Beginning

Beautiful Lies

Malam yang indah untuk keluarga Han, Tuan Hanggeng adalah seorang bisnisman sukses asal China yang merajai sejumlah industri di Korea, meliputi bisnis real estate, furniture dan export import. Dengan segala kesuksesan yang diraihnya saat ini menempatkannya pada jajaran konglomerat tingkat atas di sana. Dia menikah dengan seorang wanita cantik Korea bernama Kim Heechul, putri tunggal dari keluarga Kim Coorporation, yang mempunyai kerajaan bisnis yang juga cukup berpengaruh di Korea. Pernikahan mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Kim Kyuhyun (27), pemuda tampan, berotak encer namun terkesan dingin seperti ibunya, di usianya yang tergolong muda dia sudah dipercaya oleh orang tuanya untuk memimpin salah satu perusahaan keluarga bahkan kemampuannya memimpin diakui oleh rekan bisnis professional lainnya, dan seorang anak perempuan, sosok gadis imut yang menjadi kesayangan semua anggota keluarga Han, terutama ibunya, Kim Heechul. Dia sangat menantikan kehadiran putrinya itu hampir 10 tahun lamanya, sebelum akhirnya dia dinyatakan hamil kembali oleh dokter dan penantian panjang itu berbuah manis dengan lahirnya seorang putri cantik, yang mereka beri nama Kim Minseok (17). Menjadi anak dari keluarga Han tentu membahagiakan tapi juga ada beberapa hal yang menjadi konsekuensi, bahwa hidup mereka telah diatur bahkan sebelum mereka lahir.

Malam ini keluarga Han datang memenuhi undangan pesta di sebuah hotel ternama di kawasan Gangnam. Berpesta sebenarnya bukan bagian dari hobi keluarga Han, tapi tidak bisa dipungkiri pesta adalah ajang berkumpulnya para elit dan tempat bersosialisasi yang paling efektif, ya pada akhirnya bisnis adalah alasan utama mereka menghadiri acara tersebut.

“Selamat datang Tuan Han.!”, seorang pria yang cukup berumur dengan ramah menyapa mereka yang baru saja memasuki ballroom, Tuan Han segera menyambut uluran tangan itu sambil sedikit membungkuk. Tuan Lee adalah pemilik hotel sekaligus penyelenggara pesta, perayaan resepsi pernikahan putranya.

“Tuan Lee, apa kabar? Terima kasih sudah mengundang kami. Pesta anda sangat meriah. Ah iya perkenalkan ini istriku”, Heechul mengangguk dengan anggun.

“Wah, Nyonya Han ternyata lebih cantik dari yang orang-orang bicarakan”, pujinya. “Hey, ini siapa?”, perhatiannya teralih pada sosok mungil yang ada di balik tubuh Heechul.

“Sayang, ayo perkenalkan dirimu pada Tuan Lee”, ibunya menarik lengannya agar sedikit maju ke depan, putrinya dengan malu-malu tersenyum pada Tuan Lee.

“Perkenalkan nama saya Kim Minseok”, sedikit membungkuk, persis seperti yang dilakukan ayahnya tadi. Dia tampak cantik mengenakan gaun hitam selutut, ada pita putih yang menghiasi pinggangnya, memberikan kesan ramping. Rambutnya yang panjang dibiarkan terurai menutupi bahunya yang putih, matanya besar dan bersinar, bibirnya tampak merah alami dan dengan sentuhan make up natural berhasil membuatnya seperti boneka hidup.

“Dia cantik sekali”, seru Tuan Lee, “Nyonya Han sepertinya aku harus menarik kata-kataku barusan”, membuat ketiganya tertawa. “Sayang sekali aku hanya punya satu putra, dan sudah menikah”, menatap ke arah Minseok yang hanya bisa menunduk, “Baiklah, silakan nikmati pestanya, aku akan menyapa tamu yang lain”, katanya sebelum meninggalkan mereka.

“Istriku dimana Kyuhyun?”, tanya Tuan Han pada istrinya, mereka baru sadar jika putra mereka tidak bersama mereka dari awal.

Musik klasik mengalun sepanjang pesta, di panggung tampak sepasang pengantin yang selalu tersenyum berusaha menampilkan sisi bahagia mereka, para pelayan sibuk berjalan ke sana ke mari membawa nampan berisi minuman dan makanan. Sesekali terdengar gelak tawa dari para undangan yang tampak sangat asyik mengobrol, sebagian dari mereka berbicara tentang perkembangan bisnis perusahaan masing-masing. Hal yang membuat Kyuhyun tidak tertarik sama sekali, dia memilih menarik diri menjauh dari keramaian. Dia merutuki dirinya sendiri karena lupa tidak menyelipkan PSP di saku jasnya, setidaknya dia bisa bermain game.

“Aku bosan!”, sebuah suara menyadarkan perhatiannya, entah sejak kapan adiknya Minseok telah berada tepat di sebelahnya. Tangannya memainkan liontin kalung yang ada di lehernya, sesekali berkilau terkena pantulan cahaya lampu. Belum sempat Kyuhyun merespon, adiknya melanjutkan, “Dicari Mamah tuh!”, tunjuknya pada sebuah meja.

Tampak orang tuanya tengah berbincang dengan sepasang suami istri, dari gelagatnya Kyuhyun tahu apa yang akan mereka bicarakan. Dia hanya bisa menghela nafas berat, melangkahkan kakinya kemudian berbalik, “Kamu nggak ikut?”, tanyanya.

“Enggak, aku mau jalan-jalan. Byee..”, melambaikan tangan dan pergi begitu saja. Dasar, lihat saja apa yang akan terjadi padamu beberapa tahun lagi.!”, batinnya.

“Kyu,..”, sambut ibunya dengan senyum di wajahnya ketika putranya tiba, “Apa kamu masih ingat Seohyun?”

Seohyun, pikirnya. Kyuhyun tidak langsung menjawab, dia hanya merespon dengan tersenyum sambil menarik kursi untuknya duduk. Pandangannya tertuju pada piring kosong yang ada di hadapannya, sambil terus berpikir. Dia punya banyak kenalan yang bernama Seohyun, bahkan karyawannya ada yang bernama Seohyun. Yang mana yang ibunya maksud?

Dan tiba-tiba seorang gadis duduk tepat di hadapannya sambil menyapa orang tuanya, “Selamat malam..”, ketika Kyuhyun melihatnya, dia tahu Seohyun mana yang ibunya maksud.

“Aku harap kamu masih mengingatku”, dia tersenyum dan Kyuhyun pun balas tersenyum padanya.

“Tentu saja, bagaimana aku bisa melupakanmu?”, dia tertawa pada dirinya sendiri, untuk jawaban yang dia ketahui dengan baik.

“Seohyun sangat cantik untuk dilupakan, benar kan Kyu?”, ibunya menggoda dirinya.

“Ah Anda terlalu memuji putri kami, Nyonya Han”, seorang wanita, yang nampaknya ibunya Seohyun berkata.

“Iya, itu benar!”, Kyuhyun menjawab, membuat wanita di depannya ini tersipu.

“Oh iya Seohyun, apa yang kamu lakukan akhir-akhir ini?”, Heechul bertanya,

“Ah itu… aku..”,

“Dia mendesain beberapa produk pakaian, Nyonya Han”, ibunya buru-buru menjawab.

Mungkin maksudnya menghabiskan uang untuk berbelanja pakaian, lagi-lagi Kyuhyun membatin, memandang dengan pandangan berbeda padanya.

Menit dan menit berlalu, kedua keluarga berbicara panjang lebar membahas seputar topik yang lagi-lagi berkaitan dengan bisnis, gosip tentang keluarga dan perusahaan, kadang tentang rencana berlibur ke luar negeri. Sangat membosankan, Kyuhyun berusaha keras untuk tidak tertidur, membayangkan betapa senang adiknya yang kini entah berjalan-jalan dimana, seandainya dia bisa melarikan diri.

“Bagaimana jika kalian berdua menikah?”, dia hampir tersedak roti yang sedang ditelannya. Itu sebuah pertanyaan atau keputusan.

“Apa mamah bilang?”, pandangan tidak percaya pada ibunya, dia melirik pada ayahnya tapi kelihatannya sia-sia karena Sang Ayah kelihatannya tidak ingin ikut campur dengan masalah ini.

“Ayolah, kalian tampak serasi berdua. Bukankah kalian sudah lama mengenal !”, ibunya tampaknya bersemangat sekali dengan idenya.

“Iya, kurasa juga begitu”, orang tua Seohyun mengiyakan dan Kyuhyun merasa tersudut dengan hal itu. “Kyuhyun adalah lelaki yang baik. Kami akan sangat senang jika putri kami dijaga orang sepertimu. Sebenarnya kami sudah membicarakan perjodohan ini sejak beberapa bulan yang lalu”,

Jadi karena aku lelaki yang baik jadi harus menikahinya, apa aku harus jadi laki-laki brengsek agar terhindar dari perjodohan ini?, pikirnya, sebelumnya dia berterima kasih ada yang memujinya sebagai lelaki baik.

Kyuhyun ingin membantah. Dia melihat ke arah Seohyun untuk membantunya, tapi percuma karena gadis itu terlihat menginginkannya. Damn..!! Kyuhyun ingin menghilang begitu saja dari sana, dia tidak ingin menikah tanpa cinta, lagipula Seohyun bukan tipenya. Kalaupun dia harus menikah setidaknya dengan orang yang dia cinta. Bukan atas dasar kerja sama bisnis.

“Mah, maaf aku menolak pernikahan ini. Aku tidak ingin menikah”, dan seketika raut wajah kedua orang tuanya mengeras, tidak menyangka mendapat penolakan langsung.

“Apa ada yang tidak kamu sukai dari putri kami, Kyuhyun?”, suara Ayah Seohyun terdengar mengancam, sepertinya dia tersinggung dengan penolakannya barusan.

“Bukan begitu. Seohyun sangat cantik dan baik, saya yakin di luar sana banyak pemuda yang bisa membahagiakan putri anda. Karena…karena bagaimanapun saya tidak bisa menikahinya”.

“Apa alasanmu menolak perjodohan ini Kyuhyun? Terakhir kali kami mengenalkanmu pada gadis lain kau juga langsung menolaknya”, Ayahnya yang sejak tadi diam ikut bertanya, Kyuhyun masih memikirkan alasan yang tepat, awalnya dia berpikir untuk mengatakan kalau dia punya pilihan sendiri tapi itu bukan alasan kuat untuk Seohyun, wanita yang selalu mendapatkan apa yang dia inginkan dengan berbagai cara. “Kami menunggu jawabanmu”.

Entah dari mana datangnya, otaknya mencetuskan ide gila. Pandangan tajam dari orang tuanya dan orang tua Seohyun membuatnya yakin untuk memberikan jawaban ini. Dia berjanji dalam hati setelah di rumah akan memberikan pengertian pada orang tuanya agar tidak salah paham.

“Kyuhyun…”,

“Ak-aku homo..”, jawabnya pelan hampir tidak terdengar, tapi cukup keras untuk didengar oleh Minseok dan ditirukan kembali.

“KAK KYUHYUN HOMOOO…!!!???”, dan itu cukup keras untuk didengar seluruh undangan di ballroom

 

 

Hagkwon Hospital

“Gak mauuu.. Itu pasti sakit…!!”, memalingkan muka ketika dilihatnya dokter mulai menyiapkan peralatannya.

“Rasanya seperti digigit semut kok!”, katanya lembut, si pasien kecilnya justru beringsut mundur, menutupi kedua lengannya. “Bagaimana kalau dokter memberimu permen sebagai hadiah?”,

“Pelmen? Tapi Tetem kan gak boleh makan pelmen kata doktel Jumyeon”,

“Ehm.. bagaimana kalau kita main game? Kalau Tetem bisa jawab pertanyaan, dokter gak jadi suntik Tetem deh”,

“Oke, Janji ya doktel? Apa pertanyaannya?”, si kecil Taemin mendekat, dia tahu dokter yang disukainya sejak sebulan lalu itu gak bakalan bohong.

“Berapa 7 + 4?”,

“Tujuuhhh”, merentangkan jari-jarinya, sedangkan dokter muda itu hanya tersenyum geli melihat raut wajah serius Taemin, anak kecil yang sudah dianggapnya sebagai adiknya sendiri. Dia sedang sekuat tenaga berpikir berapa jari yang harus dia lipat. “Ditambah belapa doktel?”,

“4”, melihat si kecil lengah, dengan hati-hati ia menusukkan jarum suntik di lengan kanan Taemin dah cuss.. selesai.

“Tapi doktel”, wajahnya tampak memelas, “jali Tetem gak cukup, jali tangan Tetem cuma ada sepuluh, boleh pinjem jali doktel cantik satu?”,

“Boleh”, senyumnya, menyodorkan telunjuknya, dia kembali menghitung satu persatu.

“Sebelas doktel,.!!! Tetem menang. Dokter kalah, doktel gak boleh suntik Tetem”, dia tampak gembira, raut wajahnya merona. Sekilas dia tidak tampak seperti penderita kanker, dokter cantik itu pun berpura-pura kesal karena kalah.

“Humm.. baiklah dokter mengaku kalah. Taemin sangat pintar..”, menyentuh ujung hidungnya, kemudian menggelitik badannya, membuatnya tertawa terpingkal. Mereka baru berhenti tertawa ketika didengarnya suara pintu dibuka

Cklek…

“Dokter Sungmin, anda dicari Dokter Jumyeon”, seorang perawat masuk menyela mereka.

“Oh baiklah, aku akan ke sana. Suster tolong pastikan Taemin menghabiskan makan siangnya ya..”, kata dokter itu sambil merapikan peralatannya. Setelah itu ia melangkahkan kaki jenjangnya ke pintu.

Baru saja dia menutup pintu dilihatnya dokter itu di depan kamar, menatapnya sambil tersenyum. “Apa dia tidak mau disuntik lagi?”, tanyanya seolah sudah paham dengan kebiasaan pasien Sungmin yang satu itu. “Kau menggunakan trik apa lagi kali ini?”, mereka berjalan beriringan. Sungmin terkekeh.

Sudah seperti rutinitas baginya ketika ia melihat betapa luar biasanya gadis di sampingnya ini. Tidak ada wanita yang lebih penyabar dan penyayang dibandingkan Sungmin di Rumah Sakit ini yang dia ketahui. Bukan hanya anak kecil, tapi orang tua dan orang dewasa juga banyak yang menyukainya. Di memang sangat mudah untuk disukai.

Sungmin (26) gadis yag cantik, baik, penyayang anak, lembut, cerdas dan juga berasal dari keluarga terpandang. Sosok idaman untuk dijadikan istri, tapi nyatanya hingga kini belum ada yang mengklaim Sungmin sebagai pacar atau istrinya. Padahal setahunya sudah banyak pria yang menyatakan cinta untuknya. Tapi entah kenapa belum ada satupun dari mereka yang bisa mengambil hati seorang Sungmin.

“Bagaimana kalau aku mentraktirmu makan malam?”, bahkan ajakan itu sering ditawarkan padanya beberapa waktu terakhir ini.

Langkahnya terhenti, Sungmin mengerutkan keningnya, “Makan malam? Untuk?”,

“T-Tentu saja untuk berterima kasih sudah merawat pasien dengan baik”,

“Hey, itu kan memang tugas dokter! Lagi pula aku banyak makan nanti uangmu habis.!!”, canda Sungmin yang dibalas senyuman tipis dari teman sejawat sekaligus putra dari pemilik Rumah Sakit tempatnya bekerja. “Baiklah aku pergi dulu, pasien nakalku yang lain menungguku”, mempercepat langkah mendahului. “Jam 9 selesai praktek”, ucap Sungmin tanpa menoleh meninggalkan Jumyeon yang masih termenung menatapnya tidak percaya. Tanpa sadar senyum lebar menghiasi wajahnya.

 

 

SM High School.

Sekolah ini layaknya sekolah biasa, mempunyai beberapa gedung dan kelas, taman yang asri, lapangan olahraga, laboratorium dan pelataran parkir. Yang membuatnya istimewa adalah siswanya, banyak dari mereka yang merupakan anak dari konglomerat, jikalau bukan dari kalangan elit maka bisa dipastikan siswa itu harus berotak encer untuk masuk ke sekolah tersebut lewat jalur beasiswa.

Bel sekolah berbunyi 10 menit yang lalu, gerbang sekolah sudah tertutup, halaman sekolah tampak lengang, hanya beberapa siswa yang berjalan di koridor. Tapi tidak dengan suasana di dalam kelas, beberapa kelas yang belum dimasuki guru tampak gaduh, tidak terkecuali kelas 11 IA 2. Banyak dari siswanya yang sibuk berbicara satu sama lain, saling pamer, bahkan ada beberapa yang meneruskan tidur mereka. Namun kegaduhan di kelas itu langsung berhenti begitu seorang guru dengan masuk ke dalam kelas, Guru Matematika – Pak Yunho, guru favorit karena terkenal dengan ketampanannya.

Semua murid kontan terpana, bukan karena heran dengan guru mereka, tetapi karena melihat seseorang laki-laki yang berseragam sama dengan mereka masuk bersama sang guru. Mereka tahu dia pasti murid baru, tapi yang paling menarik perhatian adalah wajahnya yang manis, mata yang bersinar, kulit putih yang halus, tubuh tinggi dan yang paling penting senyumnya yang mampu melelehkan gunung es. Tiga kata untuk murid baru itu…

TAMPAN, CANTIK, CUTE

Sedetik kemudian terdengar bisik-bisik diantara para siswa, beberapa siswi bahkan ada yang tertawa cekikikan sambil menatap kagum sosok di depan mereka. Guru mereka hanya bisa memutar bola matanya, merasa diabaikan oleh muridnya.

“Kyaaa..!! Manis sekali! Kyaa..! Duduklah denganku!”, seru para siswi dengan suara khas mereka.

“Ehemm..! “, perhatian murid-murid langsung tertuju lagi pada guru mereka yang tampak kesal. Selama ini Guru Yunho adalah guru paling ganteng di sekolah, setidaknya sampai murid baru ini datang. “Baiklah Luhan, perkenalkan dirimu pada teman-teman barumu!”. Baekhyun terlihat berbunga-bunga menatap pemuda itu, sedangkan Chanyeol terus menatap sebal pada Baekhyun karena terus-terusan melihat si anak baru.

“Namaku Xiao Luhan, pindahan dari Beijing. Salam kenal”, ujar siswa tersebut dengan singkat dan padat. Membuat semua murid makin terpesona dengan namanya.

“Nah Luhan, kamu boleh pilih bangku manapun yang kamu suka. Baiklah, semuanya buka buku paket kalian!”,

Seketika kelas menjadi gaduh lagi. Yunho menghembuskan nafas kesal melihat kelakuan muridnya yang seperti pedagang ikan sedang berebut menawarkan ikan.

“Luhan, gantengnya…”

“Duduk di sebelahku saja…!”,

“Jangan Luhan, di sampingku saja..”

“Luhan..”

“Luhan..”,

Luhan sendiri jadi kesal mendengar teriakan histeris cewek genit tadi. Tidak di Beijing tidak di Seoul, sama saja. Matanya menjelajah seluruh penjuru kelas, tapi yang dia lihat hanya para cewek yang cari muka dan sok over acting mengibas-ngibaskan rambut untuk menarik perhatian Luhan. Ada juga cewek yang langsung mengambil bedak dari tas lalu berdandan.

Mengerikan, gerutu Luhan dalam hati

Tiba-tiba pandangannya tertuju pada seorang gadis yang duduk di baris keempat di samping jendela. Gadis itu sama sekali tidak peduli dengannya, dia malah lebih memilih menikmati kehebohan teman-teman di sekitarnya. Sebenarnya sudah sejak tadi Luhan melihat gadis itu, dan yang dia lihat adalah gadis itu sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan padanya. Hanya diam sambil sesekali mencorat-coret bukunya.

“Lihat Minseok! Murid barunya ganteng banget!”, bisik Baekhyun sambil menyenggol lengan teman sebangkunya. Seketika Minseok yang sejak tadi melamun tersadar.

“Eh? Apa?”, kata Minseok sambil menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya. Baekhyun yang merasa tidak diperhatikan menggembungkan pipinya dan memalingkan muka. Minseok yang sedang banyak pikiran kembali mencorat coret bukunya.

Luhan memperhatikan dengan seksama gadis imut yang ada di ujung sana. Penampilannya sangat sederhana dibanding teman sekelasnya yang lain, rambut panjangnya diikat satu ke atas, memamerkan leher jenjang putih mulus, wajahnya mungil dan bibir merahnya mengundangnya untuk makin mendekat. Beruntung masih ada bangku kosong di pojok, tepat di belakang gadis itu. Luhan yang sejak tadi belum duduk pun berjalan dengan tenang melewati semua gadis-gadis yang memanggilnya, menghempaskan pantatnya di sana.

Pelajaran matematika dimulai, tapi gadis di depannya terus melamun memandangi buku yang penuh coretan di depannya, tanpa sekalipun melirik ke papan tulis. Luhan sendiri duduk sambil bertopang dagu menatap kucir kuda di depannya, bergerak ke kanan ke kiri dipermainkan angin lembut yang berhembus lewat jendela di samping mereka.

“Ehmm.. Hai Luhan”, sapa Baekhyun dengan riang sambil membalikkan badannya ke belakang. Chanyeol yang sadar pacarnya membalikkan badan ke arah murid baru hanya mendengus kesal. Luhan hanya membalas dengan senyum tipis.

“Baek, lihat depan dong!”, seru Jongdae, siswi berambut curly sebahu yang duduk tak jauh darinya, dia juga sebal karena Baekhyun sudah mendahului langkahnya mendekati Luhan.

“Kenapa?”, menatap tajam ke arahnya tak suka.

“Enek gue liat mukamu dari sini”, nadanya mulai meninggi.

“Ya udah jangan liat kalo gitu!”, tak kalah sewot. Kyungsoo teman sebangku Jongdae hanya bisa menghela nafas panjang, bosan melihat tingkah sahabatnya itu.

“KALIAN BERDUA BISA DIAM TIDAK?!!!”, ujar Pak Yunho dengan nada tinggi. “Ini kelas bukan pasar kambing.”,

Baekhyun berdiri sambil mengacungkan telunjuknya pada Jongdae “, Onta Gurun itu duluan yang mulai, Pak..!”,

Jongdae tidak terima, “Kucing garong ini yang mulai, Pak!”,

“Berani-beraninya kamu manggil aku kucing garong, hah.!!”,

“Kamu duluan yang manggil aku Onta Gurun, kan!!”,

“Sudah diam kalian, keluar kalian dari jam pelajaran saya. SEKARANG..!!”, dengan berat hati mereka berdua keluar kelas dengan muka bersungut-sungut. Chanyeol merasa iba pada pacarnya, tapi tidak bisa berbuat banyak, toh itu salahnya sendiri. Dan ketika Baekhyun melewatinya, dia cuma bisa meringis tak bersalah.

“Kim Minseok”, panggil Pak Yunho sambil melipat tangannya kedua tangannya di dada. Minseok spontan terlonjak.

“Ah, Iya Pak..”,

“Jangan tidur di kelas!”,

“S-Saya gak tidur kok, Saya baca buku ini”, jawab Minseok sambil meraih buku tebal yang ia dapat entah dari mana. Pak Yunho pun menghela napas dan mengangguk.

“Ya sudah. Kita lanjutkan pelajaran”.

Hmm… Namanya Kim Minseok ya? Menarik, batin Luhan sambil tersenyum

Para siswi pun di kelas XI IA 2 tidak henti-hentinya membicarakan tentang betapa tampan dan manisnya Luhan. Dan dalam waktu kurang dari 24 jam, nama Xiao Luhan jadi trending topik di setiap sudut SM High School. Luhan langsung jadi idola seluruh cewek, kecuali Minseok mungkin, tak sedikit juga cowok yang meributkan tentang Luhan. Mereka takut kalau pacar mereka nantinya akan berpaling, ancaman serius bagi Chanyeol.

 

Note :Ehm.. sepertinya cerita saya mulai ngelantur, sebenarnya jalan cerita ini berubah dari rencana semula. Yang dipikir apa, yang diketik apa, yang diupload apa, gak nyambung..hehe,,,  ^_^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Navydark
#1
Chapter 10: Yeaaay. Xiuhaaaaan. Menang saingan dari won geun buat minseok, skarang buat ziyu luhan saingan sama heechul. Kekekeke
Navydark
#2
Chapter 9: Aaaaaa, kan jadi ikutan galau deh. Minseok buat siapaaa?
yoeunseo #3
Chapter 8: pas awal chapter gokil lucu, kok tambah kesini angst gitu....
TT_TT
Navydark
#4
Chapter 8: Sedihnyaaaaaa, sedih buat semua. Clbk aja deh, hehe. Xiuhan jayaaa
Navydark
#5
Chapter 7: Noooo, minseok ahh...... Kan luhan kelamaan nih minseok keburu mau nikah deeeh
Navydark
#6
Chapter 6: Dasar kyu cemburunya agak kelewatan dan keterlauan tapi lawak banget gini.
Its okay thor, yg penting endingnya maknyoss buat xiuhan. Hoho