Chapter 1

Reversed Ace

Chapter 1 (August 1st 2069)

“Hoaf.. hm, dunia lucid sudah tidak menarik lagi” dia terbangun dari tidurnya dan melihat ke jam disebelah tempat tidurnya yang menunjukan pukul 7.30 “anjay, sepertinya aku akan telat masuk kelas lagi hari ini” berbicara dengan dirinya sendiri seolah hal tersebut sudah biasa baginya, sambil turun menuju ke kamar mandi di rumahnya yang megah itu ia berkata “apa sarapanya sudah siap Alfred?” pada seorang pria paruh baya yang sedang sibuk di meja makan. “ya tuan muda Ce, sarapan anda sudah ada di meja makan.” Ucap Alfred pada majikanya itu, “hm, seperti biasanya ya Alfred, kau memang yang terbaik daripada orang lain“ berjalan menuju ke kamar mandi “baiklah Alfred aku akan mandi terlebih dahulu.. ”, “taun muda, tadi ayah anda menelpon dan ingin bicara dengan anda” ucap Alfred seolah menghentikan langkah Ce dari meninggalkan ruangan itu. Langkah Ce terhenti sejenak membiarkan suasana ruang makan sunyi. Tanpa berkata sepatah katapun Ce melanjutkan langkahnya dan meninggalkan suara langkah kakinya yang dapat didengar dari ruang makan. Menghiraukan masalah apa yang sedang ia alami saat ini, pikiranya justru teralih ke orang lain dengan bertanya pada dirinya sendiri “kira-kira saat ini apa yang sedang dilakukan si gadis nanas itu?”


 

“yeay! Kita menang lagi, Rico NOOB! Haha.. Simon juga Potang ina! Haha! Hey Theodore lain kali pake support yang bener dong, itu juga si Firm kalau enggak bisa carry ya jangan pick carry” suara seorang gadis memotong senyapnya ruangan ber-AC itu, 4  orang lainya tidak mampu membuka mata mereka, dengan wajah lesu mengabaikan teriakan semangat gadis itu. “Yokai! Next match pokoknya aku solo midlaner, kalian bottom sama top jangan sampai lost.” Sambung teriakan berikutnya hingga membangunkan pria yang tertidur di depan komputer dekat pintu masuk, tidak salah lagi bahwa pria itu adalah operator dari warnet yang sedang mereka tempati, dengan wajah lesu layaknya orang kurang tidur, mengingat ia tertidur sambil meninggalkan video senonoh yang masih berputar didepan mejanya. “eh! Ngomong-ngomong ini jam berapa ya?” bertanya pada dirinya sendiri sambil melihat jam tangan “OH NEPTUNUS!! Sudah jam 8!! aku minta maaf kali ini teman-teman enggak bisa senang-senang lagi, aku ada kelas jadi aku pulang dulu ya.” Bergegas ke pintu keluar sambil mengecek perlengkapan di tas kecilnya. Langkahnya terhenti seketika sampai didepan meja operator, tubuhnya langsung panas dingin mengetahui bahwa dompetnya tidak ada di dalam tas kecilnya. Lehernya membeku tidak berani menoleh ke arah Anthony, si penjaga warnet yang mesum. “hey princess, billing kamu udah 36ribu, mau ngeles apa lagi kali ini?” sambut Anthony cengar cengir. Dalam batin gadis itu “keep calm, harus stay cool, stay cool.. “ menghela nafas, memberikan uang dari gengaman mungil tanganya dari merogoh saku kanan di rok mininya, “dua ribu dulu ya bang.. ”


 

“anjrit, sial banget aku hari ini, dompet ketinggalan, harus berurusan sama operator mesum itu deh.. aku enggak bisa kebayang kejadian tadi kalo dilanjutin..”

........................................................................................................................................................................

“hey princess, billing kamu udah 36ribu, mau ngeles apa lagi kali ini?” sambut Anthony pada dirinya . “hehe, aku cuman punya 2ribu bang, nyicil dulu ya bang, abis dompet aku ketinggalan” dengan wajah manisnya, ia menundukan kepala meminta belas kasih Anthony. “enak aja, emang ni warnet punya nenek moyang lu apa?!” bentak Anthony dengan nada mengejek, “tapi nenek moyang kitakan sama-sama seorang pelaut bang..” balasnya dengan tatapan mata penuh dengan permintaan belas kasihan. Pria usia 25 tahun itupun mulai naik darah dan mencubit pipi gadis itu. “kamu jangan sok pandai ya, sama-sama seorang pelaut.., heh.. dulu itu nenek buyut gue tinggalnya digunung tau.” Melepaskan cubitanya “aduh.. aduh.. digunung? Gunung itu apa?” gadis itu mulai bertanya-tanya mendengar kosa kata baru itu “masa gunung aja nggak tau, gunung itu.. hm.. hmmm.. dulu sebelum bumi ini terendam air seperti sekarang, daratan mempunyai luas 2 per 3 dari lautan, dan di daratan itu terdapat gundukan tanah yang tinggi yang disebut gunung, itu sebelum tahun 2045, jadi gue juga belum pernah liat gunung asli itu kayak apa selain dari gambar.” Terang Anthony sambil memperlihatkan gambar Gunung Merbabu dari layar monitor. “seperti itukah gunung itu?” meraba monitor tadi sambil berangan-angan. “Woy! Serena! Ngapain jadi bahas gunung! Sini buruan duit lu jadi bayar apa kagak?!” bentak Anthony memecah pikiran Serena yang sedang berkhayal dirinya berlari-lari sambil bergandengan tangan dengan pria tampan di puncak gunung dengan bunga-bunga indah mekar ditaburi kupu-kupu yang melayang-layang, “eh! Maaf bang, jadi kepikiran masa depan. Aku pasti bayar kok bang, ijinin aku pulang bentar ambil dompet, nanti aku kesini lagi bawa duitnya” ucap Serena yang langsung menyusun taktik mengelabui pria lajang itu. Sambil menggebrak meja “enak aja main pulang, entar kalo elu kagak balik kesini gimana? Bisa bangkrut gue!”, “tapi kan bang.. anu.. ya udah trus aku harus gimana? Kan aku enggak bawa uang” Serena mulai kehabisan akal. Memegang dagunya sambil pura-pura berpikir “hehehe.. kamu tau kan cara memuaskan hasrat laki-laki..” melihati Serena dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan nada menggoda. Naluri Serena langsung tergugah “baiklah kalau memang tidak ada cara lain, kita selesaikan masalah ini dengan memuaskan hasrat laki-laki, sebutin aja mau yang mana?” , sambil cengar-cengir, Anthony menyisir poni rambutnya pakai tangan “yang mana dulu ya..” , “sebutin buruan, aku enggak punya waktu. tembak-tembakan?, balapan?” ucap serena “hm.. yang mana ya.. tunggu bentar.. apa lu bilang?.. jangan bilang kalau..” Anthony mulai curiga bahwa Serena tidak tau maksud dari ‘memenuhi hasrat laki-laki’. “bilang aja yang mana? MOBA? Duel RPG? MMO apa? Oh jangan-jangan Battle Dance? Sebutin game apa? Aku layanin duel kita ini” menatap tajam Anthony sambil menunjuk beberapa poster game yang terpamapang di warnet itu. *gubrak “busyet nih cewe! Otaknya udah keracunan Game!” ucap Anthony setelah dirinya terjungkal akibat keheranan melihat tingkah Serena.

........................................................................................................................................................................

“huff.. untung setelah itu aku langsung lari” bicara dengan dirinya sendiri sambil berjalan melalui jembatan gantung yang menghubungkan kota apung Jayaxena dengan kota apung Filadelpila.

Sesampainya Serena di rumah kecilnya di kota apung Filadelpila. “ayah.. aku sudah pulang. Maaf ya terlambat pulang, aku bangun kesiangan setelah malamnya tidur di rumahnya Natasya” salam Serena pada ayahnya, pemilik kedai sup buah sederhana satu-satunya di kota apung Filadelpila. “oh, tidak apa-apa, serena, tapi jangan diulangi lagi. Maksudku tadi pagi Natasya datang kemari untuk mengajak mu berangkat sekolah bersama” , jantung  Serena langsung terhentak menyadari bahwa ia telah membohongi ayah tercintanya, lagi. Tak dapat dielakan air matanya menetes, tubuh Serena terpaku tak berani beranjak dari tempatnya berdiri “ayah, maafkan aku. Hik.. hik..” pak tua itu menghampirinya memberikan pelukan hangat tanda pemberian maaf. “segeralah ganti pakaian, setelah ini kamu ada kelas fisika kan?” ucap pria paruh baya itu dengan lembut, mendengar ucapan itu hati Serena mulai lega ayahnya tidak merasa dikecewakan oleh perbuatan Serena, mengusap air matanya ia memandang ayahnya, melihat balasan senyum ramah ayahnya dalam hati Serena berjanji tidak akan mengecewakan ayahnya. Ia menganggukan kepalanya, melepaskan pelukan, dan bergegas masuk rumah. Ketika didepan pintu ia terhenti kembali guna mendengar pesan dari ayahnya “Serena,nanti jangan pulang terlalu sore, hari ini ulang tahun ibumu. kamu akan pergi sembahyang di makamnya kan?” , Serena berbalik kearah ayahnya dan memberikan senyum manisnya “tentu!”.

15 menit setelah peristiwa ayah dan anak tadi, di perjalanan Serena menuju sekolah dengan berlari akhirnya sampai di depan gerbang sekolah, seperti biasa saat Serena terlambat masuk ke Sekolah ia menghitung detik demi detik saat-saat dimana Pak Hussar si penjaga gerbang sekolah pergi keluar untuk membeli rokok. Dan saat itupun tiba dimana Satpam sekolah yang kekar itu hendak keluar dari post untuk membeli rokok. Namun, rencana Serena kali ini tidak berjalan dengan apa yang ia harapkan, ia tertangkap basah hendak menyelinap masuk ke sekolah. “Serena! Kamu terlambat masuk sekolah lagi.” Serena kehabisan kata-kata, tidak tau harus menjawab apa, mengetahui bahwa Pria 40 tahun yang menjabat sebagai satpam sekolah itu juga ber-otak mesum. Kali ini benar-benar tiada akal untuk mengelabui mantan penjahat itu ter kecuali dengan merayu Pak Hussar, “pak lihat disana! Ada rok yang tertiup angin” seketika kepala Pak Hussar menoleh kearah Serena menunjuk, alhasil pria itu tertipu dan Serena bergegas memasuki gerbang, karena tergesa-gesa Serena hingga menabrak seseorang *bruk “aw.. aduh.. maaf-maaf”, “Serena?” laki-laki 17 tahun berdiri tegap sudah ada didepan mata Serena. “Ce! Ngapain kamu disini?!”.

To be continued..


 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
vir4un
thank you for visiting, for the request of next chapter don't message me on this web, contact me on facebook : Viriyananda Catur or twitter : @vir4un

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet