The Chosen

The Dark Path
Please Subscribe to read the full chapter

There's no turning back, we're past the point of no return.”

I Can't Change The Past, I Locked My Keys In The DeLorean by HEROES FOR HIRE

Menjelang malam, Jessica datang ke rumah Shane bersama Aiden. Dua kakak beradik itu langsung berpelukan erat begitu melihat satu sama lain.

“Maafkan aku, Jess,” bisik Krystal di telinga kakaknya. “Gara-gara aku—“

“Ini bukan salahmu,” Jessica melepaskan pelukan mereka kemudian memegang kedua bahu Krystal erat-erat. “Dengarkan aku, sister. Ingat apa yang Ayah pernah katakan?”

“Segala hal terjadi karena ada alasannya.” Krystal mengangguk.

“Bagus,” kata Jessica. “Kudengar mereka akan melatih kalian selama beberapa hari di istana sebelum berangkat. Aku ingin kamu dengarkan baik-baik apa yang dikatakan pengajarmu dan jangan buat masalah, oke?”

Krystal merengut. “I’m sixteen, Jess. Aku bukan anak kecil lagi.”

Sudut bibir Jessica terangkat. “I know.”

Aiden yang daritadi hanya menyaksikan berbicara pada Shane. “Bolehkah kami menumpang di rumahmu untuk semalam? Sekarang orang-orang juga sudah mendatangi rumahku.”

“Dengan senang hati,” kata Shane. “Kalian bisa menggunakan kamarku dan kamar lama orang tuaku. Aku akan tidur di ruang tamu.”

Krystal menatap Shane yang menatapnya balik sambil tersenyum. Astaga, apa ini sungguhan? Dia baru saja sehari mengenal Shane dan anak itu sudah banyak berbuat baik padanya. Jika ini mimpi, Krystal sangat berharap dia tidak akan pernah dibangunkan.

--

“Belum tidur?”

Shane menoleh, mendapati Krystal sedang berdiri di belakangnya. Tubuhnya dibalut selimut. Gadis itu sudah mengganti seragam akademi dengan gaun merah muda pinjaman Hailee. Shane mengangguk pelan dan kembali memusatkan pandangan pada permukaan sungai yang beriak. Krystal duduk disampingnya.

Krystal menatap pemandangan dihadapannya. Kunang-kunang berterbangan diatas permukaan sungai, meneranginya sehingga terlihat jelas isi sungai tersebut. Permukaan sungai memantulkan cahaya bintang diatas sana. Cukup menenangkan.

“Baru sekarang kusadari tempat ini lebih indah dari padang ilalangku,” Gumam Krystal. “Dan aku mungkin tidak akan melihatnya lagi.”

“Kita pasti pulang, Krys.” Kata Shane tegas.

“Easy for you to say. Kamu punya sihir. Kamu dapat melindungi dirimu. Kamu bahkan mempunyai dua kekuatan lebih,” Krystal mencengkeram ujung selimut. “Sementara aku? Apa yang aku punya?”

“Segala hal terjadi karena ada alasannya,” ucap Shane lembut. Krystal menatapnya. “Dan seiring waktu berjalan, kamu pasti akan menemukan alasan itu. Percayalah, Krys.”

“Kau tahu,” kata Krystal. “Kamu orang pertama yang memanggilku seperti itu.”

Shane menyeringai aneh.

Mereka sibuk dalam pikiran masing-masing. Dan saat Shane menoleh, Krystal sudah tertidur dengan kepala terbenam di lututnya yang tertekuk. Shane mengangkat kepala Krystal dan menyandarkannya di lengannya. Dia menyapu surai hitam Krystal yang menutupi wajah. Dalam diam, dia tersenyum.

Aku berjanji akan membawamu pulang, Krys, dengan segenap jiwaku.

--

Keputusan yang telah dibuat memang tidak bisa diubah lagi meskipun seisi kota menentangnya sekalipun. Besoknya, sebelum matahari terbit, mereka berdua sudah dijemput oleh kereta dengan ukiran lambang istana. Tidak ada waktu untuk mengepak barang. Sang kusir berkata bahwa barang-barang mereka akan disiapkan oleh istana.

Setelah mengucapkan selamat tinggal yang singkat pada Jessica, Aiden, dan juga Hailee, mereka cepat-cepat naik ke atas kereta. Kereta berkertak-kertuk di sepanjang jalanan Kota Penyihir yang masih sepi. Diiringi suara itu, Krystal lama kelamaan terbuai ke alam mimpi.

Krystal terbangun dengan usapan tangan Shane di lengannya. Dia melirik keluar jendela kereta. Mereka sudah sampai di kota lain yang jalanannya penuh orang-orang berpakaian mewah berlalu-lalang. Kereta berhenti didepan sebuah bangunan.

“Kita tidak langsung ke istana?” tanya Krystal.

“Kusir bilang kita perlu dirias dulu sebelum bertemu keluarga kerajaan.” Jawab Shane.

Mereka disambut dua orang berpakaian pelayan begitu masuk. Masing-masing pelayan mengantarkan Krystal dan Shane ke dua ruangan yang berbeda. Ruangan itu adalah ruang rias. Kursi-kursi berjajar sepanjang ruangan, menghadap sebuah cermin besar. Tiga dari kursi itu sudah diduduki tiga orang perempuan. Krystal berpikir mereka pasti tiga perwakilan dari bangsa lainnya.

Krystal tidak tahu perempuan pertama tidur atau tidak, karena matanya tertutup sementara seorang pelayan mendandaninya. Perempuan kedua tersenyum begitu melihat Krystal. Dan perempuan terakhir membuat Krystal terperanjat. Perempuan itu adalah perempuan tercantik yang pernah Krystal lihat. Rambutnya pirang dan matanya hijau jernih. Jika dia diperbolehkan memberikan satu kata untuk mengomentari perempuan itu, Krystal akan memberikan kata ‘sempurna’.

Seorang perempuan lain yang berpakaian pelayan meminta Krystal untuk masuk ke dalam kamar mandi. Krystal belum pernah mandi didepan orang lain sebelumnya, jadi dia sedikit merasa canggung saat menanggalkan seluruh pakaiannya. Dia kemudian masuk kedalam bak berisi air hangat.

“Apa airnya sudah hangat?” tanya perempuan itu sambil duduk disamping bak.

Krystal mengangguk. Bagi dirinya yang seumur hidup selalu mandi dengan air dingin Kota Penyihir, air ini sudah cukup hangat baginya.

“Omong-omong, namaku Sulli,” katanya. “Setahuku kau bernama Krystal?”

“Benar.” Jawab Krystal pelan sambil menutup mata, sementara Sulli menggosokkan spons bersabun ke seluruh tubuhnya.

Setelah beberapa menit, Krystal akhirnya selesai mandi. Dia menyelinap ke balik tirai penghalang yang berfungsi sebagai tempat berganti pakaian. Gadis itu menemukan gaun biru panjang digantung di dinding. Krystal segera mengenakannya.

“Bagus,” Sulli mengangkat kedua jempolnya. “Tinggal dirias.”

Sulli mendorongnya balik ke ruangan tadi. Ketiga perempuan itu masih ada di tempat yang sama, memerhatikan refleksi mereka di cermin. Krystal duduk disamping gadis pirang yang super cantik tadi.

“Kalau aku boleh berkomentar,” kata Sulli sambil menyisir rambut Krystal. “Kamu ini sangat cantik, Krystal. Rambut hitam legam dan mata biru adalah kombinasi favoritku.”

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Kiranikirana #1
Chapter 2: Sumpah sedih bgt jadi baby jung ....
Kiranikirana #2
Chapter 1: Thor apa benar baby jung tidak punya kekuantan sama sekali
keyhobbs
#3
Chapter 24: yehet!! dapet sequel hehe thanks a lot authornim saranghae!!!
potatoria
#4
Chapter 24: Astagaaa----baru banget sub *dan bahkan 1 cp belum dibaca sepenuhnya* udah ada sekuel lagi *___*)
real__tcs #5
Chapter 6: Parah sweet banget parah
SunghyoPark #6
Chapter 22: Speechless:")
aethelwyne
#7
Chapter 23: Midnight Awakening. Ditunggu, Author-nim ^^
Parktahyun #8
Chapter 22: Huaaaa meren tapi penasaran keturunan krystal bakal gmn nantinya .-.
Oohjungie #9
Chapter 22: Aku kira ini ending bakal punya anak masing2 loh ^^ Ditunggu ff sestal yg lain dan ff yg gaya bahasanya bagus yaa dan kalo bisa yg indo sub aja hehe ^^ thankyouuu. Fighting authornim :*
Oohjungie #10
Chapter 22: Finally~ Sestaaaall happy ending!