Chapter 8

Shadow

"Sejauh ini, Nuna..."

Amber terpaku. Menatap ke arah wanita yang selama ini ia sebut sbg Noona.

"Belum surut.... Sungai Dae masih mengalir dengan tenang... Meskipun besok Nuna akan menikah dan berbahagia bersama orang lain..."

Bruk...

Amber tersentak, Jessica baru saja menjatuhkan dirinya ke pelukan Amber.

"Sudah sejauh ini....dan kau masih menyebutku berbahagia?" bisik Jessica dengan gemetar, kedua tangannya mencengkeram kuat punggung Amber.

"Sampai aku bertahan detik ini, jika bukan untuk Krystal dan kau... untuk siapa lagi?"

Amber tidak menjawab, kedua matanya terpejam...mendengarkan suara Jessica yg terdengar semakin lemah di telinganya.

"Mengesankan, Nuna. Wanita terkuat yang pernah saya temui hanyalah Nuna..." Amber tersenyum, mengusap lembut punggung Jessica.

"Tetaplah bertahan dan hadapi pernikahan dengan senyum bahagia... Memiliki keluarga kecil adalah dambaan setiap manusia....bukankah, begitu..Nuna?"

Jessica tidak menjawab. Nafasnya tersenggal penuh sesak, membuat Amber semakin takut menatap matanya.

"Apa yang membuat Nuna begitu enggan meninggalkan saya? Saya akan kembali ke tempat semula dan...."

Buk.

Amber kembali tersentak, Jessica memukul punggungnya dengan keras, di iringi isakan tangisnya yang begitu dalam.

"Jika itu tidak denganmu, jangan sebut aku berbahagia." bisik Jessica dengan gemetar, tangannya semakin kuat mencengkeram punggung Amber.

"Nuna...."

"Di saat seperti ini kau masih merelakanku pergi?" tanya Jessica dengan tatapan tidak percaya.

"Nuna, sudah sepantasnya Nuna menikah... jika Nuna masih terus memaksa untuk bertahan bersamaku, tidak akan ada hal yang bisa di.."

buk..

Amber kembali tersentak, Jessica baru saja memukul pungungnya dengan sangat kuat.

"Pernahkah kau berfikir untuk berhenti hidup demi orang lain? Ada saatnya kau dan aku hidup dengan caranya sendiri.. berbahagia dengan cara kita, tanpa mempedulikan perasaan orang lain..." Bisik Jessica dengan gemetar, tangannya terus mencengkeram lengan Amber dengan kuat.

"Setidaknya biarkan dirimu egois meskipun itu hanya satu kali dalam hidupmu, Amber. Jika lelah menjadi orang lain setidaknya biarkan dirimu berontak dan menemukan hal yang patut kau pertahankan.."

Amber terdiam, mengusap lembut punggung Jessica dengan tangannya.

"Ada kalanya aku ingin berhenti dan....hks..." Jessica tersenggal, seluruh tubuhnya melemas tanpa daya.

"Menghancurkan hal yang seharusnya ku hancurkan, bukan membiarkannya bertumbuh menjadi luka dan sakit seperti ini... hks...ak...aku.....nyaris mati....menghadapinya nya, arrh..." Jessica meraung dengan luka yang teramat, membuat Amber semakin kalut mendengarnya.

"Nuna, kumohon...berhentilah..."

"Sudah selarut ini dan Krystal malah membenciku..."

Buk.

Jessica kembali terisak, menghempaskan seluruh rasa kecewanya di pelukan Amber.

"Ti..tidak..kah.. di..dia menyadari..bahwa..hkss..aku men..cintainya... melebihi diriku sendiri?"

"Tidak, Nuna." Amber kembali bersuara, berbisik lembut menenangkan Jessica.

"Adik Nuna sangat baik, mustahil jika ia membencimu. Krystal mencintai Nuna dengan sepenuh hatinya, sampai hari ini... hingga esok Nuna akan menikah dan..."

srek.

Amber mendesis kesakitan, cengkeraman dari tangan Jessica semakin kuat.

