1288

1288 - This Place is a Paradise Only If You’re Here
Please Subscribe to read the full chapter

2016/07/03: First beta, ada sedikit perubahan kecil.

2016/11/01: Second beta, perombakan besar. Harap dibaca ulang.

Act 1

Kyungsoo menghela napas. Tatapannya kembali menatap pintu kayu didepannya.

1288.

Kyungsoo ingat ketika pertama kali menyewa apartemen ini bersama Jongin, dirinya merasa beruntung karena pemilik apartemen memberikan kunci bertuliskan 1288.

12 adalah angka kesukaan Kyungsoo.

88 adalah angka kesukaan Jongin.

Kyungsoo dan Jongin tertawa ketika melihat kunci apartemen yang akan mereka tinggali. Sebuah hal yang tidak disengaja. Bahkan Kyungsoo dan Jongin sempat berpikir bahwa unit 1288 adalah pertanda mereka ‘berjodoh’.

Kyungsoo tersenyum miris mengingat hal itu. Mengingat betapa naifnya mereka dahulu. Mengingat bagaimana mereka menyusun masa depan tanpa berpikir dua kali. Sungguh naif.

Lelaki berponi itu membetulkan letak jaket rajut yang terpasang ditubuh mungilnya, sebelum tangannya menyentuh gagang pintu stainless di depannya yang terasa dingin. Sambil tangan yang satunya memencet tombol-tombol sandi yang ada di atas gagang itu, mencoba membuka pintu apartemen tersebut,

121401.

Cklik!

Lampu led hijau menyala dari atas gagang membuat Kyungsoo tersenyum miris.

Jongin belum mengganti sandi pintu apartemen itu.

 

 

Act 2

Do Kyungsoo adalah seseorang yang disiplin, mandiri, dan terencana. Ia tidak suka sesuatu yang mendadak, terburu-buru apalagi tidak dipikirkan secara matang. Dirinya juga adalah seseorang yang cenderung tenang dan objektif. Do Kyungsoo melihat segala sesuatu dari semua arah, memutuskan segala sesuatu dengan berbagai pertimbangan matang, karena menurutnya everything happens for a reason. Ada alasan dibalik semua yang terjadi di dunia ini.

Kim Jongin beda lagi, Kim Jongin adalah definisi dari urakan dan kacau. Semua hal dalam hidupnya dilakukan dengan spontan. Kim Jongin adalah orang yang sangat terbuka, mudah bergaul, percaya diri namun tidak pernah berpikir dalam melakukan sesuatu. Kim Jongin juga orang yang sangat ambisius, dalam meraih sesuatu, ia tidak akan berpikir dua kali. Karena itu, Kim Jongin bisa mendapatkan hati seorang Do Kyungsoo, tidak peduli seberapa banyak orang berkata bahwa dirinya akan sia-sia mengejar kakak kelasnya itu.

Do Kyungsoo adalah seorang yang bisa kau sebut sebagai ideal dan sebagai ‘cowok protagonis dalam komik’. Seperti kebanyakan cowok protagonis dalam komik, Do Kyungsoo adalah tipe ketua OSIS yang dihormati dan disanjung hampir seluruh isi sekolah. Tubuh mungilnya tidak lantas membuatnya lemah. Sebagai ketua OSIS, Do Kyungsoo memiliki wewenang yang membuat semua siswa patuh padanya. Namun, Do Kyungsoo sendiri beranggapan bahwa dirinya bukan tokoh ‘protagonis’, Do Kyungsoo beranggapan bahwa dirinya adalah tokoh antagonis yang akan menunjukan sikap aslinya tak lama lagi (yang tentu saja hal ini ditertawakan oleh Baekhyun).

Kim Jongin adalah tokoh heroin laki-laki dalam komik. Tinggi, tampan, eksotis dan pastinya jago olahraga. Posisinya sebagai seorang quarterback dalam football, lantas juga membuat dirinya sebagai seorang quarterback dalam persoalan cinta. Pria, wanita, siapapun memujanya dan siap melemparkan dirinya ke Kim Jongin kapanpun dan dimanapun Kim Jongin inginkan.

Tetapi ada satu orang yang tidak sekalipun tertarik melakukan itu. Do Kyungsoo tidak akan melemparkan dirinya pada seorang Kim Jongin.

Do Kyungsoo bisa dibilang muak dengan Kim Jongin. Daftar hitam dalam buku Kendali Siswa Do Kyungsoo dipenuhi nama Kim Jongin.

Kim Jongin. Kim Jongin. Kim Jongin.

Nama itu membuat Do Kyungsoo sakit kepala. Setiap hari selalu saja Byun Baekhyun, sekretasi OSIS membawa kertas pelanggaran yang berisikan pelanggaran yang dilakukan Kim Jongin,

Senin - Kim Jongin melempar bola football ke kepala Lee Taeil.

