“Untuk Seseorang”

Description


 

Foreword

“Untuk Seseorang”

 

Untuk kau yang disana. ...

Mencintaimu bagaikan aku berharap pada sesuatu yang sudah mati.

Bunga-bunga yang layu dan hati yang sempit.

Melihatmu, bagaikan melihat ruangan tertutup yang kedap, dengan lukaku yang sedang kau garami tepat di kedua pelupuk mataku.

Tapi kenapa aku bertahan?

Mungkin karena kau satu-satunya orang yang bisa menyatukan potongan hati ini.

Yang serpihannya terkadang dapat menggores jemari-jemariku hingga rasa sakit menjalarinya.

Atau mungkin karena tak ada seorang yang dapat gantikan kamu di palung kekosonganku ini.

Terkadang aku merasa sepi, saat apa yang kunanti tak kunjung datang jua.

Bagaikan aku mencari ujung bumi yang tak ada titik nya.

Terkadang aku tertawa sendiri, mengingat kenangan yang selama ini ku bendung dalam diamku, ketika do’aku telah menyematkan namamu untuk menghiasinya.

Yang setiap satuan waktunya itu Aku, dan dentingan napasku sendiri itu Kamu.

Atau mungkin aku menangis, saat kamu tak lagi menaruh senyum mu di pagi ku, saat guraumu tak lagi hiasi pekatnya malam yang balut aku akan kesunyian jiwa-jiwa lara ini.

Aku terkadang merasa Kosong dan Hampa, karena kau tak lagi menjadi kau, saat kau tak lagi dapat kulihat dengan inderaku.

Maka jangan pernah salahkan aku, jika antusiasme ku membawa kamu kedalam percikan kembang apiku sendiri.

Membuatmu mungkin meledak-ledak di dalamnya, atau mungkin buat kamu menutup mata dan telingamu karena tak mau tahu.

Ya kamu memang tak pernah tahu akan rasaku ini, atau mungkin tak mau tahu.

Karena aku sadar, ketika tiupan angin membawa aromamu, dan merasuki aku, saat itu juga aku tahu bahwa aku bukan yang kamu mau.

Dan Untuk Seseorang itu, aku masih mencintaimu.

Dengan Rasa dan Harapan yang masih sama.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet