Growing Pains

A SONG FOR YOU

 

Growing Pains

By. ssiihee

Siwon & Kyuhyun

Romance, hurt, Sad, family & angst

BL, DLDR, OOC, AU, Oneshoot, PG17

 

Dilarang membashing WonKyu jika ingin hidup tenang! (= ̄=)V

..::..::..

GP

ssiihee©2015

Totally Reserved

 

..::..::..

 

Paris selalu menjadi kota yang romantis bagi hampir semua orang, itulah mengapa ia disebut sebagai City of Love. Kota yang di kenal juga dengan sebutan City of Lights atau Kota Cahaya ini punya begitu banyak lampu dan menjadikannya salah satu kota yang paling terang. Jika pada siang hari sinar matahari menyinari seantero kota Paris maka saat malam tiba cahaya lampulah yang menggantikannya. Lampu-lampu tersebut memancarkan sinar terang benderang, membuat kota yang merupakan salah satu pusat mode dunia itu bermandikan cahaya indah.

 

Kota yang memiliki Menara Eiffel sebagai ikonnya ini juga menjadi kota yang paling ingin dikunjungi oleh Kyuhyun. Menikmati keindahannya saat malam dengan cahaya terang yang indah seolah kota tersebut tidak pernah tertidur. Seperti yang sekarang ia lakukan, berdiri di depan balkon kamar hotel tempat ia menginap, ditemani semilir angin malam yang menyentuh permukaan kulitnya yang hanya tertutup selembar kemeja putih. Kemeja milik kekasihnya Choi Siwon.

 

Kyuhyun merapatkan kedua tangannya yang tertutup lengan kemeja yang kebesaran dan menggosoknya pelan. Meniup kedua tangannya mencari sedikit kehangatan karena udara yang mulai membuat tubuhnya sedikit menggigil. Bibirnya perlahan menyunggingkan senyum saat merasakan sepasang tangan melingkar di pinggangnya dan juga beban yang menimpa pundak kanannya.

 

Saat kecupan-kecupan kecil mulai menyentuh lehernya ia hanya bisa menahan nafas dan meletakan kedua tangannya di atas kedua tangan besar dan kokoh milik Siwon. Merapatkan tubuh keduanya dan menyandarkan tubuhnya pada dada bidang kekasihnya.

 

Kau baik-baik saja?

 

Helaan nafas Siwon yang menyapu leher dan telinga Kyuhyun memaksanya menghembuskan nafas kasar dan mengatur pasokan udara yang tiba-tiba saja menyerbunya. Wajahnya terasa panas menerima perlakuan Siwon yang begitu lembut kepadanya.

 

Hem... kenapa?

 

Siwon tersenyum penuh arti yang tentu saja tidak diketahui oleh Kyuhyun lalu kembali mengubur wajahnya pada perpotongan leher kekasihnya. Menghirup aroma tubuh Kyuhyun yang memabukan bercampur dengan aroma tubuhnya sendiri.

 

Aku khawatir jika aku menyakitimu. Ucap Siwon. Ia lalu membalik tubuh Kyuhyun menghadapnya. Meletakan tangan kirinya di pinggang Kyuhyun, sementara tangan kanannya menyingkirkan rambut yang menutupi mata kekasihnya karena tiupan angin malam. Kemudian membelai pipi chubby Kyuhyun pelan. Kau tahu kemarin malam hingga sore tadi aku agak kelewatan karena tidak bisa menahan diri.

 

Wajah Kyuhyun kembali memanas dengan senyum malu. Ia tidak tahan untuk tidak menyembunyikan wajahnya pada hamparan dada bidang Siwon yang tanpa halangan karena kekasihnya hanya menggunakan bathrobe dengan bagian dada yang sengaja di biarkan terbuka. Kyuhyun sangat mengerti arti ucapan Siwon. Kemarin malam tepat satu tahun hubungan mereka, Kyuhyun memutuskan untuk menyerahkan seluruh cinta dan juga raganya pada pria yang saat ini sedang mendekapnya erat. Membiarkan Siwon memilikinya seutuhnya, menyatukan keduanya dalam sebuah malam panas yang sangat panjang sekaligus romantis.

 

Entah apa yang dipikirkan pemuda yang baru saja lulus SMA itu. Hanya saja Kyuhyun sendiri tidak tahu bagaimana bisa ia mencintai Siwon hingga seperti ini. Yang ia tahu Kyuhyun tidak bisa jika tidak bersama Siwon.

 

"Kau selalu melakukannya dengan lembut dan aku sangat menyukai apapun yang kau lakukan kepadaku Hyung." Ucap Kyuhyun pelan.

"Benarkah?"

 

Kyuhyun mengangkat wajahnya dan memandang Siwon dengan senyum tulus di bibirnya. "Tentu saja. Choi Siwon tidak akan pernah menyakiti Cho Kyuhyun."

 

Senyum terkembang di bibir Siwon mendengar ucapan Kyuhyun. Ia mengecup bibir pemuda itu singkat. Pancaran cinta yang sangat besar terlihat di matanya yang hitam. Dan Kyuhyun akan selalu luluh saat dipandang seperti itu. Ia merasa berharga.

 

Kyuhyun memejamkan mata saat kedua tangan Siwon menangkup wajahnya, menyalurkan kehangatan yang selalu ia sukai dan perasaan bahagia itu kembali membuncah saat Siwon kembali menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman dalam. Kyuhyun selalu suka saat Siwon menghisap bibir atas dan bawahnya bergantian, menjilatnya lalu melumatnya pelan dan dalam. Kerja jantungnya akan semakin cepat, menyebarkan panas diseluruh tubuhnya dengan ribuan kupu-kupu berterbangan dalam perutnya.

 

Kedua tangan Kyuhyun yang sejak awal berada di depan kini telah melingkar manis di leher Siwon. Menekan belakang kepala pria tampan tersebut agat memperdalam ciuman mereka dan Siwon dengan senang hati melakukannya. Kedua tangan Siwon kini turun ke pinggang Kyuhyun menekan tubuh pemuda itu agar semakin merapat padanya.

 

Sesekali Siwon melepas ciumannya untuk membiarkan mereka berdua mengambil nafas sesaat sebelum Kyuhyun kembali menciumnya cepat dan dalam. Semakin lama semakin panas. Kyuhyun bahkan sedikit berjinjit agar ia dapat meraup bibir Siwon.

 

Kyuhyun tersenyum kecil dalam ciumannya saat merasakan tangan panas Siwon menyentuh kulit pahanya yang tidak memakai apapun di balik kemejanya, membuat tubuhnya bergetar.  Ia bahkan meloloskan desahan saat kedua tangan Siwon bergerak kembali ke bagian belakang tubuhnya dan memijatnya pelan hingga bagian-bagian lain tubuhnya iri dan ingin mendapat sentuhan itu juga. Setelahnya tangan Siwon  merayap naik di balik kemeja Kyuhyun. mengusap punggungnya dari bawah ke atas, ke bawah dan kembali naik ke sisi tubuhnya. Ibu jarinya menekan tonjolan kecil di dada Kyuhyun yang sejak tadi berdenyut menunggu Siwon memanjakannya.

 

"Hyunghhnghhh...ngeehhh."

 

Kyuhyun mengeratkan kedua tangannya pada leher Siwon sebelum menaikan kaki kanannya di pinggang kekasihnya. Siwon yang mengerti segera mengangkat tubuh Kyuhyun hingga kini kedua kakinya melingkar sempurna di pinggang Siwon.