Selasa - Berisik di koridor saat pelajaran berlangsung bersama Park Chanyeol dan Oh Sehun.

Rabu - Membuat keributan di kantin bersama Park Chanyeol dan Wu Yifan.

Kamis - Merusak fasilitas telepon koin sekolah.

Jumat - Mencontek Kim Minseok saat ulangan fisika.

Do Kyungsoo memegang kepalanya yang berdenyut. Setiap hari Kim Jongin dan teman-temannya berulah, setiap hari lah Kyungsoo harus memberikan tugas hukuman kepada mereka, terutama Kim Jongin yang dipercayai para guru untuk dibina oleh Do Kyungsoo.

Kenapa tidak orang lain saja yang disuruh menghukum anak ini? Kenapa tidak guru saja yang memberi hukuman?

Disaat kepalanya masih berdenyut sakit, pintu ruang OSIS pun terdengar diketuk,

"Masuk." ujar Do Kyungsoo sambil tetap memegang kepalanya sekaligus menulis nama-nama pembuat onar dalam buku Kendali Siswa-nya.

Kim Jongin, dengan rambut yang kali ini diberi warna merah muda, langsung duduk di depan Do Kyungsoo seakan sudah biasa dipanggil ke ruang OSIS pada jam pulang sekolah.

“Jadi, apa hukumanku hari ini?” tanya lelaki yang lebih muda sambil mengunyah permen karet dan duduk santai di kursi depan meja Do Kyungsoo.

Do Kyungsoo tidak menjawab, matanya masih sibuk membaca nama-nama siswa pembuat onar sekaligus menulis catatan kecil di pinggir nama mereka mengenai tugas hukuman mereka. Setelah sekitar 5 menit, akhirnya Do Kyungsoo menutup buku tersebut dan menatap Kim Jongin,

"Hari ini kau mencontek Kim Minseok."

Kim Jongin memainkan pulpen yang digunakan Kyungsoo, sambil berkata "Bukan salahku jika aku tidak bisa mengerjakan soal fisika."

Do Kyungsoo menghela napas, "Itu bukan alasan untuk menyontek, Kim Jongin. Kau harus belajar untuk bisa mengerjakan soal fisika."

Kim Jongin hanya tertawa pelan.

"....lagipula, kalau kau ingin menyontek, menyonteklah secara profesional. Jangan menyulitkan dirimu untuk setiap hari datang ke ruang OSIS hanya untuk menjalankan hukuman." lanjut Do Kyungsoo malas.

Laki-laki bersurai merah muda itu mengetuk-ketuk pulpen ke meja pelan, "Do sunbaenim, Do sunbaenim..." Kim Jongin mengucapkan nama Do Kyungsoo dengan nada lalu berhenti mengetuk pulpen, "Kau pasti sudah tahu alasan utamaku kan? Kenapa masih bertanya?"

Do Kyungsoo menatap mata Kim Jongin tanpa ekspresi. Sedangkan Kim Jongin membalas tatapan Do Kyungsoo seakan menantang laki-laki kecil itu sambil ia meniup balon dari permen karet yang ia kunyah. Dalam hati, Do Kyungsoo menggeram marah karena lagi-lagi dengan berani Kim Jongin meniup balon dari permen karet. Do Kyungsoo sudah lelah memperingatkannya untuk tidah mengunyah permen karet di ruang OSIS.

Do Kyungsoo juga sudah lelah meladeni lelaki di depannya. Lelah dengan semua hal yang berhubungan dengan lelaki ini. Do Kyungsoo tidak mau lagi berhadapan dengan lelaki ini.

Setelah diam beberapa saat, setelah beberapa pertimbangan dilakukan di dalam kepalanya. Jika keputusan yang ia buat bisa menghentikan Kim Jongin, ia akan melakukannya dengan senang hati.

"Kapan?"

Kim Jongin kini menyeringai kecil.

 

-2 bulan yang lalu-

"Ini sudah ketiga kalinya kau menghancurkan properti kelas. Boleh ku tahu alasanmu kali ini?"

"Masih sama."

"Maksudmu?"

"Kencan, Do Kyungsoo  sunbaenim." Jongin memajukan dirinya,

"Kau. Aku. Kencan."

 

 

Act 3

Aroma vanilla dan musk memasuki rongga pernapasan Do Kyungsoo. Aromanya masih sama saat Kyungsoo terakhir kali menginjakkan kakinya di tempat yang dahulu ia sebut rumah.

Semuanya masih tertata seperti terakhir kali Kyungsoo berada disini. Meja televisi yang Kyungsoo beli dengan uang hasil part-time masih setia menjadi tempat bersadar bagi televisi dan tumpukan cakram optik film dan drama yang dahulu suka ia tonton bersama Jongin. Sofa cokelat kumal yang Jongin beli dari toko loak masih setia duduk berhadapan dengan meja televisi. Sofa tersebut memang sudah lapuk tetapi Jongin menyukainya.

Kaki-kaki kecil Kyungsoo mengarah pada dapur apartemen itu. Dirinya masih menemukan kompor, microwave, dan benda-benda lainnya tertata seperti apa yang Kyungsoo lihat terakhir kalinya. Perbedaan yang paling ketara adalah dapurnya terlihat rapi, sepertinya Kim Jongin jarang menggunakan dapur ini.

Dapurnya. Kyungsoo tersenyum kecil mengingat betapa seringnya ia menghabiskan waktunya di dapur ini. Memasak sarapan dan makan siang, memasak makan malam. Diwaktu luang, Kyungsoo akan membuat cupcake, atau cookies jika Baekhyun dan Chanyeol berencana main ke apartemen, atau kimchi bokkeumbap ketika lebih banyak orang datang ke apartemen.

Tahu Jongin tidak akan kembali dari kantor sebelum matahari terbenam, Kyungsoo mempergunakan waktunya untuk kembali melihat-lihat apartemen tersebut sebelum mengambil semua barangnya yang tertinggal. Kali ini, kaki Kyungsoo berjalan ke arah kamar Jongin.

Kamar Jongin. Aneh menyebut kamar yang dulu ia sebut kamar bersama, kini menjadi kamar Jongin seorang diri.

Kyungsoo menggengam kenop pintu dengan erat hingga buku-buku jarinya terlihat memutih. Kamar ini adalah tempat yang paling banyak menyimpan memorinya bersama Jongin. Kamar ini adalah saksi bisu dari segala percintaan dan pertengkaran yang terjadi di dalam hubungan mereka. Di kamar ini juga Kyungsoo memutuskan untuk meninggalkan Jongin. Tetapi, di kamar ini juga Kyungsoo memutuskan untuk menyerahkan dirinya kepada Jongin.

Lelaki kecil itu kini memutar gagang pintu dan aroma lain langsung masuk ke dalam inderanya. Aroma yang sangat tidak asing. Aroma floral. Parfum Kyungsoo.

Kyungsoo mengerenyitkan dahinya, aneh, setelah hampir 1 tahun berpisah dari Jongin, aroma parfum milik Kyungsoo masih tercium dari kamar ini. Kakinya beranjak masuk ke dalam ruangan penuh kenangan itu. Matanya menatap tiap sudut ruangan itu. Semuanya sama tertata seperti terakhir kali Kyungsoo melihatnya, tetap sama. Kecuali sprei berwarna merah yang Kyungsoo tidak pernah lihat sebelumnya. Semuanya sama. Letak kasur, lemari baju, dan lemari barang-barang lainnya.

Mata Kyungsoo kini beralih ke sesuatu yang menarik diatas lemari kecil yang terpasang di ujung ruangan. Dahulu, diatas lemari kecil itu terdapat pigura-pigura foto dirinya dan Jongin, yang kini diganti dengan piala-piala terbaik yang Jongin dapatkan ketika masih sekolah yang sebelumnya diletakkan di lemari dekat dapur. Rata-rata piala tersebut adalah piala yang Jongin dapatkan ketika tim football-nya memenangkan pertandingan.

Kyungsoo meraba salah satu piala yang ada diatas lemari kecil terseut dan ingatannya kembali ke masa lalu.

 

 

Act 4

Do Kyungsoo benci pembuat onar.

Do Kyungsoo benci pembuat onar yang membuang-buang waktunya.

Do Kyungsoo benci Kim Jongin yang membuang-buang waktunya.

Tetapi, pada akhirnya Do Kyungsoo menyetujui ajakan kencan Kim Jongin untuk keempat kalinya. Ya, keempat kalinya. Setelah Jongin berjanji padanya bahwa ia akan berhenti berbuat onar jika Kyungsoo menyetujui ajakan berkencan dengannya, Kyungsoo mau tidak mau setuju. Daripada aku harus lembur di ruang OSIS menulis laporan tentang hukuman untuk Kim Jongin, ujar Kyungsoo dalam hati. Namun, setelah kencan pertama, Kim Jongin merasa serakah. Lelaki berkulit sawo matang itu mengancam Kyungsoo bahwa dirinya akan berbuat onar lagi jika Kyungsoo tidak mau diajak kencan lagi.

Jadi, disinilah Kyungsoo berada.

Hari ini, Jongin mengajaknya ke sebuah taman yang tidak jauh dari pusat Itaewon. Kyungsoo duduk di sebuah kursi taman sambil menunggu Jongin pergi memberi corndog untuk mereka. Sampai sekarang Kyungsoo masih berpikir mengapa ia mau saja menukar waktunya yang berharga demi ajakan kencan konyol dari Kim Jongin. Tetapi, mengingat Kim Jongin yang akan kembali berbuat onar jika Kyungsoo menolak ajakan kencannya membuat Kyungsoo terpaksa mengikuti semua hal-hal konyol yang ada di kepala Kim Jongin. 

Sebenarnya, kencan-kencan yang selama ini ia lakukan bersama Kim Jongin tidak terlalu buruk. Jongin memperlakukannya sangat baik selama kencan mereka, 180 derajat berbeda dari apa yang Jongin gambarkan tentang dirinya di sekolah.

Dalam 3 kali harinya dihabiskan bersama Kim Jongin, Kyungsoo dapat menyimpulkan bahwa Jongin adalah orang yang baik dan humoris. Do Kyungsoo juga melihat bahwa Kim Jongin adalah orang yang apa adanya. Jongin tidak pernah berpura-pura. Jika Jongin tidak menyukai makanan yang mereka makan saat kencan, Jongin akan bilang kepada Kyungsoo. Jika Jongin tidak mengerti tentang sesuatu, ia akan meminta Kyungsoo menjelaskannya. Jika Jongin sedang tidak bosan, ia akan meminta Kyungsoo bercerita disela-sela kencan mereka. Kim Jongin yang di depannya saat kencan bukan Kim Jongin yang berlaga sok keren, yang bandel, dan Kim Jongin Kim Jongin lain yang biasa ia tunjukkan di sekolah. Tetapi hanya Kim Jongin, bocah berumur 17 tahun yang rindu dengan ddeobokki buatan kakak perempuannya.

Yang dapat Kyungsoo ingat dari cerita-cerita Jongin di sela-sela kencan mereka adalah, Jongin memiliki satu kakak perempuan yang sudah menikah dan 3 ekor anjing pomeranian yang sekarang di rawat kakaknya karena ibu Jongin yang alergi terhadap bulu binatang. Jongin juga bercerita bahwa kesukaannya pada football ketika dahulu tak sengaja ia menonton acara football di televisi. Jongin menyukai ddeobokki yang dibuat oleh kakaknya, setiap minggu pasti samgyeopsal di sebuah kedai makanan di Myeongdong bersama teman-temannya dan suka sekali klub sepakbola Chelsea. 

Entah mengapa, dengan semua fakta yang ia dapatkan dari Jongin membuat Kyungsoo sedikit lunak kepada laki-laki yang lebih muda darinya itu. Walaupun dirinya masih membenci lelaki sawo matang tersebut, Kyungsoo kini berusaha bersikap lebih baik terhadapnya. Kyungsoo menyadari bahwa Jongin juga merupakan manusia yang mempunyai sisi yin dan yang masing-masing. Disaat pikirannya sedang menerawang, Kyungsoo mendengar suara nyalak anjing dari sebelah kirinya membuat Kyungsoo tersadar,

Jongin dengan senyum lebar dan sebuah kantong makanan di tangan, menggendong seekor anjing peking berwarna putih gading. Jongin duduk di sebelah Kyungsoo, memberikan kantong makanan pada Kyungsoo sambil tetap menggendong anjing kecil tersebut.

"Kau dapatkan dari mana anjing itu?" tanya Kyungsoo setelah menaruh kantong makanan di sebelahnya.

Jongin mengelus-elus kepala anjing tersebut, "Di dekat foodtruck corndog tadi. Dia kelihatan lapar jadi aku membeli 3 corndog, satu lagi untuk anjing ini." Jongin lalu memangku anjing tersebut dan mengeluarkan 2 corndog, satu ia berikan kepada Kyungsoo dan satunya ia berikan kepada anjing peking tersebut.

Sambil menggigit ujung sosis corndog, Kyungsoo me

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
sehunaconda
3/7/2016 edit beberapa scene dalam cerita

Comments

You must be logged in to comment
ayaexoari
#1
Chapter 4: thor bikin kaisoo happy ending ya!!!!!
byunnieyeol #2
Chapter 4: ...tbh agak bingung sama ending nya but overall ini bagus sih:))
suka sama konflik nya walau ya aku msh bingung sama kelanjutan hubungan Jongin dan Kyungsoo. kalau sekiranya kamu mau bikin lanjutannya jgn lupa diperjelas gimana hubungan Jongin dan Kyungsoo dan apakah mereka bakal ketemu-baikan atau ngga. keep it up!
LittleJasmine #3
Chapter 4: mana doooong lanjutannya? kaisoo gantung nih
LittleJasmine #4
Chapter 3: kyaaaa padahal dikit lagi kaisoo ketemu
LittleJasmine #5
Chapter 1: Jongin selingkuh sih... sakit tau diselingkuhin itu!
salsart #6
Chapter 4: kyungsoo luuucuu....:)
jekyung12 #7
Chapter 3: Please lanjut ceritanya. Jangan gantung gini. Bikin kaisoo happy ending please