Chapter 5

What 'LOVE' is...???
Please Subscribe to read the full chapter

Jiyong's house in France

Jiyong akhirnya sampai di depan rumahnya masa kecil. Dia merasa berat untuk masuk ke dalam rumah yang dipenuhi kenangan indah dan kenangan buruk bersama orang tuanya. Rumah tersebut adalah satu-satunya rumah yang sangat ingin dia hindari sejak dia pindah ke Korea. Dia tidak ingin mengingat kenangan terakhir antara dia dan orang tuanya ketika orang tuanya bertengkar. Itu membuat dadanya terasa sesak seakan-akan beban berat di jatuhkan tepat di dadanya.

Jiyong memasukkan kunci dan perlahan memturar handle pintu. Dia masuk ke dalam rumah dengan langkah perlahan, dia melihat kain putih yang menyelimuti perabotan rumah untuk menghindari debu dan kerusakan. 

"Aku tidak pernah berpikir jika aku akan kembali ke rumah ini." Jiyong mendesah karena dia tidak tahu dengan keputusannya untuk datang ke Paris adalah keputusan yang benar.

Dia berjalan menuju kamar tidurnya yang dahulu. Jiyong membuka kain putih yang menyelimuti ranjangnya dan meletakkan koper dan tas yang dia bawa. 

Jiyong terbatuk-batuk karena debu yang menyelimuti kain tersebut, "Aku rasa, ini saatnya membersihkan tempat ini terlebih dahulu."

Jiyong melepaskan jaket yang dia kenakan dan membuka kopernya. Dia mengganti kemeja panjang yang dia kenakan dengan kaos agar nyaman ketika dia harus banyak bergerak membersihkan rumahnya dan tidak perlu khawatir dengan debu yang nantinya menempel pada kaosnya.

Jiyong mulai membuka satu per satu kain yang menyelimuti perabotan mulai dari ruang tamu, ruang makan dan ruang keluarga. Dia mengambil peralatan untuk bersih-bersih seperti lap, sarung tangan, vacuum cleaner dan botol penyemprot. Jiyong menyisir ruangan satu persatu dengan alat pembersih yang dia bawa. Dia membersihkan setiap sudut ruangan tanpa ada yang terlewat. Jiyong merupakan seseorang yang tidak menyukai  jika tempat yang dia tinggali kotor dan berantakan.

Setelah empat jam menghabiskan waktu untuk membersihkan rumahnya, akhirnya Jiyong selesai. Dia merasa puas dengan hasil pekerjaannya.

*growl* "Aku rasa ini saatnya perut ini di isi." Jiyong kembali ke kamarnya untuk mengambil jaketnya, dia tidak ingin bau debu dan keringat setelah dia bekerja keras membuat penciuman orang di sekelilingnya tidak nyaman.

Jiyong keluar dari rumahnya dan berjalan menuju mobil yang dia sewa, dia tidak mungkin menggunakan mobil ayahnya yang berada di garasi dan memerlukan beberapa resparasi karena telah bertahun-tahun tidak digunakan.

Jiyong pergi ke supermarket yang berada satu jam dari tempat tinggalnya, supermarket tersebut adalah supermarket yang paling dekat dari tempat tinggalnya. Jiyong memiliki tempat tinggal yang jauh dari terletak di bukit karena ayahnya yang menyukai kesunyian. Ayahnya ingin memiliki rumah tinggal yang dapat membuanya berkonsentrasi dalam menciptakan musik sehingga dia menjatuhkan pilihan pada rumah tersebut meskipun jauh dari manapun.

Setibanya Jiyong di supermarket, dia mendorong troli dan menyusuri tiap lorong untuk mendapatkan beberapa barang yang dia butuhkan, seperti beberapa instan pasta, saus, keju, minyak, telur, roti dan beberapa bahan makanan yang lainnya yang dapat dia gunakan untuk beberapa hari ketika perutnya membutuhkan isi. Dia juga tidak lupa mengambil beberapa sayuran, daging dan buah serta cemilan jikalau dirinya merasa lapar ketika dirinya ingin bermalas-malasan. Dia juga mengambil beberapa botol bir, wine, soda, minuman berion karena dia tahu, dia tidak akan bertahan lama tanpa minuman tersebut khususnya wine. Jiyong juga membeli beberapa kebutuhan yang digunakan untuk sehari-hari. Dia pergi ke kasir dan membayar semua barang-barang yang dia beli.

"Maaf, tapi apa kau tahu bengkel dekat sini?" Jiyong bertanya pada kasir yang sedang mengecek setiap barang yang dia beli.

