Kim Jaehwan x Jung Chaeyeon

101 things about us

Jika Kim Jaehwan ditanya, siapa member IOI yang paling dekat dengannya, ia mungkin akan kebingungan. Sejeong, Doyeon, Yoojung, ia cukup dekat dengan semuanya. Lain halnya kalau ia ditanya siapa member IOI yang tidak dekat dengannya, ia akan menjawab dengan lantang dan mantap, Jung Chaeyeon.

Gadis itu terlalu berbeda dengannya, sifatnya lebih mirip dengan Minhyun, tenang dan pendiam ketimbang member IOI yang lain. Dan personal schedulenya yang padat membuat Jaehwan jarang sekali melihatnya di dorm. Chaeyeon lebih sering keluar pagi-pagi sekali dan pulang larut malam.

Jika dipikir-pikir, mungkin dalam dua bulan mereka berbagi dorm, Jaehwan hanya melihat Chaeyeon tiga kali; pertama saat Wanna One members pindah ke dorm mereka, satu saat Chaeyeon pulang dari solo photoshoot tengah malam dan gadis itu tidak tahu password terbaru dorm mereka sehingga harus menelepon members yang ada di dalam rumah. Yup, mereka harus sering mengganti password pintu secara periodik dikarenakan sasaeng fans yang mulai menjamur.

Dan ini kali ketiga Kim Jaehwan bertemu dengan Jung Chaeyeon.

"Woy, ngelamun aja." tegur Seongwoo, "Oper kimchinya dong." katanya sambil menyenggol lengan Jaehwan.

Jaehwan hanya mencibir sebelum mengoper piring kecil berisi kimchi ke Seongwoo yang tengah duduk disebelahnya.

Saat ini manager yang mengurus Wanna One dan IOI tengah berulang tahun dan mereka pun diundang untuk merayakannya di sebuah restoran BBQ. Dan disinilah Jaehwan berada, ditengah-tengah para member Wanna One yang tengah menikmati barbeque dengan semangat, apalagi Daniel yang duduk di depannya yang hampir saja tersedak oleh daging akibat menelan terlalu cepat.

"Minum dulu," kata Jisung cepat sambil mengoper segelas air pada Daniel yang menerimanya dengan penuh terima kasih. Leadernya memang perhatian.

Jaehwan hanya mendengus melihat hal itu dan ia mengalihkan perhatiannya pada para gadis yang duduk di ujung sebelah kiri. Fans yang protektif, baik pada IOI maupun Wanna One membuat para members lebih menjaga jarak satu sama lain, walaupun mereka cukup dekat off-camera di dorm, sehingga saat ini pun, para member IOI berada di ujung yang berbeda dipisahkan oleh para managers yang lalu diikuti oleh member Wanna One.

Dan perhatian Jaehwan teralih pada sosok Chaeyeon yang duduk di ujung sambil menyesap boricha hangat dalam diam, sesekali tersenyum saat Somi dan Kyulkyung melontarkan guyonan.

"Kamu ga makan? Dagingnya buat aku, ya?" pertanyaan Daniel membuyarkan lamunannya. Lelaki itu sudah siap mencuri dagingnya dengan sumpit miliknya, membuat Jaehwan merengut sebelum menangkis sumpit Daniel dengan sumpitnya sendiri.

"Enak aja, mau daging? Bakar sendiri dong." Balasnya sambil mengambil satu potong sebelum keburu diambil Daniel.

"Lagian, siapa suruh ngelamun aja." tukas Daniel pelan, "Aku pikir kamu ga mau lagi."

"Makanya, jangan ngelamun aja. Dagingnya diambil Daniel baru tau rasa." Seongwoo memperingatkan. "Lagipula ngeliatin apa sih, sampe gitu amat?"

Jaehwan hanya terdiam, memilih untuk tidak menanggapi pertanyaan Seongwoo. Bisa mati diledekin dia kalau mereka tahu tentang Chaeyeon. Ia kembali melanjutkan makannya dalam diam ketika seseorang dari ujung sana bertanya dengan suara yang agak keras.

"Chaeyeon ga makan?"

Ia melirik sekilas dan menangkap gadis itu hanya tersenyum malu sambil menggeleng. Dan saat itu Jaehwan baru menyadari, piring Chaeyeon dalam keadaan bersih, seperti sama sekali tidak pernah dipakai.

---

Jaehwan tidak punya kesempatan untuk menanyakan alasan Chaeyeon dan waktu pun berganti sehingga ia lupa akan hal itu. Hingga suatu hari, mereka berbagi ruang tunggu sebelum naik ke atas panggung sebuah festival di Busan dan Jaehwan kembali teringat kejadian hari itu saat Chaeyeon lagi-lagi tidak menyentuh konsumsi yang sudah disediakan panitia.

Kali ini, ia tidak dapat menahan keingintahuannya.

"Kamu ga makan?" tanyanya pelan saat Chaeyeon beringsut menjauhi kumpulan manusia-manusia kelaparan yang hampir menerjang staff yang sedang membawa lunch box -well mostly Wanna One members, Mina dan Yoojung sih.

Chaeyeon hanya tersenyum simpul, senyum yang biasa ia gunakan, sebelum menggeleng, tanpa memberikan alasan pada Jaehwan.

"Kenapa?"

Jaehwan tahu, ia mungkin terkadang terlalu kepo terhadap masalah orang lain, well Daniel sudah sering mengomelinya tentang hal itu, tapi tetap saja, ia ingin tahu. Terutama hal yang berhubungan dengan Jung Chaeyeon.

"Aku ga lapar." Chaeyeon akhirnya membuka suara, mungkin ini pertama kalinya gadis itu berbicara langsung dengan Jaehwan.

"Oh," Well, Jaehwan tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Kamu... ga makan?" Chaeyeon bertanya balik, membuat Jaehwan cukup kaget. Ia pikir obrolan mereka akan berakhir dengan jawaban singkat dari Chaeyeon.

"Mau sih, ini baru mau ngambil." balas Jaehwan dengan sedikit terbata.

Chaeyeon tersenyum simpul, "Oke, selamat makan." katanya sambil berlalu meninggalkan Jaehwan yang masih terbengong-bengong di tempatnya.

"Ngelamun lagi, brother?" Suara jahil Daniel mengusik pikiran Jaehwan. Ia berbalik dan benar saja, Seongwoo dan Daniel sedang senyam-senyum menatapnya.

"Apa?" ujarnya galak.

"Engga, gapapa kok." ujar Daniel dan Seongwoo berbarengan, tapi dari senyum sok misterius mereka, Jaehwan tahu, pasti ada apa-apanya, tapi ia memilih untuk tidak memperpanjang obrolan dengan Daniel dan Seongwoo.

"Minggir, aku mau ambil dosirak punyaku." gerutunya pelan sambil menyikut Seongwoo yang meringis, pura-pura kesakitan di dorong Jaehwan. Dasar, lemah!

---

"Aigoo, rasanya aneh pulang sebelum tengah malam." Jihoon menghela nafas sambil membuka sepatunya dan menaruhnya di rak depan.

"Kau seharusnya bersyukur, Jihoonie." cibir Jaehwan, "Jangan mengeluh padaku kalau besok kita harus syuting hingga subuh."

"Oh tentu saja aku bersyukur, hyung. Oh! Aduh!"

"Aw!"

Jaehwan melirik kesal, apaan sih? "Kenapa berhenti tiba-tiba, Jihoonie?!" ujarnya sambil mengelus jidatnya yang menabrak bagian belakang kepala Jihoon karena ia berhenti tiba-tiba di hadapannya.

"Eh sori!" Suara cewek yang ada di depan Jihoon membuat Jaehwan terdiam mendadak.

"Chaeyeon nuna sedang apa disini?" tanya Jihoon.

"Aku sedang mencari koperku hehe." Chaeyeon menjawab pelan, ia sedang berjongkok di lorong sebelah pintu masuk, tempat gudang berada, "Nah ketemu!" pekiknya girang seraya menarik sebuah koper berwarna pink pucat ke luar.

"Kenapa kita ga masuk sih?" gerutu Sungwoon dari luar, melihat Jihoon dan Jaehwan terhenti di pintu masuk.

"Eh iya, silahkan." Chaeyeon, merasa bersalah, langsung menyingkir memberikan jalan untuk Jihoon, yang langsung diambil Jihoon dengan semangat diikuti oleh member Wanna One yang lain. Tapi tidak dengan Jaehwan yang mematung di sebelah Chaeyeon, mengamati gadis itu sibuk membersihkan kopernya.

"Buat apa koper? Ada schedule di luar negeri?"

Mata Chaeyeon yang terbelalak membuat Jaehwan ikut kaget, ternyata ia menyuarakan pikirannya tanpa sadar.

"Iya. Agensiku mendaftarkan aku untuk ikut acara Law of The Jungle." Chaeyeon menjelaskan, "dan besok aku berangkat."

"Kemana?" Jaehwan tidak dapat menahan diri untuk bertanya.

"Patagonia."

"Di mana tuh?" Pertanyaan polos Jaehwan membuat Chaeyeon tertawa.

"Aku juga ga tau, tapi dari namanya kayanya cukup jauh ya." ujarnya dengan ramah.

"Hmm..."

"Aku beres-beres dulu ya." tambah Chaeyeon, siap-siap untuk menarik kopernya ke kamar ketika suara Jaehwan yang hampir tidak terdengar, berbisik.

"Hati-hati."

---

Wanna One baru saja menyelesaikan rehearsal pertama di Music Core dan sedang bersantai di ruang tunggu ketika kabar bahwa Chaeyeon sakit sampai ke telinga Jaehwan.

"Lalu bagaimana? Apa mereka membawanya ke rumah sakit?" Suara salah satu manajer wanita yang panik saat berbicara di telepon membuat Jaehwan yang tengah asyik memainkan game di handphone nya tersentak.

"Siapa yang sakit?" Jisung bertanya, selalu penuh perhatian bahkan dengan grup lain.

"Chaeyeonnie." gerutu sang manager pelan, "Aku baru dapat kabar ia hampir pingsan di Patagonia karena kelaparan. Acara itu seharusnya dimusnahkan saja!"

Jaehwan tertegun mendengar hal itu, tidak sanggup berkata apa-apa, tapi Jisung mendahuluinya.

"Lalu bagaimana keadaannya sekarang?"

"Ia beristirahat di base camp crew sambil menunggu para peserta lain mencari sesuatu untuk di makan. Ugh, seharusnya dia tidak mengambil acara ini!"

Jaehwan dengan cepat membuka browser dan mengetikkan nama Jung Chaeyeon. Berita pertama dari Naver yang terlihat membuat ia cukup panik.

Jung Chaeyeon passing out

Jaehwan membaca dengan cepat seisi artikel tersebut dan mencari satu nama yang dapat dihubungi. Setelah menemukannya, ia bergegas mendekati Minhyun yang sedang ngobrol dengan salah seorang stylist.

"Pinjam handphone."

Alis Minhyun berkerut, "Untuk?"

"Menghubungi Jonghyun."

---

Chaeyeon tidak dapat berhenti menangis saat para kru memandunya keluar dari hutan dan mendapatkan pertolongan. Ia telah berusaha semaksimal mungkin untuk menahan rasa sakit di perutnya tapi ia tak tahan lagi.

Ia memang benar-benar tidak berguna. Bukannya membantu malah menyusahkan orang.

Tiba-tiba tenda tempat ia beristirahat dibuka oleh seseorang, membuatnya terkesiap. Seorang kru muncul dari balik pintu tenda seraya memberikan handphone, "Chaeyeon-sshi, Jonghyun-sshi menelepon."

"Jonghyun? NU'EST Jonghyun?"

"Iya, sebaiknya kau angkat. Tampaknya penting."

Chaeyeon dengan ragu menerima handphone tersebut, "Halo?"

"Chaeyeon-sshi? Sudah baikan?" Suara sahabat baik Nayoung unnie ini terdengar khawatir.

"Iya, aku sudah membaik, Jonghyun-sshi. Terima kasih."

"Sudah makan sesuatu?"

"Belum, staff sedang mencari sesuatu yang mudah untuk kucerna, dokter menyarankanku untuk makan manis untuk menaikkan gula darah."

"Oh, apa kau sedang dekat dengan kopermu?"

Chaeyeon mengernyit mendengar pertanyaan aneh itu tapi ia jawab juga, "Iya."

"Di bagian belakang kopermu, resleting luar, ada coklat yang bisa kau makan sebagai emergency. Ada beberapa obat juga. Coba cari."

Chaeyeon buru-buru menarik kopernya dan mencari sesuai instruksi Jonghyun. Ternyata benar, ada coklat yang sudah agak meleleh dan obat maag yang sangat ia perlukan.

"Ada?" tanya Jonghyun.

"Ketemu! Terima kasih, oppa!"

"Jangan berterima kasih padaku, berterima kasihlah pada yang menaruhnya disana." suara Jonghyun terdengar sedang menahan tawa di sana.

"Siapa?"

"Kim Jaehwan."

---

"Chaeyeon unnie!" Yoojung memekik senang melihat Chaeyeon muncul dari balik pintu setelah hampir lima hari tidak bertemu. Para member IOI segera mengerubungi gadis itu dengan panik.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Nayoung menyelidik.

"Tidak apa-apa, Unnie. Aku sudah baik-baik saja kok."

"Aduh, kau ini. Bikin panik." kata Sejong sambil mencubit gemas pipi Chaeyeon, "Yang penting Chaeyeonnie sudah gapapa ya. Ayo, kita makan. Jangan sampai sakit lagi," tambahnya seraya mendorongnya ke arah meja makan.

Chaeyeon tersenyum senang, melihat perhatian dari para anggota grupnya sebelum ia menyadari ternyata para anggota Wanna One juga sedang berada di rumah.

Dan seseorang yang baru keluar dari kamar mandi menangkap matanya, dan Chaeyeon merasa dadanya berdebar lebih kencang dari biasanya.

Kim Jaehwan.

---

"Terima kasih."

Jaehwan yang sedang setengah sadar menunggu mie rebusnya matang, terlonjak kaget mendengar suara lembut dari belakangnya, "Astaga, Ya Tuhan!" pekiknya sambil mengelus dada.

Hampir saja ia mati terkena serangan jantung. Bagaimana tidak, tengah malam ada suara wanita di belakangnya.

"Oh maaf! Aku bikin kaget ya?" Chaeyeon berkata dengan khawatir, "Sorry, aku tidak bermaksud untuk mengagetkanmu."

"Gapapa kok." Padahal ia sudah hampir lari keluar dari dapur tadi, tapi Chaeyeon tidak perlu tahu. Ia langsung pura-pura kembali memperhatikan mie rebusnya, agar menyembunyikan wajahnya yang memerah dari gadis itu. Bagaimana tidak, baru kali ini jarak mereka sedekat ini.

Chaeyeon hanya tersenyum simpul melihat tingkah sok cool Jaehwan, "Aku hanya mau bilang makasih."

"Untuk?" tanyanya (pura-pura) tak acuh.

"Coklat dalam koperku. Itu dari oppa kan?"

"Bagaimana ka-"

"Jonghyun oppa yang bilang." Memang seharusnya ia tidak sebodoh itu untuk percaya pada janji manis Jonghyun bahwa ia tidak akan membocorkannya ke Chaeyeon. Kim Jaehwan memang bodoh!

"... Oppa?" Chaeyeon menegurnya pelan, melihat Jaehwan kembali melamun.

"Iya."

"Kenapa?"

Pertanyaan itu membuat Jaehwan bingung, "Huh?"

"Kenapa begitu perhatian kepadaku?"Jaehwan sama sekali tidak menyangka akan ditanya sefrontal itu, kelabakan mencari alasan. Tapi ia tidak bisa berbohong di depan puppy eyes Chaeyeon, iya, Jaehwan memang lemah dengan cewek cantik.

"Aku ga mau kamu sakit. Kamu sering skip makan, jadi aku cukup khawatir." Jaehwan menjawab pelan, tertunduk malu mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.

"Dan ternyata benar ya, aku jatuh sakit di sana." tambah Chaeyeon. Jaehwan mendongak dan menemukan gadis itu tersenyum manis dengan lepas, tidak seperti senyumnya yang biasa, yang palsu dan dibuat-buat untuk menutupi perasaannya.

"Terima kasih, sudah menjagaku."

"Aku tidak melakukan apa-apa," jawab Jaehwan salah tingkah diperhatikan Chaeyeon, "Eh, mie nya sudah matang!" Ia lalu buru-buru mematikan komya dan memindahkan mie rebusnya ke mangkok.

"Kau mau?" tawarnya ke Chaeyeon. Gadis itu berpikir sejenak sebelum mengangguk kecil dan mengambil mangkuk lain untuk berbagi.

"Tapi oppa harus menemaniku lari pagi besok untuk membakar semua kalori ini." Tambahnya sambil menyeruput kuah mienya, "Hm... enak! Aku sudah lama ga makan ramyeon."

Jaehwan menatapnya dengan serius, ia tadinya yakin bahwa Chaeyeon akan menolak tawarannya, namun gadis itu malah menerimanya.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Chaeyeon saat ia menangkap cara Jaehwan menatap dirinya yang sedang makan.

"Gapapa, aku hanya baru sadar. Baru kali ini aku melihatmu makan." ungkapnya jujur.

Chaeyeon tersenyum simpul, khas dirinya, "Aku ini idol, harus menjaga berat badanku agar tidak melambung, oppa."

"Aku juga idol." sanggah Jaehwan tidak terima.

"Ya tapi kau kan pria." Chaeyeon menarik nafas lelah, "Mereka tidak sekejam itu pada grup idol pria."

Jaehwan tahu yang ia maksud adalah 'netizens' yang seringkali mengkritik apa saja yang dapat mereka temukan untuk dikritik.

"Aku sudah sering dibilang gemuk, daschund karena kakiku gemuk dan pendek." Chaeyeon menambahkan dengan sedih, "Karena itu aku harus lebih menjaga pola makanku agar berat badanku stabil."

"Tapi bukan berarti dengan skip makan kan? Ada cara diet yang lebih baik." Jaehwan mengerti sekali bahwa pekerjaan mereka bukan pekerjaan yang lazim. Penampilan adalah nomor satu, jadi ia tidak dapat menyalahkan Chaeyeon berpikiran seperti itu.

"Lalu?"

"Misalnya dengan... menari? Berat badanku turun banyak karena aku berlatih lebih keras daripada semua orang." tambah Jaehwan, "Lagipula aku memang harus berlatih lebih banyak untuk mengejar ketertinggalanku dari member lain."

Senyum Chaeyeon merekah mendengar hal itu, "Oppa sudah sebaik member lain kok dalam menari." Kata-katanya membuat Jaehwan ingin membenamkan mukanya ke mangkuk ramyeonnya karena malu.

"Terima kasih, Jaehwan oppa telah begitu memperhatikanku. Aku bahkan tidak cerita sebebas ini dengan member IOI." ungkapnya jujur.

"Kau harus lebih percaya bahwa anggotamu adalah keluargamu. Mereka tidak akan meninggalkanmu sendirian."

Chaeyeon menatapnya dalam diam, membuat yang ditatap kembali salah tingkah.

"Kalau Jaehwan oppa, apakah tidak akan meninggalkanku juga?"

Jaehwan mungkin ragu dalam banyak hal, namun saat ini dia seratus persen yakin saat menjawab, "Sebisa mungkin, aku akan selalu disampingmu."

Chaeyeon tersenyum lebih manis saat mendengarnya, duh bisa-bisa aku terkena diabetes, Jaehwan membatin.

"Jangan komplen kalau aku terlalu cerewet ya." Dia buru-buru menambahkan, merusak suasana romantis yang baru saja terbangun. Iya, Jaehwan memang tidak bisa romantis-romantisan.

"Gak bakal. Aku suka kok dicerewetin."

---

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet