Bit Worried

I am Sorry But I Will Always Love You
Please Subscribe to read the full chapter

 

Maaf....

Baru bisa up date. Selamat membaca..

 

_______________________________________________________________________________________________________________________________________

 

"S..So Long hyung!" Seru Wooyoung.

"Ne. Kau masih ingat padaku? Wah padahal kita sudah lama tidak bertemu." 

"8 tahun hyung. Aku juga sudah lama tidak mendengar kabarmu." 

Im So Long adalah sahabat Minjun hyung, dia sudah di anggap keluarga oleh keluarganya. Akan tetapi, beberapa tahun yang lalu, dia hijrah ke Amerika untuk bekerja. 

"Kau benar. Tapi mengapa kau berada disini?  Terakhir aku mendengarmu telah bertunangan. Apa kau sudah menikah? tanya So Long.

"Ne. Aku sudah menikah hyung. Dan sekarang aku tinggal di Seoul. Tapi aku tidak menikah dengan tunanganku. Aku menikah dengan orang lain."

"Mengapa? Apa yang terjadi?" tanya So Long, terkejut dengan jawaban Wooyoung.

"Panjang ceritanya hyung. Hyung sendiri mengapa berada di Seoul?"

"Aku pulang ke Korea hampir satu tahun lalu. Tapi aku tidak pulang ke Busan Aku sekarang bekerja di Seoul."

"Hyung sudah menikah?" tanya Wooyoung ingin tahu.

So Long terkekeh. "Belum. Kau ingat tidak jika dulu aku  naksir padamu. Tapi kau tidak menghiraukan aku." 

"Hyung kau belum berubah." Wooyoung tersenyum mendengar candaan So Long.

"Aku tidak bohong, Aku juga menerima tawaran kerja di Amerika setelah mendengar kau bertunangan. Saat itu aku patah hati, sadar jika harapanku padamu itu sisa-sia."

Wooyoung kembali tersenyum.

"Ayo, duduk disini. Ceritakan padaku apa yang terjadi pada tunanganmu" So Long menarik sebuah kursi dan mempersilahkan Wooyoung untuk duduk.

"Panjang ceritanya hyung." 

"Hari ini aku punya banyak waktu. Jadi kau harus menceritakannya." So Long tersenyum dan duduk di hadapan Wooyoung. "Lihat dirimu. Semakin bersinar saja. Kau pasti bahagia menjalani kehidupan pernikahanmu. Mulailah bercerita, aku sudah tidak sabar."

 

________________________________________________________________________________________________________________________________________

 

Wooyoung mengetuk pintu ruang kerja Nichkhun dengan perlahan, takut menganggu pekerjaan suaminya. Hari ini Nichkhun pulang terlambat, setelah makan malam dan mengantarkan anak-anak tidur, dia langsung masuk kedalam ruang kerjanya dan tidak keluar lagi.

"Masuk!" serunya dari dalam ruangan.

Wooyoung membuka pintu dan masuk.

"Honey, mengapa kau belum tidur?" tanya Nichkhun langsung melihat istrinya berjalan mendekatinya. Dia menatap tajam, khawatir dengan kondisi istrinya yang sedang hamil muda tapi belum juga tidur di malam selarut ini.

Setelah Wooyoung lebih dekat, dia mengulurkan tangan dan menariknya kedalam pelukan hangat.

"Belum, aku menunggumu." jawab Wooyoung, dia melingkarkan tangannya di leher suaminya, dan menempelkan bibirnya ke bibir suaminya.

Nichkhun menyambut bibir Wooyoung dengan senang hati, tersenyum merasakan minty pada bibir istrinya, karena ia sudah menggosok gigi.

"Malam sudah sangat larut Woo, seharusnya kau sudah tidur, tidak baik dengan kesehatanmu dan bayi kita." kata Nichkhun setelah memisahkan bibir mereka dan menatap Wooyoung lembut.

"Aku tahu. Aku tahu.Tapi kau tidak ada di sampingku, jadinya aku tidak bisa tidur." Jawab Wooyoung manja.

Nichkhun terkekeh. Wooyoung memang terbiasa tidur dalam pelukannya. Kecuali jika dia di luar kota, tapi itupun dia harus menelpon istrinya itu beberapa jam, sebelum tertidur sambil mendengar suaranya di telepon.

"Sebentar lagi aku selesai. Kau harus kembali kekamar oke? Tunggu aku disana." ujar Nichkhun lirih di telinga istrinya.

"Aku ingin menunggumu di sini. Boleh ya?" pinta Wooyoung sambil mengerjapkan mata untuk membuat suaminya luluh.

"Baiklah." Nichkhun mengalah. Dia melepaskan pelukan dan berjalan ke mejanya. "Kau tiduran di sofa saja, jika aku selesai aku akan membangunkanmu."

Wooyoung mengangguk. Dia berjalan ke sofa tapi dia tidak ingin tidur. Dia ingin melihat suaminya bekerja. Di perhatikannya Nichkhun yang sibuk membaca file-file yang berserakan di atas meja dengan kening berkerut. 

Tangannya dengan cepat memilah-milah file. Ada juga yang di lemparkannya ke dalam tempat sampah, setelah menyobeknya dengan serpihan kecil.

 

Setelah beberapa menit kemudian, Wooyoung melihat Nichkhun membereskan kertas-kertas yang ada diatas meja dan memasukkannya kedalam tas. Wooyoung berdiri menghampiri suaminya. Berjalan ke belakang suaminya lalu memijat pundaknya yang tegang.

"Lelah?" tanya Wooyoung lembut.

"Ehmm. Pijatanmu enak." kata Nichkhun sambil melemaskan tubuhnya. "Beberapa hari ini, di kantor banyak sekali pekerjaan. Chansung harus ke pulau Jeju dan aku harus mengurusi semuanya sendiri."

Wooyoung menghentikan pijatannya, merangkul tangannya ke leher suaminya dan membisikkan kata-kata yang menghibur ke telinga suaminya.

"Tadi, setelah aku keluar dari klinik Dr, Song, aku mampir ke sebuah pop up market. Di sana aku bertemu dengan seseorang."

"Siapa?"

"Teman Minjun hyung waktu kuliah. Dia baru pulang dari Amerika. Tapi sekarang tinggal dan bekerja di Seoul."

"Namja atau yeoja?" tanya Nichkhun.

"Namja."

"Apa dia tampan?"

Wooyoung tidak langsung menjawab. Dia pindah ke depan dan duduk di pangkuan suaminya.

"Ada apa? Mengapa kau tidak menjawab pertanyaanku?" tanya Nichkhun penasaran.

"Khunnie, tidak ada yang setampan suamiku. Aku sangat mencintainya karena dia mencintaiku juga dan dia adalah ayah dari anak-anakku." 

Tidak di katakannya jika So Long pernah mencintanya pada suaminya, karena Wooyoung tidak ingin menambah rasa khawatir. Wooyoung sering menangkap ketidak percayaan diri pada suaminya dan menganggap dia masih berada pada urutan kedua dalam hatinya. Padahal tak sedikitpun dia pernah mengingat mantan tunangannya yang telah meninggal itu.

Nichkhun tersenyum lebar, mendengar jawaban istrinya. kemudian menyambut bibir Wooyoung dengan bibirnya. Tangan Nichkhun berada di pinggang Wooyoung masuk kedalam piyama dan membelai kulit istrinya yang halus dan lembut. Dia menemukan sesuatu di dalam saku piayama kemudian dia merogoh isinya,

Nichkhun menghentikan ciuman mereka, hanya ingin melihat apa isi dalam saku piyama itu.

"Lotion?" ujarnya heran, menatap benda itu dan istrinya bergantian.

"Se..sebenarnya, aku ingin malam ini kita ber...bercinta." jawab Wooyoung dengan nafas yang masih terengah-engah dan dengan muka yang memerah akibat ciuman mereka. "Tapi kau terlihat lelah. Jadi a..aku akan menunggumu di kamar saja.' lanjutnya dengan gugup. Ia berdiri dari pangkuan suaminya dengan cepat, dan berlalu.

Tapi gerakannya tak kalah cepat, karena Nichkhun meraihnya dan mendudukkannya di atas meja.

"Khunnie?" serunya. Terkejut dengan gerakan suaminya yang begitu cepat.

 

Satu bulan. Sudah satu bulan mereka tidak pernah bercinta. Setelah pulang dari Busan, mereka terlalu sibuk. Nichkhun sibuk menyelesaikan pekerjaannya di kantor, karena dia tinggalkan untuk berlibur, sedangkan Wooyoung sibuk mengurusi keperluan si kembar bersekolah. Nichkhun selalu pulang larut, dan menemukan Wooyoung telah tertidur.

Wooyoung hanya terbangun sebentar karena merasakn gerakan di sebelahnya, Kemudian ia akan menarik tubuh istrinya dan memeluknya. "Khunnie, kau baru pulang?" tanya Wooyoung dengan suara mengantuk. Lalu membenamkan wajahnya di dada suaminya. "Ya. Maaf aku telah membangunkanmu." Wooyoung hanya mengangguk, lalu melanjutkan tidurnya. tidak lama kemudian, dia akan menyusul tidur.

Beberapa malam yang lalu dia ingin sekali bercinta dengan istrinya. Tapi ketika ciuman mereka berubah menjadi hot, dan akan melanjutkan ke tahap selanjutnya, Wooyoung tertidur.  Dia tidak tega untuk membangunkannya dan hanya bisa mengerang frustasi.

Dan sekarang ketika istrinya mengundangnya untuk bercinta, mana mungkin dia sia-siakan begitu saja.

 

Sambil berciuman Nichkhun membuka kancing piyama istrinya dengan cepat dan membuangnya ke lantai. Bibirnya turun menyusuri rahang, lalu leher istrinya yang jenjang dan putih mulus. Ia mengecup adam apple dan membuat tanda kemerahan. Wooyoung melenguh, menyebut nama suaminya dengan mesra dan mendesah nikmat. Kemudian bibirnya berhenti di dada istrinya yang sedikit membengkak dan sangat sensitif ketika di sentuh.

Nichkhun mengangkat wajahnya dan menatap mata Wooyoung. "Jika aku menghisapnya, apakah akan keluar susu?" tanyanya ingin tahu.

"Emh." Wooyoung mengangguk. "Kau lupa? Ketika aku mengandung Minnie, dadaku mengeluarkan susu, walaupun tidak banyak."

Nichkhun tersenyum, dia mengecup bibir Wooyoung singkat, kemudian menunduk, mulutnya menghisap dada istrinya dengan raku

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Amaliaambar
#1
Chapter 2: Author-nim lanjut dong ff nya bagussss ihhhh penasaran nihhhhh akuuu
tcha0304 #2
Chapter 2: author.... please update lagi ceritanya....
tcha0304 #3
Chapter 2: di tunggu kelanjutannya ya.... suka ceritanya.. ^^
jenn84869 #4
Chapter 2: Wiih akhirnya lanjut juga ceritanya ^^
Aduuh khunnie mesti nahan diri tuh ntar kasian udong.. update lagi ya author-nim fighting!
cahyaAngAngel #5
Chapter 2: W.O.W
jangni #6
Chapter 2: Tebakan salah...
Kirain yang ditabrak woo itu taec.
Btw thor itu maksudnya im seulong 2AM kan Thor??
Duh jason lucunya dirimu..
Babang jangan hancurkan Khunyoung please
adindazca #7
Chapter 2: Woooooo! Aku gak nyangka ini bakal dilanjut xD

Great suprise, author-nim! Semangat melanjutkannyaaa!
woodel #8
Chapter 2: Kenapa blakngan ini si abg kucing ijo selalu aja jd org k3 diantara ky??? Lanjutkan author-nim
aririska #9
Chapter 2: g nyanka kalo tebakanku waktu itu trnyata salah ... hehehe ... tp taec akhirnya keluar juga di chap in ... q kira bkalan woo dluan yg ketemu taec ....
akhirnya author update juga, udh lma bgt loh ....
g sabar ,, kykx konfliknya bkalan seru neh ....
.
.update soon,,, fightiiing ,,,,,, tp pliz jgn pisahin khunyoung ....
jenn84869 #10
Chapter 1: Gak nyangka banget cerita im sorry but i love you bakal lanjut lagi
Gk sabar lanjutannya nih gimana cerita mereka nanti
Update soon author! Fighting!!