Four

Hey Playboy!! Love You!!

Hari-hari berlalu begitu cepat, itulah yang dirasakan Sunggyu sejak dia sering berkomunikasi dengan Woohyun. Saling mengirim pesan, saling telepon dan juga bertemu sepertinya kini menjadi rutinitas mereka. Mungkin Sunggyu menikmatinya, menikmati kedekatannya dengan Woohyun walaupun tidak ada sedikitpun rasa dihatinya kepada Woohyun.

Nyaman, itulah yang dirasakan Sunggyu saat bersama Woohyun. Woohyun pandai membuat Sunggyu tertawa, merasa senang jika berada bersama Woohyun. Itulah sebabnya mereka sangat intens berkomunikasi, yang membuat mereka terlihat seperti sahabat kini. Sahabat? Ya, Sahabat. Mereka sangat dekat bahkan seperti sahabat, sangat akrab!

***

"Gyu.. kau tahu kenapa aku menyukaimu?" Ucap Woohyun dengan lancarnya pada Sunggyu yang sedang menikmati strawberry milkshake dihadapannya. Ya kini, mereka sedang berada dikantin kampus mengisi waktu istirahat siang mereka di siang yang terik.

"Molla.. Aku tidak ingin tahu! Yang ku tahu kau itu playboy. Kau menyukai setiap yeoja kan!" Sunggyu mengejek Woohyun dengan tawanya.

Bercanda! Itulah keseharian mereka saat ini. Bahkan saking dekatnya, Sunggyu tak segan lagi untuk mengatai Woohyun seorang playboy.

"YA! Aku ini bukan playboy, yeoja-yeoja itu saja yang sangat menyukaiku, apa boleh buat! Ya.. ayolah jawab.. Apa kau tahu kenapa aku menyukaimu?" lagi Woohyun menanyakan hal yang sama, membuat Sunggyu mulai bosan dengan pertanyaan itu.

"Molla! Aku bilang aku tidak ingin tahu!" ucap Sunggyu sedikit ketus sembari mengaduk minumannya

"Tapi aku ingin memberitahumu!" Woohyun menimpali.

"Aish~ Yasudah katakan saja! Kenapa harus bertanya aku ingin tahu atau tidak jika kau memaksaku untuk tahu!" gerutu Sunggyu sedikit kesal atas ulah Woohyun kali ini.

Woohyun tersenyum tipis.

"Karena banyak hal yang membuatku tertawa jika bersamamu!" jawab Woohyun dengan muka seriusnya dan menebar senyum pada Sunggyu.

"Maksudmu? Aku jadi bahan tertawaanmu? Kau sedang mengejekku ya?" ucap Sunggyu sedikit meninggi.

"Anniyo! Aku sedang memujimu!" ucap Woohyun berusaha meyakinkan yeoja dihadapannya itu.

"Pujian macam apa ini? Aku tidak suka sama sekali dengan pujianmu itu!" ucap Sunggyu sewot.

"Aigoo~ Susahnya bicara denganmu. Hey.. Kau tahu tidak kau itu seperti apa buatku?" lagi pertanyaan aneh keluar dari mulut Woohyun.

"Apa?"

"Vitamin!" jawab Woohyun mantap.

"Mwo? Haha.. Vitamin? Dasar namja gila! Kau pikir aku makanan!" Sunggyu tak kuat menahan tawanya atas ucapan Woohyun. Dan kata "vitamin" yang keluar dari mulut Woohyun.

"Yaa~ Kau harus tahu alasannya sebelum kau mengataiku gila" bela Woohyun

"Ye.. Ye.. Mwarebwa~ Mwarebwa~ " ucap Sunggyu pasrah atas pertanyaan-pertanyaan Woohyun yang dijawabnya sendiri sedari tadi.

"Kau seperti vitamin bagiku karena jika aku berada didekatmu maka aku akan punya banyak tenaga, aku akan lebih kuat menjalani hariku. Aku merasa sangat membutukanmu." ucap Woohyun mantap.

"Haha.. Rayuan macam apa ini? Bodoh sekali! Mungkin kau akan mengatakan pada yeoja lain kalau mereka itu seperti kalsium, beta karoten, karbohidrat, lemak tak jenuh dan sebagainya, iya kan?" tawa Sunggyu memecah setelah mendengar jawaban Woohyun yang terdengar konyol ditelinga Sunggyu.

