BAB VII

The Beginning

Ketegangan mengiringi kedatangan Kreates di Oasis pagi itu. Beberapa Iroas yang berjaga di Oasis pun berkumpul di ruang makan utama, menunggu kabar berita apa yang dibawa pemimpin mereka tersebut. 

“Menurutmu apa yang akan diumumkan Pak tua Park?” tanya Amber pada Seulgi. 

Seulgi menggelengkan kepalanya. “Entahlah.”

“Apapun itu pasti berhubungan dengan bangkitnya kegelapan,” sahut Suho yang kebetulan berdiri tak jauh dari kedua gadis tersebut. Amber menghembuskan napasnya. “Aku merasa sesuatu yang benar-benar buruk akan terjadi.”

Suara langkah kaki yang familiar di telinga para Iroas membuat bisik-bisik yang semula riuh menjadi hening. Tak hanya satu, namun ada beberapa langkah kaki lain. Bersamaan dengan itu, Pak tua Park memasuki ruang makan utama tersebut, Sehun pun tak ketinggalan mengekor dibelakangnya. Namun yang tak biasa adalah kehadiran tiga orang lain yang sangat familiar meskipun mereka telah lama tak melihatnya lagi. Akibatnya bisik-bisik pun kembali terdengar, beberapa diantara mereka pun terlihat terkejut. 

“Ehem,” mendengar Kreates yang mulai buka suara, suasana pun kembali hening.

“Seperti yang kalian tahu, minggu lalu, aku pergi ke kediaman tuan Kim untuk menghadiri rapat terbatas yang dihadiri oleh para legenda Iroas, peri alam, dan beberapa tetua Iroas yang lain. Kami saling bertukar informasi mengenai bangkitnya kegelapan dan juga berdiskusi cukup panjang mengenai langkah apa yang harus diambil mengenai hal tersebut...”

“Dong woo telah mati.”

Kreates cukup terkejut ketika Taehyung menyela perkataannya. “Tuan Kim!”

“Ia dibunuh, dan batu Jasper edafos telah jatuh ke tangan musuh.”

Iroas yang hadir di sana pun terhenyak, beberapa nampak pucat, dan beberapa yang lain nampak tak percaya bahwa seorang legenda iroas dari golongan edafos telah mati karena dibunuh. Apalagi Jasper yang menjadi batu yang sakral untuk mereka telah diambil secara paksa. Untuk mereka ini adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi dan tidak disangka-sangka.

“Hentikan  Taehyung, bukankah kita telah sepakat untuk tidak memberitahu mereka terlebih dahulu?” seorang wanita di samping Taehyung kini ikut angkat bicara. Dengan tenang, Taehyung menatap wanita tersebut. “Haruskah aku menyembunyikan kabar yang seharusnya mereka ketahui apalagi ini berhubungan dengan golongan mereka, Fei?”

“Apa? Dong Woo mati?”

“Tidak, ini tidak mungkin!”

“Tamatlah kita!”

Pernyataan Taehyung tersebut pun menimbulkan kegaduhan. Tak ayal, para Iroas pun kembali meributkan hal tersebut. “Aku tahu mungkin ini adalah berita yang cukup mengejutkan untuk kita semua, kenyataannya memang itulah yang terjadi, namun kita harus tetap tenang dan menghadapinya dengan kepala dingin,” terang Mino, legenda Iroas dari golongan Omichlis.

“Apa yang dikatakan Mino benar, untuk saat ini kita harus berhati-hati dan waspada terhadap berbagai hal yang mungkin saja terjadi kedepannya, apalagi sekarang kita tahu apa yang mereka incar,” Taehyung kembali menimpali. 

Kreates menghela napasnya. “Baiklah, aku pikir kini kalian telah mengerti kondisi yang sedang kita alami sekarang, kalian bisa kembali melanjutkan pekerjaan kalian.”

Satu persatu Iroas meninggalkan ruang makan utama. Tak sedikit yang memutuskan untuk tetap tinggal dan bergunjing barang sebentar. Amber menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, ia menatap nanar Seulgi yang duduk di sampingnya. “Jadi, sekarang ini benar-benar gawat ya?”

Seulgi mengangguk lemah. “Kegelapan mulai bangkit, itu artinya perang akan segera dimulai,” gumamnya.

“Tapi aku tak mengerti, kenapa mereka mengincar sebuah batu? Apa istimewanya batu itu?” tanya Amber. 

“Jasper bukan hanya sebuah batu biasa, Am, Jasper adalah satu dari tujuh batu permata yang dimiliki setiap golongan Iroas, aku tak tahu kenapa mereka mengincarnya, tapi yang jelas, setiap batu yang dimiliki oleh tiap golongan memiliki kekuatan magis, aku tak tahu pasti apa kekuatannya, tapi batu itu benar-benar berharga dan dijaga baik-baik oleh setiap setiap legenda Iroas dari masing-masing golongan, yah, contohnya Dong Woo,” jelas Seulgi.

Di tengah perbincangan antara Amber dan Seulgi, tiba-tiba Chanyeol datang menghampiri keduanya. “Amber,” panggilnya. Amber melirik malas pada Chanyeol. “Apa?”

“Pak tua Park meminta kita untuk menemuinya sekarang.”

Amber menegakkan posisi duduknya. Gadis itu menatap Chanyeol bingung. “Kita?”

“Iya, kau, aku dan Sehun.”

“Apa yang ingin dia bicarakan?” Amber bertukar pandang pada Seulgi. “Pergilah, kau akan tahu saat bertemu dengan pria tua itu,” ucap Seulgi.

Amber melirik Chanyeol. “Sepertinya perasaanku tak enak.”

Saat Amber dan Chanyeol datang, Sehun telah berada di sana terlebih dahulu. Mereka pun segera bergabung dengan Sehun, tak lupa keduanya menunduk hormat pada Kreates serta ketiga legenda Iroas yang turut berada di sana. 

“Aku tahu kalian telah melihat mereka sebelumnya, tapi aku yakin diantara kalian masih ada yang belum mengenal mereka,” kata Kreates sambil melihat ke arah Amber dan Chanyeol.

“Kim Taehyung dari golongan Mygas, Song Min Ho dari golongan Omichlis, dan Wang Fei Fei dari golongan Aeros, mereka bertiga adalah legenda Iroas dari masing-masing gol