Radio

Radio
Please Subscribe to read the full chapter

Radio

By RUOLAN

Twitter acc: @lolanggs

 

            Seorang gadis remaja tengah menari balet, wanita berparas cantik dan bertubuh kurus itu menari mengikuti alunan musik. Setiap langkah kaki dan gerakan tangan nya terus berputar sealur dengan hujan yang menguyur kota busan. Anggota tim balet yang lainnya terpana melihat keanggunan gadis berambut pendek itu, setiap putaran tubuh nya terasa bagai angin yang berhembus dimusim semi, gadis itu terus menari dan terus menari hingga akhirnya gadis itu melamun untuk sesaat dan kehilangan irama yang mengakibatkan dirinya dipaksa untuk berhenti oleh guru ballet nya. “Berhenti, bukan. Bukan seperti itu. Hanya mengandalkan teknik, perasaanmu kurang menyatu.” Tegur Seohyun kepada Amber. Amber pun meminta maaf namun Seohyun kembali mengatakan kalau tarian Amber seakan-akan hampa, hati dan perasaan amber mati. Amber terkejut, memang sudah kesekian kalinya ia ditegur oleh Seohyun karena tak mampu menyatukan teknik dan perasaan yang ia miliki dalam balet. Wanita dingin itu meminta Amber untuk beristirahat dan menyuruh murid nya yang lain untuk berlatih. Amber menurut, gadis itu duduk seraya menatap teman nya menari, “Perasaan yah? Aku tidak mengerti.”

“Ah, sudah capek aku. Dia terlalu memaksakan kehendak.” Keluh Sunyoung setelah mengganti pakaian nya. “Dia guru yang bagus kalau saja dia bersikap sedikit lebih baik.” Tambah Soojung seraya menatap kaca. “Hatimu itu mati, haha! Padahal hatinya sendiri yang mati.” Ucap Sunyoung terus berkeluh kesah setelah mendengar Amber mendapat sindiran yang pedas dari wanita dingin itu. Amber tak menghiraukan ocehan teman nya, gadis itu memilih untuk mengganti pakaian nya dengan tenang. Amber bersiap untuk pulang, namun langkah nya terhenti saat mendengar salah satu teman nya yang menanyakan apakah guru Seohyun pernah menari, mereka mulai penasaran bagaimana cara Seohyun menari balet. Tak ada satu pun dari mereka yang pernah melihat Seohyun menari. “Mungkin, dia payah.” Ucap Sunyoung sembarangan. Amber bergegas mengambil tasnya dan memilih untuk menghindari percakapan mereka.

Pagi ini, seperti biasa Amber pergi kesekolah sendirian. Gadis itu semenjak kecil tak pernah mempunyai teman. Yang pasti gadis itu memilih untuk menyendiri, bahkan jika setiap gadis seusia dirinya tengah mempersiapkan sekotak coklat untuk orang yang mereka sukai karena hari ini adalah hari valentine. Hal ini tidak berlaku bagi Amber, gadis berumur 17 tahun itu memilih untuk menjalani hari ini sebagai hari yang ia lalui seperti biasanya walaupun sedari tadi telinga nya mendengar jika teman-teman nya mulai membicarakan tentang coklat dan pasangan. Amber memilih untuk pergi keruang siaran radio terlebih dahulu, memang ia selalu datang lebih awal. Baginya ruang siaran radio adalah tempat terbaik disekolah ini. Tak ada orang yang berada disamping nya, sendirian, benar sendirian adalah sesuatu yang Amber cari. Gadis itu membuka pintu ruangan dengan perlahan, hah, seperti biasa guru Sooman selalu berada disana. Mungkin sudah menjadi kebiasaan bagi guru Sooman untuk membersihkan ruang siaran radio setiap pagi walaupun eksul ini akan segera dibekukan. Amber tersenyum dan menyapa pria tua itu. Pria tua itu tersenyum dan bertanya kenapa Amber selalu datang sepagi ini, memang jika mereka akan mengadakan siaran pagi ini. “Tapi bukankah ini terlalu cepat setengah jam dari jadwal?” Tanya guru Sooman. Lagi-lagi Amber hanya tersenyum dan mengatakan kalau dirinya sangat menyukai ruangan ini dan merasa nyaman diruangan itu ketimbang berada di kelas. Guru Sooman berdiri, pria tua itu melepas beberapa penempel nama yang berada di dinding. “Berhenti sekarang juga tidak apa-apa, toh hanya tinggal satu bulan lagi.” Ucap beliau sedikit kecewa, Amber tersenyum, gadis muda itu hanya tertawa dan berkata “Setidaknya biarkan saya mengurus tempat ini hingga eksul ini benar-benar dihapuskan.” Ucap Amber dan diiringi dengan anggukan pelan dari guru Sooman. “Eh, walau eksul ini dihapuskan. Saya masih boleh kesini untuk sesekali kan?” Tanya Amber khawatir. “Tentu saja.” Jawab guru Sooman dengan ceria nya dan berhasil membuat senyum Amber kembali merekah. Guru Sooman yang melihat senyuman Amber pun ikut tersenyum, pria itu menawarkan coklat kepada Amber. Dengan senang hati Amber menerima tawaran guru Sooman dan mengambil coklat itu, guru Sooman mengatakan jika coklat itu adalah coklat pemberian. “Jadi, bisa bantu bapak untuk mengurus sisanya?” Tanya guru Sooman dan diiringi dengan senyuman lebar dari Amber, “Iya!”.

Setelah guru Sooman pergi, Amber pun segera membersihkan ruangan itu. Ia membuka sebuah lemari tua yang terdapat disamping pojok ruangan. Disaat dirinya tengah mengeluarkan beberapa perlengkapan untuk dibuang, mata Amber malah tertuju kepada sebuah radio tua. Tanpa ragu Amber mengambil radio itu dan meletakkan diatas meja. Penasaran, Amber mencoba untuk menyalakan radio tua itu namun sayang ternyata radio itu sudah tak berfungsi.  Dan tanpa anpa Amber sadari didalam radio tersebut terdapat sebuah kaset. Bel pun berbunyi, Amber bergegas untuk menuju kelas dan meninggalkan radio tua itu di dalam ruang siaran.

Waktu pun berlalu dengan cepat, Tanpa Amber sadari jam pulang pun tiba. Hari ini tidak ada hal spesial yang menimpa dirinya. Hanya duduk tenang seraya mengikuti pelajaran dari guru yang terlihat killer. Amber bukan murid cerdas ataupun bodoh, ia hanya murid yang memilki kapasitas otak yang biasa-biasa saja. Amber segera menutup buku pelajarannya dan bergegas pulang, namun saat itu dirinya teringat dengan suatu hal. “Ah, aku belum mengembalikan radio itu ke tempatnya.” Pikir Amber. “Eh? Apakah radio itu juga harus aku buang?” Pikir Amber penasaran seraya berjalan menuju ruang siaran sekolah. Amber memang tak memiliki banyak teman disekolah, ia selalu datang, makan dan pulang sendirian. Amber tak pandai bergaul dengan orang lain, itulah sebabnya mengapa ia selalu menghabiskan waktu di ruang siaran sendirian. Karena dhanya ditempat itulah ia bisa merasakan ketenangan dan mendapat waktu untuk sendirian. Dengan pelan Amber membuka pintu ruang siaran, suara desitan pintu cukup terdengar. Maklum saja, ruangan ini memang sudah tak terawat lagi. Sudah tak ada siswa yang hendak bergabung dengan klub ini, Amber adalah satu-satunya siswa yang bergabung itupun setelah guru Sooman memaksa dirinya untuk masuk ke klub yang ia tangani berulang kali. Tapi Amber merasa beruntung, setidaknya ia bisa memiliki ruangan pribadi untuk sendirian. Amber mendekati radio tua itu, baru saja ia memegang gangang radio itu, Amber mendengar sesuatu dari radio tua itu. Suara kaset yang terdengar samar, penasaran, Amber pun membuka radio itu dan benar saja di dalam nya terdapat sebuah kaset yang tidak pernah Amber lihat sebelumnya. Amber mengambil kaset itu dan membawa kaset itu ke radio siaran yang masih berfungsi. Amber duduk dengan santai lalu memutar kaset yang baru ia temukan itu. “Ahem. Tes. Tes. Aku menyukai mu, aku menyukai mu. Aku jatuh cinta kepada mu. Aku selalu menyukaimu. Aku padamu!” Suara rekaman dari kaset tersebut mampu membuat Amber tertawa malu, suara rekaman itu pun masih berlanjut, “Akan kunyanyikan lagu ini untukmu.” Kedua mata Amber membulat sempurna, entah mengapa hatinya terasa hangat, Amber tak mampu berkata apa-apa hingga akhirnya kaset itu kembali memutar rekaman, “Jantung lemah ku ini menjadi dag dig dug seakan melewati sensasi dari sebuah peniti dan jarum. Bersinar tanpa sebuah alasan. Itulah bukti dari sebuah cinta~” Amber terkikih pelan dengan wajah yang memerah saat mendengar nyanyian dari seorang pria yang tidak ia kenal, Amber terus tersenyum saat mendengar isi rekaman dari kaset tersebut.

Januari 2008. Terlihat seorang anak laki-laki tengah mengeledah ruang siaran, sepertinya anak laki-laki itu kehilangan sesuatu. Ia memeriksa sebuah radio yang diatas nya terdapat tulisan “Jangan disentuh.” Namun benda itu tidak ada disana, anak laki-laki itu pun terus mencari di lemari bahkan tempat kaset-kaset lama berada. Tapi kaset itu benar-benar tidak ada, bahkan untuk kedua kalinya anak laki-laki itu mencari di radio usang tersebut. “Oh? Chanyeol. Ini sudah lewat dari waktunya siaran pagi.” Tegur guru Sooman saat melihat Chanyeol yang masih berada diruang siaran. “Apa yang sedang kau lakukan? Dan lagi kau seorang ketua ekskul.” Ucap guru Sooman seraya menemui Chanyeol yang terlihat kebingungan. Tanpa ragu Chanyeol pun bertanya kepada guru Sooman apakah beliau melihat sebuah kaset yang ia letak kan di radio tua itu. “Orang yang megang kunci ruangan ini Cuma bapak dan saya kan?” Tanya Chanyeol panik. Guru Sooman terlihat bingung, pria itu bertanya kaset apa yang dimaksud oleh Chanyeol, Chanyeol seketika gugup. Ia tak bisa menjelaskan kaset yang ia maksud kepada guru Sooman. Guru Sooman pun mengatakan jika tidak ada orang yang menyentuh radio itu, Chanyeol pun menanggap seperti itu. “Yang lebih penting, pastikan siarannya sudah rampung.” Ucap guru Sooman lalu meninggalkan Chanyeol yang masih kebingungan. “Ya, tapi, tung...” Ucap Chanyeol terhenti saat guru Sooman pergi meninggalkan dirinya. “Habis sudah.” Keluh Chanyeol seraya menatap radio tua itu.

            Ke-esokan harinya, setelah pelajaran selesai Amber kembali mendatangi ruangan siaran. Baru saja Amber menaruh jaket dan tasnya diatas kursi. Lag-lagi Amber mendengar suara dari radio tua itu. Benar saja, di dalam radio itu sudah ada sebuah kaset, dengan rasa penasaran yang tinggi Amber bergegas mengambil kaset itu dan memutarnya di radio yang masih berfungsi. “Kepada orang yang emndengarkan ini. Jika anda memiliki kaset saya, tolong kembalikan. Mengambil barang milik orang lain seenaknya, anda kira apaan hah? Bukan maksud saya untuk marah atau apa. Saya akan senang jika anda mau mengembalikan nya ke saya. Jika anda enggan untuk mengembalikan nya secara langsung kepada saya. Taruh saja di meja saya atau di loker. Saya, Park Chanyeol, murid kelas 2 A. Saya rasa anda tahu kok siapa saya.” Ucap rekaman itu berakhir setelah penjelasan yang panjang lebar. “P-park Chanyeol?” Ucap Amber pelan.

Chanyeol yang baru saja selesai mengikuti pelajaran terakhir bergegas menuju ruang siaran. Chanyeol yang baru saja meletakkan tas nya mendengar suara dari balik radio tua itu. Tanpa ragu Chanyeol mendatangi tempat dimana radio itu berada, dan benar saja disana sudah ada sebuah kaset. Chanyeol mengambil kaset itu dan melihat sbeuah note yang tertempel di atas kaset itu, “Dari orang yang mengambil kaset mu.” Chanyeol pun bergegas menuju radio siaran yang berfungsi lalu memutar kaset itu. “Maaf sudah mengambil kaset itu dan membawanya pulang. Saya ingin mengembalikannya tapi, saya juga berada dikelas yang sama. Saya melihat absensi tapi nama anda tidak ada. Park Chanyeol yang anda katakan tidak ada disekolah saya.” Isi dari suara rekaman itu benar-benar membuat Chanyeol kebingungan. Bagaimana bisa gadis itu mengatakan jika dirinya tidak terdaftar disekolah ini. Chanyeol pun mendengarkan sisa dari rekaman itu, “Tolong beritahu saya nama asli anda.” Akhir dari isi rekaman itu dan membuat Chanyeol kebingungan, Chanyeol mengambil kaset itu dan melihat tanggal yang tertulis di kaset tersebut. “2016, 18 Januari.” Mata Chanyeol seketika melihat kalender yang berada disampingnya. “Januari, 2008.” Begitulah tanggal yang tertulis disana, Chanyeol kembali menatap tulisan ganjil yang terdapat dikaset tersebut seraya bergumam, “Apa maksud nya ini?”.

            Hari kembali berganti, seperti biasa setelah pulang sekolah, Amber masuk kedalam ruang siaran. Kali ini pun Amber mendapatkan sebuah kaset dari radio balik radio tua itu. Amber mengambil kaset itu dan diatas kaset itu tertulis “Dari pemilik asli kaset itu, jangan bercanda dengan ku!” Wajah Amber cemberut, ia segera memutar kaset yang baru saja ia temukan itu. “Berhentilah main-main. Jika anda bikin kesal, saya akan mengambilnya langsung. Siapa nama asli dan kelas anda?” Isi dari rekaman kaset itu dan membuat Amber kebingungan. “H-huh?” Ucap Amber terhenti saat rekaman   itu kembali menyatakan, “Oh dan... dikaset mu ada tulisan tanggal 2016. Saya tidak punya waktu untuk bermain-main.” Akhir dari rekaman itu, Amber terlihat kecewa. Gadis itu mengeluarkan kaset itu dan melihat sisi belakang dari kaset itu, “2008, 18 Januari.” dan berhasil membuat Amber terdiam.

Suara denyitan dari bola basket terdengar disana-sini. Chanyeol yang sedang menghabiskan waktu makan siang nya di ruang olahraga, dengan santainya tiduran diatas matras seraya mendengarkan isi rekaman dari kaset yang ia terima pagi hari tadi. “Bukankah anda sendirilah yang bermain-main? Sekarang itu tahun 2016. Dan ditambah lagi, nama saya Amber Liu. Murid kelas 2 A, nomor absen ketiga. Wali kelas guru bahasa inggris, bu Jung Hwayoung. Silahkan ambil sendiri kasetnya kesini kapan saja.” Akhir dari rekaman itu dan membuat Chanyeol semakin kebingungan.

“Siapa nomor absen ketiga dikelas kita?” Tanya Chanyeol kepada guru Sooman. “Kalau tidak salah, Cha Taeyong.” Jawab guru Sooman seraya menuruni tangga. “Apa bapak tau guru yang bernama Jung Hwayoung?” Tanya Chanyeol seraya membuntuti guru Sooman. Guru Sooman menjawab iya, dan Chanyeol kembali bertanya apakah beliau menjadi wali kelas disalah satu kelas yang ada. Guru Sooman menatap Chanyeol curiga, “Dia masih guru dalam tahap pelatihan untuk tahun depan. Lagipula kenapa kau menanyakan hal itu?” Tanya beliau curiga. Namun Chanyeol malah kembali bertanya, “Apa ada murid disekolah kita yang namanya Amber Liu?” Tanya Chanyeol setelah menuruni tangga sekolah. Guru Sooman kembali menatap Chanyeol seraya berkata, “Amber Liu? Tidak pernah dengan tuh. Apakah dia murid pindahan dari luar negeri?” Ucap guru Sooman lalu meninggalkan Chanyeol yang masih terlihat kebingungan.

Seperti biasa saat ini Amber sedang berada diruang siaran, waktu sudah menunjuk kan pukul 5 sore.  Ia melihat beberapa arsip kegiatan siaran radio yang tersimpan didalam lemari. Arsip pertama yang ia lihat adalah tahun 2005 dan arsip yang ia lihat selanjutnya adalah arsip ditahun 2008. Amber teringat sesuatu, ia pun membawa arsip itu lalu membacanya di atas meja. Amber membuka arsip itu, ia melihat nama yang tak asing tertulis di arsip tersebut. “Park Chanyeol, 2 A.” Kedua mata Amber kembali membulat sempurna. Amber membolak-balik kertas yang ada disana. Dan betapa terkejutnya Amber saat mendengar suara dari radio tua yang berada disampingnya. Lagi-lagi radio itu mengeluarkan sebuah kaset yang entah datang darimana asalnya. Amber melihat kesekeliling, ia penasarana apakah ada orang iseng yang sedang mengerjai dirinya. Namun tidak ada orang lain yang berada disana, dengan perasaan takut Amber mengambil kaset yang berada di radio tua itu. Dan lagi-lagi ia melihat sebuah tulisan yang tertera diatas kaset itu, “2008, 19 januari.” Dan dibalik kaset itu juga tertulis, “Apa benar disana itu tahun 2016?” Amber berusaha untuk meneguk salivanya, ia pun segera memutar rekaman dari kaset itu.”Ya bukannya saya percaya pada anda. Tapi apakah disana benar-benar tahun 2016?”.

Chanyeol yang saat itu tengah membersihkan ruang siaran terkejut saat mendengar suara dari balik radio tua itu. Chanyeol bergegas untuk mengambil kaset yang berada disana. Chanyeol cukup takjub dengan peristiwa yang ia alami namun ia mengacuhkan hal itu dan memilih untuk mendengarkan isi rekaman yang baru saja ia terima. Ser

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dwierna1998 #1
Chapter 1: Gue nangis thor,ternyata chanyeol malah mari gegara amber wkwk
vashti87
#2
Chapter 1: Aaaa.. kenapaaa sad ending.. #Mewek
Baguss bgt plotnya author.. baper bgt sumpah.. :'(
Murni_asih #3
Kelamaan nungguin best luck iseng liat story author yg lain. Baru baca foreword dan liat komen2 nya. Jadi takut baper duluan mau subsribe nyaaaa, pasti mewek inimaaah
aisafitry6 #4
Chapter 1: Feel nya yaaaa kok gua mewek baper banget ya ampuk kok bisa .. kenapa ??? Kenapa?? Harus sekeren ini .. gak bisa ngomong apa alur ceritanya itu tergambar jelas di otak .. gak tahu deh yaaa ini bagus banget walau bikin gua nyesek + nangis gara2 liat drama dalam tulisan ㅠㅠ T.T keep writing authornim .. fighting ^.^)9 T.T
shioshilee #5
Chapter 1: Anjir feel nya dapet bgt thor sukses buat gw nangis :'3
ftmhratna #6
Chapter 1: Hiyaaaa kerasa baper;")
ubayega #7
Chapter 1: Yaampun chanber feelnya walopun mereka blom pernah tatap muka langsung tapi perasaanya itu lohh ngena banget, author ini sumpah nyesek banget.. :(
LianaPark
#8
Chapter 1: Endingnya nyesek...Author bikin aku nangis.Tanggung jawab kau thor -,-
thio_llama
#9
Chapter 1: aku menangiiiisss/? ToT sequeell jebaalll ToT
vanchan9811 #10
Chapter 1: Gilaaa keren abis critanyaaa TTTT
Aq slalu suka sama jalan crita fanfic authorr
Keep writing yaa >< tpi klo bisa sering" in happy ending yaa ^^