Tetangga Baru

Tetangga Masa Gitu

“Papi, Pi, liat deh. Akhirnya ada juga yang pindah ke rumah sebelah,” Woohyun memanggil suami dan anaknya dari ambang jendela. Keluarga kecil mereka sedang bersantai di depan TV, menikmati hari Minggu. Sunggyu lagi nonton TV sambil makan popcorn dan sesekali ngupil. Myungsoo lagi ngutak-atik kameranya.

“Papi! Myungsoo! Liat tuh ada tetangga baru!” Woohyun kembali memanggil, nadanya rada kesel setelah sempet dicuekin.

“Duh Mami ini, biarin aja lah kalo ada tetangga. Kenapa juga mesti diliatin?” omel Sunggyu si Papi.

“Tuh, Mi. Denger kata Papi,” timpal Myungsoo, anak tunggal mereka.

Woohyun berdecak kesal tapi sama sekali nggak mengalihkan pandangannya dari jendela.

“Demi Tuhan!” serunya kemudian. “Suaminya seksi banget!”

“Woohyun!” Sunggyu berseru memperingatkan Woohyun dari sofa.

“Istrinya secantik apa ya sampe bisa dapet suami kaya gitu?” Woohyun nggak mempedulikan Sunggyu dan terus memperhatikan ke sebelah. Kali ini bahkan pakai teropong segala.

“OMG, Papi! Ternyata bukan istri tapi suami! Akhirnya, kita punya tetangga keluarga gay juga!”

Nah, kalo ini baru informasi yang bisa bikin Sunggyu dan Myungsoo bangkit dari kubur. Keduanya bangkit dari sofa dan berdiri di samping kiri dan kanan Woohyun yang masih meneropong.

“Wah, bahkan anak-anaknya cakep-cakep juga lho,” kata Woohyun.

“Ah, masih cakepan juga Myungsoo kita,” kata Sunggyu. Myungsoo langsung senyum manis.

“Makasih, Papi.”

“Kita harus sapa mereka duluan,” Woohyun memutuskan. “Kalo ga salah di kulkas masih ada bolu kacang, deh. Myungsoo, kamu ganti baju sama cuci muka gih. Terus kita kasih salam ke tetangga baru.”

“Apa harus ganti, Mi?” tanya Myungsoo yang merasa bajunya baik-baik aja. Kaos item dan celana item, ga salah kan?

“Ganti,” kata Woohyun tegas. “Mami ga mau kamu dikira malaikat maut sama mereka.”

Cemberut, Myungsoo pun lari ke kamarnya buat ganti sementara Woohyun nyiapin bolu buat tetangga baru. Nggak sampe sepuluh menit kemudian, Bapak-Anak itu udah sampe di depan pintu rumah tetangga baru mereka.

Woohyun memencet bel.

“Permisi!” panggil Woohyun.

“Iyaaa,” sahut suara dari dalam. Nggak lama kemudian muncullah seorang laki-laki seumuran Woohyun dengan rambut agak gondrong dan disisir menyamping. Myungsoo rada kaget. Gaul juga Om satu ini! Inikah suami hot yang tadi dibilang maminya?

“Halo,” sapa Om gondrong itu ramah. “Ada yang bisa dibantu?”

“Oh, nggak,” kata Woohyun buru-buru. “Saya tetangga sebelah, mau kenalan sekaligus ngasih kue. Myungsoo, ayo kasih kuenya.”

“Walah, kok repot-repot segala. Makasih banyak lho, em…?”

“Woohyun,” jawab Woohyun. “Nam Woohyun.”

“Saya Jang Dongwoo, baru pindah dari Busan. Makasih banyak ya kuenya, Pak Woohyun.”

“Woohyun aja,” kata Woohyun. “Nggak usah pake Pak. Oh iya, ini anak saya, Myungsoo. Myungsoo, ayo kenalan, Nak.”

“Halo, Om,” sapa Myungsoo. “Aku Kim Myungsoo.”

“Kim?” tanya Dongwoo, sebelum buru-buru menutup mulut menyadari dia keceplosan nggak sopan. “Aduh maaf, nggak bermaksud apa-apa.”

“Nggak apa-apa, Om. Marga aku emang Kim, ikut Papi aku,” kata Myungsoo, sebelum menoleh ke Woohyun dan mengoreksi. “Maksud aku Papi yang jadi kepala keluarga.”

“Oh gitu,” kata Dongwoo ramah. “Emang Papi Myungsoo namanya siapa?”

“Kim Sunggyu, Om.”

Dongwoo mangut-mangut, sebelum memutuskan untuk mengganti topik ke yang lebih aman. “Kalo Myungsoo kelas berapa sekarang?”

“SMA kelas 2, Om. Di Woollim High School.”

“WHS? Oh, anak Om juga mau pindah ke situ. Bentar Om panggil dia,” katanya sebelum mundur selangkah dan teriak ke dalam rumah. “Sungyeol? Sungyeol, sini bentar Kak!”

Terdengar suara gedebum yang cukup keras dari dalam rumah, sebelum seorang anak laki-laki seumuran Myungsoo keluar. Dia tinggi, kurus, dan matanya berkilat-kilat jenaka.

“Kenapa, Ma?”

“Kenalan dulu sama tetangga baru kita,” kata Dongwoo.

“Halo, Om. Aku Lee Sungyeol,” kata anak itu sambil membungkuk memberi salam.

Lee Sungyeol, pikir Myungsoo. Lee, bukan Jang. Berarti Om Dongwoo bukan kepala keluarganya.

“Halo Sungyeol,” balas Woohyun ramah.

“Ini Om Woohyun,” Dongwoo membantu memperkenalkan. “Dan itu anaknya, Myungsoo. Dia kelas 2 juga lho di WHS.”

“Oh ya?” tanya Sungyeol dan matanya membulat lucu sebelum mengulurkan tangan. “Halo, Myungsoo. Aku bakal masuk sekolah kamu semester ini.”

“Halo Sungyeol,” Myungsoo menyambut tangannya. “Nanti kalo butuh apa-apa di sekolah, minta tolong ke aku aja.”

“Siiip, makasih ya,” kata Sungyeol berbinar. Duh, anak ini lucu banget, begitu pikir Myungsoo.

“Sungyeol punya saudara?” tanya Woohyun.

“Ada, adiknya masih SMP kelas 3,” kata Dongwoo. “Pada ke mana sih mereka? Ada tamu juga. Ayah?!” panggil Dongwoo ke dalam rumah. “Adek? Sini bentar, ada tamu!”

Seorang pria berotot datang ke ruang tengah cuma dengan singlet dan celana pendek, diikuti seorang remaja yang cantik banget.

“Ayah! Ya ampun bajunya gitu amat sih,” desis Sungyeol yang rupanya malu melihat kelakuan Bapaknya. Bapaknya cuek aja dan terus menjabat tangan Woohyun dan Myungsoo.

“Halo, apa kabar? Saya Howon. Lee Howon,” katanya memperkenalkan diri. Demi Tuhan, pasti ini suami seksi yang tadi dibilang maminya. Myungsoo sampe gemeter waktu jabat tangan sama Om Howon karena genggaman tangannya kenceng banget.

“Nah, yang ini Sungjong. Anak bungsu kami,” kata Dongwoo menggamit Sungjong maju.

“Halo Om, Kak,” katanya sambil membungkuk 90 derajat.

“Duh, sopan banget,” puji  Woohyun, sebelum kembali melihat kea rah Dongwoo dan Howon. “Papinya Myungsoo sebenernya ada di rumah, tapi masih tidur. Nanti kalo ada kesempatan biar dia ke sini buat kenalan. Kalo ada apa-apa, silakan minta tolong ke kami aja ya. Rumah kami pas di sebelah situ,” Woohyun menunjuk rumah mereka.

“Iya, Woohyun. Makasih banyak lho ya, kue dan perkenalannya,” kata Dongwoo.

“Nggak masalah,” kata Woohyun. “Yuk, Myungsoo, kita balik dulu.”

“Eh, Myungsoo!” nggak disangka-sangka Sungyeol malah memanggil Myungsoo. Myungsoo berbalik, dan Sungyeol tersenyum malu-malu kucing. Myungsoo dalam hati teriak melihat kelucuan tetangga barunya itu. “Boleh minta nomer HP ga? Buat nanya-nanya soal sekolah…”

“Boleh!” kata Myungsoo buru-buru sambil menyebutkan nomernya. Dia mastiin Sungyeol buat missed call biar dia dapet nomer Sungyeol juga.

Pas mereka pulang, Woohyun ngeliatin Myungsoo dengan senyum penuh arti yang bikin Myungsoo riweuh.

“Apa deh, Mi?” tuntutnya sebelum sampai ke rumah.

“Nggak papa, Myungsoo,” kata maminya sambil tetep senyum-senyum sendiri. “Nggak papa.”

-

 

“Ma! Berani taruhan Kakak pasti naksir deh sama yang namanya Myungsoo itu!” teriak Sungjong begitu kedua anggota keluarga Kim meninggalkan halaman mereka. Sungyeol buru-buru membekap mulut adiknya, takut kedengeran Om Woohyun dan Myungsoo.

“Yah, Lee Sungjong! Jangan main fitnah dong! Mama! Adek bohong nih! Hukum dong!”

“Bohong gimana? Siapa yang tadi malu-malu bilang ‘Myungsoo, minta nomer HP dong’,” kata Sungjong dengan nada digenit-genitin.

“BUAT TANYA SOAL SEKOLAH!” Sungyeol berteriak membela dirinya.

“Udah, udah, kalian berdua nih,” lerai Dongwoo. “Sana balik beres-beres lagi. Oh iya, ini kue dari Om Woohyun tolong taruh kulkas ya. Besok kita bikin martabak Busan buat balikin wadahnya.”

“Besok kita ke tempat Om Woohyun, Ma?” tanya Sungyeol semangat, sebelum buru-buru menutup mulutnya menyadari apa yang barusan dia lakukan. Di sebelahnya Sungjong tersenyum penuh kemenangan. N-A-K-S-I-R M-Y-U-N-G-S-O-O, dia menggumamkan kata itu tanpa suara.

Sungyeol menjatuhkan adiknya ke dalam kardus kosong bekas mesin cuci buat balas dendam, sebelum lari ke kamar dan menjatuhkan diri ke kasur sambil melihat nomor Myungsoo di HP-nya.

Sungyeol boleh pura-pura marah ke Sungjong, tapi sebenernya, dalam hati, dia tahu dia udah jatuh cinta sama Myungsoo. Oke, mungkin belum sedalem jatuh cinta, tapi naksir lah.

Soalnya… Myungsoo adalah cowok paling ganteng yang pernah Sungyeol temukan di dunia ini! Dari matanya, hidungnya, bibirnya, lesungnya. Aduh! Sungyeol ga kuat mikirinnya! Dia buru-buru simpen nomer Myungsoo (Myungmyungie) dan ngecek kalo-kalo cowok ganteng itu punya WhatsApp dan Line.

Ada!

Tapi Sungyeol rada kecewa karena profile picturenya kucing. Yah, ganteng-ganteng gitu malah pajang foto kucing. Sungyeol lantas scroll timeline akunnya Myungsoo. Kebanyakan isinya kucing, pemandangan ga jelas, sama anime.

Huff. Coba kalo ada satu aja foto Myungsoo! Sungyeol butuh satu aja, buat dia pandangin malem-malem sebelum tidur.

Tiba-tiba HP-nya bunyi dan ada notif di Line. Dari KimMyungEl.

Halo

Sungyeol, ini Myungsoo

Deg. Jantung Sungyeol hampir copot saking kaget dan senengnya. Myungsoo nge-Line dia! Myungsoo yang terganteng sejagat raya itu nge-Line dia.

Halo Myungsoo

Iya ini Sungyeol

Cuma ngecek aja ^^

Bener kamu apa bukan

Myungsoo pake emoji! Demi Tuhan Myungsoo pake emoji! Sungyeol bangkit dari posisi berbaringnya dan loncat-loncatan girang di kamar saking bahagianya.

