The Last Day

The Last Day
Please Subscribe to read the full chapter

*Sungmin point of view*

“Bruk!”
Aku langsung menghentikan aktivitasku memasak sarapan pagi saat aku mendengar bunyi sesuatu yang jatuh dari kamar kyuhyun.
“Kyu, kau tidak apa-apa?” Tanyaku panik saat aku baru saja tiba di kamar Kyuhyun.
“Nan gwaenchana, Minnie-ya… lanjutkan saja kegiatanmu” jawab Kyuhyun yang sedang terduduk di lantai sambil meraba-raba ke sekelilingnya, mencari pegangan untuk berdiri.
Kyuhyun sudah sejak lama kehilangan penglihatannya. Tepat hari ini, satu tahun yang lalu, Kyuhyun kehilangan penglihatannya dalam sebuah kecelakaan. Saat itu, dia sedang dalam perjalanan menjemputku dari tempat kerjaku. Dia tidak melihat ada mobil datang dari arah berlawanan, dan terjadilah kecelakaan itu. Serpihan pecahan kaca mobil mengenai mata Kyuhyun, dan membuatnya kehilangan penglihatannya. Seandainya waktu itu aku tidak masuk kerja… seandainya waktu itu aku menolaknya menjemputku… seandainya waktu itu aku…
“Minnie-ya? Kau belum pergi? Aku tidak mendengar suara langkah kakimu” tanya Kyuhyun yang masih berusaha mencari pegangan.
Aku menghapus airmataku yang sempat mengalir, lalu berjalan mendekati Kyuhyun, dan memeluknya untuk membantunya berdiri.
“Dasar Kyu bodoh! Mana mungkin aku pergi begitu saja meninggalkanmu yang sedang dalam kesulitan?”
“Iya, ya… aku.memang bodoh… sudah cukup lama aku seperti ini, dan aku belum terbiasa juga. Pabo!” Kata Kyuhyun sambil mulai memukuli kepalanya sendiri.
“Jangan begitu Kyu… ini bukan…” kata-kataku langsung terhenti karena tiba-tiba kepalaku terasa sangat sakit. Aku memejamkan mataku erat-erat, dan menarik rambutku sendiri. Berusaha mengalihkan rasa sakitnya.
Sebenarnya aku punya satu rahasia besar yang selalu kusembunyikan dari Kyuhyun. 3 bulan yang lalu, aku divonis mengidap penyakit kanker otak stadium akhir. Kyuhyun tidak boleh tahu!. Apa yang akan dia pikirkan kalau sampai dia tahu?. Aku akan merahasiakan soal ini, bahkan sampai akhir hidupku. Aku bahkan menolah pengobatan agar dia tidak curiga. Lagipula untuk apa? Toh, pada akhirnya aku akan meninggal. Dan begitulah jadinya. Waktu itu, dokter bilang perkiraan sisa umurku tinggal 3 bulan, dan sekarang, waktu berjalan. Waktuku hanya tinggal 1 hari. Tinggal 24 jam. 24 jam terakhirku untuk bisa bersama dengan Kyuhyun. Tuhan, permohonanku tidak banyak. Aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku dengannya. Aku sendirian didunia ini. Hanya Kyuhyun yang kupunya. Aku hanya ingin bersamanya sampai waktuku habis, apa itu salah?.
“Minnie! Lee sungmin! Kau tidak apa-apa?” Tanya Kyuhyun menyadarkanku dari lamunanku.
“Eoh? Eoh, Aku baik-baik saja… sebaiknya, kau cepat siap-siap, lalu sarapan, dan setelahnya, aku punya kejutan untukmu!^^” jawabku sambil tersenyum meskipun aku tahu dia tidak bisa melihatnya.

