DILH15
Damn, I Love Her!Ombak pantai menerjang di pesisir, Amber membakar kayu bakar yang ia temukan saat mencari tempat untuk menepi. Tenda yang ia bawa berguna untuk tempat istirahat. Aaron nampak tidak banyak bertanya, menurut saat disuruh tidur di dalam tenda. Sedangkan Krystal masih tertunduk, kedua kakinya dirapatkan untuk menaruh kepala. Tangisnya sudah habis sejak siang ia pergi dari apartemen Busan. Amber terus mengemudikan mobil tanpa memedulikan kakinya yang masih terkilir. Sampai malam sudah tiba, Amber memilih menepikan mobilnya di tepi pantai dan membangun tenda di situ. Tidak ada pilihan lain, tubuhnya kelelahan setelah berjam-jam mengemudikan mobil.
"Kau tidak apa, eonnie?"
Amber berdeham seperti orang kikuk. Rasanya sangat aneh jika harus memanggil Krystal dengan sebutan nyonya dalam keadaan yang seperti ini.
Sedangkan Krystal nampak terkejut, namun tidak mempermasalahkan jika Amber memanggilnya eonnie. (Sebutan untuk kakak perempuan)
"Aku hanya memikirkan suamiku, Edward."
"Aku rasa tuan Choi juga memikirkan Aaron dan kau, eonnie."
Krystal mengangguk, merapatkan jaketnya dan duduk lebih dekat dengan Amber.
"Aku sudah memberitahu nenek untuk tidak mencariku."
Lebih tepatnya, nenek sudah tau aku akan mengalami hal semacam ini.
"Kenapa kau ingin membantuku?"
"Sudah seharusnya." Jawab Amber singkat. Matanya menatap getir ke arah laut yang mulai gelap, namun pancaran bintang-bintang kecil membuat hatinya lebih tenang, lebih lega.
"Gomawo, Amber."
Krystal nampak kelelahan. Kepalanya perlahan, entah sejak kapan ia begitu mengantuk sampai terlelap di pundak Amber.
Amber sengaja berdiam diri sampai Krystal tertidur pulas, kemudian perlahan tangannya merangkul, menggendong Krystal
Comments