Hari pertama sekolah akan selalu menjadi hari menegangkan bagi setiap perempuan. Hal-hal seperti, other girls are going to like you, are they going to ignore you, talk to you, or judge you, pikiran-pikiran seperti itu pasti akan selalu ada di benak kita. Honestly, itu hal yang paling mengerikan yang bisa kita temukan di sekolah. Being judged for everything that you do. Tapi sekarang, hal-hal itu tidak ada sama sekali di pikiranku, or it is the least. Kenapa? Simple. Karena aku berjalan dan hadir di sekolah ini bukan sebagai perempuan. Aku akan jadi laki-laki, or at least attempt to be one.

"Krystal, sweetheart, kita sebentar lagi akan sampai! Eomma sangat senang. Kau tahu kan Seoul High adalah sekolah terbaik di Seoul, eomma tidak percaya kau akan bersekolah disana!" Aku hanya bisa tersenyum, dengan hati dagdigdug. Tidak ada yang tahu kalau aku mendaftar sebagai laki-laki, bukan perempuan. Eomma dan appa mengira mereka akan mengirimkanku kesini sebagai Krystal Jung, realitanya I was being left as Kris Jung. (a/n: gatau lg mau namain krystal kalau cowok apa haha) Hanya nama itu yang bisa terpikirkan olehku saat pendaftaran masuk yang lalu.

"Alright, princess. Kita sudah sampai." Dengan cepat, aku keluar dari mobil, dan berdiri di luar mobil sambil appa mengambil koperku dari bagasi. Eomma lalu membuka kaca mobil sambil tersenyum.

"I'll take it from here. Aku sayang eomma dan appa!" eomma dengan muka yang terlihat tak rela tapi tersenyum padaku.

"Tapi  eomma ingin mengantarmu sampai ke kamar." That right there, adalah ide yang sangat buruk.

"Jessica, Krystal kan sudah besar. Ia pasti bisa mengurus dirinya sendiri." Aku mengangguk setuju dengan appa. Appa pun akhirnya menyodorkan koperku, dan mencium keningku.

"Eomma aku akan baik-baik saja." I assure her. Eomma menghela napas kecewa. Aku sebenarnya mengerti kalau Ia mau melihat-lihat lingkungan sekolah, see the environment I was getting myself into dan aku akan sangat senang menemaninya, kalau bukan karena identitasku, Sebagai laki-laki.

"Baiklah, sudah waktunya kita pergi, Donghae. Kami meninggalkan adikmu sendiri di rumah. who knows apa yang dilakukan adik laki-lakimu itu sekarang," she gives me a pout, "Eomma sangat sayang padamu Krys. Be good." dengan anggukan kepala dan memberikan senyuman termanisku, agar eomma tidak kuatir.

"Bye, I love you" aku yakin sedikit lagi, eomma bisa-bisa menangis sungguhan. "Aku sangat sayang eomma dan appa. Tenang, aku akan baik-baik saja." Appa melambaikan tangan untuk terakhir kalinya sebelum pergi dan meninggalkanku seorang diri untuk mempertanggung jawabkan keputusanku, atau bisa kubilang kesalahanku. 

--

Hari ini adalah masa orientasi siswa, jadi syukurlah tidak ada kelas. Just teenagers walking around trying to find their rooms and making friends. Pandanganku terarah pada sekelompok perempuan yang sedang berteriak satu sama lain karena mereka akan jadi teman sekamar. Mereka saling berpelukan dan lompat-lompat kegirangan.

Tetap kuingatkan pada diriku "teman sekamarmu bukanlah perempuan, tapi seorang laki-laki." Argh, ini semua membuat hidupku menjadi 10x lebih rumit. Guys were pigs, either they're playboys that think so high of themselves or they're just plain weird. 

Melangkahkan kaki masuk, tempat pertama yang kutuju adalah kamar mandi. I have to debate untuk masuk ke kamar mandi perempuan atau laki-laki? Setelah berpikir cukup lama, kuputuskan untuk masuk ke kamar mandi perempuan. Dengan cepat, aku mengganti pakaian perempuan dan mengeluarkan celana adik laki-lakiku yang sering sekali ia pakai.

It's so obvious kalau celana itu kelihatan kelonggaran, tapi aku sudah tidak peduli. Hey, setidaknya tidak terlihat terlalu buruk. Lalu kukenakan kaos oblong (a/n: sorry bahasanya mohon maklum) dan converse hitam. Rambut panjangku kuikat dan kugulung dalam bun, dan kusembunyikan di dalam snapback ku dengan perasaan yang agak sedih, once again aku masih wanita tulen dan I sure have my girly side. And i was all set to go. Tidak bisa dibohongi, lenganku tidak terlihat seperti lengan namja, jadi kupakai jaket supreme favorit adikku. Kalau ia tahu aku mengambilnya, he'd kill me.

Dengan buru-buru, aku keluar dari kamar mandi. Lingkukan sekolah sedang sepi karena murid-murid sedang menunggu antrian kunci kamar. Aku pun berjalan ingin mengikuti antrian dengan koper yang aku dorong. Aku terus melihat sekelilingku dengan nervous, takut if anyone looking at me unusual, sampai-sampai aku tidak sadar kalau ada seorang pria berdiri di depanku hingga my hit the floor.

"What the hell, dude. Watch where you're going, assh*le." Tidak sempat aku melihat wajah namja itu, karena dia pergi begitu saja.

.

.

.

A/N:

Annyeong everyone!

Here goes, chapter 1! Bisa ditebak Krystal nabrak siapa? :)) Please give me your thoughts, atau feedback would be nice also. :) oh ya jadi semuanya gak full bahasa indonesia, bakal ada part-part yang aku buat pake bhs inggris, it's fine with you guys right? Makasih untuk chance yang udah dikasih membaca fanfic ini, since ini fanfic perdana huehehe, featuring my fave ship; Kaistal <3.

Warning: this fanfic contains vulgar words, jd jangan shock ya hehehe. Oh ya walau plot/title punya kemiripan sm drama korea to the beautiful you/he's beautiful (kalau ada yang tahu), ceritanya beda kok ^^

I hope you like it! Till next time~