***~~~***

“Eh? Namsan tower?” Tanya Kyuhyun kaget saat aku mengutarakan kehendakku untuk pergi ke Namsan tower dengannya.
Seperti yang kukatakan tadi, aku hanya ingin menghabiskan sisa waktuku dengannya. Kenapa? Tidak suka?.
“Iya. Kenapa? Kau tidak mau?” Tanyaku sambil mem-poutkan bibirku.
“Tidak bukannya begitu, tapi, kenapa tiba-tiba begini?” Tanya Kyuhyun dengan ekspresi bodohnya.
“Wae? Tidak boleh ya aku pergi berdua denganmu?” Jawabku lagi-lagi balik bertanya.
“Aniya~ bukan begitu! Aku cuma bertanya…” jawab Kyuhyun sambil mengerucutkan bibirnya. Imut!>. “Geurae, kajja!” ajakku sambil memasangkan jaketnya, dan menariknya pergi.


***~~~***


“Kyu, tuliskan harapanmu disini, lalu berikan padaku, ok? Aku akan menguncinya untukmu” kataku sambil menyerahkan sebuah spidol dan gembok padanya.


“Dalam huruf braile
boleh?” Tanya Kyuhyun dengan tampang polosnya. “Terserah kau sajalah, Kyu-_-” jawabku singkat. Karena sebenarnya apa yang dia tulis disitu tidak begitu penting. Yang penting, dia menulis sesuatu disitu. Karena, biarpun hanya sekali, aku ingin sekali melakukan hal-hal layaknya pasangan biasa dengannya.


“Heheh~ bercanda~ aku masih ingat huruf biasa, kok. Tapi, kau bantu aku menulis ya?” Tanya Kyuhyun.


“iya iya…”


“Nah sekarang, aku harus mulai menulis dari mana?”


“Di… sini” jawabku sambil membimbing jari telunjuk Kyuhyun untuk menujuk salah satu tempat di ujung gembok itu.

‘Aku ingin minnie’

“Kenapa kau berhenti menulis?” Tanyaku pada Kyuhyun. Dia tidak menjawab, lalu kemudian mencoret kata Minnie.
Kenapa?.

‘Aku ingin Minnie Lee SungMin bisa selamanya bersamaku.

Cho Kyuhyun’

“Ini benar?” Tanya Kyu padaku yang sedang sibuk berpikir.
Bagaimana ini? Kalau kau menulis seperti itu, bagaimana bisa aku pergi dengan tenang?.
“Kyu…”
“Wae? Ada yang salah ya?”
“Eh, tidak! Tidak ada! Aku hanya ingin memanggil namamu sebanyak-banyaknya selagi aku bisa. Kyuhyunkyuhyunkyuhyun…”
“Aish. Kukira apa… jangan bicara seolah-olah kau akan meninggal besok, dong…” jawab Kyuhyun diselingi dengan tawa pelan.
Deg!.
“Sudahlah… aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian, kok. Sini, aku akan menguncinya dengan punyaku” jawabku berusaha mengalihkan pembicaraan sambil mengambil gembok itu dari Kyuhyun.
“Kau tulis apa?”
“Ra.ha.si.a. :p” jawabku.
“Curang! Padahal kau tahu apa yang kutulis!” Jawab Kyuhyun sambil mem-poutkan bibirnya
“Iya deh! Iya! Aku menulis… Cho Kyuhyun saranghae. Puas?” Jawabku berbohong. Kyuhyun tidak menjawab lagi.
Aku membaca ulang apa yang kutulis.

‘Tuhan, tolong jaga Cho Kyuhyun untukku.

-Lee Sungmin-‘.

Lalu akhirnya, menguncinya dengan gembok milik Kyuhyun, dan membuang kuncinya.
“Kajja!” Kataku sambil merangkul lengan kyuhyun.

***~~~***

‘D-1
Hari terakhir aku disini.
Hari terakhir bersama Kyuhyun.
Aku sudah cukup bahagia hari ini. Setidaknya, aku telah melakukan banyak hal dengannya

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet