membantuku? Kenapa aku membalas kebaikannya dengan cara seperti ini?

          “Mian membuatmu khawatir.Tapi aku tidak terima permintaan maafmu.” Kataku sambil memasang mimik serius.Wajah Jin Young mejadi sedih “Tentu saja kamu tidak akan memaafkanku.Aku berjajanji tidak akan membuatmu seperti ini lagi.” “Bukan, karena kamu tidak pernah melakukan kesalahan padaku.” Kataku.Wajahnya menjadi cerah kembali

          ”Ok, aku akan menemanimu selama di rumah sakit.Lalu kamu akan cepat keluar dari rumah sakit dan kita akan bersama lagi.” katanya sambil tersenyum lebar.

 

****

 

          Setiap hari Jin Young  mengunjungiku.Kesehatanku semakin membaik.Tetapi ternyata kebahagianku tidak bertahan lama.Suatu hari mamaku datang dengan membawa sebuah kabar.

          ”Chin Ju mama diberitahu dokter bawa kamu tidak akan bertahan jika seperti ini lagi.Jadi dokter menyarankan mama membawamu ke Seoul untuk pengobatan lebih baik.Jadi setelah kamu keluar dari sini kamu akan langsung ke Seoul.Ucapkan salam perpisahan pada Jin Young.”

          Aku terkejut.”Andwe, aku tidak mau.Aku tidak mau pergi.” ”Jangan seenaknya Chin Ju.Mama ingin kamu sembuh.” Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.

 

****

 

          ”Chin Ju, hari ini aku bawakan puding kesukaanmu” kata Jin Young.”Jin Young, aku tidak mau pergi” kataku sambil menangis.”Ada apa?”

 

****

 

          ”Oh karena itu.” kata Jin Young setelah aku menceritakan semuanya. ”Aku tidak mau pergi” ”Jangan kamu harus pergi meskipun aku sedih berpisah denganmu tapi aku lebih sedih lagi jika kamu menderita.” ”Kamu tidak tahu perasaanku.Aku hanya ingin melewati waktu bersamamu.Aku tidak tahu apakah aku akan dapat kembali atau tidak.Karena itu aku ingin menghabiskan hidupku  denganmu.Meski hanya 1 detik saja tapi aku ingin bersamamu.Aku ingin orang yang terakhir aku lihat diakhir hidupku adalah kamu.” ”Jangan bicara begitu.Aku tidak akan membiarkanmu mati.Aku tidak akn melepaskanmu.” bentaknya ”Karena itu aku membiarkanmu pergi.” tambahnya dengan lembut.

          Aku terkejut ternyata satu tahun kebersamaan kami hanya ia anggap seperti itu.Dia tidak mengerti aku.”Keluar.Aku tahu sekarang ternyata bagimu aku tidak ada artinya.Aku akan lupakan kamu pernah mengucapkan kata saranghaeyo” ”Chin Ju-a..” ”Cepat pergi.PERGI!” Jin Young pun pergi dengan wajah sedih.Setelah Jin Young pergi aku menangis. Kenapa dia bisa berpikir seperti itu?Apa dia tidak pernah mengerti bahwa aku dalah orang yang memiliki waktu terbatas didunia ini?Mengapa dia mengingkari janji yang dia buat sendiri?

          ”Chin Ju, mama masuk ya?”.Aku cepat-cepat mengusap air mataku.”Tadi mama lihat Jin Young keluar dari ruanganmu sambil berwajah sedih.Kamu sudah memberitahunya ya?Baguslah karena dokter mengatakan bahwa kamu sudah bisa pergi besok.Jadi kamu lansung pergi ke Seoul besok.Tiket pun sudah mama siapkan.Kamu besok tinggal berangkat saja.”

          Apa?Besok? ”Mama bercandakan.” ”Buat apa mama bercanda”

          Berarti aku tidak punya waktu untuk berbaikan dengan Jin Young.Aku tidak mau kami berpisah seperti ini.Aku pun mengambil kertas dan pena

 

****

 

Jin Young POV

          Aku datang lagi ke rumah sakit.Mungkin hari ini dia bisa lebih tenang dan akan kujelaskan baik-baik maksudku.Kubuka kamarnya.Tidak ada pa-apa, kosong.Perasaanku mengatakan badai musim panas akan datang.Aku langsung keluar kamarnya.Mencarinya di taman rumah sakit, kafetaria tetapi tidak ada.Lalu aku bertemu seorang suster yang sering merawatnya.

          ”Permisi, gadis yang ada di kamar 144 itu dimana ya?” “Lho kamu tidak tahu.Tadi pagi dia sudah pergi ke Seoul untuk melakukan pengobatan.Ini ia menitipkan sesuatu untukmu.” Katanya sambil mengeluarkan sebuah surat dan sebuah kantung kecil.

          Aku duduk di taman sambil membaca suratnya.

 

Annyeong, saranghaneun Jin Young oppa

 

Maaf aku tidak bisa memberitahumu kalo aku akan pergi hari ini.Aku juga minta maaf atas kejadian kemarin.Aku tahu maksudmu baik tapi yang kuinginkan hanyalah bersama dirimu.Kamu ingat waktu pertama kali bertemu aku hanya memilki pearsaan sedih, marah, kecewa, dan putus asa pada keadaanku.Tapi setelah bertenu denganmu aku menjadi tahu mengapa aku harus sembuh.Kamu mengajarkan kepadaku arti dari sebuah kehidupan dan arti dari cinta.

 

Aku ke Seoul bukan agar aku sembuh tetapi agar aku dapat bersama denganmu.Dengan semua kenangan indah yang telah aku terima darimu, aku akan berjuang agar aku dapat bersama denganmu.

 

Mungkin aku akan kembali, mungkin juga tidak.Aku ingin kau tidak terlalu sedih.Aku ingin senyummu tetap seperti matahari di musim panas.Aku tidak ingin hanya menjadi bunga matahari yang melihatmu saja, tetapi menjadi awan yang selalu menemanimu di langit biru.

 

Aku memberimu biji bunga matahari agar kamu dapat menanamnya di rumah.Rasanya membayang- kanmu merawat bunga itu, membuatku ingin cepat sembuh agar aku dapat melihat hasil kerja kerasmu

 

Aku mengatakan aku akan melupakan kata saranghaeyo yang kamu ucapkan.Rasanya tidak mungkin aku melupakannya.Aku akan selalu teringat akan hari itu.

 

Maaf ya.Pasti sekarang kamu akan benar-benar marah kepadaku karena tiba-tiba mengucapkan kata perpisahan hanya melalui surat.Aku akan segera kembali padamu agar kita dapat tertawa bersama lagi

 

With all my love,

Chin Ju

 

          Aku tidak bisa berkata apa-apa.Aku hanya dapat menatap kosong ke arah langit.Kenapa aku begitu bodoh?Aku harusnya menyadari yang paling kuinginkan adalah Chin Ju.Kenapa aku berlagak menyuruhnya pergi?Kenapa aku tidak tahu makna waktu bagi Chin Ju?

 

****

Satu tahun kemudian…..

 

          “Wah bunga matahari yang kamu rawat waktu awal musim panas sudah setinggi ini sekarang.Kira-kira Chin Ju kapan kembali ya?” kata Gong Chan padaku.”Aku tidak tahu.Kita berdoa saja agar Chin Ju segera kembali.” Kataku.”Kamu masih menunggunya?” “Sampai kapan pun” “Hah, ya udah aku berangkat ke kampus dulu ya.Jangan sampai kamu juga terlambat” kata Gong Chan sambil pergi.

          “Chin Ju-a kamu lihat, bunga matahari ini sudah mekar sempurna.Aku ingin keadaanmu sebaik keadaan bunga matahari ini.Cepatlah kembali Chin Ju aku selalu menunggumu.” kataku “Wah ternyata aku secantik bunga ya.Kamu aja sampai ngasih nama bunganya pake namaku.” Kata seseorang yang suaranya sangat aku kenal.

          Aku langsung melihat ke arah suara itu.Chin Ju.Dia ada di sini.Aku berlari dan langsung memeluknya.”Mianhae.Mianhae, aku baru menyadari bahwa yang terpenting bagiku adalah kamu.Aku tidak akan melepaskanmu lagi.” Kataku sambil menangis “Aku juga minta maaf karena pergi begitu saja.Aku juga minta maaf karena membuatmu khawatir.” Katanya sambil menangis juga.”Saranghaeyo, jeongmal saranghaeyo” kataku sambil menciumnya.

          “Ayo kita pergi ke kebun bunga matahari.Aku ambil sepedaku dulu.” Kataku sambil masuk ke dalam rumah.

          Di dalam rumah aku langsung bertemu Dong Woo.Wajahnya sangat panik.”Hyung, gawat Chin Ju dia…. dia meninggal.Kemarin malam orang tuanya sudah membawa jenazahnya ke sini untuk dimakamkan.Orang tuanya ingin agar kamu segera ke krematorium untuk melihat Chin Ju.”

          Duniaku serasa runtuh.Cahaya mentari serasa hilang digantikan awan gelap.”Tidak mungkin, tadi dia baru saja ada di sini.Aku memeluknya.Tidak mungkin” kataku sambil langsung berlari keluar lagi.Chin Ju sudah tidak ada.Hanya ada kelopak bunga matahari dan sebuah buku.Aku berteriak memanggil nama Chin Ju tapi tidak ada jawaban.

          “Hyung, ayo kita segera melihat Chin Ju.” kata Dong Woo.

 

****

          Sepulang dari acara pemakaman Chin Ju, aku hanya bisa terdiam di kamarku.Kulihat kamar yang terletak di sebrang kamarku itu.Kamar Chin Ju.Rasanya sepintas aku melihatnya di sana tersenyum kepadaku.Tapi kemudian dia lenyap.

          Chin Ju apa kamu sangat membenciku sampai kamu tidak ingin bersamaku lagi?Apa kamu masih membenciku karena aku melepasmu.

 

          Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.”Hyung, aku nemu buku di depan.Kayaknya punya Chin Ju.Banyak fotonya Hyung sama dia sih.” Kata Sun Woo sambil meletakan buku itu di mejaku.

          Kulihat buku itu.Itu buku yang aku lihat di hari kematian Chin Ju.Aku mengambilnya dan membaca buku itu.

 

25 Juli

Musim panas.Kulihat dia bermain dengan anjingnya lagi.Wajahnya terlihat senang.Aku ingin mengenalnya.Semoga saja ia pintar

 

4 Agustus

Ternyata namanya Jin Young.Hari ini aku bahagia sekali dia mengatakan akan menemani, menjaga, dan menghiburku juga akan mendukungku melawan penyakit yang kuderita.Dia berjanji dia akan membuat hari-hariku indah dan berharga yang tidak akan aku  lupakan.

 

Ternyata itu adalah buku harian Chin Ju.Aku membaca tiap isinya.Rasanya seperti melihat Chin Ju.Aku bisa mendengar tawanya mendengar suaranya.Aku membaca sampai aku ada di hari terakhir yang Chin Ju tulis

 

15 Agustus

          Sepertinya aku tidak akan sanggup melewati musim panas kali ini.Dokter sudah menyerah terhadapku.Aku ingin sekali bertemu oppa.Tapi mamaku tidak mengijinkan

          Aku tahu alasan oppa menyuruhku pergi.Aku sudah tidak marah lagi padanya.Aku bersyukur bahwa orang yang kusukai adalah orang yang benar-benar memperhatikanku.Aku hanya ingin bertemu oppa sekali lagi untuk menyampaikan maafku

          Yang sekarang aku khawatirkan apakah oppa akan sedih setelah kematianku atau malahan marah kepadaku.Apa pun itu aku ingin oppa dapat menganggap aku hanyalah kenangan masa lalunya dan mampu melihat masa depan.Aku ingin bertemu oppa.

 

Setelah halaman itu yang ada hanyalah sebuah surat.Kubuka surat itu

 

Annyeong, saranghaneun Jin Young oppa

 

Mungkin ketika kamu membaca surat ini aku sudah tidak ada di dunia ini.Maaf aku tidak bisa menepati janjiku.Aku tidak bisa kembali kepadamu.Akhir musim panas yang aku takutkan telah datang.

 

Jangan salahkan dirimu.Aku sangat bahagia dapat bertemu denganmu.Mungkin jika tak ada dirimu aku sudah putus asa dari awal.Kamu adalah matahariku.Ingatlah itu.Jangan menjadi terpuruk atas kematianku.Jika ada cinta baru janganlah menolaknya

 

.Jangan tangisi kepergianku.Anggap saja aku sebagai masa lalumu.Bukan masa lalu yang menyedihkan tetapi masa lalu yang membahagiakan.Jangan mengingat tangisan kita tapi ingatlah kebahagian kita.

 

Aku ingin agar tawamu tetap seperti dulu.Mungkin sekarang aku benar benar menjadi awan yang akan menemanimu di langit biru yang tinggi.Aku akan selalu  mendoakan kebahagianmu.

 

Jika ada kehidupan selanjutnya aku ingin menjadi seseorang yang mampu membalas semua  kebahagian, kekuatan, dan semangat yang kamu berikan kepadaku.Dan ketika itu aku ingin agar kita dapat berbahagia.

 

Your Eternity,

Chin Ju

 

 

Air mataku mengalir setelah selesai membaca surat itu.Aku harus bangkit agar dapat memenuhi permohonan terakhir Chin Ju.Aku akan selalu mengingatnya sebagai cinta pertamaku.Aku juga akan selalu mendoakannya agar dia berbahagia di sana.

 

CHOROP

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
annrzdn #1
aw such a nice story!^^
TsubakiHime #2
Bahasa indonesia.Ada yang tahu nggak cara translate ke Bahasa inggris yang bagus?
articuno #3
cerita dalam bm, u malaysian kah?