"Ya~ Kali ini aku serius, kau itu seperti vitamin bagiku" renggek Woohyun atas pernyataannya yang sama sekali tak membuat Sunggyu tersentuh.

"Sudahlah~ Jangan membuatku tertawa lagi, perutku sudah cukup sakit dengan ocehanmu sedari tadi" ucap Sunggyu sembari memegangi perutnya karena terlalu banyak tertawa.

"Jadi kau kira aku sedang melawak sedari tadi?" ucap Woohyun dengan nada protes.

"Iya.. Lalu apa kalau bukan lawakan?" ucap Sunggyu tertawa lagi melihat ekspresi Woohyun yang sedang memprotes itu.

"Awalnya aku pikir kau itu namja yang keren, cool tapi ternyata kau pandai sekali membuatku tertawa, kau sangat lucu! Mana ada playboy sepertimu" lagi Sunggyu tertawa dengan puasnya.

Keakraban Sunggyu dan Woohyun memang tampak jelas kini, mereka nyaman satu sama lain. Bahkan ini membuat Sunggyu lupa pada tugas awalnya untuk mendekati Woohyun.

Entah hubungan macam apa yang mereka jalin, teman? Terlalu akrab untuk dikatakan mereka hanya teman.

Sahabat? Mungkin, tetapi Woohyun mulai menunjukan ketertarikanya kepada Sunggyu sejak mereka bersama, ini tidak nyaman lagi jika hubungan mereka hanya dikatakan hanya sekedar "sahabat".

*** Woohyun POV

"Awalnya aku pikir kau itu keren, cool tapi ternyata kau pandai sekali membuatku tertawa, kau sangat lucu!! Mana ada playboy sepertimu" ucap Sunggyu.

Sunggyu tertawa? Tertawa? Apa ini lucu? Aku tertegun melihat tawanya. Aku bukan sedang bercanda, aku bukan sedang merayu Sunggyu. Bukan! Jika aku memang merayunya, ini bukan caraku.

Aku terbiasa merayu yeoja dengan memberikan bunga, memberi untaian puisi, memetik gitarku dan menyayikan lagu romatis, memberikan makan malam romantis, memperlakukan yeoja incaranku dengan spesial.

Aku bukan sedang merayumu, Sunggyu. Aku sedang mengatakan yang sejujurnya, apa yang kurasakan.

Apa caraku salah? Apa ini menjadi terdengar seperti lelucon? Apa aku harus melakukan hal serupa kepadamu seperti yeoja-yeoja yang selama ini kupermainkan? Memberimu bunga dan puisi? Aku tidak ingin kau sama dengan mereka! Aku hanya ingin berkata jujur pada Sunggyu, tapi kenapa justru tawa Sunggyu yang kudapatkan?

Entahlah, aku sangat jengkel melihatnya tak percaya kalau aku benar-benar menyukainya, bahkan menertawakanku seperti itu. Apa kata "vitamin" itu sangat lucu? Sejujurnya, aku juga tak paham dengan perasaanku sendiri.

Entah suka yang seperti apa yang aku rasakan pada Sunggyu tapi aku benar-benar suka berada didekatnya. Dia sangat nyaman untuk ku ajak bicara, bahkan kadang-kadang aku merindukannya, hanya kadang-kadang! Hanya ingin melihat wajahnya saja! Tidak lebih!

Berbeda dengan yeoja lain, saat bersama Sunggyu aku merasa bebas untuk menjadi diriku sendiri, aku merasa bebas untuk mengatakan apa yang ingin kukatakan. Tidak harus sok cool, sok ganteng, berusaha merayu dengan berbagai cara hingga mendapatkannya kemudian ku buang begitu saja. Aku benar-benar nyaman di dekat Sunggyu.

Entahlah, entah suka macam yang kurasa kepada Sunggyu, mungkin aku ingin berteman dekat dengannya? Ingin menjadikannya sahabat? atau lebih mungkin? Jinjja Molla~

Sunggyu terlalu menyenangkan untukku sampai-sampai aku lupa pada Sungyeol yang akhir-akhir ini sering bersamaku, jujur saja aku memang sedang merayunya, aku ingin mendapatkan Sungyeol.

