Chapter 2

Locked
Please Subscribe to read the full chapter

Kali ini Chaeyoung sunbae benar-benar marah

Aku menghembuskan nafas kesal. Mataku tetap memerhatikan gerak-gerik Chaeyoung sunbae yang sekarang berteriak kepada para penumpang untuk memeriksa barang bawaannya dan turun satu persatu, urat lehernya muncul ke permukaan karena efek terlalu keras berteriak. Di saat seperti ini, dimana letak toa-maksudku Chanyeol. Suaranya sebelas dua belas dengan toa, walaupun lebih berat dan ya. Kau tahu sendiri, serak.

Tapi Chanyeol juga terkena imbas dari indisen setengah jam yang lalu.

Chaeyoung sunbae sama sekali tidak menegurku bahkan menatapku setelah insiden aku menjewer salah satu penumpang sialan di belakang bis. Sikap Chaeyoung sunbae yang seperti ini hanya berarti satu hal: Dia sangat marah dan tidak akan memaafkanku selama beberapa hari ke depan. Kalau boleh jujur, aku tidak masalah dengan itu karena memang Chaeyoung sunbae dan aku tidak terlalu dekat, tapi kali ini Chanyeol juga jadi korban kemarahan Chaeyoung sunbae, walaupun Chanyeol melontarkan lelucon paling lucu yang dia punya, sunbae satu itu tidak tertawa. Padahal biasanya dia tertawa paling keras meskipun bagiku, lelucon Chanyeol sama sekali tidak lucu.

Aku beralih menatap Chanyeol yang juga memusatkan perhatiannya pada Chaeyoung sunbae dengan ekspresi takut dan bersalah. Aku mengerutkan dahi. Bukannya di situasi ini aku yang seharusnya merasa bersalah? 

"Chanyeol-a" Panggil Chaeyoung sunbae sambil mengemasi barang barangnya

Chanyeol sontak kaget dan spontan berdiri tegap, "Ya sunbae?"

Aku menyipitkan mataku. Dia benar-benar takut pada Chaeyoung sunbae rupanya. Bagaimana tidak? Chanyeol hanya memanggilnya dengan panggilan 'sunbae' jika ia membuat kesalahan, atau ketika ia takut. Biasanya, Chanyeol selalu mengekori sunbae itu dengan panggilan 'noona noona~'-nya yang selalu sukses membuatku hampir mengeluarkan kembali makanan yang telah ku telan ke dalam perut.

Chaeyoung sunbae menatap Chanyeol sejenak lalu tertawa, "Sunbae? Biasanya kamu memanggilku dengan 'noona'" Balasnya ringan. Chaeyoung sunbae menutup tasnya lalu mengantungya ke tangan kanannya,

"Jangan memanggiku dengan panggilan sunbae. Panggil saja aku noona. Aku lebih nyaman dipanggil seperti itu" lanjutnya dan tersenyum ke arah Chanyeol.

Tidak perlu menoleh untuk melihat reaksi Chanyeol karena aku sangat yakin, Chanyeol saat ini pasti sedang memasang ekspresi kaget-maksudku, mata melebar dan mulut ternganga. Dan satu lagi, setelah itu dia pasti akan bertanya 'Noona tidak marah denganku?’

"Noona tidak marah denganku?" Tanya Chanyeol hati-hati

Bingo! benar kan?. Aku meniup poni depanku. Berteman dengan Chanyeol selama bertahun-tahun membuatku tahu bagaimana jalan pikirannya serta segala macam ekspresi dan reaksinya terhadap segala hal dan percaya atau tidak, aku bisa mengetahui apakah dia sudah ke belakang pagi ini atau belum lewat ekspresinya.

"Marah? Kenapa aku harus marah?" Chaeyoung sunbae kembali tertawa, "Cepat kemasi barang barangmu. Para penumpang pasti sudah menunggu di lobby hotel"

Chanyeol tersenyum lebar,"Siap noona" jawab Chanyeol lalu berpura-pura hormat dan membungkuk layaknya seorang petugas militer kepada Chaeyoung sunbae.

Aku memutar bola mataku. Park Chanyeol kau kekanakkan sekali. Aku menghela nafas dan beranjak berdiri dari kursiku untuk mengemasi barang-barangku dan menuju lobby hotel.

Tapi sayangnya itu akan tidak terjadi

Aku baru saja mau beranjak berdiri dari kursiku saat Chayoung sunbae yang sekarang sudah berdiri di pintu bis berbicara lagi

"Dan, Chanyeol. Bisakah kau meminta temanmu yang tidak punya otak itu untuk menurunkan kardus kardus yang ada di bagasi? Dan katakan padanya bahwa dia harus mengerjakannya sendirian dan tidak boleh protes" ucapnya tetap tersenyum kepada Chanyeol.

Chaeyoung sunbae tidak melihat ke arahku tapi aku tahu persis kata-katanya barusan itu ditujukan kepadaku. Apa katanya? Tidak punya otak? Cih! Lihat siapa yang berbicara.

Aku meniup poniku sebal, mencoba untuk mengendalikan emosi. Dari ekor mataku, aku bisa melihat Chanyeol menatapku khawatir kalau aku meledak sekarang juga. Tatapannya lalu beralih ke Chaeyoung sunbae.

"Umm..." Chanyeol masih mencari kata-kata, "Tapi sunbae, dia kan wanita. Tidak seharusnya wanita menurun--" Belum selesai Chanyeol berbicara, suara Chaeyoung sunbae kembali terdengar. Kali ini dengan nada yang lebih serius.

"Jadi kalau dia seorang wanita berarti dia tidak boleh menurunkan kardus dari bagasi? Begitu maksudmu? Dengar Chanyeol, Mau dia wanita atau pria atau bahkan gabungan dari kuduanya pun tidak ada pengecualian dalam hal menurunkan beberapa kardus dari bagasi bis. Dan asal kau tahu Park Chanyeol, aku juga pernah menurunkan barang-barang seperti itu pada saat aku masih selevel kalian dulu. Dan aku wanita."  

Chaeyoung sunbae menarik nafas. Melihatku sekilas lalu kembali menatap Chanyeol

"Lagipula, ini adalah akibat dari sifatnya yang selalu bertindak sebelum dipikir itu. Astaga. Aku bisa gila! Menjewer penumpang? Dia pikir dia siapa? Penumpang yang membayarnya, bukankah seharusnya ia lebih menghormati penumpang bukan menjewernya seperti itu? Kalaupun penumpang itu salah, dia tidak boleh langsung main tangan seperti itu. Dia mau berlagak seperti pahlawan?" Lanjut Chaeyoung sunbae pedas

Chanyeol tidak menjawab, hanya diam dan menoleh ke arahku

Aku mengepalkan tangan, berusaha untuk tidak meluapkan segala emosi yang sudah memberontak keluar. Aku menggenggam kursiku kuat, seakan melapiaskan seluruh kemarahanku ke sana. 

Aku membuang pandanganku keluar jendela secepat mungkin saat aku mataku berkaca-kaca. Sial!

"Ayo kita turun Chanyeol, yang lain sudah menunggu" kata Chaeyoung sunbae yang kemudian berjalan keluar bis tanpa menunggu Chanyeol.


Chanyeol tetap diam. Mengimbang-imbang sejenak lalu berjalan ke arahku. Ia lalu berjongkok untuk menyamakan tingginya denganku yang masih duduk di kursi dengan tatapan keluar jendela. Tidak mau menatapnya.

"Liat aku, Doyeon" ucap Chanyeol lembut, seakan ia takut tangisku pecah.

Aku tidak bergerak

"Hey Kim Doyeon" dia tetap berusaha.

Aku tetap tidak bergerak

"Yeon-a~" Kali ini ia mencoba menyenggol lenganku

Itu juga tidak mempan

"Kim Dung"

Kali ini aku menoleh, "Kau memanggilku apa?"

Chanyeol tersenyum lebar lalu merapikkan poniku, "Kim dung. Kau ingat? Itu panggilanku kepadamu waktu kita masih di SMP. Eh, bukan! Aku rasa itu panggilanmu waktu kita masih SD. Karena kamu dulu dingin dan tidak mau berbicara kepada siapa pun jadi aku memanggilmu dengan 'dung'. Dan, Oh iya! Kamu memanggilku Pabo Yeol! Astaga kamu kejam sekali" Chanyeol tertawa.

"Kamu tahu? Dari dulu kamu sudah kasar seperti sekarang" Tawanya kembali pecah. "Jujur. Dulu setiap aku bertemu denganmu. Aku takut kalau tiba-tiba ka,u memukulku atau menjewerku lagi" lanjutnya.

Aku tersenyum lebar. Gambaran-gambaran masa kecil terputar kembali di kepalaku

"Doyeon..." Chanyeol menatap lurus ke mataku, "Aku tahu alasan dibalik kamu bersikap kasar seperti ini makanya aku maklum dan biasa saja. Tapi Chaeyoung sunbae, dia tidak tahu" Chanyeol menghela nafas.

"Makanya dia berkata seperti itu" lanjut Chanyeol.

Aku menahan diri untuk tidak menangis dengan sekuat tenaga dan terseyum seceria mungkin."Aku tahu, Yeol. Aku tahu" 

"Baguslah" Ia tersenyum lebar

Chanyeol beranjak berdiri dan mengelus kepalaku saat sebuah suara-lebih tepatnya teriakan terdengar dari luar bis

"PARK CHANYEOL! APA YANG KAU LALUKAN DISITU? CEPAT TURUN! DAN ASTAGA! KAU TIDAK BOLEH MEMBANTUNYA! KAU DENGAR AKU? KAU TIDAK BOLEH MEMBANTUNYA! BIARKAN DIA MENURUNKAN KARDUS KARDUS ITU SENDIRIAN" cecar nenek sihir menggebu-gebu.

"Dasar perusak suasana" gerutu Chanyeol 

Aku tertawa lalu mengangguk-angguk kecil mengiyakan kata-kata Chanyeol

"Hey, jadi... jangan kamu masukkan hati kata-katanya itu" Chanyeol kembali tersenyum dan meraih tas ranselnya. 

Aku menjawabnya dengan anggukan dan ikut tersenyum. Sepertinya senyumannya itu menular.

"Cepatlah turun, nanti dia teriak lagi" pintaku

Belum sampai tiga detik aku mengatakan itu, Suara si nenek sihir kembali terdengar.

"PARK CHANYEOL! ASTAGA! AKU BILANG CEPAT TURUN!!" Teriaknya dua kali lebih keras dari sebelumnya.

Chanyeol memutar bola matanya kesal lalu balas berteriak, "IYA INI AKU TURUN NOONA!" Kemuadian ia memakai satu lengan tas raselnya lalu kembali menatapku.

"Maaf aku tidak bisa membantumu, nanti aku traktir green tea latte kesukaanmu sebagai gantinya, oke? Aku duluan. Kim Doyeon semangat!" Chanyeol mengepalkan kedua tangannya di udara dan tersenyum lebar sebelum punggungnya hilang dari pandanganku

Aku tersenyum. Chanyeol selalu bisa membuat mood-ku kembali bagus seperti semula. Aku meraih barang-barangku lalu memasukkannya dengan satu gerakan ke dalam tas dan beranjak turun dari bis untuk menuju bagasi.

Aku mengikat rambutku tinggi tinggi, Ayo kita selesaikan kardus kardus sialan ini.




"Tu--" aku meletakkan kardus terakhir dengan kasar, "juh!" Seruku hampir berteriak

Aku menyeka keringat yang becucuran dari dahi. Sial! Dia kira aku apa? Hulk? Hercules? Bagaimana bisa nenek sihir itu menyuruhku untuk menurunkan kardus kardus yang setidaknya berat per kardusnya adalah dua puluh lima kilo sendirian? Dan bukan satu, tapi tujuh kardus! Astaga, Orang-orang ini bawa apa saja sih?

Aku meniup poniku setelah menghitung ulang jumlah kardus kardus sialan ini. Tujuh. Aku tersenyum puas, akhirnya selesai juga.  

Aku meraih tasku dan menyelepangkannya ke badanku saat mataku bertemu dengan petugas hotel yang bertugas untuk mengangkat barang bawaan pengunjung hotel. Dia menatapku kasihan. Mungkin dia kasihan terhadapku yang terpaksa menurunkan kardus kardus berat sendirian karena tidak bisa melawan senior atau entahlah. Aku tidak peduli.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman tipis lalu berjalan masuk ke dalam hotel. Akhirnya.

Aku memangjangkan leherku, mencoba untuk mencari keberadaan Chanyeol dan staff yang lain. Namun lobby hotel ini terlalu ramai dan untuk seseorang ya

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 4: aha~~aku tahu baekhyun naruh perhatian buat doyeon ya...walaupun bukan perasaan suka sih,tpi dia bru aja nolongin doyeon, hmmpp....awal yg baik kan?^^ anyway, I'll be waiting for sehun-doyeon story^^
keyhobbs
#2
Chapter 3: humm~~baekhyun...kenapa gk d kasih aja tuh gelangnya ke si Doyeon, kasian kan dia nyari-nyari..eh tpi pertempurannya itu lho...bikin ngikik geli,,
little_petals
#3
Chapter 3: Thanks for update xD
hahaha lucu xD
little_petals
#4
Chapter 3: Thanks for update xD
hahaha lucu xD
bubbleily #5
NEXT CHAPTER PLEASEEEEE
bubbleily #6
Chanyeol suka sama doyeon? Wah
keyhobbs
#7
Chapter 2: ternyata chanyeol suka sama doyeon?? Hihi awas lho....satu kamar,,,
bubbleily #8
Doyeon lucu
bubbleily #9
Ceritanya menarik :) update soon yah :D
little_petals
#10
Chapter 2: so funny, Doyeon lucu, ceritanya semakin menarik, update soon yaah author-nim