Love Me, Right?

Wrongful Meeting
Please log in to read the full chapter

Kim Taeyeon pov

"Kumohon jangan tinggalkan aku taeyeon-a.."

Suaranya yang pelan hampir tak terdengar tapi itu bisa membuatku merinding, rasanya dia memanggilku benar benar untuk kelangsungan hidupnya.

"Jiyong-ssi? Apa kau sudah sadar?" Kataku

Dia tak memberi respon apapun

Aku mendekatkan wajahku ke telinganya
"Apa kau sudah baikan?" Tanyaku sekali lagi

"..." katanya tapi aku tak bisa mendengarnya

"Tidurlah lagi, biar ku panggil dokter" ucapku lalu menjauh dari ranjangnya

"Kim taeyeon" panggil seseorang dari arah pintu masuk

Wanita itu mendekatiku lalu menatap mataku curiga.

"Apa yang kau lakukan disini" tanyanya

"Kau, apa yang kau lakukan disini" tanyaku

"Aku? Aku.. mau menjenguk jiyong oppa" jawabnya

"Jessica, berhentilah menemuinya. Kau yang melepaskannya! Berhenti membuatnya menderita" jelasku

"Dengar, pertama ini bukan urusanmu. Kedua kau bukan siapapun diruangan ini. Sebaiknya kau keluar" katanya

"Aku tak ingin membiarkanmu tetap disini. Jiyong-ssi akan merasa tak nyaman" jawabku sambil menarik tangannya

"Jessica.." suara serak itu memanggilnya

"Lihat, dia menginginkanku" sica melepaskan tanganku keras lalu pergi duduk di samping ranjang jiyong.

Aku keluar dari ruangan itu, dan duduk di kursi yang tersedia di sepanjang koridor. 
"Pemandangan macam apa itu" gumam ku

"Kenapa perasaanku kotor sekali. Tiba tiba aneh" lanjutku.

Ini terjadi begitu saja, mendengarnya memanggil nama sica sedikit membuat hatiku.. tergelitik? 

"Kenapa kau diluar?" Yongbae mendekatiku

"Ada tamu di dalam" jawabku

"Jessica?" Tanyanya

Aku hanya mengangguk

"Biarkan dia, itu yang paling dibutuhkan jiyong sekarang." Ucapnya.

Kim Taeyeon pov end

Sica mendekati jiyong, lalu duduk di sampingnya. Memperhatikan lelaki itu terkulai tak berdaya karenanya membuat sica meneteskan air mata.

"Kenapa kau melakukan ini, Ji?" Sica memegang tangannya

"Aku merindukanmu, J" jiyong menjawabnya walau dengan suara yang lemah

Sica menggelengkan kepalanya
"Jangan bicara, aku yang akan bicara hari ini. Jadi diamlah dan dengarkan aku" katanya.

"Aku juga merindukanmu. Bohong kalau aku mengatakan tidak. Tapi apa yang bisa ku perbuat jika semuanya telah berubah? Kadang aku teringat apa yang telah kita lewati, tapi apa yang bisa ku lakukan jika kini semuanya hanya tinggal kenangan kita berdua? Hidupku memang tak lengkap tanpamu, Ji. Tapi jika untuk melengkapi itu aku harus merusak hidup orang lain. Aku lebih memilih untuk menjalani apa yang ada sekarang" Jessica mengucapkannya dengan lancar. 
"Cinta? Sejak awal jatuh cintaku itu padamu, tapi di akhir aku harus memberikannya pada orang lain" lanjutnya.

"Kumohon, jangan lakukan ini lagi kalau kau tak ingin melihatku gila. Dan cepat lah pulih" jessica mengucapkan kalimat terakhirnya sambil berusaha melepaskan genggaman tangan jiyong.

"Lepaskan aku" ucapnya.

Jiyong menarik tangannya, mendekatkan jessica ke hadapannya lalu mengecup bibirnya.

"Jiyong-ssi ayo kita ma-" suara itu terhenti.

Jessica mendorong pelan tubuh jiyong, lalu segera pergi keluar.

"a- ah- um- maaf a-aku.. aku tak bermaksud untuk melihat i-itu.. kalau begitu aku.. a-aku ada diluar jika kau membutuhkan ku" kata taeyeon gugup lalu keluar dari kamar itu.

Kwon Jiyong pov

Aku sudah tersadar sejak yongbae meminta taeyeon untuk menemaniku. Tapi aku tak ingin yongbae merasa malu, jadi aku tak membuka mataku.

Aku sadar, ini tak harus ku lakukan, tapi rasa sakit hati itu hilang saat aku hilang kesadaran. Aku tak merasakan apapun.

Ku lihat air mata yang turun dari matanya. Sorot mata yang tak pernah ku lihat sebelumnya, dia tak mengasihaniku. Dia berbagi kesedihan denganku.

Dia menatap wajahku lekat lekat, lalu mengukur suhu tubuhku dengan punggung tangannya. Perasaan hangat yang baru ku rasakan kembali.

Taeyeon mengganti perbanku, dia bahkan tak merasa jijik saat melihat luka luka di tubuhku. Dia dengan terapti mengganti perban yang sudah kotor dan mengobati lukaku.

Tangannya begitu lembut dan hangat, membuatku ingin menggenggamnya. 
Ku letakan tangan itu di wajahku.

Suara ku yang habis tak sanggup lagi memanggil namanya. Aku hanya memohon untuknya jangan pergi.

Raut wajahnya menunjukan bahwa dia mengkhawatirkan aku. Tapi ada satu pertanyaan dalam fikiranku. 
Apa yang dia lakukan disini?.

Aku sudah terbangun saat sica datang dan langsung memegang tanganku dengan berurai air mata. Tapi apa yang membuatku terluka adalah, dia walaupun tlah melihatku seperti ini karenanya, dia tak akan kembali padaku.

Karena aku tahu itu, aku hanya ingin memberinya hadiah terakhir dariku, kecupan singkat dibibir mungilnya. Ku kukuhan, ini untuk terakhir kalinya. Dengan ini aku akan melepaskannya.

And, great timing. Taeyeon melihat kami sedang berciuman. 
Great! What an awkward situation.

"a- ah- um- maaf a-aku.. aku tak bermaksud untuk melihat i-itu.. kalau begitu aku.. a-aku ada diluar jika kau membutuhkan ku" katanya sambil buru buru berjalan keluar ruangan.

Please log in to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
JiyongTheG2 #1
Chapter 10: Sorry, I mean next story :3
JiyongTheG2 #2
Chapter 10: AWESOME <3
Tae such a teaser, mengontrol Dragon..
Thanks Author-nim, fighting for update ASAP!!! ^^
haifaamahfuzah #3
Chapter 1: gtae moment please :) fighting author
JiyongTheG2 #4
Chapter 1: It's good.. mungkin stelah ini Author-nim bsa mnulis tntang Tae mulai mngenal G, dan G mulai mngenal Tae krena Tiff ^^
Thanks, fighting for next chapters, update ASAP!! :3