Like a Moon

WRITE
Please Subscribe to read the full chapter

Bulan akan tetap mengelilingi bumi, meski bumi memilih untuk mengelilingi matahari
.
Woohyun datang dan masuk terlalu cepat sampai Sunggyu lupa kapan tepatnya gadis itu kecanduan dengan kehadirannya. Gadis itu menyukai semua yang ada pada namja itu, bagaimana caranya tersenyum, suara beratnya, gesturenya, semuanya membuat Sunggyu nyaman di dekatnya.
“Gyu, akhirnya ia menerimaku.” Ujar namja itu pada Sunggyu yang sibuk membaca novel. Gadis itu menatap Woohyun dengan ekspresi terkejut. Namun sedetik kemudian gadis itu tersenyum tipis melihat betapa bahagianya namja di hadapannya. Sunggyu menggerak-gerakkan tangannya membuat sebuah gesture, berusaha untuk bicara dengan Woohyun. 
‘Selamat, kau harus mentraktirku ice cream’
Woohyun mengangguk seraya spontan memeluk gadis bersurai karamel itu. 
.
.
Aku ingin jadi bulan untukmu. Tapi sepertinya kau sudah mendapatkan matahari.
.
.
Sunggyu duduk di balkon kamarnya seperti biasa. Membunuh waktunya dengan membaca novel di bawah langit sore. Seseorang menerbangkan pesawat kertas ke arahnya. Gadis itu menoleh ke arah jendela tetangganya di seberang sana. Itu dia. Namja favoritnya tengah tersenyum ke arahnya.
“Ayo ikut aku..” ajak Woohyun.
Ini tidak seperti yang Sunggyu pikirkan ketika namja itu mengajaknya. Ia tidak akan berpikir bahwa akan menjadi orang ketiga. Gadis itu cantik, ya cantik, tidak sepertinya yang bahkan tidak menarik sama sekali. Namanya Lee Sungjong. Kulitnya putih, matanya bulat besar berbanding terbalik dengan miliknya, tubunya sangatlah ideal. Woohyun pandai memilih seorang kekasih. 
Sesekali Sunggyu menangkap nada rengekan dari gadis itu pada Woohyun. Membuat namja itu semakin gemas. 
.
.
Aku paham betul mencintaimu adalah sebuah pesakitan yang abadi. Tapi aku pikir tidak ada yang salah dengan mencintaimu
.
.
Hari ini Sunggyu berpikir mungkin harusnya ia tidak pulang dengan Woohyun. Namja itu sudah memiliki gadisnya sendiri sekarang. Sunggyu berinisiatif untuk pulang sendiri. Hari ini langit tampak muram, untungnya Sunggyu membawa payung dari rumah untuk berjaga-jaga. Gadis itu menaiki bus dari halte dekat kampus. Ia duduk pada satu-satunya bangku kosong di sana. Dirinya sibuk membaca novel sehingga tak merasan seseorang memperhatikan segala gerak-geriknya. Bus yang ia naiki sampai di halte pemberhentiannya. Sunggyu segera menyimpan novelnya dan tergesa-gesa turun dari bus.
Hujan mulai turun. Sial. Payungnya tertinggal di dalam bus. Gadis itu menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Berusaha melindungi dirinya dari basah hujan. Sunggyu berlari kecil. Sepatunya beradu dengan jalanan aspal yang basah. Gadis itu berhenti tiba-tiba saat atensinya menatap objek di seberang sana. Di taman itu. Di bawah guyuran hujan yang membuatnya ke

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Macaroon98
Saya tidak berfikir bahwa karya saya bagus. Tapi feedback dari reader sangat dihargai. Khamsahamnida sudah menyempatkan diri utk sekedar mengintip karya saya

Comments

You must be logged in to comment
imsmlee86 #1
Chapter 1: Aaaaaa, so sweet ♡♡ oke mulai sekarang aku tiap malam kalau mau bobo cuci kaki dulu
parkdaeun
#2
Chapter 2: Aaaa yang kedua sedih banget suka yg pertama edan sweet bgt:> ditunggu next chapternya!
KiwiPrincess #3
Ah, sweet nya..di tunggu oneshot berikutnya..hehe..
ain112 #4
Chapter 1: Waaaaaa... akhirnya dilamar juga... perjuangannya lebih dari 10th
strawberrymilk_
#5
SEDIH....
but at least there's some woogyu to heal :((((
Thanks authornim msh muncul dg cerita baru di tengah krisis woogyu and krisis infinite
Yuerim #6
Chapter 1: So sweet.. Meskipun masih banyak typo nya.. Bukunya pas banget sama apa yg belakangan ini menimpa woohyun.. Rasa sakit yg tdk akan pernah sembuh.. Ikutan sedih bacanya.. Beruntung jadinya happy ending..