Liar

My Lovely Teacher
Please Subscribe to read the full chapter

Sebuah ambulance bewarna putih dengan sirine yang berbunyi nyaring siang itu membelah keramaian jalan di kota Seoul. Di dalamnya terdapat seorang wanita korban kecelakaan dengan luka yang cukup parah hingga sekujur tubuhnya penuh dengan darah. Disampingnya duduk seorang pria yang lebih muda dengan darah di tangan dan bajunya. Darah itu bukan miliknya. Namun milik wanita korban kecelakaan itu.

Amber panik melihat keadaan Irene yang terlihat buruk itu. Rasa kesalnya pada Irene tak mampu menutupi rasa khawatirnya pada wanita yang saat ini tak sadarkan diri itu.

Para perawat membawa Irene menuju ruang UGD untuk mendapatkan perawatan. Sedangkan Amber menunggu di depan ruangan tersebut dengan gusar. Tak berselang lama Henry yang mendengar berita tersebut datang dan mencoba menenangkan Amber.

"Pergilah ke kamar mandi dan bersihkan dirimu. Di mobilku ada beberapa baju, kau bisa memakainya." Amber segera pergi menuruti perintah Henry setelah mengambil kunci mobilnya.

Hampir satu jam sudah Amber dan Henry menunggu Irene di depan ruang UGD hingga akhirnya seorang dokter muda yang mereka kenal keluar dari ruangan itu untuk memberitahu kondisi Irene.

"H-hyung??" Pekik Amber sedikit terkejut saat sadar jika Irene dirawat oleh sahabatnya sendiri, Bogeum.

"Iya ini aku, kau tidak apa-apa kan?"

"Aku baik Hyung,. Irene noona, bagaimana dia?"

"Kaki dan tangannya patah. Kau tak usah khawatir, ia akan segera siuman."

Amber sedikit bisa bernafas lega saat mendengar Irene selamat. Sesaat kemudian pikirannya kembali khawatir saat ingat jika Irene sedang hamil.

"Dia juga tak apa kan Hyung?"

Amber yang paham jika Bogeum bingung dengan pertanyaannya pun mencoba menjelaskannya lagi. Dan ekspresi Bogeum seketika itu berubah juga.

"Hyung..." Amber kembali memanggil Bogeum karena tak mendapat respon.

Belum sempat Bogeum menjawab seorang perawat memanggilnya karena ada pasien UGD lain yang harus dirawat. Ia pun meninggalkan Amber yang masih risau itu.

"Woahh, takdir Tuhan memang mengerikan. Setelah sekian tahun akhirnya kau ketemu lagi dengan mantan sainganmu, Bogeum hyung." Amber melirik Henry yang menggumam disampingnya.

"Ini bukan waktunya bercanda Hen."

"He, sorry bro. Tapi, bagainana kabar bayinya ya. Kecelakaannya cukup parah, apa selamat juga?" Amber melenggang pergi tanpa memperdulikan omongan Henry menuju receptionist untuk mengurus administrasi Irene. Ada sedikit ketakutan dalam dirinya jika bayi fiktif yang dibuat Irene itu tak selamat.

Karena masih belum diperbolehkan bertemu dengan Irene malam itu Amber memutuskan untuk pulang ke rumah Henry yang memiliki jarak cukup dekat dengan RS.

~

Pagi itu Amber dan Henry melangkahkan kaki mereka menuju pusat informasi RS Seoul. Setelah mendapatkan informasi yang mereka butuhkan keduanya langsung pergi ke ruangan Irene.

"Kau tak apa?" Henry memulai pembicaraan dalam perjalanan mereka.

"Apanya?"

"Tentang Krystal noona."

Henry sudah mengetahui mengenai Krystal karena semalaman ia mendesak Amber untuk menceritakan alasan di balik kecelakaan yang menimpa Irene.

Seketika itu juga Amber menghentikan langkahnya. Menatapa lantai putih didepannya dengan pandangan kosong.

"Sudah berakhir, aku tak punya hak untuk memintanya kembali." Lirih Amber kemudian melanjutkan langkahnya.

Saat Amber hampir sampai di ruangan dimana Irene dirawat ia malah melihat Bogeum keluar dari sana.

"Amber, bisakah kita bicara?" Sapa Bogeum membuat Amber bingung.

Setelah berbicara empat mata dengan Bogeum Amber menghampiri Henry yang berdiri di depan pintu seorang diri.

"Dia bilang apa?"

"Dia bilang, kita tak boleh menyebut atau menanyakan masalah anak didepan Noona." Lirih Amber.

Henry terkejut hingga menutup mulutnya menggunakan kedua tangan.

"Ommo... Ottookkee.?!"

"Ayo masuk."

Kedua orang itu pun masuk menemui Irene yang masih tertidur pulas di ranjangnya. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Irene bangun dari tidurnya.

"Bagaimana keadaanmu?" Sapa Amber saat Irene membuka matanya.

"Amber,. Maaf."

"Untuk apa?"

"Untuk semuanya."

Amber menghela nafasnya panjang, ia tak menjawab dan mengalihkan pandangannya dari Irene. Hening dan dingin, seperti itulah suasana di ruangan VIP yang ditempati Irene.

~

Dua minggu sudah Krystal berada di tempat barunya itu. Dan selama itu ia hanya berdiam diri di asrama dengan membaca beberapa buku karena kuliahnya baru akan dimulai bulan depan.

"Krystal, malam ini ada acara makan-makan, kamu ikut kan?" Pekik Yeri teman sekamar Krystal di asrama.

"Aku ijin tak ikut ya."

"Gak bosan apa dua minggu di US kerjaannya cuman ngurung diri di kamar?! Gak bisa.!! Pokoknya harus ikut."

Krystal pun terpaksa menuruti Yeri untuk keluar malam ini. Ia berharap setidaknya dapat melupakan Amber untuk sejenak saat bertemu dengan orang baru.

Libur semester Amber kali ini ia habiskan di RS untuk menemani Irene. Hal itu ia lakukan karena merasa bersalah dan kasihan pada Irene yang masih belum mampu menggerakkan kaki dan tangan kanannya yang di gips itu.

Pagi itu, seperti biasa Amber pergi ke RS menemui Irene. Ia melihat Irene yang berdiam diri di taman dengan kursi rodanya.

"Sudah makan?" Sapa Amber membuat Irene memutar kepalanya ke belakang.

"Iya, baru saja."

Amber langsung mendorong kursi roda Irene menuju kamarnya karena udara di musim gugur saat ini cukup dingin.

"A-aku kira kau tidak akan datang."

"Kuliah libur dan di rumah tak ada kerjaan."

"Terima kasih."

"Jangan mengatakan terima kasih dan maaf padaku. Aku tidak suka dan tak mau mendengarnya."

~

Setelah hampir satu bulan dirawat Irene pun akhirnya bisa pulang. Amber menemui Bogeum di ruangannya untuk mendengar kondisi terakhir Irene selama dirawat.

"Ada beberapa syaraf di kakinya yang rusak, jadi untuk pemulihannya akan sedikit lama dibanding tangannya." Jelas Bogeum saat menunjukkan hasil CT Scan Irene di komputernya.

"Dia tak cacat kan?"

"Tidak, hanya saja dia lumpuh dan saja kami tak tahu dengan pasti kapan dia akan bisa berjalan lagi. Yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan terapi dengan teratur dan terus berharap agar ia bisa segera pulih dan mampu berjalan lagi." Amber menghela nafasnya, sesikit kecewa dengan kondisi Irene yang belum membaik itu.

Amber pamit keluar setelah mendengar semua penjelasan dari Bogeum. Namun ia kembali memutar tubuhnya saat dokter muda itu memanggil namanya.

"Amber,"

"Apa Hyung?"

"T-tolong jaga dia." Lirih Bogeum sambil mengepal kedua tangannya.

Amber yang paham dengan maksud Bogeum hanya berdeham. Selama ini Irene hanya hidup seorang diri di Seoul, tanpa ada saudara sama sekali dan keduanya tahu akan hal itu.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit akhirnya Amber sampai juga di rumah sederhana Irene. Ia mendorong kursi roda Irene masuk ke

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
neo2this #1
Chapter 26: hepi wedding ya kryber..samawa.... (brapa tahun tor amber nungguin krystal bilang ya???? ) hihihi
Harryturtlee #2
I think this is a good story... hope you can translate it in english. Author-nim
prometheus38 #3
Can someone translate this Fanfic in english please?
neo2this #4
Chapter 25: nyambung napa tor?? hehehhe
munyil_cutez #5
Chapter 25: yakin neh ud ending, kirain mw d endingin klo mereka ud nikah ! ke ke
Popcorn01 #6
Chapter 25: Epiloge ama bonus chap donggg
jasonds #7
Chapter 25: epilogue dong thor heheheheheh...serasa masih kangen ama ceritanya
Guegaol #8
Chapter 25: Kok ending nya gntung min ~_~
Popcorn01 #9
Chapter 24: Greget ah.... Nunggu next update ah....
prometheus38 #10
Could you translate this fanfic in english please?