I'm Sorry, My Love

SEVENTEEN Fanfiction

“Kurasa kita harus mengakhiri hubungan ini”

“T..tapi.., mengap..”

“Maaf”

 

Beep

Beep~

Beeep~~

 

 

A Fanfiction by :  jiminem

 

 

“Kau sangat cantik hari ini”

Aku bendiri di belakangnya. Tak berhenti menatap bayangannya di cermin. Ia tersenyum malu. Pipinya memerah, dan itu terlihat sangat manis.

“apakah aku tak terlihat berlebihan? Haruskah aku menggantinya?”

Pertanyaannya membuatku tersenyum. Aku ingin meraih kedua tangannya dan mencegahnya untuk mengganti gaun cantik ini.

“Tak ada yang perlu dikhawatirkan, kau terlihat sempurna”

Aku menyakinkannya. Berusaha untuk mengatakan bahwa tak ada sesuatu yang salah, dan ia terlihat baik-baik saja. Ia tersenyum singkat, tanpa mengucapkan sepatah katapun.

 

...

 

“Apa yang ingin kau makan y/n ?”

Ia meletakkan daftar menu nya di atas meja.

“Apapun yang kau pesan, aku akan memesannya”

Setelah memesan makanan dan menunggu beberapa saat, makanan akhirnya datang dan ia mulai menyantapnya. Sesekali ia tertawa kecil saat mendengarkan ceritanya. Aku bisa melihatnya tersenyum manis, seperti dulu. Dan tanpa disadari aku juga ikut tersenyum saat memperhatikannya. Ini wajar, karena aku sangat merindukan senyuman manisnya. Setelah sekian lama, sekarang ia bisa tersenyum kembali. Aku sangat senang.

“Kau sudah mempunyai seorang kekasih?”

y/n nyaris tersedak mendengarnya. Ia berhenti mengunyah makanannya, terdiam tanpa kata-kata. Perlahan menaruh kembali sendoknya ke atas meja. Ia meraih gelas minuman di depannya, meneguk sedikit isinya. Raut wajahnya tiba-tiba berubah.

Entah karena minuman itu tiba-tiba menghilangkan seleranya, atau pertanyaan yg baru saja dilontarkan membuatnya tak nyaman.

Sebenarnya tadi itu bukan pertanyaan yang buruk, tapi kelihatannya y/n tak menyukainya.

“Umm... boleh aku permisi sebentar?”

“Oh, tentu saja”

Ia mulai berjalan meninggalkan mejanya.

 

...

 

Ia menatap bayangan dirinya sendiri di cermin. Berbeda dengan apa yang ia lakukan di depan cermin kamarnya sebelum pergi ke tempat ini, ada sesuatu yang salah. Tak ada senyuman manis seperti apa yang tadi ia tunjukkan padaku.

Aku berdiri di sampingnya. Menatapnya dari cermin.

“Apa ada sesuatu yang salah, y/n?”

Ia menggelengkan kepalanya. Dengan singkat menunjukan senyuman untuk dirinya sendiri. Jari-jarinya merapikan helai rambutnya yang  sebenarnya masih terlihat baik-baik saja. Aku bahkan tak pernah tau mengapa ia selalu melakukan itu. Dan aku tak mencoba untuk menghentikannya.

Aku hanya menatapnya. Sampai kulihat raut wajahnya kembali muram, dan air mata tiba-tiba menetes dari mata cantiknya.

“Ada apa?”

Aku bertanya, berusaha untuk tetap tenang. Ia menutupi wajah dengan kedua tangannya, lalu menggelengkan kepalanya. Mencoba untuk menahan air matanya, tapi kelihatannya ia tak bisa melakukan itu.

“Aku tidak bisa.., aku benar-benar tak bisa, Wonwoo”

Kali ini ia benar-benar menangis. Tak peduli dengan riasan di wajahnya, atau dengan rambutnya. Bahkan ia sudah tak peduli dengan pria yang sedang menunggunya di meja sana.

y/n tidak bisa lagi menutupi apa yang ia rasakan.

Aku melangkah mendekat, berniat untuk mendaratkan tanganku di pundaknya yang bergetar.

“Ini bukan apa yang kuinginkan. Kau pergi terlalu cepat, Wonwoo”

Aku kembali menurunkan tanganku. Baru menyadari apa yang sebenarnya terjadi setelah kalimat itu selesai ia ucapkan. Aku menarik napas panjang.

“Jika kau tau bagaimana rasanya terluka.

Jika kau tau bagaimana rasanya luka itu diobati.

Jika kau tau bagaimana rasanya luka itu pulih.
Aku ingin kembali merasakannya.

Karena sekeras apapun usaha yang kau lakukan untuk melukaiku, tak setetespun darah akan mengalir. Tak segorespun luka akan terlihat. Tak sedikitpun sakit akan terasa. y/n, aku merasakan kehidupan. Tapi aku tak merasa hidup”

Aku masih menatapnya dari cermin. Kuletakkan telapak tanganku di atas dada.

“Aku merasakan cinta, tapi jantungku tak berdetak”

Ia masih menangis di sampingku, dan aku tak melakukan apapun. Aku tak bisa. Bahkan aku tak bisa meraih tangannya dan membuatnya merasa lebih baik. Jangankan meraih tangannya, memanggilnya untuk sekedar membuatnya menatap ku juga, rasanya sangat sulit. Aku merasa sangat tak berguna.

“y/n, apakah kau mendengarku?”

“Aku merindukan mu, Wonwoo..”
Aku berdiri di sini, tepat di sampingnya. Tapi aku tak bisa menemukan bayangan ku sendiri di cermin.

Dia benar.

Aku bukan Jeon Wonwoo.

“Seandainya aku bisa, aku ingin kembali hidup.

Maafkan aku, tapi aku harus pergi..”

 

 

Tamat

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
jiminem
#1
Chapter 4: Kalo Chapter 4 bikin binun :
Cewenya itu dinner sama cowo lain, bukan wonwoo. Jadi (hantu :')) wonwoo cuma nontonin /?
Andin0797
#2
Chapter 4: Wonwoo?? Aku kira hoshi. Plotnya bgus >< jd ceritanya y/n pcrn ama wonwoo tp wonwoo meninggal gtu? Nah terus pov yg awal pov siapa kalau pov akhir yg wonu?
Andin0797
#3
Chapter 2: Ohmy seungcheolllllll. Ini sweet bgtttt. Ga nyangka anna ga bsa ngeliat. Great fanfic! I'm squeal for this ohmy ohmy >~<
sebuentin
#4
Chapter 3: so far ini keren banget author-nim. menunggu update selanjutnya~