Chapter 1

Deal With Love/Hate

Tittle : Deal With Love/Hate

Author : KimMoon

Cast : Kris Wu, Luhan and EXO members

Genre : BL ()

Length : Three-shots (maybe)

Rating : M

Warnings : Mature content is not for children. A lot of s. Typo might everywhere. FF ini mengandung unsur bagi yang kurang nyaman harap di skip.

 

 

 

^^ Happy Reading ^^

 

 

 

 

-Deal With Love/Hate-

 

 

Kris Wu, pria sedingin es. Si keparat yang terkenal sebagai predator nomor satu di kota, telah membuat malaikat seperti Luhan harus melenyapkan sisi baiknya untuk menghadapi bajingan Wu itu.

Tapi sialnya, si keparat itu, membuat Luhan jatuh dalam pesona laknat sang cassanova. Padahal sebenarnya Luhan sangat membenci bajingan tengik itu.

Luhan benci ... Benci setengah mati pada rival abadinya sejak jaman bangku sekolah. Dan akan Luhan pastikan si keparat itu akan bertekuk lutut lebih dulu dikakinya.

 

 

-First Temptation-

 

 

Kris masih berkutat dengan otaknya yang berpikir keras. Mata setajam katananya masih memandang tepat ke atas stage dimana sekumpulan orang tengah menari. Dan seorang pemuda tengah bernyanyi dengan suara merdunya sambil menampilkan seni gerak tubuh yang keren. Membuat para wanita menjerit histeris.

Bola mata Kris mengikuti setiap gerakan sang penyanyi. Kris berani bersumpah atas nama dewa dewi disurga bahwa ia mengenal si penyanyi itu.

Alis tebalnya sedikit menukik, bola matanya masih mengikuti gerakan pemuda itu.

Lu ... Lu ... Lu

Lu, kau keren sekali

Lu, wo ai ni ...

Gendang telinga Kris nyaris pecah saat teriakan dan pekikan para gadis beradu dengan nyaringnya suara musik.

Sialan.Baru kali ini, Kris merasa jengkel dengan suara bising di Vics. Biasanya Kris suka dengan hiruk pikuk di klub ini. Tapi sekarang, rasanya ia muak setengah mati. Apalagi saat kejutan kecil begitu mencubit ulu hatinya saat mata tajamnya menangkap sosok pemuda yang mengecat pink surainya tengah bernyanyi di atas panggung. Dan si manager sialan mengatakan bahwa ini adalah kejutan yang sempat ia bilang untuk para pengunjung setia Vics.

Cih, kalau saja Kris tahu bahwa si sok suci itu yang menjadi kejutannya. Maka Kris tak akan datang ketempat ini tadi

 

Don’t keep me waiting
You got me so
I’ve been so patient
You got me so
You got me singing
You got me so excited
You got me so excited

Lirik menjijikan.
 

"Terima kasih." Seru Luhan saat selesai tampil. Pemuda berwajah malaikat itu tersenyum puas sambil melambaikan tangan dan beberapa kali membungkuk untuk memghormati pengunjung Vics.

Kris yang berada di barisan paling belakang karena ia duduk di kursi bar. Merasa semakin muak dengan tingkah si kelinci licik itu.

Kris tersenyum culas, rasanya sudah lama ia tidak mengerjai kelinci lugu itu. Dan sialnya lagi, kenapa wajah malaikatnya semakin nampak tercetak jelas. Kurang ajar.

 

 

-Deal With Love/Hate-

 

 

"Permisi, maaf Tuan, anda mendapat sebuah undangan." Jingoo menyodorkan undangan bertema klasik nan mewah itu kepada sang Tuan muda keluarga Xi.

"Untukku?" Tanyanya sedikit ragu. Pasalnya tumben sekali ada undangan mampir atas namanya.

"Iya, Tuan." Jingoo mengangguk.

Luhan membuka undangan tersebut dan membacanya seksama.

Luhan terkekeh sambil menampilkan senyum meremehkan yang mana membuat Jingoo penasaran.

"Ada apa Tuan?" Jingoo bertanya dengan begitu hati-hati.

"Tidak ada apa-apa. Kau boleh pergi sekarang." Luhan membuat gesture mempersilahkan Jingoo untuk segera keluar dari kamarnya.

"Baiklah Tuan." Jingoo membungkuk dan pria tegap itu segera undur diri dari kamar Luhan.

Tepat ketika Jingoo menutup rapat pintu kamar Luhan, pemuda berparas bak wanita itu meremas undangan sialan dan membuangnya asal ke lantai.

Kurang ajar kau Kris Wu.

Undangan itu adalah ajakan reuni alumni Upper East Side. Dimana Luhan pernah menghabiskan waktu tiga tahun penuh kebencian terhadap rival abadinya, Kris Wu.

Yang membuat Luhan murka adalah saat melihat perusahaan yang mencetak undangan tersebut adalah salah satu dari anak perusahaan keluarga Kris.

Sudah dapat Luhan pastikan, si keparat Wu itu pasti tengah merencanakan sesuatu yang licik.

Sial.

Membayangkan wajah si stoic tengik itu saja membuat Luhan muak. Apalagi harus bertemu dengannya. Cih, Luhan tidak sudi.

Tapi

Jika Luhan tidak datang, maka ia akan dikira pengecut. Dan si keparat Wu itu akan menertawainya dengan jumawa. Si bangsat itu akan merasa bahwa Luhan takut padanya.

Oh, yang benar saja. Luhan memutar bola mata malas. Lihat saja, jika Kris alias keparat itu memang berniat ingin mengerjainya. Luhan juga akan menyiapkan kejutan yang tak pernah Kris duga sebelumnya.