 

"Haruskah kita melakukannya lagi?" Bisik Siwon di telinga Kyuhyun dengan sedikit jilatan dan tiupan.

"Silahkan tuan Choi. Lakukan apapun yang kau suka kepadaku."

.

.

.

Kyuhyun membuka matanya saat merasakan air matanya mulai bergulir di pipinya yang pucat. Ia selalu seperti ini jika kenangannya bersama Siwon merasuki pikirannya. Ia tidak pernah berusaha untuk menghilangkannya karena kenangannya bersama Siwon adalah kekuatan hidupnya. Terkadang memang membuatnya ngilu saat kenangan itu begitu menyayat hatinya seolah menebarkan garam diatas luka yang masih basah dan mungkin tidak akan pernah mengering.

 

Perih dan sesak menggerogoti hatinya tapi ia menyukainya. Kyuhyun justru takut jika ia kehilangan kenangannya. Walaupun ia harus menangis namun Kyuhyun akan tersenyum setelahnya. Sebuah senyuman kecil yang kini sangat jarang ia tampilkan. Beberapa kali Kyuhyun memejamkan matanya saat terpaan angin membelai wajahnya. Sore ini sinar matahari sore bahkan tidak seindah biasanya, redup bagai merasakan apa yang saat ini mencengkram perasaannya.

 

"Apa yang kau pikirkan?"

 

Kyuhyun mengerjapkan matanya perlahan dan mengalihkan tatapannya dari pemandangan taman tempat ia menikmati matahari sore ke arah sosok lain yang berada di sampingnya. Meski mengabur namun ia tahu siapa pria itu. Sebuah senyum tipis ia berikan kepada seorang pria berwajah oriental dengan hidung mancungnya. Pria yang menemaninya dan selalu sabar dengan sikapnya. Pria yang terkadang mengingatkannya pada kekasihnya Choi Siwon.

 

"Kau memikirkannya lagi?"

 

Zhoumi pria jangkung yang sejak tadi berdiri di sisi Kyuhyun kini berjongkok di depan pemuda tersebut lalu membenarkan selimut yang menutupi kedua kaki Kyuhyun. Mengusap air mata Kyuhyun dengan lembut menggunakan ibu jarinya menghiraukan Kyuhyun yang sedikit tersentak. Tahu Kyuhyun sepertinya tetap tidak akan menjawab pertanyaannya itu Zhoumi hanya dapat mengulas senyum kecil dan mengusap rambut Kyuhyun pelan.

 

"Hari sudah mulai gelap, ku antar kau masuk." Tanpa menunggu jawaban Kyuhyun, Zhoumi berdiri dan berputar ke belakang Kyuhyun lalu mulai mendorong kursi roda yang sudah menemani pemuda itu selama hampir 4 tahun.

 

Zhoumi bertemu Kyuhyun 4 tahun lalu saat orang tua Kyuhyyn membawanya check up di rumah sakit tempat ia bekerja. Mereka baru saja sampai di Jepang dan saat itu Kyuhyun dalam keadaan tidak sadarkan diri. Orang tuanya mengatakan bahwa Kyuhyun mengalami kecelakaan di Korea dan mereka memutuskan membawa Kyuhyun ke Jepang untuk pengobatan dan suasana baru. Sejak saat itu ia menjadi dokter pribadi Kyuhyun.

 

Namun Zhoumi yakin kecelakaan yang dialami Kyuhyun bukanlah kecelakaan biasa. Karena jika dilihat dari catatan medis dari pihak RS di Korea, menyatakan bahwa Kyuhyun bisa pulih dengan terapi dan Zhoumi pun tahu bahwa itu benar. Kelumpuhan yang di alami Kyuhyun diakibatkan karena benturan pada kedua lututnya yang cukup keras hingga membuatnya shock dan kehilangan kemampuan berjalannya. Hanya saja kondisi mental Kyuhyunlah yang bermasalah. Kyuhyun tidak ada keinginan untuk pulih dan Zhoumi yakin itu ada hubungannya dengan seseorang bernama Siwon. Kekasih Kyuhyun yang belum lama ia ketahui dari orang tua Kyuhyun.

 

"Aigo Zhoumi-ah maaf merepotkanmu."

 

Zhoumi hanya tersenyum saat berpapasan dengan nyonya Cho di depan pintu kamar Kyuhyun. Ia memang menyuruh wanita itu untuk memanggilnya dengan panggilan biasa jika mereka bertemu di luar rumah sakit. Terlebih setelah ia mengatakan tentang perasaan spesialnya untuk Kyuhyun, walau ia tahu Kyuhyun tidak akan pernah membuka hatinya lagi untuk orang lain. Orang itu membawa kuncinya pergi hingga Kyuhyun terjebak didalamnya.

 

"Annie. Ini sesuatu yang mudah." Balas Zhoumi. Didorongnya kursi roda Kyuhyun masuk ke dalam kamarnya setelah nyonya Cho membantu membukakan pintu. Dengan perlahan Zhoumi meraih tangan kanan Kyuhyun yang membuat pemuda itu kembali sedikit terkejut dan menyelipkan tangan kanannya sendiri pada lutut Kyuhyun.

 

Kyuhyun memang selalu terkejut saat ada orang lain yang menyentuhnya bahkan ibunya sendiri walau kini sudah lebih baik. Kyuhyun membiarkan Zhoumi mengangkat tubuhnya dan membaringkannya keranjang. Ia tersenyum kecil saat melihat ibunya menyelimuti tubuhnya. Perlahan ia menutup matanya karena hari ini membuatnya sangat lelah walau yang ia kerjakan hanya mengingat kenangannya bersama Siwon.

 

-WonKyu-

 

"Apa yang hari ini Kyuhyun ucapkan adjumma."

 

Zhoumi bertanya saat ia menerima ajakan nyonya Cho untuk duduk dan mencicipi kue buatannya. Nyonya Cho menghela nafas dan meletakan cangkir tehnya ke meja kemudian menatap Zhoumi.

 

"Tidak ada. Hari ini justru ia kembali menangis keras."

"Itu hal yang bagus adjumma, setidaknya kini ia mau mengeluarkan perasaan dan emosinya walau dalam bentuk tangisan."

 

Nyonya Cho menghela nafas pelan. Entah yang keberapa kalinya Kyuhyun menangis keras dan sedih seperti itu. Namun ia senang karena benar apa yang Zhoumi katakan tentang menangis sebagai bentuk luapan emosi. Nyonya Cho ingat dengan jelas bahwa Kyuhyun tidak pernah tersenyum lagi sejak ia tahu bahwa Siwon melupakannya dan terakhir kali Kyuhyun menagis saat ia dan suaminya memutuskan untuk pindah ke Jepang. Mereka bahkan harus membius Kyuhyun saat membawanya, karena emosi Kyuhyun yang tidak stabil hingga akhirnya ia tidak pernah lagi memperlihatkan perasaannya.

 

"Bersabarlah adjumma. Aku yakin Kyuhyun akan kembali menjadi anakmu yang manis lagi." Ucap Zhoumi saat melihat mata nyonya Cho mulai berkaca-kaca dan wanita itu hanya membalas dengan sebuah senyuman penuh terima kasih.

 

"Terima kasih Zhoumi-ah, maaf kami selalu merepotkanmu."

"Annie. Selain pasien dan orang yang ku cintai, Kyuhyun juga sudah seperti teman dan adikku jadi aku akan tetap membantunya. Sudah tugasku sebagai dokter juga untuk membantunya pulih."

.

.

.

"Hyung!"

 

Kyuhyun yang sedang duduk di salah satu bangku taman berteriak saat ia melihat Siwon keluar dari mobilnya. Ia segera berlari dan memeluk kekasihnya erat. Kyuhyun kemudian menatap Siwon dan membiarkan kekasihnya memberikan sebuah kecupan dalam di bibirnya yang selalu ia sukai.

 

"Ada apa? Kau terlihat sangat bahagia." Siwon menyentuh pipi Kyuhyun pelan. Senyuman manis pemuda itu benar-benar membuatnya gemas.

 

Kyuhyun mengalungkan kedua lengannya di leher Siwon dan bergelayut manja. Ia mensejajarkan wajahnya dengan wajah Siwon. Kedua tangan Siwon berada pada pinggang Kyuhyun.

 

"Hyung, aku di terima di Universitas Inha. Itu artinya kita akan satu kampus."

"Benarkah?"

 

Kyuhyun mengangguk dan tersenyum senang saat Siwon memeluknya erat. Ia sendiri tidak menyangka dapat di terima di universitas yang terkenal sebagai universitas tempat orang-orang kaya dan pintar seperti Siwon menempuh pendidikan. Beruntunglah Kyuhyun di anugrahi IQ yang tinggi hingga ia mampu mendapatkan beasiswa penuh untuk pendidikannya. Jika tidak mungkin ia akan kuliah di tempat biasa di mana orang tuanya yang hanya pengusaha kecil mampu membiayainya atau bahkan memilih membantu ayahnya menjalankan usaha kecilnya dan membantu ibunya di toko bunga.

 

"Kau memang hebat. Tidak salah kau bahkan berhasil membuatku bertekuk lekuk padamu."

"Tsk. Cheesy." Kyuhyun mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Siwon dan membuatnya mendapat sebuah kecupan di bibirnya.

 

"Kau tidak percaya?" Siwon memandang wajah Kyuhyun yang sangat menggemaskan. "Aku ingin sekali cepat dewasa dan mendapat pekerjaan yang layak. Lalu aku ingin meminta ijin kepada orang tuamu agar aku bisa menikahimu. Membawamu ke rumah yang sudah aku siapkan dan menjadi tempat kita menghabiskan waktu. Seperti itulah."

 

Senyum Kyuhyun menghilang dari bibir merahnya dan kedua tangannya turun ke dada Siwon membuat Siwon yang menyadarinya cemas seketika. Ia terkadang lupa bahwa Kyuhyun itu baru lulus SMA dan ia tahu banyak cita-cita yang ingin Kyuhyun raih.

 

"Sayang maaf membuatmu terkejut dengan ucapanku. Jangan memikirkannya, fokuslah dengan apa yang ingin kau kejar." Ucap Siwon. Ia menangkup wajah Kyuhyun dengan kedua tangannya. "Mianhae aku..."

 

"Hyung."

"Ne?"

"Kau serius ingin menikahiku? Aku pria dan aku tidak akan pernah bisa memberikanmu keturunan dan bagaimana dengan orang tuamu?"

 

Kyuhyun tidak memungkiri bahwa terselip perasaan bahagia saat Siwon mengatakan akan menikahinya dan hidup bersamanya. Namun ia sangat tahu bagaimana keluarga Siwon yang merupakan keluarga kaya raya dan terpandang. Saat ini orang tua Siwon memang belum melakukan apapun kepadanya, namun ia yakin hal itu akan terjadi.

 

"Baby dengarlah." Siwon mengecup bibir Kyuhyun singkat dan mengusap pipi pemuda itu lembut. "Mungkin ini terlalu cepat dan mengejutkanmu, namun yang aku ucapkan saat aku menyatakan bahwa aku mencintaimu dan menginginkanmu seutuhnya itu benar. Aku ingin hidup bersama Cho Kyuhyun dalam sebuah ikatan pernikahan dan menghabiskan sisa waktuku bersamanya. Masalah anak bukan hal yang sulit dan mengenai orang tuaku aku akan mengatakan pada mereka bahwa ini hidupku. Jika itu salah menurut mereka maka aku akan tetap memilih kesalahan itu."

 

Siwon tersenyum dan menghapus jejak air mata di sudut mata Kyuhyun lalu mengecupnya lembut dan memeluk Kyuhyun erat.

 

"Maaf. Untuk saat ini kau tidak perlu mimikirkannya. Karena jika kau tahu bahwa banyak sekali yang ingin ku lakukan bersamamu aku takut kau akan lari. Percalah bahwa aku benar-benar hanya akan memilikimu dalam kehidupanku saat ini, esok dan seterusnya bahkan jika aku dilahirkan kembali. Ah lihatlah kau pasti saat ini ingin memukulku karena keCheesyan ku untukmu bertambah. Aigo Choi Siwon kau benar-benar terjerat pesona Cho Kyuhyun."

 

Kyuhyun tertawa pelan dan memeluk Siwon erat. Ia sadar ingin seperti ini terus bersama Siwon dan ia berdoa semoga semua yang Siwon harapkan tercapai. Meski kedepannya akan sulit namun Kyuhyun akan bersama Siwon untuk menghadapinya.

 

-WonKyu-

 

Nyonya Cho yang saat itu sedang mengambil air minum karena haus menghentikan aktifitasnya saat mendengar suara tangisan. Sudah tengah malam dan ia tahu putranya sudah terlelap sebelum jam 11. Namun tangisan itu semakin keras, karena takut ia segera berlari ke kamar Kyuhyun dan membuka pintunya dan benar saja saat ini Kyuhyun sedang menangis tersedu-sedu.

 

"Kyuhyun-ah." Seru nyonya Cho. Ia duduk di pinggir ranjang dan menundukan tubuhnya menghadap putranya. "Ada apa sayang?"

 

Dengan kedua tangannya nyonya Cho menangkup wajah Kyuhyun dan mengusap air mata yang mengalir deras di pipi putranya dengan ibu jarinya. Bahkan kini ia ikut menangis melihat kesedihan tersirat di mata Kyuhyun yang kini memerah. Dengan pandangan buram karena air mata Kyuhyun menatap ibunya.

 

"Umma."

"Ne sayang."

"Umma.... aku." Kyuhyun tersedak dengan suaranya sendiri dan membuat nyonya Cho yakin putranya sudah menangis lama.

 

"Pelan-pelan sayang, katakan apa yang kau rasakan." Ucap nyonya Cho. Beberapa kali Kyuhyun menangis namun ia tidak mengatakan apa yang dirasakannya. Jadi saat ini pasti ada hal yang benar-benar membuat Kyuhyun sedih hingga tidak sanggup menahannya sendiri.

 

"Aku..." Jeda sejenak. Kyuhyun bahkan merasa tidak sanggup mengatakanya namun hal ini menyiksanya. "Aku merindukannya. Sangat merindukannya umma."

 

Tangis Kyuhyun semakin keras dan semakin terdengar pilu saat ibunya memeluknya erat. Rindu kepada Siwon yang sangat besar membuatnya sesak. Mimpinya tentang Siwon terasa nyata. Dan Kyuhyun begitu takut ia tidak akan pernah melihat kekasihnya lagi. Ia takut Siwon melupakan dirinya elamanya. Penantiannya akan sia-sia dan ia tidak akan memiliki alasan lain untuk bertahan.

 

Nyonya Cho kembali mengusap pipi Kyuhyun yang tirus, menghapus air mata yang tidak berhenti mengalir. Sedih dan bahagia bercampur jadi satu. Sedih karena tidak bisa menjadi ibu yang baik dan membuat putra satu-satunya menderita dan senang karena bisa mendengar suara Kyuhyun kembali. Betapa ia merindukan putra manisnya yang ceria.

 

"Umma tahu sayang. Maafkan umma. Umma akan membantumu, umma berjanji akan membuatmu bahagia dan kembali seperti dulu. Maafkan umma karena selama ini tidak mengerti perasaanmu. Maafkan umma sayang." Nyonya Cho mengecup dahi Kyuhyun dan ikut menangis bersama putranya. Ia membaringkan tubuhnya di sisi Kyuhyun dan memeluk erat putranya hingga Kyuhyun terlelap karena lelah menangis.

 

-WonKyu-

 

"Bagaimana keadaan Kyuhyun, Zhoumi-ah?"

 

Nyonya Cho menghampiri Zhoumi yang baru saja keluar dari kamar Kyuhyun. Pagi tadi ia segera memamnggil dokter muda itu dan menceritakan apa yang terjadi semalam. Ia khawatir dengan keadaan Kyuhyun yang terlihat semakin pucat dengan kantung mata yang menghitam dan bengkak.

 

"Kyuhyun baik-baik saja adjumma, aku sudah memberikannya obat penenang jadi dia bisa istirahat." Ucap Zhoumi. Ia mendudukan dirinya di meja makan saat nyonya Cho mengisyaratkannya untuk duduk.

 

"Saat ini Kyuhyun sedang berusaha keluar dari zona amannya dan berusaha menghadapi perasaanya sendiri jadi dukungan adjumma sangat Kyuhyun perlukan." Lanjut Zhoumi.

 

Nyonya Cho menghela nafas sedih. Harusnya selama ini ia memahami jika Kyuhyun tidak pernah sedikitpun melupakan Siwon. Putranya itu justru hidup dengan segala kenangannya bersama kekasihnya. Ia menyesal mengikuti kemauan suaminya bahwa Kyuhyun harus dijauhkan dari hal-hal yang berhubungan dengan Siwon. Sementara Siwonlah alasan Kyuhyun masih bernafas hingga saat ini. Namun ia juga tidak bisa melihat Kyuhyun bersedih melihat Siwon yang tidak mengenalinya lagi. Juga keluarga Choi yang pasti tidak akan membiarkan Kyuhyun berada di sekitar Siwon.

 

"Adjumma."

"Ne?" Nyonya Cho tersenyum kecil dan kembali fokus pada Zhoumi.

"Apa selama ini kalian tidak pernah mencoba mencari tahu keadaan Siwon? Dari yang adjumma ceritakan Siwon mengalami Amnesia Partials. Ada kemungkinan saat ini ia sudah mengingat kembali ingatannya."

 

"Entahlah. Kau tahu sejak Kyuhyun appa meninggal 2 tahun lalu adjumma hanya fokus dengan Kyuhyun." Jawab nyonya Cho. Ia meminum tehnya agar menenangkan dirirnya. "Lagipula adjumma yakin jika Siwon sudah mengingatnya maka ia akan segera mencari Kyuhyun. Adjumma tahu bagaimana pemuda itu mencintai putraku. Kecuali waktu merubah segalanya."

 

"Aku jadi ingin bertemu pria bernama Choi Siwon itu."

 

Nyonya Cho tersenyum menatap Zhoumi. "Ia pria tampan sepertimu. Kyuhyun sangat bahagia saat mengenalkan Siwon kepada kami, kau tahu kami bahkan tidak berani mengatakan apapun saat ia mengakui bahwa dirinya menyukai seorang pria. Kyuhyun terlalu bahagia hingga kami menutup rapat mulut kami bahwa menurut kami yang ia rasakan itu salah."

 

Nyonya Cho tersenyum dengan mata menerawang. "Dan kami tahu saat melihat mata Siwon bahwa mereka benar-benar saling mencintai. Kami bahkan tidak pernah mengatakan pada Kyuhyun saat keluarga Choi mulai mengganggu bisnis kecil kami. Tapi ajdumma yakin Kyuhyun mengetahuinya."

 

Zhoumi yang sedang menyeruput tehnya berhenti sejenak lalu menatap nyonya Cho bingung. Wanita itu hanya tertawa kecil melihat wajaj Zhoumi saat ini.

 

"Aigo, kau tidak pernah nonton drama Zhoumi-ah. Hal seperti itu sering terjadi saat putra keluarga kaya raya menyukai orang biasa, terlebih orang biasa itu seorang pria."

 

"Apa kalian tidak pernah memberi pengertian kepada Kyuhyun?"

"Untuk meninggalkan Siwon?" Zhoumi mengangguk sementara nyonya Cho menghela nafas pelan.

 

"Bagaimana mungkin kami meminta itu pada Kyuhyun, sedangkan ia tidak pernah meminta apapun kepada kami. Kyuhyun anak yang pengertian. Ia tahu bagaimana keadaan keluarganya. Ia memilih membantu kami bekerja daripada bermain bersama teman-temannya. Dan kami akan sangat jahat jika memintanya melepas Siwon. Kyuhyun tidak pernah tersenyum dengan mata bercahaya seperti saat ia menceritakan Siwon. Dan kami tahu itulah yang ia inginkan."

 

"Lalu mengapa kalian memutuskan pindah ke Jepang?"

"Kyuhyun appa meyerah. Ia memilih membawa jauh Kyuhyun saat ia tahu Siwon melupakan putranya. Ia tidak ingin membuat Kyuhyun lebih menderita, juga melindunginya dari keluarga Choi dan kami benar-benar tidak tahu bahwa ucapan Kyuhyun saat ia mengatakan bahwa ia akan hancur jika kehilangan Siwon benar-benar terjadi. Kau juga tahu bagaimana keadaan Kyuhyun sejak 4 tahun lalu."

 

Tentu saja Zhoumi mengetahuinya. Kyuhyun membantasi dirinya dari dunia luar. Ia mambentengi dirinya dengan semua kenangannya bersama Siwon dan hidup di dalamnya. Harapan Siwon akan mengingatnya kembali juga menjadi salah satu alasannya bertahan. Jika saat ini ia mulai membuka dirinya ada kemungkinan ini juga berhubungan dengan Siwon. Mungkinkah Kyuhyun merasakan bahwa Siwon sudah mengingatnya. Bisa saja, Zhoumi yakin dua hati yang saling terkait punya caranya sendiri untuk berkomunikasi meski jarak dan keadaan membuat mereka jauh.

.

.

.

"Sedang apa Kyuhyunie?"

 

Kyuhyun yang sedang terduduk di depan jendela kamarnya memandangi keadaan di luar yang di guyur hujan menoleh ke samping di mana ibunya berdiri. Ia hanya tersenyum kecil dan kembali memandang rintikan air hujan yang mulai menggenangi taman kecil di depan kamarnya. Nyonya Cho tersenyum maklum dan mengusap rambut Kyuhyun pelan. Ia duduk di pinggir ranjang dan juga ikut memandang ke arah jendela.

 

"Aigo, padahal siang tadi matahari bersinar cerah. Tapi mengapa tiba-tiba saja hujan. Umma jadi ingat dulu kau sangat suka bermain hujan dan membuat appa mu berteriak karena takut kau jatuh sakit."

 

Kyuhyun yang mendengarnya tidak memberikan komentar apapun, namun seulas senyum kecil melengkung di sudut bibirnya. Tentu saja ia ingat. Terkadang ia memaksa ayahnya untuk bermain hujan dengannya. Setelahnya ia akan merasa bersalah karena ayahnya mengalami demam.

 

"Hahh. Umma merindukan appa mu." Ujar nyonya Cho. Ia menghela nafas pelan dan memandang belakang kepala Kyuhyun. "Oh iya, tadi Zhoumi menelpon, nanti malam ia akan kesini. Seharusnya hari ini kau check up, tapi karena hujan ia memutuskan untuk datang menemuimu." Lanjutnya.

 

Nyonya Cho berdiri dan mencium puncak kepala Kyuhyun. Lalu ia berjalan keluar meninggalkan Kyuhyun sendiri.

 

Setelah ibunya meninggalkan sendiri, Kyuhyun menggerakan kursi rodanya ke arah nakas kamar dan membuka semua laci yang ada di sana karena mengingat sesuatu. Ia memutari ranjang dan membuka nakas sebelah kanan mengambil beberapa kotak dan membukanya satu persatu namun yang ia cari tidak ada di sana.

 

Kyuhyun beralih ke meja rias dan membuka semua lacinya lalu beralih ke lemari pakaian di samping meja tersebut. Membukanya dan memandang lemah pada sebuah laci yang cukup tinggi dan tidak bisa ia gapai. Kyuhyun menghela nafas dan menundukan kepalanya. Mengusap wajahnya dengan kedua tangan hingga kemudian ia melihat sesuatu di pojok lemari tersebut.

 

Dengan sekuat tenaga Kyuhyun menarik kotak yang cukup besar itu agar memudahkan ia melihat isinya yang ternyata barang-barang miliknya saat masih sekolah dan barang-barangnya saat masih kecil. Kyuhyun mengambil sebuah kotak berwarna coklat seukuran kotak sepatu yang ia kenali tempat ia menyimpan barang-barangnya saat SMA. Lalu meletakannya di ranjang setelah itu kembali merapikan kotak besar tersebut dan mendorongnya kembali masuk ke lemari.

 

Helaan nafas terdengar berat saat Kyuhyun meletakan kotak berwarna coklat tersebut di atas pahanya. Mengusap tutupnya pelan sebelum membukanya. Hal pertama yang ia lihat adalah foto dirinya saat lulus SMA bersama Siwon. Setetes cairan bening mengalir di sudut mata Kyuhyun begitu saja. Ia tahu orang tuanya tidak akan membuang barang-barang berharga miliknya.

 

Kyuhyun menghirup udara sebanyak yang ia bisa untuk mengendalikan emosinya yang tiba-tiba menjadi sangat sensitif saat melihat surat-surat, foto dan beberapa barang pemberian Siwon. Kyuhyun memukul dadanya pelan saat sesak atas rindu itu menghampiri dirinya. Mungkin jika saat ini ia sedang tidak mencari sesuatu yang penting Kyuhyun akan menangis keras seperti sebelumnya. Namun sekali lagi ia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan saat melihat sebuah buku kecil tempat ia biasa mencatat sesuatu yang penting.

 

Perlahan Kyuhyun membuka buku tersebut langsung pada halaman belakang. Matanya memancarkan sebuah harapan saat melihat sebaris angka yang bahkan belum tentu mengabulkan keinginannya namun ia tetap berharap. Kyuhyun memeluk buku kecil itu erat seolah takut kehilangan benda tersebut. Ia biarkan air mata mengalir deras di matanya meluapkan emosi yang berebut mencengkram hatinya. Kyuhyun berjanji, mulai saat ini ia akan mengobati rasa rindunya. Ia berjanji.

 

-WonKyu-

 

"Kau habis menangis? Matamu sembab."

 

Zhoumi duduk di pinggir ranjang setelah merapikan peralatan yang ia gunakan untuk memeriksa kondisi Kyuhyun. Ia memandang pemuda yang sedang duduk bersandar di headboard ranjang dengan senyum kecil di wajahnya.

 

"Senang atau sedih?" Tanya Zhoumi lagi walau ia tahu Kyuhyun tidak akan menjawabnya.

 

Zhoumi kembali tersenyum saat Kyuhyun memandangnya dan ia hendak berdiri lalu meninggalkan Kyuhyun agar pemuda tersebut dapat istirahat. Namun gerakannya terhenti saat sebuah suara menginterupsinya. Suara yang selama 4 tahun belakangan ini ingin sekali ia dengar secara langsung.

 

"Gwenchana." Ucap Kyuhyun pelan membuat Zhoumi memandangnya dengan pandangan takjub.

 

Sesaat Zhoumi merasa tersihir dengan suara dan pandangan mata Kyuhyun yang tepat mengarah kepadanya. Ia bahkan mendengar jantungnya berdetak sangat kencang karena perasaan bahagia yang menyelinap cepat ke hatinya. Sedetik kemudian ia berdehem saat mengingat posisinya saat ini adalah seorang dokter.

 

"Benarkah?" Zhoumi menelan salivanya agar dapat membasahi tenggorokannya yang terasa kering. "Kalau begitu istirahatlah. Aku dan umma mu ada di luar jika kau membutuhkan sesuatu."

 

"Gomawo."

 

Sekali lagi Kyuhyun mengeluarkan suaranya dan kali ini dengan sebuah senyum kecil. Benar-benar kecil. Hanya di ujung bibirnya namun melihat matanya yang menurut Zhoumi lebih hidup dan bersinar, ia yakin Kyuhyun tulus.

 

Zhoumi membalasnya dengan sebuah senyuman yang tidak kalah tulus. Ia berharap ini adalah langkah awal untuk kemajuan Kyuhyun. Pemuda itu mulai membuka dirinya dan ia tahu dengan jelas satu nama sebagai alasan Kyuhyun. Namun apapun itu asal bisa mengembalikan Kyuhyun maka Zhoumi akan mendoakan dan membantu Kyuhyun semampu yang ia bisa. Karena ia berharap dapat melihat Kyuhyun tersenyum bahagia.

 

-WonKyu-

 

Sepeninggalan Zhoumi dari kamarnya, Kyuhyun mengambil kembali buku kecil yang ia simpan dibalik selimutnya. Kembali membuka halaman belakang buku tersebut dan mengusap deretan angka yang tertera di halaman tersebut dengan ibu jarinya. Ia menghela nafas pelan dan mengalihkan tatapannya ke nakas berniat mengambil air untuk menenangkan dirinya.

 

Namun pandangannya justru tertuju pada sebuah ponsel yang tergeletak di atasnya. Kyuhyun yakin itu milik Zhoumi karena ia tidak memiliki ponsel. Ia melirik ke buku kecil di tangan kirinya lalu kembali ke ponsel tersebut.

 

Perlahan ia mengambil ponsel tersebut dengan tangan kanannya dan menggenggamnya erat. Kyuhyun menggigit bibir bawahnya pelan merasa tidak yakin dengan apa yang ada dalam pikirannya. Dengan kedua tangannya yang sedikit bergetar Kyuhyun menekan tombol kunci layar dan beruntunglah ia karena Zhoumi tidak menguncinya dengan password. Pria bodoh. Lama Kyuhyun memandang ragu ponsel dan buku kecil di pangkuannya hingga akhirnya ia menghela nafas saat memutuskan pilihannya.

 

Jari kurus Kyuhyun bergetar saat mengetikan sederet angka pada buku tersebut. Setelahnya ia bahkan termenung selama hampir sepuluh menit hanya untuk memutuskan untuk menekan tombol panggil atau tidak. Sampai pad akhirnya dengan cepat ia menekan tombol panggil dan menempelkan ponsel tersebut ke telinga kanannya.

 

Kyuhyun menyadari dirinya menahan nafas saat nanda sambung terdengar kencang cukup lama bersamaan dengan detak jantungnya yang kini berdegup cepat seiring nada sambung tersebut. Ia bahkan hampir putus asa karena panggilannya tidak kunjung dijawab. Mungkin harapannya hanya sebuah delusi. Namun hal yang terjadi kemudian membuat Kyuhyun terkejut.

 

"Yobo...seyo."

 

Nada sambung tersebut tiba-tiba saja menghilang digantikan dengan suara berat milik seorang pria yang sangat Kyuhyun kenali. Suara yang selalu melantunkan kata-kata cinta untuknya. Suara yang selalu menjadi lullaby terindah saat ia memejamkan mata. Suara yang tidak pernah ditinggikan saat berhadapan dengan. Suaranya yang selalu menyebut namanya dengan ribuan doa agar ia bahagia. Suara pemilik segala hatinya.

 

"Hallo."

 

Kyuhyun membekap mulut dengan tangan kirinya saat suara itu kembali memenuhi pendengarannya. Memaksa matanya memproduksi likuid bening yang mengalir di sudut matanya. Lagi-lagi sesak menyerbu dadanya dan rasa rindu itu kini berebut masuk dan mebuat nafas yang sejak kapan lagi-lagi tertahan bergerak cepat. Kebisuan menjeratnya dalam pusaran lingkaran yang membuat mulut Kyuhyun tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun.

 

"Kyu....hyun-ah."

 

Kyuhyun terisak dengan wajah memerah dan basah oleh air mata. Ia masih membekap mulutnya dengan tangan kiri dan tangan kanannya menggenggam ponsel dengan kencang hingga kuku jarinya memutih. Cukup lama hingga akhirnya ia berteriak kencang dengan tangisan histeris. Kyuhyun kehilangan kontrol atas tubuhnya sendiri. Ponsel di tangannya terlepas dan tergeletak di ranjang dengan tanda panggilan berakhir. Kyuhyun kembali berteriak dengan kedua tangan terkepal kaku.

 

"Kyuhyun-ah!"

 

Pintu terbuka keras dengan teriakan nyonya Cho yang terkejut mendengar teriakan Kyuhyun. Ia naik keranjang dan duduk di sisi Kyuhyun. Sementara Zhoumi yang melihat kondisi Kyuhyun saat itu segera kembali keluar dan mengambil tasnya.

 

Air mata mengalir deras di sudut mata nyonya Cho melihat kondisi Kyuhyun saa ini. Putranya menangis dengan pandangan kosong tanpa suara namun cairan bening di matanya mengalir dengan deras.

 

"Sayang berhenti menggigit bibirmu" Bujuk Nyonya Cho berusaha menghentikan Kyuhyun melukai dirinya sendiri. Ia menggenggam tangan Kyuhyun berusaha memberikan kekuatan untuk putranya.

 

Zhoumi yang telah duduk di sisi kanan segera mengeluarkan sebuah jarum suntik berisi obat penenang dan menusukkannya pada lengan kanan Kyuhyun. Dan ia baru bisa nafas lega saat obat itu bekerja dengan cepat, melemaskan tubuh Kyuhyun yang mengejang.

 

Nyonya Cho menangis keras saat memeluk Kyuhyun yang mengerjapkan matanya perlahan dengan air mata yang masih mengalir. Kyuhyun merasakan lelah, lelah yang sangat banyak hingga ia tidak sanggup menanggungnya sendiri. Kyuhyun menyerah, ia membiarkan kegelapan menghisap kesadarannya. Nyonya Cho masih menangis tersedu-sedu. Ia tidak ingin melihat Kyuhyun menangis seperti ini lagi. Ia hanya ingin Kyuhyun tersenyum kembali. Maafkan umma sayang.

.

.

.

Sore itu Siwon dan Kyuhyun menghabiskan waktu bersama di kamar Kyuhyun. Orang tua Kyuhyun sedang mengunjungi kerabat mereka di Busan dan Siwon menginap untuk menemani pemuda itu.

 

Siwon duduk bersandar pada headboard ranjang. Tubuh atasnya polos sementara setengah badannya tertutup selimut dengan Kyuhyun berada dalam pangkuannya. Pemuda itu duduk manis menghadap Siwon dengan PSP pemberian Siwon di tangannya. Pemuda manis itu tidak peduli dengan pandangan kekasihnya yang sangat intens kepadanya.

 

Wajar saja jika saat ini Siwon memandangi Kyuhyun seperti itu, kekasihnya terlihat sangat y dan menggoda dengan rambut coklatnya yang sedikit beratakan dan bibir merah yang bengkak, meminta Siwon untuk kembali melumat bibir tebal itu. Belum lagi Kyuhyun mengancingkan kemeja hitam yang sangat kontras dengan kulit putihnya asal. Siwon bisa membenamkan tubuhnya kembali di dalam tubuh Kyuhyun hanya saja ia lebih memilih menikmati pemandangan dihadapannya.

 

"Kau menggangguku hyung!"  Seru Kyuhyun yang merasa terganggu karena Siwon terus saja mengusap-usap paha telanjannya. Siwon hanya tersenyum mendengarnya dan menjauhkan kedua tangannya dari paha putih mulus kekasihnya.

 

Dengan bibir mengerucut kecil Kyuhyun melanjutkan permainnannya terkadang ia memukul pelan tangan Siwon yang kembali mengusap pahanya dan mencoba menyusup ke dalam sela pahanya yang tertutup kemeja.

 

Tiba-tiba Kyuhyun menghentikan aktifitasnya dan meletakan PSPnya di ranjang. Ia lalu menatap Siwon dengan pandangan serius. Ia membungkukkan tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan Siwon.

 

"Hyung~~~"

 

Siwon menangkup wajah pemuda dalam pangkuannya dengan kedua tangannya. Mengelus pipi chubby Kyuhyun dengan kulit putih pucatnya.

 

"Ne."

"Siapa namaku?" Tanya Kyuhyun dengan mata bulatnya memandang Siwon yang selalu merasa terperosok ke dalam pancaran jernih dan tulus kekasihnya.

 

Alis Siwon bertaut bingung. Ia masih mengusap wajah pemuda tersebut."Kenapa bertanya seperti itu?"

 

"Jawab saja siapa namaku dan apa kau mencintaiku?"

 

Siwon tertawa dan mencubit gemas hidung Kyuhyun. "Arasso. Namamu Kyuhyun, Cho Kyuhyun, My baby. Dan aku sangat mencintaimu."

 

Kyuhyun tersenyum manis dan mengecup bibir Siwon cepat. "Bagus. Kau harus mengingatnya. Aku akan sangat marah jika kau melupakannya." Ucap Kyuhyun dengan bibir mengerucut lucu membuat Siwon gemas.

 

"Arasso. Aku berjanji. Kau selamanya akan tersimpan di hatiku."

 

Kyuhyun tertawa pelan ketika Siwon menghujani wajahnya dengan kecupan bertubi-tubi. Pria itu lalu membawa tubuhh Kyuhyun ke dalam pelukannya dan mendekapnya erat.

 

"Kau boleh membenciku jika hal seperti melupakanmu aku lakukan."

"Annie. Aku tidak akan pernah bisa membencimu hyung."

 

Siwon tersenyum dan mengecup helai rambut Kyuhyun hingga ia teringat sesuatu. Perlahan tangan kanan Siwon menggapai-gapai ranjang hingga akhirnya menemukan ponsel Kyuhyun. Ia membuka kunci layar ponsel itu dan tersenyum melihat foto ketika ia diam-diam mencium bibir Kyuhyun saat pemuda itu tertidur menjadi wallpapernya. Siwon lalu memasukan beberapa angka dan menyimpannya.

 

"Ada apa?" Kyuhyun menatap wajah Siwon bingung.

"Hanya memasukan nomor ponselku."

"Bukannya sudah ada?"

 

Siwon tersenyum lembut dan kembali membelai pipi Kyuhyun pelan. "Nomor khusus untukmu." Kyuhyun masih mengerutkan alisnya. "Nomor ponsel itu hanya ku berikan kepadamu. Hanya kau yang tahu dan hanya kau yang akan menghubunginya. Aku sudah meminta pihak vendor untuk tidak pernah menonaktifkan nomor tersebut. Kecuali ponselnya mati. Jadi jika ada apa-apa kau hubungi aku di nomor itu. Aku akan segera berlari ke arahmu." Lanjut Siwon.

 

Kyuhyun mengangguk lalu memanjangkan tangannya meraih sebuah buku kecil di meja nakasnya yang lumayan sulit terjangkau. Siwon hanya mampu menahan nafas melihat tindakan Kyuhyun yang semena-mena di atas tubuhnya. Membuatnya menahan diri untuk tidak membenamkan wajahnya kembali diantara paha Kyuhyun.

 

"Coba ku lihat." Ucap Kyuhyun saat ia sudah kembali pada posisinya. Kyuhyun membuka ponselnya dan menyalin nomor baru Siwon di halaman belakang buku tersebut. Siwon hanya tersenyum karena tahu Kyuhyun senang mencatat sesuatu yang penting di buku tersebut. Ponsel bisa hilang, jadi ia menyimpannya di tempat lain, walau buku juga bisa hancur.

 

"Sudah." Kyuhyun meletakan buku tersebut kembali ke nakas dan memandang Siwon dengan tatapan polos. "Ayo kita mandi hyung."

"Mandi?"

Kyuhyun bangun dan duduk di pinggir ranjang. "Ne. Tubuhku lengket dan pegal. Berendam sepertinya menyenangkan, kenapa?" Tanya Kyuhyun heran.

 

Siwon menyeringai lalu segera melompat dan menggendong Kyuhyun yang tentu saja berteriak kaget. Namun tidak lama karena setelahnya ia hanya dapat tersenyum dengan wajah memerah.

.

.

.

Zhoumi melirik jam di pergelangan tangannya dan memutuskan membanting stir ke arah kanan. Belum terlalu sore, ia bisa mampir ke rumah Kyuhyun untuk sekedar mengecek keadaan pemuda tersebut. Sudah hampir seminggu ia tidak melihat keadaan Kyuhyun karena pekerjaan di rumah sakit benar-benar membuatnya sibuk. Ia bahkan jarang mengecek ponselnya. Mengingatnya, membuat Zhoumi meraih ponselnya dan melihat beberapa panggilan dari orang tuanya tanpa mengalihkan tatapannya pada jalanan kota Seoul. Ia hendak menelpon balik namun matanya menangkap sebuah nomor asing tercatat sebagai panggilan keluar. Melihat dari kode negara yang menunjukan panggilan ke Korea membuat Zhoumi mengerutkan alis seingatnya ia tidak menghubungi siapapun ke Korea.

 

Mobil yang di kendarai Zhoumi tiba-tiba saja berhenti mendadak saat pemikirannya tertuju pada sebuah kemungkinan. Ia meminggirkan mobilnya dan mengecek waktu panggilan tersebut. Sama dengan waktu saat Kyuhyun tiba-tiba histeris kemarin. Mungkinkah?

 

Untuk menjawab rasa penasarannya Zhoumi menelpon balik nomor tersebut. Ia berdehem untuk menormalkan suaranya. Tiba-tiba saja ia menjadi gugup. Jika benar apa yang dipikirkannya maka itulah alasan Kyuhyun histeris walau ia tidak tahu apa masalahnya.

 

"Yoboseyo."

 

Zhoumi terkejut dengan suara berat diseberang ponselnya. Sedetik ia sempat kehilangan kata-kata sebelum akhirnya mampu mengeluarkan suarnya.

 

"Siwon-ssi?"

"Ne."

 

-WonKyu-

 

Zhoumi segera berlari saat ia sampai dikediaman keluarga Cho. Nafasnya tersenggal saat berada di depan pintu masuk, padahal jaraknya tidak jauh. Ia hendak mengangkat tangan untuk menekan bel namun hanya melayang di udara saat pintu terbuka dan wajah nyonya Cho menyambutnya dengan senyum bahagia.

 

"Zhoumi-ah kau datang?"

 

Zhoumi tersenyum dan menghembuskan nafasnya pelan. "Ne adjumma. Aku punya kabar baik."

 

"Benarkah? Adjumma juga, masuklah." Zhoumi menurut dan melewati tubuh nyonya Cho agar masuk kedalam rumah yang terasa tenang sementara nyonya Cho menutup pintu.

 

"Duduklah. Adjumma akan membuatkan kopi favoritmu."

"Terima kasih adjumma." Zhoumi duduk dan membiarkan nyonya Cho mengerjakan pekerjaannya. Ia melihat sekitarnya yang terlihat sepi. Apa Kyuhyun sedang tidur.

 

"Dimana Kyuhyun?" Zhoumi bertanya saat nyonya Cho muncul dengan nampan berisi 2 gelas. Wanita tua itu meletakan di meja lalu duduk di sofa yang bersebrangan dengan Zhoumi.

 

"Seperti biasa di taman belakang, menikmati matahari sore." Ucap nyonya dengan senyum bahagia diwajahnya membuat Zhoumi yakin ada sesuatu yang terjadi.

 

"Sesuatu terjadi?" Tanya Zhoumi langsung membuat nyonya Cho semakin tersenyum lebar dengan mata bercahaya.

 

Nyonya Cho meminum tehnya dan memandang Zhoumi. "Mungkin ini sesuatu hal yang kecil hanya saja adjumma merasa pintu untuk hal lain yang lebih besar mulai terbuka." Zhoumi terdiam memilih mendengarkan tanpa menyela.

 

"Pagi tadi Kyuhyun bangun dengan senyuman manis di wajahnya. Adjumma tidak berani bertanya, namun saat adjumma sedang menyiapkan sarapan tiba-tiba saja Kyuhyun menghampiri dan mengatakan bahwa ia ingin membantu." Zhoumi menatap nyonya Cho dengan mata sedikit terkejut dan nyonya Cho hanya mengangguk, membenarkan.

 

Selama ini Kyuhyun hanya akan makan jika diminta makan, dia akan tidur jika ibunya mengatakan sudah waktunya istirahat, meminum obatnya saat ibunya menyiapkannya. Kyuhyun bahkan hanya menggerakan kursi rodanya ke kamar mandi atau ke arah taman belakang hingga hampir membuatnya terjatuh barulah nyonya Cho tahu bahwa Kyuhyun senang duduk di taman memandangi matahari terbenam karena rumah mereka berada ditempat yang cukup tinggi. Sejak saat itu juga nyonya Cho akan selalu bertanya apakah Kyuhyun ingin ke kamar mandi pada jam-jam tertentu. Jadi jika tiba-tiba saja Kyuhyun menghampirinya dan mengatakan ingin membantunya maka pasti ada sesuatu yang membuat putranya kembali membuka diri dan apapun itu nyonya Cho akan mendukungnya.

 

"Adjumma sangat bahagia Zhoumi-ah. Kyuhyun bahkan tersenyum saat adjumma menggodanya dengan tingkah manjanya saat dulu sarapan bersama appanya. Matanya,,,, ah adjumma rindu mata Kyuhyun yang bersinar seperti itu. Semoga ini menjadi suatu kemajuan yang bagus."

 

"Tentu saja adjumma. Aku yakin Kyuhyun akan kembali." Zhoumi pindah duduk ke samping nyonya Cho dan menggenggam tangan wanita yang kini matanya berkaca-kaca. "Adjumma harus kuat demi Kyuhyun."

 

Nyonya Cho mengangguk dan menghapus air matanya dengan tangannya yang tidak digenggam oleh Zhoumi. Ia menghela nafas dan memandang dengan senyuman ke dokter muda dihadapannya.

 

"Bagaimana denganmu? Kau bilang ada berita bagus juga yang ingin kau sampaikan."

 

Zhoumi tersenyum lebar. "Akan ku ceritakan nanti, tapi sebelumnya aku membutuhkan bantuan adjumma."

"Bantuan apa?"

 

Kembali Zhoumi tersenyum penuh arti. Ia berharap semuanya berjalan lancar dan pada akhirnya semua orang akan bahagia termasuk dirinya.

 

-WonKyu-

 

Senyum manis terukir indah di bibir Kyuhyun saat seperti biasa ia terduduk di taman belakang rumahnya yang berada lebih tinggi dari rumah-rumah lain di sekitarnya. Menikmati sinar matahari yang mulai tenggelam. Warna kuning kemerahan yang mengintip malu-malu dibalik gumpalan awal seolah tidak rela matahari meninggalkan bumi dengan kegelapan walau ia tahu sang bulan, akan memancarkan cahayanya dipekatnya malam.

 

Kyuhyun menyukainya. Ia menyukai bagaimana sinar matahari terlihat sedih meninggalkan bumi, namun selalu berjanji bahwa ia akan datang esok hari. Dengan segala keindahannya menemani seluruh makhluk bumi melakukan aktifitasnya. Suara dan helaan angin yang menyentuh kulitnya menjadi nyanyian bumi paling syhadu yang pernah Kyuhyun dengar, seolah menyampaikan pada matahari bahwa mereka akan baik-baik saja.

 

Kyuhyun ingin seperti bumi, ingin melihat mataharinya saat ia akan memejamkan mata dan disambut olehnya saat ia pertama kali membuka mata. Ia selalu suka saat Siwon menjadi yang terakhir ia lihat saat akan memasuki dunia mimpi, dan melihat pria itu saat pertama kali ia membuka matanya untuk menghadapi dunia nyata.

 

Namun kecelakaan 4 tahun lalu tidak seperti itu. Siwon memang yang terakhir Kyuhyun lihat saat menutup mata, namun ia tidak dapat lagi melihat Siwon saat ia tersadar dari dunia mimpinya. Pria itu melupakannya. Mataharinya tidak lagi memberikan sinar pada kehidupannya, hingga ia terlarut dalam kegelapan.

 

Kini hatinya berkata bahwa mataharinya akan datang menjemputnya dari dunia mimpi yang mulai menyesakkannya. Kyuhyun tidak akan lagi hidup dalam kenangannya bersama Siwon tetapi mulai membuat kembali kenangan lain. Entah apa alasannya, mungkin karena panggilan telpon minggu lalu atau hatinya yang entah mengapa kini terasa lapang, seolah siap menerima bagian lain hatinya yang hilang. Sebuah harapan yang semakin terasa dekat.

 

"Hyung~~~"

 

Kyuhyun memejamkan mata dan memeluk dirinya saat hembusan angin menerpa kulitnya, melambai lembut di helai rambutnya seolah mengerti ucapannya yang terdengar lirih. Semoga saja angin bersedia membawa seluruh perasaannya kepada dia yang jauh disana.

 

"Siwon hyung, aku sangat merindukanmu. Cepatlah datang."

.

.

.

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Conny407203 #1
Chapter 3: Amazing story. So lovely!
chookyuu
#2
Chapter 2: Akhirnya kyu biss tersenyum lagi :")
chookyuu
#3
Chapter 3: Yeay! Happy end!!!!
chookyuu
#4
Chapter 1: Aduhh ffnya ngena banget
BabyBugsy
#5
Chapter 3: sedih banget waktu pertemuan mereka tapi mengharu biru juga.. Suka banget sama mereka.. Keren pokoknya nih FF .!!!!!
Jd appanya siwon udh resmi nrima kyuhyun kan??
Seneng lihat mereka bersatu lgi dan nikah akhirnya. Congrats buat wonkyuuuuuu XDDDDDDD
makin cinta sama mereka muacchhhhh :*

pengen ada 1 chap lgi buat nih FF ~ klu bisa bakal seneng bgt kalau ga bisa gpp. Tp berharap ada chap bonus buat honeymoon mrka atau ampeg kyu Hamil :D
choiminkyu #6
Chapter 2: Aku jga baca ff ini di wonkyucorp .. sukaaaa bgt.. walo udh baca, tetep sukaa
iharukumipuff
#7
Chapter 2: huaaaa keadaan kyuhyun dan siwon menyedihkan sekali D': tapi ceritanya bagus, author-nim! gak sabar pengen tahu reaksi kyuhyun waktu tau siwon sudah ingat
BabyBugsy
#8
Chapter 2: seneng banget sama chap ini, meskpun sedih lihat kyu keadaannya sampai kek gitu.. Tapi semoga siwon cepet nemuin kyu.
Lega meskpun zhoumi suka kyu tp ga berusaha menghapus dan menjauhkan kyu dari siwon :)
cinta mereka bener" sangat dalam. Terharu banget baca ini :(
please bikin mereka cepet ketemu, ga tega lihat mereka tersiksa kek gitu.
Kyuhyun semangat !! Siwon pasti datang .
Wonmincho #9
Chapter 2: Hmm bikin penasaran kapan kYu ketemu ma wonnie lg ya... So romantis berdua.. Kyu berusaha move on kah??. Lanjut ya author:).. Thanks
annanabilla #10
Chapter 1: Huhuhuhu,,, akhirnya siwon bisa ingat juga masa lalunya,
Tpi dmnkah kyuhyun,
Jngn bilang klu kyuhyun,,,,????
Aaaa g mau, kyuhyun hrus berstu sm wonwon