Misteri Shio

Cold Princess & Her Butler
Please Subscribe to read the full chapter

         Seminggu sejak insiden di perjodohan itu, shio selalu bersikap dingin pada ji ae. Ia tidak marah, mengeluh atau pun membahas masalah di perjodohan itu dan hanya diam membisu, berbicara seperlunya dengan wajah tanpa ekspresi.

Bahkan sore itu ketika ji ae minum teh di kebun mawar miliknya, shio hanya berdiri mematung tidak jauh di belakang ji ae yang sedang duduk, tanpa mengatakan apapun.

“shio.. apa kau masih mar..”ucap ji ae terpotong saat seorang namja tiba-tiba saja berlari ke arahnya dan memanggil namanya dengan lantang.

“JI AE.. aku merindukanmu...” ucap namja itu sembari memeluk erat ji ae yang duduk di kursinya.

“L ..”ucap ji ae kaget sembari melihat namja itu.

“bagaimana kabarmu? Aku benar-benar mau mati rasanya karena merindukanmu.” Ucap L sembari mengeratkan pelukkannya.

“ehem..”shio batuk sembari melihat kearah L yang memeluk ji ae dengan erat.

“siapa dia? Apa dia pengganti Gin.” Tanya L sembari melihat ke arah shio.

“ya.. dia shio butler pribadiku yang baru.” jawab ji ae. “ngomong-ngomong... L aku tidak bisa bernafas jika kau memelukku erat seperti ini terus. Apa kau ingin melihatku pingsan karena kehabisan oksigen?” lanjut ji ae.

“ah.. benar juga.” Ucap L sembari melepaskan pelukkannya. “aku sudah banyak mendengar tentang kehebatan butler barumu yang melebihi Gin. Tapi.. apa kau yakin kalau dia ini memang seorang butler? Sepertinya wajahnya tidak asing..” ucap L sembari berdiri di depan shio dengan menyipitkan matanya.

“apa maksudmu tidak asing?”respon ji ae kembali dengan nada datar.

“jangan dengarkan dia, ji ae..anggap aja radio rusak.” Ucap seorang gadis yang tiba-tiba datang dan duduk di kursi yang ada di sebelah ji ae.

“Bora..(ji ae kaget) kau pulang juga?. Kenapa kalian pulang lebih cepat dari yang dijadwalkan?.” Tanya ji ae keheranan.

“itu karena si bodoh itu selalu saja bilang dia merindukan ji ae..” ucap bora sembari melirik ke arah L.

“ya! Siapa yang kau panggil bodoh?. Kau bahkan diam-diam udah beli tiket pulang. Dasar nenek lampir!” ucap L sembari duduk di kursi yang ada dihadapan ji ae. “ya! Bora.. apa kau pikir, kau bisa memiliki ji ae sendirian dengan pulang diam-diam? “lanjut L.

“Loh.. emangnya kenapa? Ji ae kan emang punya aku.”ucap bora sembari melipat kedua tangannya.

“iihh.... apa kau tadi tidak lihat ji ae memeluk ku? jadi dia milik ku!.” Ucap L kembali.

“YA! Kalian pikir aku ini barang?.” Ucap ji ae ketus.

“JI AE! PILIH AKU ATAU DIA?” tanya L dan bora berbarengan sembari menatap lurus kearah ji ae.

Melihat hal itu, ji ae menghela nafas dalam sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

“shio.. bisakah kau ambilkan aku air yang banyak? Kira-kira 1 ember.” Ucap ji ae.

“air 1 ember?” ulang shio keheranan.

“iya.. air 1 ember. Biar sekalian aja ni orang dua-dua nya disiram biar sadar.” Ucap jiae sembari tersenyum sadis.

Mendengar hal itu, L dan b

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet