Gotta Go To Work

SEVENTEEN Fanfiction

“ayah aku lapar”

Jiwoo menarik-narik ujung kemeja pria yang berdiri di sampingnya.

“Iya iya, tunggu sebentar ya..”

Pria itu tersenyum pada anak berumur 3 tahun yang tak berhenti mengeluh dan meminta makanan. Matanya kembali melirik layar ponselnya di atas meja.

Ayolah angkat panggilanku..

“kenapa kau berhenti?”

“oh maaf”

pria itu kembali melanjutkan kegiatannya.

Sampai mana aku tadi?

Melihat sendok di tanganya dan sebuah mangkok di depannya, ia kembali teringat.

Dimana y/n menaruh makanannya ya?

 

A Fanfiction by : jiminem

 

Ia berlutut dan mulai mencarinya di dalam lemari. Dikeluarkannya kotak-kotak bahan makanan dari dalam sana. Tapi tak satupun diantara kotak-kotak itu yang bertulisan makanan bayi.

Sial, bukan di sini

‘Nomor yang anda tuju sedang sibuk. Mohon menunggu beberapa saat lagi’

Belum selesai mencari kotak makanan bayi itu, sebuah jeritan terdengar dari ruang tengah.

“Ahhhhhhh~~~”

Pria itu berbalik dengan wajah panik.

Apa yang terjadi sekarang?

Seribu hal mengerikan menghantui pikirannya. Ia segera berlari menuju ruang tengah. Dengan sendok yang masih ada dalam genggamannya.

Dan saat ia mengijakkan kakinya di ruang tengah, yang dilihatnya hanyalah dua orang bayi yang sedang duduk manis berhadap-hadapan. Tak ada sesuatu yang buruk terjadi, sampai..

Jihyun kembali menjerit.

“Oh rupanya kalian sedang belajar bernyanyi~”

Pria itu tersenyum haru dan perlahan senyumannya mulai hilang saat menyadari nyanyian Jihyun berubah menjadi sebuah tangisan.

“Jiryeong, apa yang telah kau lakukan padanya!?”

Pria itu bertanya pada anak yang lainnya yang sedang duduk tenang degan wajah polos tak bersalah. Anak itu hanya terdiam, terkejut. Pria itu membentaknya! Sampai matanya mulai berkaca-kaca dan..

sial

Ia bergabung bersama saudaranya untuk menangis. Tak lama setelah itu, suara lain terdengar dari dapur.

“Ayaaaah”

Yaampun Jiwoo!

Ia lupa telah meninggalakn Jiwoo di dapur. Ada ribuan bencana yang berawal dari hal kecil, seperti meninggalkan anak kecil sendirian di dapur! Ada sumber percikan api, benda-benda panas dan benda tajam!

Pria itu kembali berlari ke dapur. Nyaris saja ia berteriak saat melihat Jiwoo telah memanjat ke atas meja dan tangan mungilnya mencoba meraih sebilah pisau.

“JANGAAANN”

Ia berlari menghampirinya, dengan sigap membawanya dalam pangkuannya, dan kembali bernapas lega.

Nyaris saja..

Beep beep~~

“y/n ?”

Ia meraih ponselnya. Saat melihat namamu di layar ponselnya, ia tersenyum lebar. Layak nya sebuah harapan yang datang saat ia berada dalam bencana.

“Halo, y/n.. di mana kau?”

“aku masih di perjalanan. Kota Seoul pagi ini sangat ramai. Jalan raya sangat padat.”

Senyumannya perlahan pudar.

“Oh sayang sekali”

“ayah, aku lapar~”

Jiwoo kembali mengeluh.

“Yaamun Jiwoo? Hey sayang, mengapa kau tak memberinya makanan?”

“Aku.. sedang membuatkannya. J..jangan khawatir, sayang”

Pria itu kembali tersenyum, meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja, seakan kau bisa melihatnya.

“Oh.. baiklah”

Kau ragu dengan pernyataannya, lalu suara tangisan serta jeritan tiba-tiba mengalihkan perhatianmu.

“Yaampun, apa yang terjadi pada anak kita, sayang? Mengapa mereka menangis?”

“D.. dengar, aku bisa jelaska..”

