Six

New Place
Please Subscribe to read the full chapter

Berapa kadar kafein yang diperlukan untuk membuatku sanggup berdiri hari ini? Jinri meringis, menuangkan tiga bungkus kopi hitam ke dalam gelas berisi air panasnya. Setelah berhari-hari mengalami masalah tidur yang cukup parah, Jinri tidak yakin dia bisa berdiri tegak tanpa bantuan kafein hari ini.

“Wow, kamu tidak bisa tidur tadi malam?” Mijoo yang duduk di meja makan melirik kopi di gelas Jinri.

“Dan kamu bisa?”

Mijoo mengangkat bahu, memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Jinri.

“Mana yang lain?” Di meja makan sekarang hanya berisi Mijoo dan Myungsoo yang sibuk memakan roti bakarnya di ujung meja.

“Semua kecuali kita dan Myungeun sudah pergi. Kamu tau ini jum’at, satu hari sebelum pekan jadi semua orang berusaha menyelesaikan urusannya dengan segera.” Mijoo mengambil dua potong roti dan menyerahkannya pada Jinri.

Ngomong-ngomong soal Myungeun, tampaknya kematian Soojung memang sangat mempengaruhi Myungeun, sebab sejak kejadian kemarin gadis itu masih menolak bicara. Belum lagi tadi pagi saat Jinri mengunjunginya Myungeun ternyata terkena demam dan keadaan tubuhnya mulai melemah.

“Aku juga akan segera ke kampus setelah ini, bagaimana denganmu?” Jinri menunjuk tempat selai di hadapan Mijoo. “Selai.”

“Oh, bagus. Kau bisa pergi bersama Myungsoo. Sementara aku,  tugasku hari ini adalah membersihkan kamar Lee Sungyeol. Sudah seminggu sejak aku membersihkan kamarnya, dan hari ini dia bahkan tidak dapat menemukan celana dalamnya sendiri. Tampaknya aku juga harus membersihkan lemari bukunya.” Mijoo mendorong tempat selainya.

“Bukankah Sungyeol melarangmu membersihkan lemari bukunya?”

“Dia hanya takut aku menemukan koleksi majalah dewasanya.” Mijoo tersenyum.

Jinri mengangguk, tidak begitu tahu apa yang harus dibicarakan jadi dia memilih untuk memakan rotinya dalam diam. Begitu banyak pertanyaan yang membingungkan, Jinri merasa menyesali keputusannya pindah ke tempat ini. Sebenarnya apa yang terjadi disini?

“Jinri, apa kau tau? Seorang temanku –namanya Soohyun bilang padaku kalau Suzy bilang kalau Seulgi ternyata-“

Pertama, jika Soojung adalah pembunuh Dongwoo, apa dia juga yang membunuh Sujeong dan Jisoo? Jinri mengambil sedikit selai jeruk, lalu mengoleskan ke rotinya. Berbeda dengan Dongwoo dan Jisoo yang dibunuh dengan obat, Sujeong dibunuh dengan pisau. Apa Soojung juga yang melakukannya?

“Jinri!”

Dan jika memang dia pembunuhnya, apa alasan mereka semua dibunuh? Apa hanya karena satu informasi yang Dongwoo terima dari Sunggyu?

“Jinri!”

Lalu, apa yang sebenarnya di katakan Soojung pada Myungeun? Jinri menghabiskan rotinya yang pertama.

“Choi Jinri!”

“Uh, iya?” Jinri mengalihkan pandangannya pada Mijoo yang merengut.

“Kamu tidak mendengarkan pembicaraanku sejak tadi?”

Jinri meringis, lalu menggeleng.               

“Oh, baik aku ulangi lagi. Intinya, dari gosip yang aku dengar ternyata Seulgi itu-“

“Mijoo, apa kamu suka film detektif?”

Lee Mijoo cemberut lagi, walau akhirnya gadis itu mengangguk.

“Jika kamu adalah seorang pembunuh, mungkinkah kamu membunuh seseorang hanya karena satu informasi yang sebenarnya masih ambigu?”

Mijoo terdiam, tampaknya mengerti apa yang sedang Jinri bicarakan. “Setelah dipikirkan lagi, aku tidak suka film detektif. Kamu bisa tanya Myungsoo.”

Jinri beralih pada Myungsoo yang berhenti mengunyah roti, tampaknya juga ikut mendengarkan pertanyaan Jinri sebelumnya.

“Bagaimana denganmu, Myungsoo?”

Myungsoo menghela nafas, lalu menjawab, “tentu saja –jika aku seorang pembunuh, aku tidak akan membunuh seseorang karena satu informasi yang ambigu. Itu hanya akan mengotori tanganku. Kamu tau bahkan dalam pengadilanpun di butuhkan dua bukti untuk dapat membawa perkara ke pengadilan. Ada hal lain yang lebih penting.”

Ini kalimat terpanjang yang pernah dikatakan Myungsoo padanya. Dan Jinri yakin, perkataan Myungsoo benar.

“Aku akan pergi ke kampus sekarang, kamu ikut?” Myungsoo menunjukan kunci mobilnya.

Jinri tersenyum, lalu mengangguk. Setelah dipikir-pikir lagi, dia tidak begitu menyesal pindah ke asrama W.

 

*****

 

Myungsoo adalah pengemudi yang baik, Jinri menyimpulkan. Walau pria ini tidak bicara sedikitpun di mobil tadi, tapi– tunggu dulu, bukankah mobil yang di pakai Myungsoo tadi adalah milik Sunggyu? Jinri menatap Myungsoo yang baru keluar dari sedan putihnya dengan heran.

“Apa?”

“Ini mobil Kim Sunggyu.”

“Lalu? Dia yang meminjamkannya. Lagipula Kim Sunggyu tidak bisa menyetir.” Myungsoo mengangkat bahu.

Jadi Kim Sunggyu memang mempercayai Myungsoo sebanyak itu? Jinri sendiri masih tidak begitu yakin, apalagi pria ini dekat dengan Sungyeol yang notabene-nya adalah orang yang mungkin saja membunuh Soojung.

“Tapi-“

Myungsoo sudah berjalan menjauh saat Jinri mencoba kembali bertanya. Dasar tidak sopan. Jinri merengut, berjalan menuju fakultas ekonomi yang berada di arah berlawanan dengan tempat belajar Myungsoo.

“JINRI!” Sesuatu –atau, seseorang. Merangkul Jinri dari belakang, dan Jinri sudah bisa menebak siapa orang ini.

“Soojung!”

Jung Soojung (bukan Lee Soojung, apalagi Ryu Sujeong) tersenyum jahil pada Jinri, dan Jinri tau apa yang ada dipikiran gadis itu.

“Oh tidak begitu, Jung. Berhenti berpikiran aneh.”

“Sekarang tujuanmu tercapaikan? Berhenti mengelak, kemarin kamu bahkan pergi makan bersama ‘pria paling tampan sedunia’ itu.” Soojung tertawa.

“Yeah, makan siang itu berakhir dengan kematian Dongwoo.”

“Huh?”

“Tidak, kamu tidak perlu tau.” Jinri menggeleng. Kematian Dongwoo, walau sudah di laporkan pada pihak berwajib tampaknya masih menjadi rahasia kecil bagi beberapa orang. Karena anehnya tidak ada mahasiswa yang mengetahui masalah ini, tidak ada satupun media yang meliputnya. Entah berapa banyak uang yang diberikan Nyonya Yoo untuk menutupinya.

“Nah, tampaknya tidak hanya kamu yang mendapatkan lelaki paling tampan sedunia.”

“Apa?” Jinri menoleh pada Soojung tidak mengerti.

“Jung Eunji mendapatkan lelaki paling sempurna sedunia-nya.” Soojung menunjuk pada Eunji dan Howon yang berjalan ke arah mereka. Sementara Eunji terlihat sedang berusaha keras menahan ekspresi wajahnya untuk tetap datar, ekspresi Howon justru terlihat kaku dan serius.

“Jinri, kita harus bicara.”

“Apa? Kau akan mengumumkan hubunganmu dengan Eunji?” Jinri tertawa mengejek, melirik Eunji yang tampaknya gagal mengendalikan ekspresinya dan akhirnya tersenyum lebar (apa yang akan terjadi kalau Jinri membeberkan kedekatan Myungeun dan Howon pada Eunji sekarang?)

“Aku tidak bercanda.” Howon menggeleng, mengangkat telepon genggam jenis Iphone keluaran terbaru ...telepon genggam Dongwoo.

Wajah Jinri berubah serius, tanpa mengindahkan Soojung dan Eunji yang menatap mereka bingung, Jinri membawa Howon ke gedung kedokteran, naik menuju ruangan atap tempat mereka bertemu bersama Myungeun sebelumnya.

“Ada apa?”

“Kamu tau aku yang menyimpan telepon genggam Dongwoo. Aku berniat akan menyerahkannya pada Inspektur Jung Yunho hari ini sepulang kuliah, jadi aku membawanya ke kampus. Lalu, kau tau, kadang pelajaran psikologi jadi sangat menyebalkan dan Dongwoo terkadang suka mengambil foto-foto memalukan penghuni as–“

“Intinya, Howon. Tolong langsung ke intinya.” Jinri memotong pembicaraan Howon, tidak menghiraukan dengusan Howon yang kesal karena perkataannya dihentikan.

“Oke, intinya. Aku iseng membuka telepon genggam Dongwoo dan menemukan foto ini sebagai foto yang paling baru.” Howon menyerahkan telepon genggam Dongwoo pada Jinri.

Gambar di dalam telepon genggam memperlihatkan sebuah buku tebal yang pada bagian tengahnya memiliki lubang berisi tiga buah botol kecil dengan cairan putih bening berlabelkan huruf M.

“Botol itu mirip dengan yang ditemukan ada pada jasad Dongwoo, dan Jisoo. Jika dugaanku tidak salah, botol itu berisi racun berbahaya, dan dilihat dari huruf pada labelnya, kemungkinan besar berisi Merkuri.”

“Buku ini tidak asing.” Jinri mengernyitkan dahinya, dia pernah melihat buku ini, tapi entah dimana–

“Lemari buku Sungyeol.” Howon menjawab dengan yakin.

Benar! Lemari buku Sungyeol berisi banyak buku tebal dengan beragam genre. Jadi ini sebabnya Sungyeol selalu melarang siapapun, bahkan Mijoo untuk mendekati lemarinya dan– Jinri tiba-tiba teringat perkataan Mijoo tadi pagi.

Tugasku hari ini adalah membersihkan kamar Lee Sungyeol ..... tampaknya aku juga harus membersihkan lemari bukunya...

Sial.

“Kamu tau dimana Sungyeol sekarang?”

“Dia berniat pulang ke asrama. Aku bertemu dengannya di gedung teater saat ingin mencarimu bersama Eunji tadi.”

“Kita harus segera kembali, Lee Mijoo bisa saja berada dalam bahaya.”

 

*****

 

Lee Howon bukanlah pengemudi yang baik. Andai tidak terburu-buru, Jinri pasti akan lebih memilih mencari Myungsoo terlebih dahulu dan memintanya mengantar mereka ke asrama. Tapi bayangan tentang apa yang akan dilakukan Lee Sungyeol saat melihat Mijoo menemukan obat-obatnya terus menghantui pikiran Jinri. Jadi Jinri hanya sempat mengirim pesan pada Myungsoo, sebelum naik ke dalam mobil pinjaman teman Howon dan menahan diri dari berteriak selama lima belas menit perjalanan yang terasa seperti lima belas jam.

“Sungyeol sudah datang.” Howon menunjuk pada kendaraan Sungyeol yang ada di garasi.

“Aku harap Mijoo baik-baik saja.” Jinri membuka pintu asrama, lalu berlari menuju lantai dua kamar para pria di susul Howon di belakangnya.

Harapan Jinri sayangnya tidak terkabul, karena begitu mereka tiba di depan pintu kamar Sungyeol yang terbuka lebar, hal yang pertama kali Jinri lihat adalah Lee Sungyeol yang sedang memeluk tubuh Mijoo yang terkulai lemah di lantai dengan leher berdarah.

Jinri mendengar suara pekikan, dan dilihat dari bagaimana Sungyeol juga Howon langsung menoleh ke arahnya, Jinri baru sadar suara itu datang darinya sendiri.

“Sial, berapa banyak yang harus kubunuh hari ini?” Sungyeol mengerang lelah, meletakan tubuh tidak bernyawa Mijoo

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
no-w-here
#1
Chapter 8: Sudah selesai? I want moaaarree..
Hihihi..
Nice story, dan endingnyaa melegakan (?) Hahahaha..
Ayoo bikin myungli lagii.. aku agak terobsesi sama myungli nih krn baca cerita2 kamu.. kekekeke
babbychoi
#2
Chapter 8: Aaaaah lucu banget sih. Seneng deh Myunglinya nggemesin. Mau dong dibikin Myungli lagi lagi dan lagi.
vanilla133 #3
Chapter 8: Hehehehe. Benar tekaan ku pacarnya sunggyu ,krystal. Myungli lucu deh.
babbychoi
#4
Chapter 7: Jadi Woohyun? Hmm sudah kuduga :v
Yeaaay!!! And finally myungsoo ku sama Jinrikuu
Ditunggu next MyungLi-nyaa ;)
tazkia #5
Chapter 7: Tuh kan bener dugaan aku ternyata si woohyun otak dari semua pembunuhan di asrama W...
Kirain jinri akhir akhirnya pacaran ama sunggyu ehh ternyata ama si ganteng....
Oh iya unni ff yg the truth lanjutin dong plissss padahal aku suka bgt sama jalan ceritanya yg gk ngebosenin....
vanilla133 #6
Chapter 7: Woah~ ternyata beneran woohyun pelakunya. Scene yg akhir sekali manis banget menurutku!! Nggak nyangka rupanya itu alasan jinri pindah ke asrama W. Anyway,I love this story!
babbychoi
#7
Chapter 6: Selalu deg degan baca fic kamu. Yaampun jadi siapa pembunuhnya?
Nam Woohyun kah? Atau justru malah Kim Myungsoo-kuuh???
vanilla133 #8
Chapter 6: Aigoo~ pusing kepalaku mikirkan siapa pembunuhnya. Apa yoojiae orangnya?
babbychoi
#9
Chapter 5: OMG aku makin bingung siapa pembunuhnya, biasanya kan fanfic kakak ngecoh hweheheh
Tapi serius deh ff kakak keren.
Baydewey Myungsoo dikit banget yah sceennya. Padahal kan aku MyungLi shipper hwehehehe :D
Updet soon ya kakak.
tazkia #10
Chapter 5: Kyaaa unni aku bolak balik ngecek update-an unni....
Aku suka bgt sama semua ff unni yg setiap chapter selalu bikin penasaran..
Oh iya unni aku perasaan pernah baca ff unni di blog dan aku lupa namanya...aku boleh minta nama blognya gk???oh iya maafin unni sekarang baru komennya kemaren kemaren jadi silent readers mulu nih huhuhu