Luhan tersenyum setan, si wajah malaikat ini juga adalah iblis. Iblis untuk seorang Kris Wu.

 

...

 

"Kau sudah menyebar semua undangannya bukan?" Tanya Kris pada asisten setianya Lee Donghae.

"Tentu saja Tuan," jawab pria yang disapa Tuan Lee itu.

"Termasuk untuk Xi Luhan?" Kris menaikan sebelah alisnya.

Tuan Lee mengangguk, "Sesuai yang anda perintahkan Tuan."

Kris tersenyum culas, didepan matanya ia membayangkan bagaimana ia mempermalukan Luhan si iblis berwajah malaikat itu.

"Oh, aku benar-benar tidak sabar," gumam Kris.

"Ya Tuan?"

"Tidak. Bukan apa-apa." Elak Kris, malas untuk menjelaskan rencana jeniusnya pada si asisten yang tidak tahu sejarah The Chronicle of Kris and Luhan.

"Bagaimana perkembangan mengenai lahan yang akan ku bangun apartemen di Busan?" Tanya Kris mengalihkan topik pembicaraan. Walau sebenarnya otaknya masih membayangkan wajah menderita Xi Luhan.

"Ah, sebenarnya ada sedikit masalah Tuan," Tuan Lee menelan saliva saat tatapan tajam Kris menuntutnya sebuah penjelasan. "Ternyata, tanah yang akan kita gunakan adalah sengeketa. Dan jika kita ingin melanjutkannya maka kita harus menebusnya melalui pihak Bank yang terkait." Jelas Tuan Lee.

"Apa!" Kris menggebrak meja dengan kepalan tangannya yang mana membuat Tuan Lee semakin menciutkan nyali.

"Kau bilang itu sudah tidak ada masalah. Lantas kenapa muncul masalah sialan seperti ini? Siapa makelarnya?" Tatapan tajam Kris siap merobek siapa saja yang berani membuatnya murka.

"Kami sedang memintanya penjelasan. Kurasa dia menipu kita." Lagi, Tuan Lee menelan salivanya susah payah.

"Apa kau bilang? Menipu?" Kris tertawa keras yang mana itu adalah alarm kematian bagi yang mendengarnya. "Kalian yang mengaku sebagai profesional tingkat tinggi kalah oleh seorang pecundang ulung?!" Kris kembali menggebrak meja yang kali ini menggunakan dua tangannya.

"Maafkan kami Tuan," cicit tuan Lee.

"Aku tidak peduli. Kau urus masalah ini secepatnya. Bila perlu suruh mereka menyuap pejabat lokal agar pihak Bank mempermudah prosesnya." Perintah Kris adalah mutlak. Dan mengecewakan Kris adalah akhir dari kehidupanmu. Ya, itu adalah sebuah motto hidup para karyawan yang bekerja dibawah tangan besi Kris.

"Baik Tuan, akan saya laksanakan." Ujar Tuan Lee.

"Dan jangan lupa bereskan makelar tengik itu, buat dia menyesal karena telah menipu kita." Mata Kris berkilat tajam sarat akan kebencian. Ia tidak suka berurusan dengan preman tengik macam itu. Dan cecunguk itu telah berani membuatnya murka. Tikus kotor seperti itu biar para pegawainya yang mengurusnya.

 

 

- Deal With Love/Hate-

 

 

Audi R8 berwarna black matte milik Luhan telah berhenti diseberang Razzmatazz. Club dimana Kris mengundang untuk reuni kecil-kecilan teman SMA-nya.

Luhan tersenyum culas.

Kris, kau mau sebuah permainan bukan? Baiklah. Mari kita bermain.

Luhan meremas kuat stir itu, mewakili si keparat Kris berharap si bangsat itu mati dalam cekikan kuatnya.

Luhan sengaja datang terlambat. Ia berjalan dengan jumawa melewati kerumunan di Razzmatazz. Membiarkan semua orang berdecak kagum dengan penampilannya yang seperti model profesional.

Beberapa predator hidung belang bahkan sempat mengira Luhan adalah seorang wanita. Tapi Luhan membiarkannya, senang melihat hidung belang tengik itu tergoda akan kecantikannya. Bahkan Luhan sempat mengerling pada mereka yang mana membuat salah satu dari mereka bangkit ingin menghampiri Luhan. Tapi Luhan menggoyangkan telunjuknya ke udara. Sebagai tanda tidak.

Luhan berjalan menuju ruangan VVIP club itu. Ia yakin seratus persen bahwa teman-teman sekolahnya sudah berkumpul disana.

Oh, apakah Luhan sudah bilang bahwa yang dimaksud dengan teman-teman sekolah bukanlah artian secara harfiah dimana seluruh ratusan alumni berkumpul disini? Jawabannya adalah si bangsat itu hanya mengundang teman-teman tertentu yang berjumlah 12 orang termasuk Luhan. Ke-12 orang itu dulunya adalah anggota Elite. Sebuah klub paling eksklusif di Upper East Side.

Dua orang bodyguard berbadan tegap dan berotot nampak menjaga pintu besi dimana didalamnya semua teman-temannya menunggu.

Tanpa sepatah katapun, Luhan langsung menyodorkan undangan yang sudah lusuh sehabis diremas tempo hari olehnya.

Tanpa protes kenapa begitu kusut undangan tersebut, salah satu bodyguard itu membukakan pintu untuk Luhan.

Saat pertama masuk, Luhan disambut oleh lorong berukuran satu setengah meter dengan lampu neon hijau, biru dan merah. Setelah berjalan sepanjang 12 meter barulah sebuah ruangan besar dengan interior super mewah menyambut penglihatan Luhan.

Lantai yang menyala seperti neon itu nampak begitu indah dan menyilaukan.

Luhan mendongak dengan ponggah menatap kesebelas teman-teman yang lain. Mereka semua menatapnya takjub. Tatapan pemujaan, dan juga kekaguman. Oh, Luhan sangat menyukainya. Dan diantara mereka tentu saja ada si bangsat Kris. Pria itu tersenyum culas yang terlihat menyebalkan.

Luhan berjalan menuju tempat mereka duduk dan yang lain semakin takjub dengan paras cantik Luhan. Si cantik Luhan duduk tepat bersebrangan dengan Kris.

Kris merutuk setiap gerakan yang dibuat Luhan. Sangat menjijikan dimatanya. Dia tahu kalau si kelinci licik itu ingin ditatap penuh puja dan beberapa pujian.

"Hyung, kau sangat keren." Itu Oh Sehun, member termuda The Elite. Sudah rahasia umum jika si manja ini adalah pengaggum nomor satu Luhan di seantero sekolah.

Luhan memasang senyum ramah. "Terima kasih, Sehunnie."

Kris berdecih dalam hatinya. Sangat muak dengan si manja yang pandai menjilat itu.

"Luhan hyung, ku akui kau memang selalu menawan. Dan ada apa dengan wajahmu?" Tanya Chen.

"Oh, ada apa dengan wajahku?" Tanya Luhan heran.

"Kau semakin cantik." Ujar Chen yang mana membuat Luhan men-deathglare si mulut besar itu. Apalagi kesepuluh yang lain seperti menahan tawa. Luhan tahu wajahnya memang bias dibilang cantik tapi jika si mulut bebek tu bicara maka bukan pujian murni yang ia lontarkan.

Hanya Kris yang menatapnya datar. Mata tajamnya menilai paras sang malaikat. Wajahnya seperti porselein, halus dan putih. Bibir tipis yang merah merekah siap untuk dicumbu. Bulu mata yang indah dan jangan lupakan kali ini Luhan mengecat rambutnya berawarna biru torquise dengan paduan warna silver. Sial. Apa dia memakai eyeshadow?

Holy !

Itu membuatnya nampak sangat cantik.

Luhan kemudian tersenyum ramah. "Terima kasih, Chen. Aku tahu kalau aku memang memiliki wajah cantik yang bahkan menjadi idaman beberapa lelaki," Luhan menatap Kris sambil menampilkan seringai tipisnya. "Bukankah begitu, Kris?" Tanyanya tanpa menghilangkan seringai jahatnya.

Damn it! 

Apa dia baru saja menyindir Kris? Hanya Luhan yang tahu tipikal ideal wanita idaman Kris.

Waktu itu, saat jam olahraga selesai. Dan ruang ganti siswa sedang sepi. Kris menghampiri Luhan hanya untuk mengomentari wajah Luhan.

 

"Hei, muka boneka!" Kris memanggil Luhan dengan julukan yang Kris buat sendiri. Luhan memutar bola mata malas mengetahui bahwa si keparat itu baru saja memanggil namanya. Apa dia ingin berulah lagi? Pikir Luhan.

"Kenapa wajahmu seperti wanita, huh?" Tanya Kris sambil mengukung Luhan di deretan lemari loker. Jangan lupakan seringai mengejeknya. Oh, demi apapun itu terlihat menyebalkan dan membuat Luhan murka.

"Apa maksudmu, keparat?" Luhan mengatupkan rahangnya kuat-kuat menahan umpatan dan makian yang lebih banyak.

Kris berdecih. Mata setajam katana itu berkilat marah dan penuh kebencian. "Aku suka wanita berwajah malaikat. Dan berkepribadian lembut," ujarnya.

"Lalu apa hubungannya denganku, hm?"

Kris mendesah keras dengan membuat pose berpikir. "Bagaimana menjelaskannya, ya? Aku ... benci melihatmu." Tekan Kris dengan nada dingin dan menusuk.

Luhan balas memberi deathglare pada Kris. Lalu dengan sekali sentakan, Luhan mendorong tubuh Kris agar menjauh dan berhasil.

"Kau pikir aku peduli?" Luhan menyeringai. "Aku tidak takut sama sekali dengan bajingan seperti dirimu." Jelas Luhan.

Kris juga tersenyum culas. "Baiklah, kalau begitu aku dengan senang hati akan membuat hari-harimu di Upper East Side menjadi lebih berwarna," Sayang. Imbuh Kris dalam hati.

"Terserah."

 

Kris tersenyum culas menatap Luhan yang masih mengejeknya dengan seringai menyebalkan itu.

"Oh, apakah aku sudah bilang bahwa tipe idelaku adalah Luhan hyung versi wanita?" Suho terkekeh geli dengan ucapannya.

"Wow, wow, kita disini bukan untuk membahas kecantikan Luhan hyung bukan?" Chanyeol mencoba mengkoondinir situasi.

Terima kasih Chanyeol.

"Aku setuju dengan Chanyeol hyung." Tutur Tao.

"Lebih baik kita mulai saja, aku benci dengan topik ini. Jangan bilang bahwa kalian tertarik pada Luhan hyung."

Mulut Do Kyungsoo itu. Kurang ajar. Sialan.

Suara tawa kesepuluh orang itu pecah saat mendengar kalimat terakhir pemuda yang disapa D.O itu.

Keparat. Belum apa-apa Luhan sudah dibuat malu. Tangannya mengepal kuat dibawah meja. Dan ia sedikit menunduk.

Kris memperhatikan kesepuluh cecunguk yang sedang tertawa geli. Apalagi si maknae Oh Sehun, Kai, Chanyeol, Baekhyun, Tao dan Chen . Mereka berenam tertawa paling keras.

Kris senang melihat wajah sakit hati Luhan. Pemuda itu berpura-pura bahwa dia tidak masalah diejek seperti itu. Toh, dia memang memiliki wajah cantik yang menyaingi wanita. Pria mana yang tidak tertipu oleh parasnya. Namun, makhluk cantik didepannya itu juga memiliki batang yang sama dengannya dibalik Louise jeansnya.

Kris membiarkan tawa mereka reda sendiri. Senang melihat Luhan dipermalukan bahkan dia belum memulainya. Kris tersenyun culas untuk merayakannya.

"Oh ya ampun perutku sakit." Ujar Chen.

"Aku juga," Sahut Tao.

"Maafkan kami, Lu." Ujar Xiumin, sebenarnya ia tidak enak hati pada Luhan karena ia juga pernah dikira wanita.

"Hey, Kyungsoo-ya seharusnya kau jaga mulut cabaimu itu." Tegur Baekhyun, yang tadi juga ikut terbahak.

"Mianhae hyung." Ujar D.O.

Kai dan Sehun masih terkikik pelan. Sebelum akhirnya deheman Kris membuat mereka berhenti. Dan juga membuat yang lain ikut fokus pada si stoic Wu itu.

"Simpan tawa kalian untuk nanti, teman-teman. Permainan yang sesungguhnya baru akan dimulai."

Bel peringatan sudah berdering di otak Luhan. Bajingan ini, apa yang dia rencanakan?

Kris melirik ke arah Kai yang duduk di ujung kursi. Memberi kode lewat tatapan mata, Kai langsung berdiri setelah mengerti.

"Well, gentlemen. Aku disini akan menjelaskan permainan yang dimaksud oleh ketua kita Kris hyung,"

Semuanya fokus memperhatikan Kai, kecuali Kris yang tengah menautkan kedua tangannya didepan mulut sambil memperhatikan Luhan yang duduk dihadapannya. Otak jenius Kris sedang membayangkan wajah kekalahan Luhan. Dalam bayangan Kris, Luhan terlihat nampak menyesal sudah datang di reuni ini. Oh, what a beautiful imaginary.

“Nama permainannya adalah The Devil’s Cup. Seperti yang kalian lihat, disini ada sebuah cawan emas dan didalamnya terdapat banyak gulungan kertas yang bertuliskan banyak misi dan hukuman juga Truth, Dare, dan Safe.” Kai memperhatikan semua teman-temannya.

“Apa ini seperti kombinasi dari permainan mission or punishment dan truth or dare?” Tanya Lay.

“Yup. Lay hyung kau jenius.” Jawab Kai.

“Lalu apa fungsi safe?” Giliran Baekhyun bertanya.

“Setiap pemain harus mengambil satu dari kertas ini. membaca isinya dan mengikuti perintah dari isi kertas tersebut. Apa kau mendapat misi, menerima hukuman, truth or dare atau safe." Jelas Kai. "Dan yang berhak memberimu hukuman dan menanyaimu untuk truth adalah orang yang duduk tepat di depanmu." Tukas Kai.

Damn!

Luhan menyesali nasibnya. Kenapa harus Kris? Oh, siapa juga cecunguk yang mengatur agar Luhan duduk tepat dihadapan Kris? Luhan melirik kesekeliling berharap menemukan siapa yang sengaja menyisakan kursi sialan ini untuknya.

Luhan menatap tajam Kris seolah dia bisa membakar keparat yang tengah tersenyum culas kearahnya.

Bajingan sialan. Rutuk Luhan dalam hatinya. Tangannya mengepal kuat dibawah meja.

Okay guys, let’s start.” Kris mengerling pada Luhan tanpa menghilangkan seringai jahatnya.

Kai kembali duduk. “Jadi dimulai dari mana?” Tanya Kai.

Kris melirik Oh Sehun yang duduk diujung meja bersebrangan dengan Kai. “Sehun, kau yang pertama.” Tunjuk Kris. Sehun menyambutnya dengan tawa, lalu dengan bantuan Xiumin yang menyodorkan cawan ke Sehun. Si maknae itu mengaduk-aduk isi cawan sebelum akhirnya ia mengambil satu.

Yang lain memperhatikan si maknae. Dan Sehun melirik teman-temannya sambil membuka perlahan isi gulungan itu.

Truth.” Ujar Sehun sambil memamerkan isi gulungannya.

Kris menyeringai, lalu menatap Kai.

“Kai beri dia pertanyaan mematikan.” Ujar Chanyeol. Yang mana membuat sebagian dari mereka terkekeh.

“Sialan kau, Park.” Dengus Sehun.

“Pertanyaan apa kira-kira yang pantas untukmu?” Kai menyunggingkan seringainya guna menggoda si manja Oh Sehun.

“Apa saja, sayang.” Sehun mengerling dan itu nampak menjijikan bagi sebagian dari mereka.

“Oh, sangat menjijikan.” Celetuk Tao sambil memutar bola matanya malas, yang mana membuat Sehun menghadiahkan tatapan tajamnya.

Keep calm dude. Kai berikan saja pertanyaanmu.” Suho mengingatkan Kai dan membuat mereka semua terdiam sambil menunggu pertanyaan Kai untuk Sehun.