"Berjanjilah padaku, Amber..."

Amber mengangguk, mengiyakan seluruh permintaan Jessica.

"Berjan..jilah padaku.. untuk... hkss.. berbahagia...."

"Lepaskan seluruh hal yang menjeratmu hingga terluka seperti ini, pastikan bahwa kau berbahagia dengan semestinya...hkks...be...berjanjilah pa..padaku...."

"Nuna..."

"Ap...Apakah permintaanku... ter..lalu..sulit untukmu, Amber?"

Keduanya saling menatap. Jessica menangis dengan nafas sesengguk..di depan Amber yang hanya tersenyum getir sambil menahan nafas.

"Permintaan...di mengerti... segera di laksanakan..." ucap Amber lirih, mengiringi isak Jessica tangis Jessica yang semakin keras.

"Nuna....kumohon... bertahanlah...." Amber kembali menarik kepala Jessica dan memeluknya, mengeluarkan suara selembut mungkin, meyakinkan kpd Jessica bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Arh....Aa...Arrh...." Jessica meraung kecil, tersenggal penuh perasaan sakit... mencoba mengeluarkan semua yang terkumpul sesak di dalam hatinya.. meskipun ia tahu, semua hanya akan membuatnya semakin lemah dan kehilangan daya.

"Ber..r..hks..janjilah..." bisik Jessica dengan nafas tercekat, sambil terus memukul punggung Amber dengan sisa tenaganya.

"Janji, Nuna." sahut Amber dengan tegas.

"Tidak ada cara yang benar dalam mencintai... semua di lakukan dengan hati, tak peduli jikalau itu harus menghempas diri dalam kesalahan..." Ucap Amber perlahan.

Jessica mengangguk, terus terisak di pelukan Amber.

"Inilah caraku... entah benar atau salah... yang aku tahu... cara terbaik dalam mencintai Nuna... adalah...."

Amber berhenti berbicara, memaksakan senyum di wajahnya kemudian berbisik...

"Merelakan."

Drrrrssss..........

Hujan tiba-tiba turun, membuat suasana di Tepian sungai Dae semakin senyap. Menyisakan suara keras hujan yang bercampur dengan isakan tangis Jessica.

Jessica mendongakkan kepalanya, saling menatap satu sama lain.. Meskipun hujan menimpa mereka tanpa ampun.. keduanya terus menatap.... hingga perasaan tanpa kendali ini terus meluap, membuat keduanya saling mendekatkan wajah dan....

cup.

Mulai berciuman.

Jessica terisak, melumatkan bibirnya dengan perasaan sakit. Berusaha mengirim perasaan terdalamnya melalui ciuman.

Ini adalah hari terkahirnya, menatap wajah seseorang yang ia cintai dengan sepenuh raganya. Yang menghantarnya pada malam sebelum hari pernikahannya. Jessica tersenggal, merasakan lumatan dari bibir Amber tidak sekedar berciuman.. namun perasaan nyata yang sulit di hentikan...

Hingga keduanya memahami, bahwa mereka saling mencintai hingga detik-detik berikutnya.

brak.

Amber melepas mantel dan menaruhnya di punggung Jessica, menarik dagu Jessica dan berbisik lirih kepadanya..

"Nuna, kembalilah pulang. Besok adalah hari bahagiamu... Pastikan semuanya baik-baik saja, okay?"

Drrrssss....

Jessica tersenyum pahit, mengangguk kemudian kembali memeluk Amber.

"Kenapa kau begitu setenang ini, Amber?"

Amber terdiam, di tengah hujan yang mengguyur mereka dengan deras....membuat dirinya semakin sulit berucap.

"Wanita setampan kau, mampu membuatku lemah tanpa daya.... Setenang inikah?" Jessica kembali berbisik, dengan sedikit senyum menarik kedua sudut pipinya.

"Sudah ku katakan padamu, Nuna..." AMber menarik nafasnya dengan berat, kemudian kembali berbisik.

"Cara terbaik dalam mencintai Nuna adalah...."

Keduanya terdiam, sambil sesekali saling menyeka airmata.

"Merelakan." Ucap Amber dan Jessica bersamaan.

Keduanya terdiam, masih menunggu hujan untuk segera reda.

Amber mengangguk, melepaskan Jessica kemudian menyuruhnya untuk segera masuk ke dalam mobil dan bergegas pulang.

"Lihat aku, Nuna. Aku berjanji akan datang ke pernikahanmu... aku akan terlihat tampan, lebih tampan dari calon suamimu..." Celetuk Amber sambil terkekeh, rambutnya terurai lemas karena hujan.

"Tidak usah, datang... Kau tidak perlu melakukannya." bisik Jessica dengan senyum manisnya, mengusap lembut pipi Amber dan ...

Cup.

menciumnya.

Membuat Amber semakin terpaku, tidak mampu mencegah ataupun menyela kalimat Jessica.

Tiba-tiba saja Jessica berbalik dan berlari kecil ke arah mobilnya. Drivernya sudah menunggu lama, dan siap menyampaikan alasan kepada calon suaminya bahwa mereka terjebak macet dan.... Jessica terpaksa keluar dari mobil karena sesuatu hal, sehingga ia memiliki alasan palsu mengapa tubuhnya basah kuyup karena hujan.

Semua sudah di tentukan, sudah tertata rapi di dalam hati Jessica. Terasa lega... Membuat langkah beratnya menjadi ringan dan luwes, tidak seberat dan sesakit sebelum ia datang menemui Amber.

Setelah mobil Jessica pergi dan menghilang dari tatapan Amber, dirinya masih terpaku.. membiarkan hujan membasahi dirinya dengan deras... tidak peduli apakah air matanya mampu melebihi kapasitas hujan yang jatuh...

Amber tercekat, di Tepian sungai Dae inilah ia bertahan.... Bertahan dari segala hal yang menjeratnya, termasuk mencintai dan jatuh cinta.

Kedua tangannya mengepal, hatinya terasa lebih sesak dan sakit... lebih dari itu... kehancuran paling hancur baru saja menimpa dirinya...

sang Nuna telah beranjak dengan keyakian palsu yang Amber selipkan padanya...

berbahagia....

Meski amber sendiri ragu dengan ucapannya.

Sudah ku duga, hati dan mulut adalah dua hal yang sulit di selaraskan...

Nuna... Berbohong untuk satu kali... jauh lebih baik....daripada harus jujur untuk sesuatu yang mustahil...

Amber tersenyum getir, tangannya tidak lagi mengepal.. namun terbuka perlahan... mengikuti raganya yang tiba-tiba saja lemas.

Kedua lututnya gemetar, membuat dirinya semakin meringkuk dan...

Bruk..

Amber tersungkur, hujan yang menimpanya tidak juga reda... Membuatnya semakin larut dalam luka... Tangan kanannya mencengkeram dadanya dengan kuat, tersenggal dan terisak penuh rasa sakit...

"Ar...g...Nu...Nuna...." Amber terengah-engah, menarik nafasnya yang sesak meskipun ia sulit melakukannya...

"Ar....ar.......Arh...." Amber merintih kesakitan, kedua matanya deras dengan airmata, menyadari berkali-kali bahwa Jessica telah pergi... meninggalkan dirinya yang meringkuk rapuh di depan kursinya...

"Nu..na.... Arh..."

Bruk...

"Arh...arh.....Arrhhhhh!!!!!"

Bruk

Amber memukul-mukul tanah dengan tangannya, meluapkan seluruh rasa kehilangan yang merasuki tubuhnya

Bruk, bruk.

"ARRHHHHH!"

BRUK!

"ARRRHHHHHH!!!!!"

BRUK, BRUKKK!!

"NUNAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!"""

bruk...

"Hkss....."

Amber tersungkur lemas, meringkuk di tengah hujan yang sepi.. di malam hari... dimana Tepian sungai Dae tak lagi ramai dengan pengunjung...

Amber semakin terpukul, berteriak dan meraung sekuat raganya, meskipun seluruh tenaganya nyaris terkuras habis...

"Arh..."

Buk.

Amber memukul dadanya dengan sesak.

Buk. Buk, BUKK!!

Terus saja memukul, mengusir rasa sakit di hatinya untuk segera pergi....

Huk, Buk...

"Arh...Arh..Nuna...arh...hks...."

Amber terisak dan meraung seperti orang tak waras, memanggil-manggil nama Jessica dengan hati yang terpukul.

Tak peduli jika malam itu itu dirinya di sebut sebagai orang gila, ia terus melakukannya sampai benar-benar lega.

Amber mengumpat dengan keras, menyalahkan hal-hal yang menurutnya patut di salahkan..

Mengeluarkan seluruh isi hatinya yang nyaris membunuh dirinya sendiri...

Bruk...

"Arh..." Amber kehilangan kendali, seluruh rasa sakit di hatinya membuat dirinya semakin lemas dan nyaris pingsan...

Tanpa menyadari...

Seseorang menangis dan menghampirinya perlahan...

membuka mantel cokelatnya dan menaruhnya di tubuh Amber. Perempuan itu terisak, meraih tubuh Amber yang pingsan dan memeluknya...

"Be...berhentilah...seper..ti...ini..."

Perempuan itu terisak, suara cekat yang ia keluarkan semakin menunjukkan bahwa dirinya juga sedang meradang pilu.

"Kumohon....."

"Berhentilah seperti ini...."

"Ahjussi..."

Drrrssss........

Hujan kembali deras, membawa keduanya semakin larut dalam luka masing-masing.

Amber merintih dalam mimpi buruknya, merasakan sesuatu yang hangat mulai melingkupinya...

dan mendengar tangis isak perempuan mungil yang melindungi dirinya dari hujan.

Krystal menahan tangisnya dengan gemetar, menggigil kedinginan sambil terus memeluk cinta pertamanya, yang ia temui di Tepian Sungai Dae, yang pertama kalinya mengikat tali sepatunya dengan kuat....

Dengan segala yang berkecamuk dalam hatinya, ia berbisik lirih...

Aku Krystal Jung.

Yang merasa jengah terus menerus di samakan dengan kakak semata wayangku, Jessica.

Aku mempertegas dengan keras, aku adalah aku..

Aku dan Jessica adalah dua orang yang berbeda.

Aku nyaris gila di sebut sebagai "Shadow of my sister".

Karena aku adalah Krystal, bukan bayang-bayang Jessica.

Namun kali ini aku mengaku kalah....

Aku yang setengah mati menolak di sebut sebagai bayang-bayang Jessica, menyerah dan tersungkur di depan seseorang yang menyerahkan seluruh hatinya untuk kakakku.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya...

Akankah aku memaksa diri menjadi bayang-bayang Jessica untuk sekedar mencintainya?

Kurasa....

Tidak.

Karena aku adalah Krystal Jung, bukan Jessica Jung. - Tepistalll

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
S_drajad #1
Chapter 1: Di wattpad nama tepistalll kok gak ada ya? Boleh tau apa nama akun nya di wattpad?
neo2this #2
Chapter 12: Mewek mewek dah bacanya....ibarat lagu liriknya menyayat hati....good job dear author...
Dekpabbo #3
Chapter 11: Huuuuhhhhh.. Daebak, daebak, daebak... Author daebak, baca cerita ini membuat nyesek sendiri. Kehilangam kakak? Kena bngt thor..
realreborn #4
Chapter 12: Damn you authornim!! Baca nya aja saya nyesek sendiri, hancur ati bacanya juga..anjeer!
Tp si amber transgender..haha keren idenya
ditunggu sequelnya..
gamsahamnida!
tania07 #5
Chapter 12: siaaal, ini cerita yg paling sedih yg pernah ku baca thor, terus lh berkarya!!!! kryber is real!! aku fans mu thor!!
jasonds #6
Chapter 6: nice story author nim....please make it kryber for the ending