Everything Will Be Okay

WRITE
Please Subscribe to read the full chapter

Jika kau sedih, cuci kakimu lalu pergilah tidur. Dan semua akan baik-baik saja saat kau bangun nanti.
.
Gadis kecil itu tidak yakin. Ia tidak tahu pasti sejak kapan ia memperhatikan anak laki-laki itu. namja kecil itu selalu sendiri. Yang sunggyu tahu hanyalah woohyun –nama namja kecil itu- adalah juara di kelasnya. Sunggyu tidak pernah setertarik ini, hanya saja terbesit rasa kasihan saat melihat namja kecil itu hanya duduk di ayunan sendiri sibuk membaca buku di tangan kecilnya. Padahal, nyatanya anak itu sama sekali tidak mempermasalahkan kesendiriannya.  Hingga suatu waktu saking gemasnya gadis kecil itu iseng mendekatinya. 
“kau sedang baca apa?” tanya sunggyu seraya duduk di ayunan sebelah woohyun dengan hati-hati.
Namja kecil di sampingnya itu mulai mengalihkan perhatiannya dari buku yang ia baca.
“oh, baca komik detective conan ya..” ucap sunggyu sebab merasa tak ada balasan dari namja itu. 
‘heol.. anak pintar baca komik juga ternyata..’ batin sunggyu.
Woohyun hanya mengangguk tanpa ada niatan membalas ucapan gadis kecil itu.
Hening. Gadis kecil itu memutar otak. Bagaimanapun ia harus bisa berteman dengan si pintar ini.
“kau kan pintar, ajari aku matematika ya..” ujar sunggyu tiba-tiba.
Woohyun diam sejenak seraya memandangi wajah sunggyu kecil. Kemudian namja kecil itu mengangguk pelan mengiyakan. Lengkungan tipis di bibir gadis kecil itu terkembang, dengan begini ia bisa semakin dekat dengan woohyun.
Dari hari kehari keduanya semakin dekat. Sunggyu sering mendekati woohyun, bahkan ia tak segan untuk berganti tempat duduk di sebelah woohyun. Gadis kecil itu hampir setiap hari meminta woohyun mengajarinya matematika. Sunggyu bukan murid bodoh, tapi dia juga tidak terlalu pintar, standar lah untuk anak seusianya. Sunggyu sendiri tidak terlalu suka dengan yang namanya belajar. Setiap kali eommanya menyuruhnya belajar, hawa kantuk selalu menghampirinya. Tapi berbeda dengan sekarang, semenjak ia dapat guru private dadakan, ia jadi lebih suka belajar ketimbang membaca komik, apalagi sekarang ini mereka tengah menghadapi ujian kenaikan kelas. Gadis kecil itu suka melihat tulisan tangan woohyun yang lucu saat mengajarinya. Itu sangat imut.
“waaahhh.. senangnya besok hari terakhir ujian.. iyakan woohyunie..” ucap sunggyu seraya mengusap surai gelap namja kecil yang duduk di sampingnya. Namja kecil itu hanya tersenyum tipis seraya mengangguk. Berteman dengan seorang kim sunggyu belum membuatnya berubah banyak. Namja kecil itu masih woohyun seperti biasanya. Woohyun yang diam dan tak banyak bicara, hanya bedanya sekarang namja kecil itu tidak lagi sendiri, ada sunggyu yang selalu menempel padanya.
“kajja.. kita pulang..” ajak sunggyu seraya menggandeng tangan kecil woohyun. Jika dilihat mereka sangatlah lucu. Kim sunggyu yang lebih tinggi dari nam woohyun. Namja kecil itu setinggi telinganya. Membuat sunggyu seperti kakaknya. 
Mereka sudah sampai di jalan bercabang tempat mereka berdua berpisah karena memang rumah mereka tak searah.
“nanti kalau sudah liburan, hyunie main ke rumahku ya.. cupcake buatan eommaku sangat enak, kau harus menyicipinya..” ucap sunggyu. Sekali lagi, namja kecil itu hanya mengangguk dengan tersenyum lucu. “geurae.. anyyeong.. aku pulang dulu..”
Ketika gadis itu sudah melangkah agak jauh bibir si kecil woohyun bergerak.
“jangan lupa belajar gyugyu..” ucapnya lirih tanpa sunggyu mendengarnya.
.
.
SKIP
Seperti biasa, setiap kali acara penagmbilan rapor sekolah selalu dipenuhi dengan para wali murid. Tidak berbeda dengan kim sunggyu, hari ini ayahnya sendiri yang mengambilkan raya. Kepala sekolah, para guru, dan staff-staff yang ada di sekolah bergiliran menyalami appa kim. Bukan menjadi pemandangan yang asing lagi, karena appa kim memang pemilik yayasan ini. Dia adalah pemilik sekolah dimana putrinya belajar. 
Seperti semester-semester sebelumnya nama nam woohyun selalu disebut sebagai peringkat satu. Tak heran, karena memang anak itu gila belajar pikir sunggyu. Tapi ada yang berbeda kali ini, bukan nama lee sungyeol yang disebut sebagai juara ketiga seperti semester sebelumnya. Tapi nama kim sunggyu lah yang ada di sana. tentu hal itu membuat raut bangga appa kim muncul. Tak dapat dipungkiri sunggyu sangatlah bahagia. Bagaimanapun ia sudah giat belajar akhir-akhir ini. Woohyun juga ikut senang mengetahui teman pertamanya mendapat kemajuan.
Namun hal itu menimbulkan sesuatu yang tidak mengenakkan di tahun ajaran berikutnya. Di hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang merupakan hari terburuk bagi seorang kim sunggyu. Gadis itu merasa ingin menangis. Ia mendengar bagaimana teman-temannya membicarakannya. Mereka bilang sunggyu mendapatkan nilai bagus karena appanya seorang pemilik yayasan. Itu tidak adil. sunggyu belajar dengan giat, woohyun saksinya. Tapi mereka menfitnahnya. Apa yang kalian harapkan dari seorang anak berumur delapan tahun. Hal seperti itu tentu membuatnya sedih. Ia tidak suka teman-temannya mengatainya seperti itu, itu sangat menyakitinya. 
Sunggyu menangis di ayunan. Gadis itu bolos pelajaran seusai jam istirahat. Ia bisa saja pulang, tapi ia takut eommanya akan bertanya kenapa. Jadi gadis kecil itu putuskan untuk menyendiri di ayunan. 
“hiks.. hiks..” gadis kecil itu terisak. Sesekali tangan mungilnya ia gunakan untuk mengusap kasar jejak air mata di pipi chubbynya.
Mata kecil berair itu menatap seseorang yang mendekatinya. Dia nam woohyun. Namja kecil itu datang mendekatinya. Tangan kecilnya membantu sunggyu mengusap air matanya. Sunggyu yang sesenggukan hanya dapat memandang woohyun yang ada di depannya.
“ke-ke-kenapa.. mereka me-me-mengatakan hal seperti itu.. ak-aku tidak me-melakukan itu.. hiks.. hiks..” ucap sunggyu seraya sesenggukan “aku be-belajar denganmu.. ke-kenapa me-me-mereka jahat padaku.. huweee..” sunggyu mulai terisak kembali.
“gyugyu..” panggil woohyun dengan suara lirihnya. Sunggyu mendongak dengan hidung yang memerah karena terlalu lama menangis. “Jika kau sedih, cuci kakimu lalu pergilah tidur. Dan semua akan baik-baik saja saat kau bangun nanti. Percayalah padaku..” 
Sunggyu mengehentikan tangisnya. Mata kecilnya menatap woohyun, namja itu merenatangkan tangan kecilnya. Dengan pipi beremu merah sunggyu kecil menyambutnya. Namja kecil itu memeluk sunggyu. Mengelus surai karamel sunggyu.
“gomawo.. woohyunie..”
.
.
.
9 YEARS LATER..
“Tetap di jalanmu tuan muda..” ucap seorang gadis di belakang sana. seseorang di depannya sama sekali tidak mempedulikannya dan tetap berjalan sembari menyimpan kedua tangannya di saku celana.
“YA!! Aku bicara padamu Nam Woohyun-ssi..” gadis itu berlari dan merangkul namja di depannya itu setengah berjijit. Jelas saja, karena namja itu sekarang lebih tinggi darinya, tidak seperti sembilan tahun lalu, saat ia masih bisa dengan mudah mengusap surai gelap namja itu. namja yang sering duduk menyendiri di ayunan sekolah itu sekarang sudah tumbuh dewasa. Surainya gelap sedikit berantakan dimainkan angin, tatapannya sayu namun dapat melelehkan hati yeoja manapun, hidungnya tinggi, bibir penuhnya menawan saat tersenyum, disempurnakan dengan bentuk rahang tajam yang mebuatnya terlihat lebih manly. 
“apa yang mengganggumu nona..??” tanyanya saat sunggyu berhasil merangkulnya dengan susah payah.
“kulihat gadis-gadis itu menggodamu..” jawab sunggyu.
“lalu?? Kau cemburu eum..??” tanya woohyun menggodanya.
“cemburu?? Never. hanya risih saja,  mereka menatapmu lapar..” 
“aku menangkap nada cemburu di sana..” namja itu setia menggoda sahabatnya.
“ah sudahlah, kau menyebalkan..” gadis itu melepaskan rangkulannya dari bahu woohyun. Ia berjalan menjauh meninggalkan woohyun. Namja itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya seraya berjalan mengejar sunggyu.
“hey tunggu aku!! kau mau ice cream..??!”
.
Mereka berada di salah satu kedai ice cream dekat sekolah. Sunggyu memperhatikan layar TV LED di sana sedang menampilkan konser boygroup favoritnya, sedangkan woohyun pergi mengambil pesanan mereka.
“jja.. ice cream vanilla untuk kim sunggyu yabng manis..”
“gomapta.. hehe..” sunggyu hanya cengengesan pasalnya ia meminta woohyun mentraktirnya kalau tidak ia akan meneruskan aksi ngambeknya.
“good girl..” ucap woohyun seraya mengusap surai karamel sunggyu say

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Macaroon98
Saya tidak berfikir bahwa karya saya bagus. Tapi feedback dari reader sangat dihargai. Khamsahamnida sudah menyempatkan diri utk sekedar mengintip karya saya

Comments

You must be logged in to comment
imsmlee86 #1
Chapter 1: Aaaaaa, so sweet ♡♡ oke mulai sekarang aku tiap malam kalau mau bobo cuci kaki dulu
parkdaeun
#2
Chapter 2: Aaaa yang kedua sedih banget suka yg pertama edan sweet bgt:> ditunggu next chapternya!
KiwiPrincess #3
Ah, sweet nya..di tunggu oneshot berikutnya..hehe..
ain112 #4
Chapter 1: Waaaaaa... akhirnya dilamar juga... perjuangannya lebih dari 10th
strawberrymilk_
#5
SEDIH....
but at least there's some woogyu to heal :((((
Thanks authornim msh muncul dg cerita baru di tengah krisis woogyu and krisis infinite
Yuerim #6
Chapter 1: So sweet.. Meskipun masih banyak typo nya.. Bukunya pas banget sama apa yg belakangan ini menimpa woohyun.. Rasa sakit yg tdk akan pernah sembuh.. Ikutan sedih bacanya.. Beruntung jadinya happy ending..