Drunk and Sober

ARRANGED AND LOVE

# Terima kasih buat yang sudah subscribe, sudah melihat-lihat dan baca, serta komentari fanfic ini… maaf kalau cerita ini flat dan membosankan yaa... cerita ini tidak akan panjang, karena saya masih punya hutang beberapa cerita yang belum tamat… untuk yang sudah baca dan subscribe cerita saya yang lain, mohon bersabar ya…karena waktu saya cukup terbatas dan juga ada beberapa yang harus saya rombak dulu bagian chapternya… sekali lagi terima kasih…#

==================================================================

Jaejoong sudah mulai sibuk kuliah lagi dan itu membantunya menekan sedikit perasaan sedihnya tentang hubungannya dengan sang suami. Saat melayani sang suami sebagai istri, Jaejoong melakukannya hanya sebagai kewajiban, tidak lebih tidak kurang. Mereka sudah tinggal di rumah mereka sendiri yang tak jauh dari mansion keluarga Jung.

Jaejoong melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik, memasak, merapikan rumah. Benar-benar seorang istri yang baik sebenarnya, karena dia bisa membagi waktu dengan baik antara waktu kuliah dan urusan rumah.

6 bulan sudah mereka menjadi suami istri, dan setiap minggu ada hari-hari dimana Yunho tidak pulang. Jaejoong tidak bertanya, karena dia tahu Yunho ada dimana, atau sedang bersama siapa.

Malam ini Jaejoong makan sendiri lagi, bukan karena Yunho tidak pulang, tapi dia tadi menelepon kalau dia ada acara ulang tahun teman kuliahnya dan akan pulang malam, meminta Jaejoong untuk tidak menunggunya dan makan malam saja duluan.

Jaejoong tak biasa makan malam yang berat, jadi dia hanya menikmati salad sayuran dan sebutir telur rebus saja. Dia sengaja tidak masak, karena biasanya dia memang hanya masak untuk makan malam suaminya atau Changmin bila adik iparnya itu ingin menginap. Changmin sangat menyukai masakan Jaejoong. Sebenarnya seluruh keluarga Jung sangat menyukai masakan menantu mereka ini.

Sekitar jam dua dini hari akhirnya Yunho pulang, dalam keadaan mabuk. Kebetulan Jaejoong sedang ke kemar mandi jadi dia tahu kedatangan suaminya yang baru masuk ke kamarnya dalam keadaan berantakan.

Jaejoong membantunya menuju kamar.

“Jaejoongie…Yoochunnie…what should I do…Jaejoongie…” gumam Yunho, membuat Jaejoong harus menahan hatinya mendengat nama lain yang ikut disebut dengan nada mesra itu.

Yunho membuka matanya dan menatap Jaejoong dengan tatapan aneh. Jaejoong masih berusaha membantu suaminya melepas pakaian untuk menggantinya dengan piyama, tetapi kemudian Yunho meraih tubuhnya dan menciumnya dalam. Jaejoong berusaha memberontak, tapi Yunho rupanya tidak terlalu mabuk dan masih punya tenaga lebih sampai dia berhasil membalik tubuh mereka berdua dan membuat tubuh Jaejoong tertindih dibawahnya.

“Yunh…bangun! Kamu mabuk! Yunho!” Jaejoong berteriak untuk menyadarkan sang suami yang mulai menciumi lehernya dan berusaha melepas piyamanya.

Yunho seolah tak mendengar dan terus saja melakukan kegiatannya. Jaejoong berusaha melepaskan diri tetapi Yunho tetap berhasil melepas pakaian Jaejoong dan tanpa persiapan apa-apa Yunho melakukan tugasnya sebagai suami, membuat Jaejoong menjerit kesakitan.

***

Jaejoong terbangun dan merasakan perih dan sakit di bagian bawah tubuhnya. Dia menatap langit-langit kamarnya, menghela nafas panjang. Semalam dia dipaksa melayani suaminya yang mabuk, menyedihkan rasanya saat sang suami tak hanya menggumamkan namanya, tetapi juga menggumamkan nama lain itu.

Jaejoong menoleh menatap sang suami yang tertidur lelap. Ini hari sabtu, sang suami tak harus ke kantor, tapi Jaejoong ada satu kuliah hari ini. Dia melihat ke arah jam, jam 9 pagi. Dia masih punya waktu untuk bersiap-siap.

Perlahan Jaejoong berusaha turun dari ranjang, tetapi rasa sakit menggigitnya. Hati-hati dia menggerakkan tubuh untuk turun dari ranjang. Merasakan sesuatu yang lengket diantara kakinya, Jaejoong terpaku duduk. Semalam Yunho tak menggunakan pengaman.

***

Dengan masih menahan sakit, Jaejoong masih sempat menyiapkan sarapan untuk sang suami dan menuliskan catatan di atas meja makan untuk Yunho sebelum dia berangkat kuliah dengan diantar Jong Hyun yang mendapati gerakan rikuh langkah Jaejoong. Seperti kurang nyaman. Jong Hyun tentu saja tahu apa yang terjadi, hanya saja dia tak tahu apakah itu dengan paksaan atau tidak.

“Noona…apa tidak sebaiknya tak kuliah saja, noona kelihatan kurang leluasa,” ujar Jong Hyun.

“Tidak apa-apa, aku bisa kok,” ujar Jaejoong, tersenyum lembut.

“Noona…”

“Apa?”

“Apa…Yunho hyung memaksa?” tanya Jong Hyun, mengerutkan kening.

“Tidak, dia tidak memaksa,  hanya saja…”

“..”

“Dia mabuk semalam,” ujar Jaejoong, lirih.

Mata Jong Hyun membulat. Dia tahu itu bukan pemaksaan mungkin, tapi orang mabuk cenderung kurang kontrolnya dan dia bisa menduga apa yang terjadi. Jong Hyun benar-benar prihatin dengan nona mudanya itu.

“Noona, apa tak sebaiknya noona cerita pada mertua noona tentang Yoochun ssi,” ujar Jong Hyun. Dia memang sudah tahu tentang keberadaan Yoochun dari Jaejoong.

“Tidak, Yunho yang harus menceritakan semuanya pada mertuaku, sekarang pun Yunho tak mencintaiku, kalau  aku bercerita tentang Yoochun, dia akan membenciku,” ujar Jaejoong.

Jong Hyun tahu kalau Jaejoong sudah mencintai suaminya itu, makanya dia tak bisa mengatakan apa-apa.

***

Yunho membuka matanya perlahan, menahan sakit di kepalanya. Melihat ke sekeliling kamarnya, berusaha mengingat apa yang sudah terjadi. Dia duduk sebentar untuk sekedar meredakan nyeri kepalanya dan melihat keadaan kamarnya. Hanya bagian tidurnya yang berantakan, dia melihat kamarnya sudah rapi, tak ada pakaian tercecer di lantai. Ada celana selutut dan t-shirt sudah disiapkan di sampingnya. Yunho ingat apa yang sudah terjadi semalam dan wajahnya nampak sangat merasa bersalah.

“Jaejoongie…’

***

Selesai mandi Yunho turun ke ruang makan untuk membuat kopi dan tertegun melihat sarapan yang tersedia rapi di meja makan serta sebuah catatan.

“sarapan dulu sebelum melakukan apapun, aku akan pulang agak sore, tapi aku sudah menyiapkan makan siang dan bisa kamu hangatkan, kecuali kalau kamu ingin makan ditempat dia, silahkan – Jaejoong”

Yunho membaca tulisan itu berkali-kali dan membaca kata dia disana Yunho mengerti siapa yang dimaksud Jaejoong.

Yunho mengusap wajahnya lelah. Istrinya sangat baik, melayaninya dengan baik, bersabar menghadapinya, tetapi apa yang dia lakukan? Dia tetap menyakiti sang istri dengan tetap mempertahankan hubungannya dengan Yoochun.

Yunho memakan makanannya dan tak terasa air matanya menetes. Dia ingat bahwa dia meniduri Jaejoong tanpa persiapan semalam dan itu pasti rasanya sakit sekali, tetapi istrinya itu tetap sempat menyiapkan sarapan dan makan siang, padahal dia juga harus pergi kuliah dan Yunho bisa membayangkan gerakan terbatas sang istri.

Lalu Yunho teringat hal lain yang membuatnya terpana. Dia tak memakai pengaman semalam.

***

Setelah kejadian itu keduanya terasa semakin jauh, selain karena kesibukkan keduanya, baik Jaejoong maupun Yunho merasa bingung harus bagaimana dengan ganjalan yang terjadi diantara mereka.

***

A month later…

Jaejoong sedang menikmati makan siangnya bersama Ryeowook dan Junsu, sahabatnya yang lain, sambil mendengarkan cerita Junsu tentang saudara kembarnya. Ryeowook memperhatikan Jaejoong seperti agak banyak melamun saat ini. Ryeowook sedih karena Jaejoong yang biasanya ceria ini menjadi lebih pendiam sejak menikah.

“Jaejoongie, ada apa? Kamu terlihat lebih risau dari biasanya,” ujar Ryeowook setelah Junsu selesai dengan ceritanya.

“Eh? Ah, tidak, aku hanya sedikit lelah saja,” ujar Jaejoong.

“Jaejoongie…”

“Benar kok, aku hanya agak lelah, kuliah, mengurus rumah, lumayan melelahkan ternyata,” ujar Jaejoong, tersenyum lembut.

“Apa suamimu sudah minta maaf tentang kejadian malam itu?” tanya Ryeowook.

Jaejoong memang bercerita tentang kejadian sebulan lalu itu, karena Ryeowook waktu itu melihatnya bergerak dengan agak susah.

“Kami belum sempat banyak bicara lagi, karena sama-sama sibuk,” ujar Jaejoong.

“Kalian suami istri, kalian harus punya waktu untuk berdua, dan bukannya malah dia berdua dengan manusia tak tahu diri itu!” ujar Ryeowook yang merasa Yoochun sangat tak tahu malu karena tetap bertahan di samping Yunho yang jelas-jelas sudah menikah.

“Tapi suamiku mencintai orang itu, jadi bukan kesalahannya sepenuhnya,” ujar Jaejoong.

“Kamu membela dia Jaejoongie?” ujar Junsu, bingung.

“Tidak, tapi bagaimanapun ini kan tentang mereka berdua, kalau dia ingin pergi tapi suamiku tak ingin dia pergi, aku bisa apa?” ujar Jaejeoong, miris.

“Jaejoongie…”

Kedua sahabatnya tentu saja mengerti maksud Jaejoong. Benar kata Jaejoong, kalaupun Yoochun berniat pergi tetapi Yunho tak mau melepasnya mereka bisa apa.

Mereka tak sadar ada orang di belakang mereka yang mendengarkan dengan berbagai perasaan. Yoohwan, adik Yoochun, yang mengetahui hubungan sang kakak dengan Yunho itu mendengar semua percakapan itu. Dia juga tahu Jaejoong adalah istri syah kekasih kakaknya itu. Tentu saja dia tahu karena pernikahan mereka dimuat di surat kabar dan televisi.

Mendengar ucapan Jaejoong, dia jadi ikut merasa bersalah.

***

“Hyung, tolong, akhiri hubunganmu dengan Yunho hyung, bagaimanapun dia sudah menikah hyung,” uajr Yoohwan, bersungguh-sungguh.

“Tapi aku mencintai Yunho, Hwannie, aku sangat mencintainya! Aku rela berbagi dia dengan Jaejoong kok,” ujar Yoochun.

“Tapi apa kalian tahu bagaimana perasaan Jaejoong?!”

“Yunho juga mencintaiku, dia hanya tak enak hati pada Jaejoong,” ujar Yoochun, seperti lebih berusaha meyakinkan diri sendiri karena dia merasa Yunho agak menjauh darinya kini.

“Hyung, tolong, jangan menyakiti orang lain karena akhirnya hyung yang akan terluka,” ujar Yoohwan.

“Hwannie, kau itu adikku, harusnya kamu mendukungku untuk bisa memiliki Yunho seutuhnya, bukan malah menyuruhku meninggalkannya,” ujar Yoochun.

Sesaat Yoohwan terdiam.

“Hyung…kemarin aku melihat Jaejoong dan dua sahabatnya, mereka membicarakan Yunho hyung dan ‘orang ketiga’ diantara Yunho hyung dan Jaejoong, kedua sahabat Jaejoong sangat marah pada ‘orang ketiga’ itu, tetapi Jaejoong mengatakan bahwa dia tak bisa menyalahkan ‘orang ketiga’ itu begitu saja, karena ini menyangkut Yunho hyung juga…dia sangat tulus dan juga sangat terluka, kalau hyung disana, hyung akan bisa merasakan apa yang aku rasakan, itu kalau hyung masih punya hati,” ujar Yoohwan, yang lalu meninggalkan Yoochun begitu saja.

Yoochun terpaku ditempatnya.

***

Jaejoong melihat mobil suaminya sudah ada disana. Ini hari Kamis, biasanya dia tidak pulang tetapi rupanya dia memutuskan untuk pulang. Jaejoong merasa hatinya agak senang. Memasuki rumah, dia menuju lantai dua, menuju kamarnya. Dia masuk dan melihat kamarnya kosong. Dia agak heran, dimana sang suami. Jaejoong memutuskan untuk berganti pakaiannya lebih dulu sebelum turun untuk menyiapkan makan malam.

Sambil menuju ruang makan, dia melihat kamar tamu dibawah agak terbuka sedikit pintunya. Jaejoong merasa heran karena biasanya kamar tamu itu selalu tertutup. Dia memutuskan untuk melihat siapa tahu suaminya ada disana, mungkin Yunho terlalu lelah dan ingin segera bertemu kasur makanya dia memutuskan masuk ke kamar untuk tamu itu karena letaknya lebih dekat ke pintu masuk.

Jaejoong membuka perlahan pintu itu dan membeku di tempatnya saat melihat suaminya memang sedang tidur disana. Tidak sendiri, tetapi dengan seorang lain yang memeluk perutnya mesra dan bersandar di bahunya. Tubuh mereka berdua hanya tertutup selimut sebatas pinggang, dengan pakaian tersebar disekitar ranjang.

Jaejoong perlahan menutup pintu itu lagi. Seperti robot dia menuju dapur. Seperti robot dia tetap menyiapkan makan malam. Setelah selesai dia menuju kamarnya, meraih tas dengan dompet dan handphonenya. Dia menelepon Jong Hyun yang sudah ada di kamarnya di mansion Kim.

Jong Hyun segera menjemputnya dan terkejut sekali melihat keadaan nona mudanya itu.

“Noona!”

“Bawa aku keluar dari sini…Jong Hyunnie…bawa aku…” gumam Jaejoong, menahan tangis.

Jong Hyun tak bertanya lagi dan segera membawa Jaejoong pergi.

***

Suara deru mobil membangunkan Yunho. Dia menatap langit-langit kamar tamu dan melihat sosok disampingnya.

Sore tadi Yoochun memaksanya untuk ikut ke rumah ini, karena Jaejoong pulang agak malam, Yunho akhirnya bersedia mengajak Yoochun meski sebelumnya dia tak pernah mau membawa Yoochun ke rumahnya untuk menghormati Jaejoong.

Tetapi kemudian ternyata Yoochun membubuhkan obat dalam minumannya membuat mereka melakukan semuanya di kamar tamu itu. Di tengah pergulatan mereka Yoochun berterus terang bahwa dia ingin bercinta untuk terakhir kalinya dengan Yunho, karena dia memutuskan untuk mundur. Dia hanya ingin membuat kenangan terakhir dengan bercinta bersama kekasihnya itu di rumah sang kekasih, sekedar memenuhi angannya menjadi ‘nyonya’ rumah itu.

Yunho melepaskan pelukan Yoochun dengan hati-hati. Turun dari ranjang dan memakai pakaiannya. Dia keluar kamar dan melangkah menuju kamarnya dan terkejut melihat jaket yang tadi Jaejoong pakai berangkat kuliah ada di atas tempat tidur.

Seketika Yunho merasa panik, dia langsung berlari mencari sang istri, tetapi dia tak menemukannya sampai akhirnya dia turun dan melihat makanan sudah siap di atas meja makan.

Sebuah nota dengan tulisan agak berantakan dan seperti agak blur karena kena tetesan air ada disana.

“Yunho ssi, selamat makan…setelah ini mintalah dia untuk membuatkanmu makanan, agar kamu bisa makan dengan baik dan benar, agar sakit lambungmu tidak kumat lagi…maaf karena aku sudah hadir diantara kalian berdua...kalau saja dulu kamu bicara terus terang tentang dia, aku bisa bantu bicara pada orang tua kita… jaga kesehatanmu… love Kim Jaejoong”

Yunho terduduk di lantai seketika. Tak terasa air matanya menetes dan dia merasa hatinya hancur.

“Jaejoongie…Jaejoongie…”

Yoochun, yang baru saja tiba di belakangnya tertegun melihat sang kekasih yang nampak meremas sehelai kertas dan terpuruk seperti itu. Melihat makanan di atas meja makan Yoochun merasa tubuhnya dingin seketika. Dia sepertinya tahu apa yang terjadi. Tak tertahan dia juga jatuh di tempatnya.

Yunho mendengar suara jatuhnya, menoleh menatapnya tetapi tak memperhatikannnya. Yunho segera melesat menuju kamar tamu untuk mencari handphonenya. Tetapi dia tak bisa menghubungi Jaejoong. Dia juga berusaha menghubungi Jong Hyun, tapi nihil.

“Yunho…” ujar Yoochun.

Yunho menelepon seseorang dan ternyata itu Yoohwan. Dia lalu berlari keatas untuk mengganti pakaiannya dan memutuskan mencari Jaejoong saat itu juga, meninggalkan Yoochun terpaku menunggu sang adik yang akan menjemputnya.

Ketika Yoohwan tiba, dia melihat kondiri sang kakak yang nampak tertekan. Dia tak bertanya apa-apa dan hanya mengajak sang kakak pulang.

***

“Jaejoongie…dimana kamu…” Yunho menyetir mobilnya tak tentu arah. Dia tak tahu rumah Ryeowook atau Junsu, kedua sahabat istrinya, karena dia merasa tak terlalu tertarik untuk mengenal mereka.

Akhirnya setelah lelah menyetir, dia memutuskan pulang ke mansion Jung untuk bertanya pada sang adik yang dia tahu bersahabat dengan Jaejoong.

Dia tiba saat keluarganya sudah siap untuk makan malam dank arena sejak semalam dia tidak makan, dia tak kuat lagi, begitu dia masuk ke rumah, tubuhnya tumbang dan dia pingsan, membuat ibunya sangat panic.

Setelah bangun, setelah dia makan bubur yang disiapkan untuknya, Yunho tak kuasa lagi menahan tangisnya.

Keluarganya kaget sekali melihat kondisi seorang Jung Yunho yang terpuruk seperti ini. Akhirnya Yunho menceritakan semuanya, tentang Yoochun, tentang hubungan segitiga itu, sampai tentang kepergian Jaejoong.

Lee teuk sangat terpukul mendengarnya. Dia menangis sejadinya, khawatir dengan keadaan sang menantu yang belum diketahui ada dimana. Kangin menatap sang anak sulung kecewa, meski begitu dia juga tahu bahwa sang anak pun menderita saat ini. Ahra memukuli sang kakak sambil menangis juga. Sementara Changmin menghela nafas. Apa yang dikhawatirkannya terjadi.

Mereka akhirnya memutuskan ke mansion Kim untuk mencari tahu tentang Jaejoong. Orang tua Jaejoong sangat terkejut dengan kenyataan itu, bahkan ibu Jaejoong sempat pingsan.

Meski begitu, betapapuh mereka kecewa dan marah pada Yunho, mereka tak bisa menyalahkan Yunho begitu saja, karena mereka menjodohkan anak-anak mereka tanpa bertanya lebih dulu tentang kesediaan mereka.

“Sekarang kita harus berusaha menemukan Jaejoong dulu, setelah itu kamu bisa menceraikan dia dengan baik-baik,” ujar Hankyung, ayah Jaejoong, mengejutkan semuanya.

“Tidak! Aku tak akan menceraikan Jaejoongie,” ujar Yunho, tegas.

“Lalu, kamu akan terus menduakannya? Mungkin kamu akan memutuskan Yoochun, tapi kamu bisa menduakan dia dengan orang lain lagi,” ujar Heechul, dengan nada sedih.

“Tidak! Eomonim, percayalah, tolong percaya aku, aku tak akan menduakan Jaejoongie dengan siapapun lagi,” ujar Yunho,tegas.

“Bahkan ketika kamu sudah bersumpah dihadapan Tuhan, kamu masih bisa menduakannya,” ujar Heechul, membuat yang lain terdiam seketika.

“Chullie, sudahlah, sekarang yang penting menemukan Jaejoong lebih dulu,” ujar HanKyung.

Kangin dan Lee Teuk tak bisa membela anak mereka karena apa yang dikatakan besan mereka adalah sebuah kenyataan.

Ketika semua masih dalam posisi terdiam. Terdengar suara langkah menuju ruang keluarga itu. Semua menoleh dengan harapan yang sama, dan harus kecewa ketika melihat Jong Hyun yang muncul.

“Jong Hyunnie! Dimana nona mudamu?” tanya Heechul segera.

Jong Hyun, menganggukkan kepala pada keluarga Jung sebelum melangkah menuju Hankyung dan menyerahkan sebuah amplop kepada tuannya itu.

“Ini dari nona muda, saya baru saja mengantarkannya ke bandara, dia ingin menenangkan diri sementara waktu,” ujar Jong Hyun.

“Dia kemana?” tanya Heechul.

“Maaf nyonya, tapi nona muda tidak bilang mau kemana, tapi dia berjanji akan menghubungi nyonya kalau dia sudah tiba di tempat yang dia tuju.”

HanKyung membuka surat itu dan membacanya dengan jelas agar yang lain ikut mendengarkan.

“Appa, eomma, Taeminnie, maafkan aku…tak usah khawatir, aku hanya ingin menenangkan diri…appa, eomma…tolong jangan membenci Yunho…satu-satunya kesalahan dia hanya karena dia tak mau bercerita… dia tak mau menyakiti appa, eomma, jung appa dan jung eomma dengan menolak perjodohan itu…dalam hal ini aku juga bersalah, seharusnya aku tahu, atau paling tidak bertanya, karena bagaimanapun dia lama di negeri orang…setelah ini, kalau kalian mau membatalkan pernikahan ini silahkan, aku menitipkan cap stempelku pada Jong Hyun, tak usah menungguku…

Eomma, jangan bermusuhan dengan Jung eomma ya…sekalipun kami tak bersama lagi, bukan berarti persahabatan kalian harus terputus juga…

Appa juga, jangan sampai hubungan appa dengan Jung appa jadi renggang…

Tenang saja, aku tak apa-apa…aku hanya ingin istirahat dan menenangkan diri…

Taeminnie…titip eomma sebentar ya… noona sayang sekali padamu…

Sampaikan salam untuk Jung eomma, Jung appa, Ahra dan Changminnie…katakan pada Minnie, nanti noona akan membuatkan tteokbokki yang sangat enak untuknya, sabar saja…

Love – Jaejoongie”

Mendengar surat itu, Heechul dan Taemin menangis lagi, sementara Lee Teuk dan Ahra menangis sambil memukuli Yunho lagi. Yang lain hanya bisa terdiam.

Yunho menangis dalam diam. Betapa dia baru menyadari hatinya sudah memilih istrinya itu.

“Jaejoongie…”

###

a/n : maaf lagi…tak bisa bikin cerita yang terlalu sedih…

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
EvaKim2804 #1
Chapter 4: Please...continúe please ??
helden #2
Chapter 4: Gak dilanjutin lagi ya?
akiramia #3
Chapter 4: wuih.ayo.siksa yunho dulu dong..hahaha
WendyWu #4
Chapter 4: Grrr.... Hopefully Jaejoong is fine.
bebebe #5
Chapter 4: pengen liat yunho nyesel dan usaha keras dulu sebelum dapetin jae omma :(
yjgirl #6
Chapter 4: semoga Jejung bisa jaga diri,,agak kwatir apa nanti Jejung hamil ya ^_^
kn yg yun pas mabuk gk pake pengaman...
di tunggu lanjutannya,fighting
-WenD- #7
Chapter 4: Uhuhuhu.... Please update soon, I hope Yunho suffers before they reconcile.
Khab71 #8
Chapter 3: Poor Jaejoong. Love this story. Looking forward for the next update. TQ
autumn_desire
#9
Chapter 3: hahahaha yc uke bisa bangettt lahh hahahha mantapp lanjut lah... ditunggu next updatenya ya..
WendyWu #10
Chapter 3: Omo omo.... hopefully the conflict isn't that complicated.