"Oh Sehun, be a good boy, okay." Kai menyeringai penuh makna, sedangkan Sehun meraih gelasnya yang berisi gin. "Kapan terakhir kali kau meniduri si Flower Boy Jeon Jungkook?"

Sehun tersedak mendengar ucapan Kai tetapi yang lain justru bergumam ‘O’ secara bersamaan. Kim Kai sialan, dari sekian banyak pertanyaan mengapa dia harus bertanya tentang hal itu. Ingin mati rupanya si manusia hitam itu.

D.O yang berada disampingnya, berbaik hati untuk memberi Sehun air hingga si maknae itu bisa tenang.

"Keparat kau Kim Kai." Umpat Sehun. sedangkan Kai nampak nyengir tanpa dosa.

"Jeon Jungkook? Maksudmu sepupumu itu?" Tao nampak terkejut begitu juga yang lain. Mereka semua tahu bahwa Jeon Jungkook adalah sepupu Oh Sehun.

"Diam kau, panda." Sehun men-deathglare Tao agar pemuda itu diam.

"Kau Kim Kai!" Sehun menunjuk teman yang baru saja bermulut besar, "Aku berkencan dengan Jeon Jungkook? Oh, ayolah ..." Sehun memutar bola matanya malas sambil tersenyum remeh.

"Aku tidak menyebutmu berkencan dengannya, aku hanya bertanya kapan kau terkahir tidur dengan Jeon Jungkook," Kai meralat ucapan Sehun yang mana justru membuat yang lain heboh semakin memojokan Sehun.

Sehun yang malang.

"Aku tidak pernah bermain dengannya." Tegas Sehun.

"Oh ya?" Kai tersenyum culas, "Baiklah, mari kita buktikan." Kai mengambil sebuah remote dan mengarahkannya ke sebuah layar LCD besar yang tepat berada dibelakang Sehun. Ini pertanda tidak baik.

Sehun menatap tajam Kai. Bisa gawat jika si brengsek itu memperlihatkan sesuatu yang bisa membuat Sehun dalam kesulitan.

"Gentlemen, here the show," Semua orang menatap tepat ke layar dan Kai menekan remote itu.

Semua member membulatkan mata mereka saat melihat adegan di layar besar itu. terutama Sehun, wajahnya semakin pucat. Didalam video itu, terlihat Sehun yang tengah melakukan gerakan in-out didalam Jungkook yang tengah menungging didalam sebuah toilet.

"Wow, apa itu?" Gumam Baekhyun setengah takjub dan setengah risih.

"Ini gila," sambung Chen.

"Kau sudah tidak waras Oh sehun, itu sepupumu." Timpal Suho.

"Kau benar-benar predator mengerikan." Sindir D.O. dan masih banyak lagi komentar-komentar teman-temannya. Kris ditempatnya bahkan hampir tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Dan si predator Oh Sehun tergila-gila pada Luhan?

Bajingan ulung itu memang bahaya rupanya. Diam-diam Kris mencuri pandang pada Luhan. Lalu ia kembali melihat video itu dan otak gilanya membayangkan bagaimana jika Luhan berada pada posisi Jungkook yang tengah di kerjai Sehun.

Oh tidak. Membayangkan si manja itu menggerayangi tubuh Luhan itu dua kali lebih membuatnya muak daripada adegan yang ia lihat. Kris tidak rela.

Ini mimpi buruk. Sehun bisa didepak dari dalam daftar ahli waris jika keluarganya tahu tentang skandal ini. Darimana si penghianat mendapatkan video laknat itu.

Sialan kau Kim Kai.

"Apa maumu!" Bentak Sehun, membuat yang lain kembali fokus pada pria pucat itu.

"Apa mauku?" Kai terkekeh, "Siapa suruh memberikan krystal rekaman videoku dengan Kang Seulgi," Kai menatap tajam Sehun. Ini acara balas dendam rupanya.

Sehun tertawa sedang yang lain menyaksikan mereka berdua. "Oh, jadi kau masih kesal, huh? Ayolah Kai ... kau bisa mendapatkan banyak gadis lain dengan mudah."

"Ya, dan kau bisa mencari keluarga baru yang akan menaruh namamu diatas surat wasiat."

Kurang ajar.

"Sialan. Katakan apa yang kau mau?" Sehun semakin muak sekarang.

"Berikan aku Aventador dan Audimu padaku." Kai tersenyum culas.

"Brengsek kau Kai. Kau mencoba memerasku, huh?"

"Ayolah, itu bukan apa-apa bukan? Kau bisa mendapat lebih banyak dari harta warisanmu."

"Kita akan membicarakan ini lagi, setelah ini selesai brengsek."

"Deal." Tukas Kai. Senang melihat wajah kesal Oh Sehun.

"Sehun, tunjuk orang berikutnya." Seru Kris. Dan Sehun yang masih memasang wajah kesal melihat semua teman-temannya sambil sempat memelototi Kim Kai.

Luhan menelan salivanya, ia harap-harap cemas. Begitu juga dengan Kris.

“Berikutnya adalah ... si sialan Park Dobby Chanyeol.” Sehun memberikan cawan itu pada Chanyeol. Kai menghela napas lega bukan dia yang ditunjuk. Walau ia tahu mungkin saja Sehun akan menyiapkan kejutan lain untuk membalas ulahnya barusan.

Tanpa basa-basi, Chanyeol langsung mengambil satu gulungan kertas dan membukanya. “Yes, I’m safe.” Chanyeol memperlihatkan isi tulisan kertas tersebut pada teman-temannya.

“Sial, kau hanya beruntung, Park.” Dengus Sehun.

