“Eomma, kita makan di restoran ini? Ini tempat mahal, tapi rasanya biasa saja,” ujar Jaejoong pada ibunya sambil mengernyitkan dahi.

“Hush! Jaga bicaramu, ini restoran milik keluarga Jung, dan kita memang akan bertemu keluarga Jung, jadi wajar kan kalau mereka memilih bertemu di tempat milik mereka, kan tak mungkin kita bertemu di cafe eomma atau di kantor appa-mu” ujar Kim Heechul, eomma dua orang gadis cantik, Jaejoong dan sang adik Taemin.

“Tapi kan bisa pilih tempat lain,yang makanannya lebih enak,” ujar Jaejoong.

“Haish, sudah jangan ribut, cepat masuk!”

Jaejoong mau tak mau menurut kalau melihat sang eomma sudah tersenyum mengancam begitu. Tersenyum, tapi tatapan matanya tajam sekali. Taemin, sang adik, yang usianya berbeda 4 tahun dibawahnya dan masih kelas 2 SMA itu sudah lebih dulu mengikuti langkah appa mereka masuk ke restoran besar itu.

Malam ini keluarga mereka akan bertemu keluarga Jung, salah satu keluarga terkaya di negeri ginseng ini. Suami istri Jung sudah lama bersahabat dengan pasangan Kim. Sekalipun pasangan Kim sempat tinggal di Jepang lama dan baru kembali dua bulan lalu, hubungan pertemanan mereka tetap berjalan lancar dan baik. Malam ini mereka akan makan malam bersama sambil membicarakan perjanjian antara mereka yang dibuat saat usia Jaejoong setahun. 19 tahun lalu.

Jaejoong mengenal keluarga Jung karena mereka beberapa kali berkunjung ke Jepang untuk bertemu keluarganya. Dia juga mengenal Jung Ahra, putri kedua keluarga Jung yang seumur dengannya dan Jung Changmin, si bungsu yang lebih muda 2 tahun dari mereka. Jaejoong dan Ahra malah jadi sahabat juga. Meski begitu Jaejoong belum pernah bertemu si sulung Jung, yang usianya lebih tua 4 tahun darinya. Setahu Jaejoong, Yunho, begitu nama si sulung, kuliah di Inggris sebelum kembali ke Seoul 2 tahun lalu untuk mulai mengurus chain hotel milik keluarga Jung. Chain restoran akan dipegang Changmin nanti. Sementara Ahra akan memegang boutique milik eomma mereka sepertinya.

Keluarga Kim, meski tidak sekaya keluarga Jung, juga memiliki usaha sendiri. Appa Kim, Kim Hankyung, memiliki kantor manajemen artis yang besar dan ternama disini dan memiliki cabang di negeri asalnya, China. Sementara eomma Kim memiliki chain café yang menyediakan cake dan coffee serta tea terbaik di negeri ini.

Ketika mereka datang, ternyata keluarga Jung sudah tiba lebih dulu minus Yunho, yang katanya akan terlambat datang.

Mereka sudah mulai makan ketika akhirnya Yunho datang. Jaejoong agak terkesiap, meski tak terlihat jelas di wajahnya saat melihat sosok Yunho.

Tubuhnya yang tinggi, tegap, dibalut kulit yang warnanya agak lebih gelap dibanding orang korea kebanyakan, sama dengan sang adik. Wajahnya kecil, terlihat berkarisma dengan mata setajam elang berbentuk seperti mata musang, bibirnya berbentuk hati, terkesan dingin tanpa senyum, tapi tak menutupi ketampanan wajahnya. Yunho nampak sangat tenang dan dewasa.

“Ah, Yunho, beri salam pada appa Kim dan eomma Kim,” ujar Jung Kangin, appa Jung.

Yunho memberi salam dengan hormat dan senyum, lalu juga menyalami Jaejoong dan Taemin memperkenalkan diri.

Mereka lalu melanjutkan makan malam mereka dengan tenang. Jaejoong masih saja bingung dengan rasa makanan di restoran ini yang menurutnya biasa saja, tetapi dia tak mengatakan apa-apa.

Selesai makan dan sambl menikmati desert, Kangin berdehem tanda dia ingin mengatakan sesuatu.

“Malam ini, kita sengaja bertemu disini, untuk membicarakan rencana acara pertunangan Yunho dan Jaejoong,” ujar Kangin, setelah yang lain diam untuk mendengarkan.

Jaejoong hampir tersedak pudingnya karena kaget. Dia lalu minum sambil menatap eomma-nya bingung.

“Kenapa Jaejoongie sepertinya kaget sekali? Chullie ah, kamu sudah beritahu tentang perjodohan itu kan?” tanya Jung Lee Teuk, Jung eomma.

“Sudah, sejak SMP dia sudah tahu kok,” ujar Heechul, tenang.

“Tapi kok sepertinya kaget sekali?” tanya Lee Teuk.

“Maaf eomma Jung, soalnya eomma bilang pernikahan baru akan dilaksanakan setelah aku lulus kuliah,” ujar Jaejoong, terus terang.

“Ooh, iya, pernikahan bisa saja dilaksanakan nanti, tapi peresmian pertunangannya kita laksanakan dua minggu lagi,” ujar Lee Teuk.

“Tapi…”

“Tidak usaha bertunangan, langsung menikah saja,” ujar Kangin, tegas.

“Eh?”

“Aku setuju, bagaimana menurutmu, Hankyung, Chullie?”

“Setuju,” ujar Heechul, tanpa berpikir panjang.

“Rasanya bagus juga, kalau mereka langsung menikah, kita bisa cepat punya cucu kan?” ujar Hankyung, yang diangguki oleh tiga orang dewasa lainnya.

“Eomma!” Jaejoong yang kesal karena dari tadi tak dianggap akhirnya berteriak agak merengek pada eomma-nya.

“Aigooo, uri Jaejoongie cute banget, cocok banget sama Yunho yang selalu pendiam dan sok dewasa itu,” ujar Lee Teuk.

“Aku memang sudah dewasa, eomma,” ujar Yunho.

“Iya, tapi sikapmu itu sudah ada sejak kamu SMA, eomma kan kangen lihat kamu yang merajuk dan manja,” ujar Lee Teuk.

Yunho hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah. Dia sudah terbiasa dengan sikap sang eomma yang kadang sangat sensitive itu.

“Joongie, percaya sama eomma, kamu tak akan menyesal menikah muda, lagipula Yunho pasti bisa membimbingmu dan menyayangimu, ya kan Yun?” ujar Heechul, pada sang calon menantu.

Yunho hanya mengangguk dan tersenyum. Tak ada yang memperhatikan sinar matanya yang agak sedih, kecuali Jaejoong, yang merasa ada yang disembunyikan calon suaminya itu.

Jaejoong tak bisa berkata apa-apa ketika kedua orang tua memutuskan bahwa keduanya akan langsung menikah saja bulan depan dan tidak melakukan acara pertunangan dulu.

Yunho terlihat tetap tenang dan tak banyak bicara menyetujui keputusan orang tua mereka, sementara kedua adiknya menatapnya dengan tatapan berbeda. Ahra menatapnya dengan agak gemas, sementara Changmin menatapnya agak iba. Jaejoong ternyata bisa menangkap semuanya itu dan merasa ada sesuatu yang disembunyikan kakak beradik Jung itu.

###