Namaku Han, nama lengkap Lu Han. Aku adalah seorang anak perempuan—satu-satunya—dari keluarga Lu. Ayahku adalah pria keturunan Thailand-Korea dan seorang pemilik restaurant terkenal, Lu Nickhun. Sementara ibuku adalah keturunan China asli dan pemilik brand pakaian yang cukup terkenal di Asia dan Eropa, Huang Qing Fei. Kami adalah keluarga bahagia, walaupun terkadang aku dan ibuku selalu bertengkar hanya karena hal sepele. Tetapi orang tuaku sangat memanjakanku.

Aku baru saja berumur 19 tahun, dan duduk di kursi tingkat ke tiga di Seoul International High School. Aku punya banyak teman, dan aku cukup terkenal. Aku memang tidak pandai dalam bidang akademik, namun memiliki beberapa prestasi di bidang non akademik. Banyak yang bilang suaraku cukup bagus, sampai aku ditunjuk untuk menjadi ketua klub musik di sekolahku. Tapi aku menolak, aku lebih suka bela diri, dan hal-hal yang memacu adrenalin lainnya, kecuali ketinggian. Aku benci ketinggian. Aku juga jago memasak, dan mendesign. Salahkan saja kedua orang tuaku yang mendalami bidang itu.

Menikah ? Menurut kalian menikah itu apa ?

Bagiku menikah itu adalah berkomitmen, saling berjanji sehidup semati untuk saling mencintai dengan pasangannya masing-masing. Rela berkorban, dan akan terus bersama meski dalam keadaan senang ataupun susah.

Kedengarannya memang tidak rumit. Tapi aku tidak suka terikat dengan komitmen seperti itu. Aku suka hidup bebas, tidak terkekang oleh pasangan atau aturan tertentu. Lagipula aku masih muda kan ? Aku masih berhak menikmati masa-masa mudaku yang indah ini. Bermain, dan menggapai cita-cita bersama teman-temanku.

Tapi semuanya berubah, saat dia masuk ke dalam hidupku. Sebagai calon suamiku.

Si tampan berhati dan berwajah besi. Wu Yi Fan.

-o0o-

Namaku Wu Yi Fan. Usia 24 tahun. Masih muda bukan ? Tapi hanya gadis gila itu yang mengatakan bahwa aku adalah pria tua hanya karena terpaut usia 5 tahun dengannya. Memangnya dia pikir dia itu siapa ?

Tidak banyak yang bisa dijelaskan di dalam hidupku. Aku hanyalah anak seorang pengusaha yang bergerak di bidang supermarket, pariwisata dan transportasi. Aku anak pertama, dan jelas aku memiliki seorang adik. Tapi aku sama sekali tidak berminat untuk menjadi seorang penerus perusahaan untuk menggantikan ayahku. Karena beberapa hal yang membuka hatiku (walaupun terkadang orang-orang berpikir aku berhati besi), aku memutuskan untuk menjadi seorang guru. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Tanpa mereka, orang-orang akan hidup dalam pembodohan. Lihat kan betapa baiknya aku ?

Karena aku memutuskan untuk menjadi guru, adikku-lah yang menjadi pewaris perusahaan. Awalnya ayah dan ibuku sempat menolak, hanya saja kau bersikeras dengan prinsipku sehingga mereka pun akhirnya mengalah.

Sialnya, ternyata hal ini malah menuntunku pada takdirku.

Menikah ? Aku bahkan tidak sampai kepikiran sejauh itu. Apalagi menikah dengan anak kecil yang tingkah lakunya jelas sekali kekanak-kanakkan. Ia bahkan berani-beraninya mengacaukan kelasku. Dan sialnya ia adalah calon isteriku.

Si gadis manja, Lu Han.