Game terus berlanjut. Setelah itu Chanyeol menujuk Luhan untuk giliran selanjutnya. Kris memasang senyum culas ke arah Luhan.

Dengan wajah tenang, Luhan mengambil gulungan devil's cup-nya. Membuka perlahan kertas itu dan sedikit terkejut dengan isinya. Chen yang paling peka dan dia langsung berceletuk. "Apa yang kau dapat, hyung?"

Luhan berdehem, melirik semua teman-temannya dan membaca isi kertas tersebut. "Orang yang paling pertama mengangkat tangan akan mendapat ciumanku." Luhan menelan salivanya sementara yang lain membeku beberapa detik sebelum akhirnya suara nyaring Sehun menyadarkan mereka.

"Aku." Sehun mengangkat tangannya tinggi-tinggi di udara. Luhan tersenyum tipis.

Wajah Kris berubah kaku dan tatapannya semakin dingin menatap Luhan. Sehun sudah beranjak, mendekati Luhan.

"Kau benar-benar tidak tahu malu, Oh Sehun." Cibir Baekhyun.

Chen terbahak ditempatnya bersama Tao. "Kurasa dia membutuhkan pelampiasan." Chen semakin tertawa diikuti oleh yang lain.

"Dasar predator mengerikan." D.O. menatap horror ke arah Sehun.

"Luhan ge, kau harus berhati-hati." Peringat Lay.

"Kalian berlebihan. Aku tidak akan mungkin menyakiti Luhan hyung," Sehun berdiri tepat disamping kursi Luhan.

Kris mengatupkan rahangnya. Tao, Chanyeol, Baekhyun dan Chen adalah yang paling bertanggung jawab dalam isi didalam devil's cup itu. Kurang ajar. Siapa yang memberi ijin mereka untuk memasukan hal-hal seperti itu? Dan Lihat, Luhan adalah korban pertama. Si maknae itu akan memanfaatkan situasi. Sialan.

"Luhan hyung," Sehun memanggil Luhan. Dan Luhan seketika berdiri.

Kris ikut bangkit dari kursinya, bahkan dia tidak mengerti refleknya barusan. Sialan, apa yang dia lakukan? Kris merutuki sikapnya.

"Tetap ditempatmu, Oh Sehun." Titahnya.

Luhan dan Sehun menatap Kris. "Hyung, ada apa?" Tanya Sehun.

"Ada berapa banyak hal yang seperti ini?" Kris menatap satu persatu teman-temannya terutama pada geng gaduh alias Chanyeol, Baekhyun, Chen dan Tao.

"Oh, ayolah Kris, ini kan permainan dan kita sudah sepakat. Lagipula bukankah ini The Devil's Cup, huh?" Chanyeol ikut berdiri, mencoba membela.

Luhan kira ini adalah bagian dari rencana Kris, tapi kenapa pria itu nampak tidak terima dengan misi Luhan?

"Bukan seperti ini maksudku,"

"Lalu seperti apa?" Chanyeol menyilangkan tangan. Sementara yang lain satu persatu juga ikut bangkit. "Bukankah, kau suka bermain yang seperti ini, huh? Ada apa denganmu? Jangan bilang sekarang kau berubah menjadi pengecut."

Kalimat terakhir Chanyeol membuat alarm kematian dirinya berbunyi nyaring.

"Tutup mulutmu, sialan." Kris baru sekali melangkah untuk menghajar Chanyeol, namun Tao menghalanginya.

"Cukup ge,"

Sialan, Park Chanyeol benar-benar telah membuatnya murka.

"Hei, Kris kau sensitif sekali ada apa?" Tanya Xiumin.

"Kau berlebihan ini hanya Luhan yang mencium Sehun, bukankah mereka juga pernah melakukannya. Bahkan kau yang menyuruhnya." Ujar Chen membuat Kris ingin sekali menyumpal si cerewet itu dengan tutup busa sampagne-nya. Masa lalu lagi.

"Sudah, ayo hyung lakukan saja." Sehun meraih kedua pipi Luhan.

"Se ... Sehun," lirih Luhan. Merasa panik didalam hatinya.

"Kau benar-benar akan mencium si muka boneka ini, huh?"

Muka boneka? Rupanya dia masih ingat julukan itu.

"Ada apa denganmu, Kris?" Kali ini Luhan bersuara. Kris sadar teman-temannya memandangnya heran. "Jangan bilang kau risih,"

"Oh, Kris ini penjahat wanita, mungkin adegan tabu yang seperti ini dia tidak suka atau ... takut?" Chanyeol menaikan sebelah alisnya. Sudah rahasia umum bahwa si Kris Wu ini adalah gentlemen sejati karena sering merangkak diatas tubuh wanita.

Luhan mengalihkan pandangannya. Kris penjahat wanita. Kalimat itu entah kenapa membuat sesuatu yang tidak nyaman menggelanyar disusut hati Luhan.

"Aku tidak takut." Kata Kris, mempertahankan egonya.

"Kalau begitu kenapa tidak kau saja yang berciuman, huh?" Oh, Chanyeol suka ide ini. Mungkin Kris akan menghajarnya tapi ini adalah kesempatan langka untuk memojokkan sang cassanova.

"Kau gila." Cerca Kris, sambil menatap tajam si bajingan Park Chanyeol.

Gara-gara idenya semua teman-temannya kini ikut-ikutan memprovikasinya. Rencana berubah total.

"Ini hanya tantangan. Dan tidak akan merubah prinsip dan ketertarikan seksualmu. Itu juga kalau kau tidak tergoda," Chanyeol terkekeh.

