Recorder

Recorder

Haein menatap rekaman yang diberikan Yunho tadi pagi. Meski sedikit bingung ia memutuskan untuk menekan tombol play.

 

"Yun, haruskah kau pergi?"

"Lalu aku harus apa, In-yah?"

"......Aku takut, Yun."

"Apa yang perlu ditakuti?"

"........ Jangan pergi, jebal.."

"Hanya dua tahun, Sayang.."

"Tapi dua tahun itu lama, Yun."

"Tak 'kan terasa lama. Bukankah kita bersama tiga tahun tapi tak terasa?"

"Iya.. Tapi itu lain. Aku takut.."

"Takut kenapa, hmm?"

"Aku...takut...kehilanganmu."

"Aku akan kembali, In-yah. Aku janji!"

"Aku...takut..tak mampu menunggu."

"Mengapa? Aku yakin kau mampu."

"Aku...takut...hatimu berpaling."

"Apa kau bilang?"

"Aku takut rasa itu padam."

"Tak akan.."

"Tapi..."

"Tak ada tapi. Ayo tidur. In-yah, lihat! Matamu sudah bengkak."

 

Haein mengusap pipinya, merasakan kecupan Yunho setelah mengucapkan kalimat tadi. Airmatanya menitik.

 

"Yun.."

"Hmm.."

"Bagaimana kalau kau tak bisa kembali?"

"Jangan berpikir aneh-aneh. Ayo tidur. Aku akan menungguimu."

"Yun, kau tak pulang?"

"Tidurlah! Nanti aku pulang."

"Jangan pulang.."

"Hah? Apa kata ayahmu nanti?"

"Ah, sekali ini saja."

"Bagaimana kalau aku menyerangmu?"

"Aku akan menyerangmu balik."

"Aigoo..Tidur..tidur!"

 

Terdenyar tawa mereka berdua. Kali ini Haein tersenyum di tengah isakannya.

 

..........................

"Yun.. Bernyanyilah.."

"Yya! Kapan kau tidur?"

"Satu lagu saja. Ya?"

"Ish.. Oke.. I'll be there for you.. No matter what you do.. I will promise you that I love you.. I'll be there for you, in times of worry.. Sometimes the world may feel like it falling down.. I'll be there for you.."

 

Lagi-lagi airmata Haein menetes. Ia masih bisa merasakan pelukan Yunho di balik punggungnya saat bernyanyi.

 

"Sudah? Ayo lagi.."

"Ayolah.. Suaraku kan sedang serak."

"Siapa suruh tadi menangis."

"Kau yang membuatku menangis, Kim Haein!"

.........................

"Yun.. Kau akan kembali, kan?"

"Hmm.."

"Ini cuma sebentar, kan?"

"Hmm.."

"Aku akan..merindukanmu."

"Aku juga.."

"Aku..tak mau..esok datang."

"Hmm.. Aku juga."

"Sa..rang..hae, Yun."

"...."

"...."

"..In-yah?"

"...."

SSSSHHHHH

 

Haein menatap benda di tangannya yang tiba-tiba mengeluarkan suara kemeresek. Apa mungkin rekamannya rusak, pikirnya dalam hati. Hampir saja ia mematikan rekaman itu saat akhirnya ia kembali mendengar suara yang jernih.

 

"Aku akan kembali, Sayang. Jangan khawatir. Dan hatiku akan tetap sama. Kuharap hatimu pun begitu. Nado saranghae, Kim Haein."

 

Dan Haein tersenyum saat mendengar kalimat terakhir itu. Kalimat yang  tak sempat ia dengar karena sudah tertidur. Kalimat yang akan membuatnya mampu bertahan.

Ah ya, Haein ingat sekarang. Kemeresek itu pasti suara selimut. Karena ia mendapati dirinya terbalut selimut di pagi berikutnya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet