DILH9
Damn, I Love Her!"Aish, yang benar saja kalian ini. Lain kali ijin dulu sebelum bermain. okay?"
"Eomma, hentikan itu. Aku juga butuh bermain!"
Krystal mengatupkan mulutnya seperkian detik. Sesekali wajahnya menoleh ke arah Amber. Driver-nya itu tetap mematung di tempatnya, menunduk tanpa berani menatap.
"Okay, okay. Eomma akan kirim teman bermain untukmu---"
"Berupa mainan? Lagi?'
Amber dan Krystal sama-sama terkesiap. Aaron dikenal sebagai anak yang tidak banyak menuntut sekaligus pendiam. Tapi belakangan ini auranya berubah, bicaranya semakin pintar, matanya tajam penuh berontak.
"Aaron.. eomma tahu... hanya saja..."
"Cukup biarkan aku bermain dengan samchon, aku tidak akan membuat masalah. Aku akan tidur. Annyeonghi chumuseyo, eomma."
Aaron lantas pergi meninggalkan Amber dan Krystal di ruang tamu, membuka pintu kamar lalu menutupnya dengan kasar.
"Krystal-ssi, saya minta maaf....."
Amber buru-buru berdiri dan mengulurkan tangan. Kali ini keduanya saling menatap, membiarkan masing-masing menelusuri mata dengan banyak pertanyaan.
"Tidak masalah. Oh ya, Amber. Kau juga harus ganti baju. Aku akan ambil pakaian milik Edward."
"Ti-tidak usah..."
namun krystal sudah pergi ke lemari pakaian. Mengambil beberapa potong pakaian dan meletakkannya di meja.
"Gantilah di ruang sebelah."
"Baik, Nyonya."
Urung melakukannya, lengan Amber ditarik. Sempat terkejut beberapa saat,
Comments