Darah dikepala Kris mendidih. Apa-apaan ini, beraninya mereka menertawainya.

"Didalam kamusku, tidak ada kata takut." Chanyeol tersenyum culas memperhatikan Kris. "Baiklah, aku terima tantanganmu. Park Chanyeol." Wajah murka Kris memang menakutkan, tapi Chanyeol suka dan membalas tatapan mematikannya dengan sebuah seringaian.

"Bagus. Kalau begitu aku akan menelpon seseorang,"

"Apa maksudmu menelepon?" Potong Kris, menahan jari Chanyeol yang sempat mengetik nomor dilayar ponselnya.

"Aku juga menantang kalian. Siapa diantara kalian yang berani menciumku?" Kris tersenyum culas menatap teman-temannya. Kris tahu, tidak ada yang berani bermain-main dengan seorang Dominan seperti dia.

Kecuali ...

Lewat sudut matanya, Kris melirik kesamping kanannya.

"Apa-apaan itu?" Protes Chanyeol.

"Aku menerima tantanganmu, dan aku akan berciuman dengan laki-laki. Tapi, laki-laki diantara kalian. Siapa yang berani?"

"Itu tidak adil. Kau hanya ingin menghindarinya?"

Tepat sekali.

"Diam kau Park. Aku akan bertanya sekali lagi, adakah diantara kalian yang ingin merasakan bibirku." Kalimat itu terdengar menjijikan bila dipadukan denggan ekspresi wajah Kris yang tengah menyeringai jahat.

"Pastinya bukan aku," D.O yang pertama duduk dikursi. diikuti oleh Lay.

"Tidak tertarik sama sekali." Chen pun kembali duduk. Chanyeol pun sama. Dia tidak sudi.

Semuanya kembali duduk bahkan Sehun juga kembali ketempatnya menyisakan Kris, Luhan dan Baekhyun.

"Sepertinya tidak ada yang tertarik denganmu, Kris." Luhan mengejek si keparat itu dengan senyum meremehkannya. Kris menangkap itu, membuatnya ingin seklai melempar gelas kristalnya tepat ke wajah Luhan.

Luhan berniat duduk, namun matanya tak sengaja melihat Baekhyun yang masih berdiri mematung dengan ekspresi yang sulit diartikan. Jangan bilang si Bacon itu tertarik.

Kris terkekeh, "Jadi kalian tidak tertarik. Baiklah, bagaimana jika kalian berani melakukannya, maka aku akan menyerahkan posisiku sebagai ketua The Elite pada kalian?" Kris kembali menawar. Untuk membuat permainan jadi lebih menarik.

Semua member saling bertukar tatapan. Kerua mereka sudah tidak waras, mungkin ini akan seru jika Kris mencium pria diluar dari member The Elite. Tapi lihat, Kris justru menantang teman-temannya yang lain.

Kris kembali duduk dikursinya sementara Luhan dan Baekhyun masih setia berdiri.

Menjadi ketua The Elite? Kedengarannya tidak buruk juga. Pikir Luhan. Pemuda cantik itu menatap Baekhyun yang juga kelihatan menimbang-nimbang. Sebenarnya apa yang Baekhyun inginkan? Luhan begitu penasaran.

Mata rusa Luhan melihat gerakan kecil Baekhyun, lalu dengan cepat Luhan bergerak lebih dulu. Naik ke atas kursinya dan menggunakan lutut untuk bertumpu diatas meja, Luhan menyambar bibir Kris dengan posisi yang sangat mengejutkan semua mata yang hadir.

Jangan tanya Kris bagaimana jantungnya, tentu pria itu sangat terkejut yang membuat jantungnya nyaris meloncat keluar.

Apa-apaan Xi Luhan? Si muka boneka itu tengah melumat bibirnya dengan sangat seduktif, membuat Kris mulai tenggelam. Sialan, sensasi lidah kenyal Luhan saat menyapu bibirnya membuat juniornya mulai peka.

Sehun terpukau ditempatnya melihat kemampuan kissing habit Luhan. Dia iri pada si Wu itu.

Tidak sengaja Luhan mendesah kecil dan itu tertangkap di telinga Kris. Damn, damn, damn. Kris merutuk didalam hatinya. Dia terpukau dengan ciuman Luhan.

Holy crap!

Luhan meremas kerah kemeja Kris dengan gerakan sensual, sambil lidahnya terus melesak kedalam mulut Kris seolah tidak memberikan Kris kesempatan untuk bernapas barang sedetik. Kris mengerang fustasi dalam batinnya. Dan lebih sialnya lagi, kejantanannya mulai ereksi. Ini harus dihentikan sebelum harga dirinya hancur.

Sebelum Kris mendorong tubuh Luhan, pemuda cantik itu sudah lebih dulu menarik diri. Seharusnya Kris yang membuatnya menjauh. Sial, apa Luhan bisa membaca pikirannya?

Tepukan tangan Chanyeol menjadi ending adegan epic barusan. Dia menatap takjub Luhan yang sudah kembali ketempatnya walau tidak kembali duduk.

"Itu tadi sangat hebat, hyung.," Puji Chanyeol. Sedang Kris mengumpati si tengik itu dalam hatinya.

Chanyeol mendekati kursi Kris, dan ia mencoba meraih zipper Kris dibawah sana.

"Apa yang kau lakukan, sialan!?" Bentak Kris. Iblisnya sudah meraung.

Bukan Chanyeol namanya jika tidak kebal dengan amarah Kris. "Aku hanya memastikan sesuatu. Kai, Sehun bantu aku," pintanya sambil menahan bahu Kris agar tetap menempel di kursi.

"Lepaskan aku, Park."

Sehun dan Kai datang lalu ikut menarik tubuh Kris agar berdiri, setelah berhasil, Chanyeol segera membuka resleting celana Kris dan ketiganya terbahak melihat Kris yang sudah ereksi.

"Lihat, ada yang tegang rupanya." Kata Chanyeol dengan suara bassnya yang nyaring membuat yang lain penasaran dan ikut melihat.

Semuanya menertawai Kris. Si ketua The Elite itu nampak konyol dengan kejantanan yang tegang.

Lihat wajah Kris yang merah samar karena malu dan telinganya bahkan semerah cabai. Luhan bersorak sorai dalam hati.

Luhan tersenyum culas. Puas mengerjai si keparat itu. Tatapan mengejeknya bertemu dengan tatapan benci Kris.

Rencana berubah total. Bukan ini rencananya. Seharusnya Kris yang mempermalukan Luhan, membuat Luhan menyesal telah datang di pertemuan ini. Ah sial, sepertinya dewi fortuna tengah berpihak pada si wajah boneka itu.

Sudah cukup, dia sangat murka sekarang. Xi Luhan harus membayarnya sekarang juga.

"Menyigkir dariku, keparat." Dengan sekali gerakan, Kris berhasil melepaskan cengkraman kedua cecunguk itu. Dan membenarkan zipper­-nya. Walau gerakan itu justru semakin terlihat memalukan.

Kris menatap tajam Luhan dan ia mengampirinya. mencengkram kuat tangan Luhan lalu membawanya pergi. Meninggalkan yang lain yang masih menertawainya.

Brengsek, ini semua karena kau Xi Luhan. Lihat saja kau akan membayar atas rasa maluku.

Kris tersenyum setan sambul terus menarik Luhan. Mata setajam katanya berkilat penuh dendam.

 

 

Luhan berniat melangkahkan satu kakinya ke aspal saat ia tak menyadari mobil dengan kecepatan tinggi melaju kearahnya. Kejadiannya begitu cepat saat kendaraan itu melaju kencang tepat didepannya.

Luhan hanya bisa membulatkan matanya, otaknya masih memproses apa yang terjadi barusan.

“Apa kau sudah tidak waras, huh?”

Luhan menyingkirkan tangan yang berada di depan dadanya dan berbalik menatap ke arah pemuda tinggi dengan surai blonde-nya. Dan jangan lupakan tatapan tajamnya.

“A … aku—“ Belum sempat Luhan menjelaskan tapi pemuda dingin itu sudah lebih dulu berlalu dan ia memperhatikan kemana si tampan pergi. Ternyata dia menuju sebuah sedan Aston Martin dimana seseorang membungkuk padanya.

Bahkan pemuda itu tidak menoleh ke arah Luhan sebelum masuk kedalam mobilnya. Dan pria yang menyambut pemuda itu berjalan menuju kursi kemudi dan membawa sang cassanova itu menjauh.

“Apa dia baru saja menyelamatkanku?” Gumam Luhan sambil emnyentuh dadanya yang masih bergemuruh karena syok.

“Dia …”

 

 

To Be Continued ....

 

FF ini statusnya very slow update ya guys ... terima kasih sudah mampir dan baca ^^

Oh iya, gimana sama cara nulisku? Ada yang beda? Iyaaa haha lebih gimana gitu lol. Sebenernya inilah yang saya suka. Cara menulis yang seperti ini. Saya punya author paling favorit dan dia inspiratorku banget. Aku suka baca tulisannya dia, cara dia nulis itu lebih ke feel nya sih wah pokoknya aku suka banget. Walauohn tulisanku gk sebagus dia atau author yang lain, taoi aku harap kalian masih nikmayin karya ku hehe ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ExoKrisHan1990
#1
Sambung.
ExoKrisHan1990
#2
Chapter 2: Cepat sambung Chapter selanjutnya.
xiousyu9 #3
Chapter 2: Ditunggu kelanjutannya...seru nih
vivie_galaxyluhan #4
Chapter 2: Yaaaaahhhhhhhh
Ditunggu chapter selanjutnya,,
yupsyupi
#5
Chapter 2: Wuihh lanjut juga ternyata...

Nunggu lg nih buat drama krishan selanjutnya..hahaha

(**sabar..)
kannykim
#6
Chapter 2: Yuhuuuuuu!!! Akhirnya dilanjuttttt! Wehh rasanya gak rela deh klo chap depan tamat. Pengennye agak dipanjangin lagi tapi klo dari sononya cuma segitu ya udah no problem ^^

Next chap jan lama2 ya plisss ^^
vivie_galaxyluhan #7
Chapter 1: wahhhhhh hmmmmm
buruann lanjutinnnn
hahah
itu si rusa cantik mau dibawa kemana???
sama abang cakep,,
tar kris jadi belok lagi pindah haluan,hahhaah
baperrr nih ada ot12
fulgensius #8
Chapter 1: Woah ada ff krishan baru, critanya keren,benar2 lain dri ff krishan yang lain, apa lagi sekarang style kris ala2 bad boy karena mv july nya lebih semakin menarik, lebih semakin tertarik dengan ff nya, keep writing author !! Kami readers setia ff krishan keep waiting next chap :v fightinh author !!
kannykim
#9
Chapter 1: Asikkkk ada epep krishan baru lagi!!!!
Suka ama ceeritanya. Plisss lanjutin lagi klo bisa panjangin lagiiiiiiiii
yupsyupi
#10
Chapter 1: Ehmmm gimana kl ff ini di rated m aj di katagori di aff sininya