Bener!!! :D

Aaaah Myungsoo, cuma sebut namanya aja rasanya Sungyeol bisa terbang sampe ujung dunia. Dia terus-terusan menari. Buat keadaan kayak gini, kayanya dia mesti nyolong CD Taylor Swift dari kamar Sungjong buat BGM.

Terdengar suara lagi dari HP-nya. Sungyeol buru-buru buka pesannya.

Sungyeol, coba lihat ke samping deh

Ke samping?

Ke samping mana?

Ke luar jendela

Sungyeol langsung memutar lehernya ke luar jendela. Alamak, ternyata kamarnya berseberangan pas dengan rumah Myungsoo. Parahnya lagi, di sana ada Myungsoo, nongkrong di jendela dengan manisnya sambil ngeliatin Sungyeol.

JEDHUAR.

Jangan-jangan… jangan-jangan dari tadi dia merhatiin Sungyeol nari-nari girang setelah nerima pesen dari Myungsoo?

“Halo!” Myungsoo melambai dari rumahnya, ketawa geli. “Barusan kamu nari apa, Sungyeol?”

TIDAAAAAAAAAK.

Sungyeol menjerit dan langsung menutup tirai rapat-rapat. Mukanya panas karena malu. Ya ampun! Gimana coba? Sekarang Myungsoo tahu deh kalo Sungyeol suka sama dia! Gimana kalo dia pikir Sungyeol itu pecundang menyedihkan? Gimana kalo dia jadi ilfil sama Sungyeol? Tragis banget kisah cinta Sungyeol kali ini, berakhir sebelum dimulai.

-

 

Sementara itu, di lantai bawah rumah keluarga Kim, Woohyun lagi ngegosip dengan semangat.

“Sayang, kamu harus liat gimana lucunya si Myungsoo sama anaknya keluarga Lee tadi. Malu-malu tukeran nomer HP, aaaah, jadi inget kita dulu waktu remaja.”

“Myungsoo tukeran nomer HP sama anak keluarga sebelah? Buat apa?”

“Kok buat apa? Ya buat SMS-an dong. Kayanya mereka suka satu sama lain.”

“Suka? Ih, Myungsoo tuh masih kecil. Masih belum boleh pacaran.”

Woohyun keki. “Yaelah Pi, udah kelas dua SMA tuh anaknya. Tahun depan udah punya KTP. Masa pacaran aja ga boleh? Kaya Papi ga pernah muda aja!”

Sunggyu cemberut. “Ganteng ga anaknya? Kalo ga ganteng Papi ga mau. Yang boleh pacaran sama Myungsoo cuma orang yang selevel sama dia dari segi visual.”

“Ganteng kok, ganteng,” kata Woohyun. “Sekeluarga ganteng semua itu. Apalagi kepala keluarganya. Wuih, lelaki Busan banget deh! Gagah, macho!”

Biasanya Sunggyu suka kesel kalo Woohyun udah muji-muji cowok lain. Tapi, kali ini perhatiannya dialihkan oleh satu kata.

“Busan?”

“Iya. Mereka aslinya dari Busan,” jawab Woohyun. “Suaminya itu namanya… Howon. Lee Howon.”

Di luar dugaan, Sunggyu menunjukkan reaksi yang tak terduga. Matanya melotot seperti mau keluar, mukanya merah, dan dia berseru marah.

“LEE HOWON?! DARI BUSAN?!”

“Lho, lho, Papi. Kalem! Kenapa emang Pi?”

“Mi, dia itu musuh bebuyutan keluarga Papi. Dulu, ayahnya ibunya pamannya adiknya kakek dari kakak sepupunya ibu pernah punya masalah sama leluhurnya Lee Howon itu. Masalah besar, menyangkut harga diri keluarga. Wah, Papi harus bikin perhitungan sama dia!” Sunggyu bangkit dari duduknya dan berjalan ke pintu.

“Lho, Sayang!” seru Woohyun panik. “Jangan Sayang, jangan emosi dulu!”

“Lepasin Woohyun, kamu nggak mau membela kehormatan keluarga kamu sendiri?”

“Aku ngerti, Mas. Tapi kamu nggak boleh ke sana dan nantang Lee Howon berantem.”

“Kenapa emang?!” tanya Sunggyu galak.

“Soalnya jujur aja, kayaknya Papi bakal kalah deh. Mami ‘kan udah bilang tadi kalo Lee Howon itu sangat macho dan kuat.”

“MAMI!”

-

 

 Sementara itu, di dapur keluarga Lee, Hoya yang baru kelar masang oven dan kulkas duduk di meja menikmati bolu kacang dari Woohyun tadi.

“Wah, Mi. Lumayan nih punya tetangga pinter masak. Bisa numpang makan di sana,” kata Hoya yang udah ngabisin lima potong kue.

“Kalo gitu besok ke sana yuk pas balikin wadah kuenya,” kata Dongwoo. “Dateng aja pas makan malam hehehe. Sekalian kenalan sama suaminya Woohyun. Siapa tadi katanya namanya ya? Kim… Kim Sung? Namanya mirip anak kita kok.”

Hoya sementara itu udah menelan kue keenamnya.

“Ah, iya. Kim Sunggyu!” Dongwoo menepukkan tangannya.

Di luar dugaan, Hoya langsung keselek dan batuk-batuk parah.

“Lho, lho, Ayah? Minum, Yah!” seru Dongwoo mengambilkan segelas air. Hoya buru-buru menghabiskan air itu dan mencengkeram bahu Dongwoo.

“Mama! Mama yakin namanya Kim Sunggyu?”

“Seratus persen. Kenapa, Yah?”

“Keluarga Kim itu… adalah musuh bebuyutan keluarga Lee selama satu abad! Jadi ternyata sekarang dia jadi tetangga kita ya? Ha, permainan takdir yang hebat.”

Dongwoo sweatdrop denger kata “permainan takdir”. Kayanya Hoya kebanyakan nonton film silat Indosiar nih.

“Besok,” kata Hoya. “Besok kamu harus siapin amunisi yang banyak Mi. Kita akan labrak keluarga Kim itu dan mengakhiri perang 100 tahun yang mengutuk keluarga ini!”

 

JENG JENG JENG

BERSAMBUNG :D

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
namu_candy #1
Chapter 1: Njir ngakak parah, ayo lanjut authirnim
Qkarin
#2
Chapter 1: HAHAHAHAHA makasih chingu!! Ngakak banget aduh top banget XDXD
Ditunggu banget apdetnya!! ♡♡♡
namunamu #3
Kereen author nim..plus bikin ngakak ... musuh 1 abad...xD..ditunggu lanjutannya..semangaat..^0^
dooseob_saranghae
#4
Chapter 1: Aseeeeeeeeem....sumpah bahasanya mirip bingit ala ala sinetron indonesiaaaa kkkk
Mijuvelyz
#5
Chapter 1: ngakak sampe Busan HAHAHAHAHAH xD although ini baru chap 1 tapi aku sudah jatuh cinta sama fic ini heheh>___< MyungYeolnya lucuuuuu ih! trus Woohyunnya jadi emak2 aigu padahal aku biasanya baca tophyun(?) /gatanya woy/. Okeeee thor ditunggu sekali next updatenya!
mainstreams
#6
Chapter 1: Wkkwk ngakak sumpah :D pure lawak banget kkkk~

Aduh tuh bapak2nya punya masalah jd keluarganya yg kena deh haha, ditunggu ah thor next chapternya
TOPfiiaaa #7
Chapter 1: Hahahahaa love this already... yeah suka banget sama cara kamu nulis... it's so refreshing <333

Sunggyu VS Hoya, penasaran jadinya bakal kek gimana /cekikikan/
Yahh Sungyeol terlalu excited neh pas Myungsoo Nge-Line, sampai gak nyadar Myungsoo ngeliatin hahaha imagenya jatuh dah ahahhahaa tapi cuteeee

Thanks for sharing this story <33
StrawberryHunny #8
This plot is amazing and I really hope u would do an english version of this, btw I'm from Malaysia so I can understand a bit. There are few words that I can't understand but so far I know the plot