Chapter 3
Gonea/n : i'm so sorry .. sorry banget buat reader yang udah baca dan nungguin fanfic aku. Aku baru bisa update lagi sekarang padahal ni fanfic udah nganggur lama. Thank's buat yang udah baca and comment thank you so much ..
Sudah kesekian kalinya Sunggyu memandangi sepasang baju olah raga yang ia gantung dengan rapi di pintu lemarinya. Pikirannya terus melayang pada saat Woohyun mengantarnya pulang.
Flashback
“Dimana rumahmu ?.” Tanya namja tampan yang dengan setia masih menggenggam tangannya ketika mereka sudah keluar dari lingkungan sekolah.
Sunggyu yang tidak mau membuat repot Woohyun dengan segera melepaskan tangannya dari genggaman hangat namja tampan tersebut. “Rumahku jauh kau tidak perlu mengantarku.”
Tapi bukan Woohyun namanya jika ia mendengar begitu saja penolakan Sunggyu “Apa kau mau aku menelpon Howon untuk mengantarmu ?.”
Mendengar nama namjachingunya disebut, Sunggyu segera memandang Woohyun dengan wajah memelas agar namja tampan itu tidak menelpon Howon. Ia tidak mau namjachingunya selalu repot karenanya.
“Kalau begitu kajja ..” Dengan segera Woohyun hendak menggandeng tangan Sunggyu kembali tapi dengan cepat ditepis oleh namja manis itu.
“Wae ?.” Tanya Woohyun yang kini sudah menatap namja manis yang ada dibelakangnya dengan wajah berkerut.
Namun namja manis itu hanya menundukan wajahnya kembali sambil menggigit bibir bawahnya.
“A-aku bisa pulang sendiri Woohyun-ah.” Jawabnya terbata-bata karena ia mulai menggigil dengan udara dingin yang menusuk kulitnya. Terang saja ia kedinginan, lihat saja baju yang ia kenakanya itu hanya sepasang training olah raga yang tidak terlalu tebal.
Woohyun yang menyadari bahwa namja manis itu kedinginan langsung menautkan jemarinya dengan Sunggyu supaya namja manis itu sedikit merasa hangat. “Palli nanti kita ketinggalan kereta.”
Flashback end
Tok Tok Tok
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu kamar Sunggyu. Setelah pintu terbuka Nampak seorang yeoja paruh baya yang masih terlihat cantik dengan baju sederhananya.
“Umma ?! apa hari ini Umma tidak bekerja ?” Tanya Sunggyu senang, ya .. namja manis itu senang jika sang ibu tidak pergi kerja ketempat yang paling ia benci itu.
Melihat wajah lucu anaknya ibu kim langsung mencubit pipi gembil anak kesayangannya tersebut. “Appo ~” Rengek Sunggyu sambil mengelus pipinya yang masih terasa perih karena tamparan Taecyon tadi siang.
Ibu kim yang baru sadar pipi anaknya sedikit bengkak langsung mencakup kedua pipi Sunggyu dan menelitinya dengan seksama. Dan sesuai dugaannya pipi kanan sunggyu memang sedikit membengkak dan merah.
“Kenapa pipimu bengkak Gyu ?apateman-teman mumemukulimu lagi ?.” Tanya sang ibu khawatir, ia tahu bahwa anaknya sering dibully disekolah.
Tak jarang Howon memberitahunya bahwa Sunggyu sering di pukuli bahkan dilecehkan disekolahnya. Sempat ia menanyakannya langsung kepada Sunggyu, tapi anaknya itu terlalu baik dan malah berbohong kalau ia terjatuh atau mengatakan kalau dia sendiri yang mencari gara-gara.
Melihat anaknya terkadang pulang dengan baju kotor bahkan wajah lebam membuatnya merasa bersalah kepada Sunggyu, karena anaknya itu di bully karena pekerjaannya yang tidak biasa. Hatinya begitu perih setiap ia pulang melihat anaknya tidur dengan mata bengkak dan bekas air mata yang terlihat jelas di pipi putih gembulnya.
“Anio ..tadi ..euumm ..tadi aku .. temanku tidak sengaja menendang bola sampai mengenai wajahku.” Jawab Sunggyu berbohong sambil tersenyum gugup.
Ia tidak mau melihat Ummanya sedih Karena mengetahui ia hampir dilecehkan tadi. Ibu Kim hanya tersenyum tipis mengetahui bahwa anaknya berbohong. Dibelainya pipi anak tersayangny aitu dan mengacak rambut lembut Sunggyu.
“Jja .. sudah malam sebaiknya kau tidur Gyu.” Lanjut Ibu Kim dan keluar dari kamar Sunggyu.
%$%$%$%$%$%$%$%$
“Hyung .. bagaimana sekolahmu ? apa kau menyukainya ?.” Tanya Howon pada Woohyun yang sedang sibuk dengang buku gambarnya, sebal menunggu jawaban dari hyungnya Howon yang hanya diam saja akhirnya namja beralis tebal itu mengintip apa yang sedang hyungnya gambar.
“Emm .. apa yeoja ini kekasihmu hyung ? tapi sepertinya aku tidak asing dengan wajah ini ?.” Gumam Howon ketika ia melihat gambar Woohyun yang belum sempurna tapi sudah jelas jika dilihat.
Agak kesal dengan hyungnya yang hanya diam saja Howon kembali tidur-tiduran dikasur. Kesepian .. Howon kembali memperhatikan Woohyun yang masih asik dengan buku gambarnya. Padahal dalam hati namja beralis tebal itu ingin sekali mengobrol dengan hyungnya yang sudah lama tidak ia temui.
Mereka tinggal terpisah sejak ia berumur 10 tahun sedangkan Woohyun berumur 12 tahun karena perceraian orang tua mereka. Howon yang memang masih kecil akhirnya tinggal dengan Ummanya sedangkan Woohyun lebih memilih tinggal bersama Appanya daripada dengan Ummanya.
Meskipun mereka tinggal terpisah Howon tetap sesekali mengunjungi hyung semata wayangnya itu. Jadi mendengar hyungnya akan pindah ke Busan untuk tinggal bersama Ummnya sangat membuatnya senang karena akhirnya mereka bisa berkumpul lagi meskipun tidak Appa mereka tidak ikut.
“Hyu..”
“Uhuk .. Uhuk Ukh …” Belum sempat namja beralis tebal itu memanggil hyungnya tiba-tiba ia dikagetkan dengan suara batuk yang terdengar sangat kesakitan.
“Hyung .. kau kenapa hyung ?.”
Khawatir, namja beralis tebal itu buru-buru turun menghampiri Woohyun yang masih terbatuk-batuk sambil memegangi dadanya. Mata bulatnya melebar ketika melihat sesuatu meluber dari salah satu lubang hidung hyungnya.
“Hyung !!! kau berdarah !!.
Comments