Wanita di belakang kasir tersebut tersenyum dan memberikan arahan pada Jiyong secara detail lokasi yang harus dia tuju. Setelah membayar barang-barang yang dia beli, Jiyong segera memasukkan belajaannya di bagasi dan menuju ke bengkel tersebut berada.

Setelah 10 menit mengendari mobilnya, Jiyong akhinya tiba di bengkel yang dikatakan oleh kasir tersebut. 

"Permisi.." Jiyong menyapa mekanik yang sedang serius memeriksa mesin mobil menggunakan stetoskop.

"Oh maaf, aku tidak sadar jika ada seseorang yang datang, ada yang bisa saya bantu?" Seorang mekanik paruh baya tersebut melepaskan stetoskop dari telinganya dan sadar bahwa ada seorang konsumen di bengkelnya.

"Hmmm, aku memiliki mobil tua yang tidak pernah aku gunakan selama beberapa tahun ini dan aku berencana untuk menggunakannya kembali. Apakah kau bisa melihatnya dan mungkin memperbaikinya?" Jiyong berencana menggunakan mobil mendiang ayahnya selama tinggal di Paris daripada harus menggunakan mobil yang dia sewa saat ini karena dia tidak tahu berapa lama dia akan tinggal.

"Berapa lama mobil itu tidak digunakan? Oh namaku Frederic Pierrot, orang-orang memanggilku Fredy."

"Jiyong, Kwon Jiyong. Hampir 10 tahun." Jiyong memperkenalkan dirinya.

"Wow sudah sangat lama sekali, aku rasa itu akan memerlukan banyak sekali perbaikan tapi aku akan melihatnya terlebih dahulu. Kau tenang saja mobilmu berada di tangan yang tepat." Fredy yakin bahwa dia bisa memperbaiki mobil usang konsumennya tersebut.

"Terima kasih." Jiyong bersyukur jika dia bisa mengendarai mobil mendiang ayahnya kembali.

"Baiklah kau hanya perlu menuliskan alamat dan nomor yang bisa dihubungi di kertas ini dan anakku akan menggantikanku untuk melihat kondisi mobilnya." Fredy memberikan Jiyong sebuah pulpen dan buku catatan. 

Jiyong tanpa ragu menuliskan alamatnya dan mengembalikan buku tersebut pada Fredy.

"Aku tidak bisa melihat mobilmu hari ini, tapi aku akan meminta anakku untuk melihatnya besok." 

"Baiklah, tidak masalah." Jiyong pergi dari bengkel tersebut dan kembali ke kediamannya.

Setelah perjalanan panjang akhirnya Jiyong sampai di rumahnya. Dia mengambil belanjaannya di bagasi dan meletakkannya di dapur.

"Ahh aku merasa lelah..." Jiyong merasa energinya terkuras setelah apa yang dia lakukannya hari ini, dia merasa bersyukur keputusannya untuk menginap satu hari di hotel sangat tepat sehingga dia memiliki satu hari yang digunakan untuk beristirahat. "Aku rasa aku butuh sandwich saat ini." Jiyong tidak ingin menghabiskan waktunya untuk memasak, jadi dia hanya mengisi perutnya dengan makanan yang mudah untuk dibuat.

Setelah menghabiskan dua buah sandwich, Jiyong memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya dengan mandi kemudian tidur lebih awal.

*****

 Jiyong sedang menikmati harinya dengan bersantai sambil menonton film yang sebelumnya jarang dia lakukan.

*knock knock*

Jiyong membuka pintu dan melihat di depannya seorang pria menggunakan wearpack.

"Kau yang bernama Kwon Jiyong?" Pria bertubuh tegap dengan rambut cokelat tersebut ingin memastikan bahwa dia adalah orang yang dia cari.

Jiyong mengangguk.

"Saya dari Atlastis bengkel, aku rasa ayahku F

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Hyfda55555 #1
Chapter 21: Kakkkk lanjut dong, penasaran banget sama kelanjutan nya😖
pandari_1212 #2
please update :(
Wahyuni89 #3
Chapter 21: I hate u seunghyun...
Wahyuni89 #4
Chapter 1: ?
Mathlove #5
:'(
Vipmelody7
#6
Chapter 21: it
Ugh I really don't like Seunghyun in here
katsycat #7
Chapter 20: kapan lagi update nya thor
Byoel-emaknyaseungri #8
Chapter 1: Nyesek gue bacanya ?????
Sashalee
#9
Chapter 20: Omg riri
Santikarahmawati021 #10
Chapter 20: Andwee baby riri ??