“Bagaimana bisa kau bilang jangan khawatir!?”

‘Tunggu sebentar, y/n mereka tidak..”

“Kau berada dalam masalah besar, Jihoon”

Beeeep

Panggilan terputus.

“y/n? tunggu! y/n!”

Jihoon menaruh ponselnya kembali dengan kecewa.

Apa yang harus kulakukan?

“Ayah.. aku lapar~”

“Ayah, Jiryeong menarik kaki ku”

“Ayah, Jihyun yang duluan!”

Jihoon berjalan ke ruang tengah dan menurunkan Jiwoo dari pangkuannya. Membiarkan ketiga anaknya mengeluh dengan alasan yang berbeda-beda. Tangan nya meremas rambutnya dengan frustasi.

Aku tak sanggup..

“Aku pulaang~~”

Kau berlari dan menghampiri anak-anak mu, dengan seketika ketiganya berhenti menangis. Setelah mendengar satu per satu keluhan ketiga anak mu, kau segera berlari ke dapur. Membuat makanan untuk mereka bertiga secepat kilat. Lalu membiarkan ketiganya menghabisan makanan masing-masing.

Melihatmu yang bisa mengatasi mereka bertiga tanpa kesulitan, Jihoon terdiam. Ia ingin membantu, tapi tak tau apa yang bisa ia lakukan. Merawat tiga orang anak bukanlah hal yang yang mudah. Dan ia telah merasakannya, melihatmu bisa menangani mereka dengan mudah membuatnya merasa lemah. Kau menghampirinya.

“pergilah”

Jihoon menelan ludah.

Yammpun y/n benar-benar membenciku..

Jihoon yang terkejut hanya terdiam dan berdiri di sana.

“Kau harus pergi bekerja untuk menghidupi kami”

Yaampun aku lupa!

“Pukul berapa sekarang? Aku akan terlambat!”

Kau menarik lengan yag menutupi jam di pergelangan tanganmu.

“Masih ada waktu”

“Tapi..”

Jihoon kembali menatap ketiga anaknya. Mengkhawatirkan mu, tak bisa membiarkanmu kesulitan tanpa melakukan apapun. Ia ingin membantu.

“Mereka akan baik-baik saja”

Kau meyakinkannya, tapi Jihoon masih berdiri di sana.

“ayo..”

Kau mendorong Jihoon untuk berjalan ke depan pintu. Rasanya seperti harus merawat satu orang bayi lagi. Dan bayi itu adalah ayah dari anak-anak mu.

“pergilah”
“Jagalah mereka baik-baik ya”

Kau mengangguk.

“Aku akan menjaga mereka lebih baik dari pada dirimu”

“Aishh”

Jihoon tersenyum padamu. Ia hanya berdiri di sana sampai sebuah kalimat keluar dari bibirnya.

“Aku akan pulang secepat mungkin”

Kau tersenyum singkat, lalu mengangguk. Dengan enggan Jihoon melangkahkan kakinya menuju mobil yang terparkir di halaman rumah. Untuk yang terakhir kali sebelum ia pergi, ia membuka kaca mobil untuk melihatmu.

“sampai jumpa..”

Ia melambaikan tangannya padamu. Kau juga melambaikan tanganmu padanya. Tak lama kemudian mobil mulai melaju dan meninggalakan halaman rumah.

“sampai jumpa, Jihoon”

 

 

tamat

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
jiminem
#1
Chapter 4: Kalo Chapter 4 bikin binun :
Cewenya itu dinner sama cowo lain, bukan wonwoo. Jadi (hantu :')) wonwoo cuma nontonin /?
Andin0797
#2
Chapter 4: Wonwoo?? Aku kira hoshi. Plotnya bgus >< jd ceritanya y/n pcrn ama wonwoo tp wonwoo meninggal gtu? Nah terus pov yg awal pov siapa kalau pov akhir yg wonu?
Andin0797
#3
Chapter 2: Ohmy seungcheolllllll. Ini sweet bgtttt. Ga nyangka anna ga bsa ngeliat. Great fanfic! I'm squeal for this ohmy ohmy >~<
sebuentin
#4
Chapter 3: so far ini keren banget author-nim. menunggu update selanjutnya~