Tetapi sejak ada Sunggyu aku benar-benar lupa dengan niatanku untuk merayu Sungyeol, bahkan aku tak ingin lagi merayunya, bersama Sunggyu sudah cukup membuatku senang, tak perlu yeoja lain yang biasa aku buat senang-senang saja.

"Ya.. Nam Woohyun kenapa kau malah melamun??" tanya Sunggyu membuyarkan lamunanku dan masih setia menertawakanku itu.

Entahlah.. aku sangat jengkel melihat tawanya, seakan-akan dia sedang mengejek perkataanku, terhina itulah yang kurasakan.

"Tertawalah sepuasmu!" timpalku yang kemudian beranjak pergi dari hadapannya, pura-pura marah.

Pura-pura? Mungkin saja tidak, aku memang benar-benar jengkel pada tawa Sunggyu itu. Menyepelekanku!

"YA!! Nam Woohyun, mau kemana kau?" teriak Sunggyu dengan tawanya yang masih tersisa.

"Bukan urusanmu!!" jawabku setengah membentak dan terus berjalan menjauhi Sunggyu, tanpa menoleh sedikitpun padanya.

"Haha~" masih ku dengar tawa Sunggyu yang memekik ditelingaku! Tawanya itu tambah tambah membuatku kesal dan jengkel. Kim Sunggyu, kau yeoja pertama yang membuatku jengkel!

*** End Of Woohyun POV

*** Sunggyu POV

Aku menghentikan tawaku sesaat setelah Woohyun tiba-tiba meninggalkanku begitu saja dari meja kami, lengkap dengan wajah jengkelnya itu.

Kenapa dia? Apa dia marah? Marah untuk apa? Apa salahku? Pertanyaan terus saja keluar dari kepalaku.

Tapi melihat ekspresi wajahnya dan nada bicaranya tadi sepertinya dia memang benar-benar sedang marah. Marah? Apa yang membuatnya marah? Pertanyaan itu sulit sekali aku jawab. Kenapa dia tiba-tiba bertingkah seperti itu? Ya! Nam Woohyun! Waegurae??

"YA!! Gyuie~ sepertinya kau berhasil membuatnya suka padamu!!" tiba-tiba muka Dongwoo muncul dihapapanku.

"Oh! Kau mengagetkanku Dongwoo-ah!" ucapku kaget atas kehadiran muka Dongwoo dihadapnku secara tiba-tiba.

Seperti biasanya trio itu. Kakakku Myungsoo, Dongwoo dan Hoya menghampiriku dan duduk bersama dimejaku yang sebelumnya ku pakai untuk mengobrol dengan Woohyun.

"Sudah sampai mana kalian? Sepertinya akrab sekali" lanjut Dongwoo mengintrogasiku.

Aish.. Aku yakin mereka bertiga pasti mengintipku tadi bersama Woohyun, diam-diam memperhatikanku dan Woohyun di kantin. Menyebalkan! Mereka selalu melakukan itu selama pendekatanku dengan Woohyun.

"Apanya yang sampai mana? Kami hanya berteman!" jawabku cuek sembari mengaduk lagi minumanku.

"Mwo? Teman? Kami menyuruhmu merayu Woohyun!" pekik Dongwoo padaku lengkap dengan wajah anehnya itu, seperti polisi mengintrogasi seorang penjahat.

"YA!! Mana mau aku merayu playboy seperti dia!!" sahutku melotot pada Dongwoo, kesal dengan ucapannya itu, apalagi wajahnya.

"Lalu bagimana dengan rencana kita? Kau ini kami tugaskan untuk merayu Woohyun, kau harus merayunya, buat dia suka padamu agar tidak melirik Sungyeol lagi, kau ini! Jinjja!!" nada Dongwoo semakin meninggi.

Kenapa dengannya? Kenapa dia marah-marah seperti nenek tua padaku? Membuatku kesal saja.

"Ya!! Kau pikir kau siapa bisa mengatur-ngatur hidupku!!" Balasku kasar atas ucapan Dongwoo itu

"Ssstt.. Sudah.. Sudah.. Jangan marahi adikku Dongwoo-ah, kau juga Gyu, jangan membentak Dongwoo seperti itu!" ucap Myungsoo oppa mencoba melerai pertengkaran sengitku dengan Jang Dongwoo.

"Yang terpenting sekarang, Woohyun jarang bersama Sungyeol, dia lebih sering terlihat bersama Sunggyu, kau sudah banyak membantu Gyu.." lanjut Myungsoo mencoba menenangkan kami. Menenangkan suasana pertengkaran tadi.

Kami semua terdiam. Hening.

"Yang penting kau harus berhati-hati Gyuie, jangan sampai kau benar-benar menyukai Woohyun" ucap Hoya memecahkan keheningan kami, terlihat wajahnya yang serius saat mengucapkan kata-katanya itu.

"Tentu oppa, tentu saja aku tidak akan jatuh hati pada playboy seperti dia" jawabku manis. Senang dengan nasehat yang baru saja dilontarkan Hoya.

"Lihatlah adikmu Myungsoo!! Hanya padaku dia tak mau memanggil 'oppa', aku kan temanmu juga, aku lebih tua darinya, bahkan pada Hoya dia mau memanggilnya dengan sebutan 'oppa'. Kenapa aku tidak? Dengar kan tadi? Dia memanggil Hoya oppa! Benar-benar tidak sopan!" protes Dongwoo panjang lebar tiba-tiba pada Myungsoo kakakku, lagi-lagi lengkap dengan muka seperti nenek tua-nya itu,

"Ya! Kenapa kau marah-marah padaku? Bilang langsung pada orangnya! Bilang pada Sunggyu, " ucap kakakku tak kalah protes atas protesan Dongwoo tadi. Dongwoo hanya mendecis dan memalingkan mukanya.

"Kalau mau, kau akan ku panggil 'ahjjushi' !! Mukamu sudah terlalu tua untuk ku panggil 'oppa' " pekikku pada Dongwo yang sepertinya sedang marah itu.

"MWO???" Dongwoo melotot padaku, terlihat mukanya sangat jengkel atas ucapanku tadi.

Aku hanya membalas mata melototnya itu dengan juluran lidahku. Meledeknya. Sedangkan Hoya oppa dan Myungsoo oppa hanya tertawa kecil melihat tingkah polah kami.

*** End Of Sunggyu POV

*** Woohyun POV

Aku terdiam dipojok ruangan ini, ruang kelasku tepatnya. Pandanganku kosong, terdiam. Bosan. Kemana Key? Biasanya dia selalu ada setiap aku sedang bosan. Kabur kemana anak itu? Ah.. Mungkin saja dia sedang berkeliling kampus mencari yeoja-yeoja yang suka menitipkan kado untukku.

Ya, dia memang suka melakukanya. Dia mengumpulkan barang-barang itu, membawa barang itu pulang untuknya jika dia menyukainya walaupun kado itu sebenarnya untukku dan tentu saja memakan makanan-makanan pemberian yeoja-yeoja itu. Apa dia belum selesai 'berpatroli' keliling kampus? Aku bosan.

Entahlah apa yang terjadi padaku sekarang, otakku penuh dengan tawa Sunggyu seminggu yang lalu di kantin. Hufh! Tawa itu benar-benar menjengkelkan, lebih menjengkelkan lagi tawanya selalu menghantuiku akhir-akhir ini, berputar-putar terus diotakku.

Aku sepertinya benar-benar marah pada kejadian di kantin waktu itu, sebenarnya apa yang terjadi padaku? Entah itu sedih, marah, bahagia atau apapun itu saat memikirkan seorang yeoja, karena aku tak pernah serius dengan mereka, aku hanya bermain-main saja dengan mereka.

Ada apa denganku? Kenapa seakan sekarang emosiku terkuras hanya untuk hal sepele seperti ini. Sudah satu minggu aku tidak bertemu Sunggyu, bahkan tidak mengirimnya pesan ataupun telepon. Aku merindukanya? Tidak! Rasa ingin bertemuku dengannya sekejap hilang saat aku ingat tawanya seminggu yang lalu, seakan menghinaku habis-habisan, melecehkan predikatku sebagai playboy. Hahh! Aku benar-benar bisa gila!

"Woohyunie~" suara yang memanggil namaku itu dengan sekejap membuyarkan lamunanku dipojok ruang kelas ini,

Lee Sungyeol, tak kusadari dia sudah berada di depanku, tersenyum memanggil namaku dengan wajah cantiknya itu.

"Yeolli.." ucapku kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba menghampiriku.

Sungyeol mengulas senyumnya, lalu duduk disebelahku.

"Apa kau sibuk akhir-akhir ini? Sepertinya aku jarang melihatmu? " tanya Sungyeol dengan tetap menggulas semyumnya yang anggun itu.

"Anii.. Hanya sedikit sibuk dengan tugas kuliahku saja" ucapku bohong.

Tugas kuliah? Mungkin hanya setahun sekali aku mengerjakannya.

"Oh.. Geurae! Hmmm.. Woohyunnie.. Apa kau ada waktu siang ini? Makan siang bersama tidak terlalu mengganggu kesibukanmu bukan?" ucap Sungyeol sambil lagi-lagi mengulas senyum cantiknya.

Dia mengajakku makan bersama? Hmmm.. Mudah sekali kau Lee Sungyeol, baru beberapa kali aku merayumu, kau sudah berani mengajakku makan bersama. Kau memang hebat Woohyun!! Bahkan yeoja secantik dan sepandai Sungyeol bisa dengan mudah kutaklukan.

"Aku sangat ingin sekali Yeolli, tapi sayangnya aku ada janji siang ini," ucapku lagi-lagi bohong pada Sungyeol, mungkin aku akan menyesal melewatkan kesempatan ini tapi aku benar-benar tak ingin bersama yeoja sekarang ini, mood-ku sedang tidak bagus akibat syndrome tawa yang Sunggyu berikan.

"Jinjja? Sayang sekali, padahal sudah lama kita tak bertemu... " jawab Sungyeol yang terlihat sedikit kecewa.

"Jeongmal mianhae, mungkin lain kali, eoh?" jawabku manis sembari melempar senyumanku pada Sungyeol.

"Gwenchana. Mungkin lain kali. Kalau begitu, aku akan ke kelasku, ini sudah jam kuliahku" ucap Sungyeol sembari bangkit dari duduknya.

"Geurae.." jawabku singkat dan lagi melempar senyum manisku.

Sungyeol pergi meninggalkan kelasku, tampak dia melambaikan tangannya padaku, tentu aku membalas lambaian tangannya. Mungkin aku bodoh menolak ajakannya untuk makan bersama, tapi bagaimana lagi, suasana hatiku benar-benar sedang tidak baik.

"Ya! Nam Woohyun" Pekik seorang yeoja setelah beberapa saat Sungyeol pergi dari kelasku, suara yeoja yang keras dan terdengar sedikit cempreng. Tak perlu aku menatap wajahnya, dari suaranya saja aku sudah sangat tahu siapa yeoja ini.

"Wae?" jawabku ketus, tanpa menoleh padanya. Enggan.

"Ish.. Ada apa denganmu? Jutek sekali!" celoteh Sunggyu dengan muka cemberutnya lalu duduk menyebelahiku yang sedari tadi tetap tak ingin menatap wajahnya. Diam.

"Yaa... Kau marah padaku ya?" tanya Sunggyu tiba-tiba.

"Aniyo!"

"Gotjimal!"

"Aniyo!!"

"Jinjja? Lalu kenapa mukamu begitu! Kau tahu Hyun? Aku sangat bosan tidak bertemu denganmu seminggu ini, sepertinya urat tawaku tak terpakai seminggu ini. Tidak ada orang yang bisa menghiburku!" ucap Sunggyu dengan nada sedikit manja.

"Urat tawamu tak terpakai? Salah siapa kau menggunakan urat tawamu secara berlebihan seminggu yang lalu untuk menertawaiku" jawabku sewot.

"Eeii.. Ternyata kau benar marah karena itu ya?" ucap Sunggyu menangkap perkataanku tadi.

Aku menatap dalam mata segaris Sunggyu.

"Nde! Aku marah!" jawabku singkat. Padat. Jelas. Berisi.

"Aigoo.. Hyunnie~ Masa kau marah hanya karna itu?"

Hanya? Hanya katamu? Tidak tahu betapa jengkelnya aku karena tawamu itu? Malas menjawab pertanyaanya, aku hanya diam dengan memasang muka datarku.

"Jangan marah lagi, eoh?" ucap Sunggyu sembari sedikit menguncang tubuhku.

Aku masih tetap terdiam enggan menjawab.

Sunggyu menghembuskan nafasnya panjang, wajahnya mulai terlihat bingung atas sikapku ini.

"Apa yang harus aku lakukan agar Hyunnie tidak marah lagi ya?" celoteh Sunggyu lirih yang sempat tertangkap oleh telinggaku.

Petanyaan bodoh! Tentu saja kau harus minta maaf, dasar bodoh! Aku melirik padanya, dari ekor mataku aku bisa melihat Sunggyu mengembungkan pipinya.

"Dasar bodoh! Tentu saja kau harus minta maaf padaku!" akhirnya aku bersuara. Kesal dengan kelakuan bodohnya itu.

"Aih! Kenapa aku tak melakukanya dari tadi ya? Hehe.. Mianhae Hyunnie.. Aku membuatmu kesal minggu lalu. Maafkan aku ya?" ucap Sunggyu yang terdengar manis ditelingaku.

"Baiklah." Jawabku singkat.

"Kau memaafkanku?" tanya Sunggyu dengan muka girangnya.

"Nde" ucapku singkat.

"Jadi kau sudah tidak marah lagi padaku kan?" lagi Sunggyu menunjukan muka girangnya.

"Aniyo"

"Mwo?! Kau bilang kau memaafkanku, tapi kenapa kau masih marah?" protes Sunggyu menghilangkan muka girangnya tadi.

"Aku memang sudah memaafkanmu tapi tidak berarti segampang itu marahku bisa hilang" timpalku menanggapi protesannya itu.

"Lalu aku harus bagaimana agar kau tidak marah lagi?" ucap Sunggyu yang kini terlihat kesal.

Good! Ini kesempatan bagus, aku bisa meminta apapun dari Sunggyu dalam situasi seperti ini. Kira-kira apa yang harus kuminta ya? Emas? Mobil? Apartemen? Aih tidak mungkin! Mana mungkin Sunggyu mengabulkan permintaan macam itu.

"Baiklah, sudah kuputuskan!" ucapku setelah menentukan pilihanku

"Apa yang kau putuskan?" tanya Sunggyu tak mengerti.

"Jika kau ingin aku tidak marah lagi, kau harus menjadi budakku dalam sehari!" jelasku.

"MWO? ANDWEE!!" Sunggyu melotot mendengar permintaanku itu.

"Ya sudah kalau tidak mau!" aku bangkit dari tempat dudukku hendak meninggalkan Sunggyu yang menolak keinginanku, dan berniat melanjutkan marahku jika Sunggyu tak mengabulkan permintaanku.

"Ne.. Ne.. Arasseo! Hanya sehari saja kan??" ucap Sunggyu dengan dengan wajah gusarnya.

"Baiklah! Hanya sehari! Besok aku kerumahmu jam sembilan. Calon budakku, kau harus berdandan yang cantik, okay?" ucapku dengan smirk-ku yang paling mematikan.

Sunggyu hanya bisa menatapku dengan tatapan dendam, aku hanya melempar senyumku padanya yang kelihatanya membuat dia tambah jengkel padaku.

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
aiai_kimie #1
Chapter 4: Huwaa, curiga Uyon mo ngelakuin yg iya-iya ke Gyu .. haha :D
imsmlee86 #2
Chapter 4: Bayangin sungyeol kalem anggun itu penuh perjuangan xD
Novinwh98 #3
Chapter 3: Kpn dilnjutnya?
imsmlee86 #4
Chapter 3: Woohyun playboy kelas kakap, myungsoo kalah(?)
pcyexx #5
Chapter 3: awawawaw cant waaaaaiitttt
Novinwh98 #6
Chapter 3: Lanjut thor
gari_chan #7
Chapter 2: lanjut lanjut lanjut
strawberrymilk_
#8
Chapter 2: Wkwk woohyun sok keren bgt. Jadi males godain woohyun, yatapi harus sih ya. Hingggg POKOKNYA NANTI SUNGGYU HARUS JUAL MAHAL(?) :<
imsmlee86 #9
Chapter 2: Tiba" kebayang betapa dekilnya gyu, anyway setuju kayaknya itu gyu terlalu lebay kan cuma mau kuliah aja, lebih suja sunggyu alami yabg penting dirawat aja haha
KiwiPrincess #10
Chapter 2: Gyu ga pernah keramas..hahahaha..semangat gyuuu, kamu pasti bisa..haha.. XD

Makasih update-an nya.. :)