You hold my hands...

My Neighbor my first love

besok hari terakhir... jadi besok kau dan Wonnie Oppa tidak perlu keluar mencarikan tugasku... apa kita bisa main game sampai malam?”.

“besok? Mian Kyu... besok aku ada janji dengan Chullie Noona... atau kau ikut kami nonton saja besok?”.

“ya! Neo! Michosoya! Berkencan sajalah besok! Aku tidak mau merusuh!”.

“benarkah? Kau tidak mau membuntuti?”.

Aku menyilangkan tanganku dan menggeleng.

Dia mengedikan bahunya. “minggu saja, kutemani bertanding sepuasmu” tawarnya.

“benarkah? Oppa tidak akan keluar dengan Heechul Eonnikan?” tanyaku tanpa sadar begitu antusias.

Dia mengeluarkan ekspressi berfikir. “emh....”

Chapter 3


“ah, sudah, aku tahu Oppa Cuma berbohong”.

“guere, ayo kencan!” katanya dengan jelas.

"Yakseok?".

Dia hanya tersenyum kecil untuk menjawab.

"Tidurlah... Sudah malam... Jangan lupa kompres matamu" katanya kembali dengan nada datarnya.

"Ish... Kau selalu begitu! Guerre... Jalja Oppa".

"Tutup jendela dan pintu balkonmu".

Aku mengangguk dan menurutinya.

Setelah ku tutup hordenku, aku kembali melihat kearah kamar Kibum Oppa. Dia masih memandang kamarku sampai kumatikan lampu kamarku dia masih disana.

Apa yang dia fikirkan? Apa dia masih memikirkan mataku yang bengkak?

***

Hari ini ospek ditutup dengan pengenalan dari jurusan masing-masing. Si manusia datar ikut bertugas hari ini, bagaimanapun dia ketua jurusan tahun ini. Dia mendampingi kelompokku.

"Ini ruangan praktikum keterampilan medis bla.bla.bla.bla" begitu panjang penjelasan  sunbae yang ada didepan barisan.

Dan si datar, aku yakin Kim Kibum tidak akan mau repot-repot ikut menjelaskan. Sedari tadi dia berdiri disampingku dan menarik tanganku kesana dan kemari.

"Ya, Oppa... Apa tidak apa-apa kalau kau tidak ikut menjelaskan?" tanyaku sungkan melihat beberapa yeoja mengawasiku dengan tatapan intimidasi.

Bukan hanya seangkatan tapi juga sunbae-sunbae itu. Memang Kim Kibumku sangat menarik. Jadi tidak khayal mereka juga menginginkannya.

Apalagi dengan tangannya yang sedari tadi menarik-narikku.

"Ini perintah Siwon, dia tidak mau kau diganggu parasit-parasit berbahaya" katanya datar.

"Parasit?"

Dia menatapku malas dan mengarahkan pandangannya ke arah jam 2, jam 11 kemudian menyuruhku menoleh kebelakang.

"Mereka menatapmu lapar" gumamnya.

"Ung? Apa kantinnya kehabisan makanan Oppa?"

TUK!

"YA!" Sentakku merasa sakit bekas geplakan tangan Bum-bum Oppa.

"Sudahlah...." Katanya kemudian mengusap kepalaku dan meniupnya beberapa Kali.

"Isanghae" gumamku.

"Hem..." Jawabnya.

"Ish".

Walau mengeluh aku tetap menerima tangannya yang terus menggenggam tanganku. Karena...

Sebenarnya aku menikmatinya. Hehe...

"Oppa...".

"Hem...".

"Apa yang membuatmu ingin jadi dokter?".

"Kau..." Gumamnya didekat telingaku.

***

Kibum POV

"Kau..." Sebutku. 'Aku ingin menyembuhkanmu... Membuatmu sehat seperti dulu... Melihatmu bahagia hingga rambutmu menjadi putih dan wajahmu penuh keriput... Itulah alasanku ingin menjadi dokter' lanjutku dalam hati.

Dia memandangku dan mengerjapkan matanya berkali-kali, penuh kebingungan dengan wajah polos. Seperti biasa, seperti bagaimana seharusnya Kyuhyun yang Ku kenal.

Ku usap kepalanya dengan sedikit kasar.

"Aku ingin menjadi dokter untuk mengurungmu dirumah sakit, menusuk tanganmu dengan jarum Infus dan membongkar luka di paru-parumu, menggantinya dengan mesin turbo dan mencekokimu dengan berbagai macam obat. Dan semua kulakukan secara legal karena aku Sudah memiliki seritifikat dan izin untuk melakukannya" candaku untuk menjahilinya.

"YA! Kau mengerikan! Jangan jadi dokter!" Teriaknya yang sukses membuatku terpingkal.

BUGH

"Uhg..." Lenguhku menerima sikunya di uluhatiku.

"Aku akan lebih cepat jadi dokter untuk melakukan semuanya padamu lebih dulu! Aku akan belajar dengan giat dan lulus lebih dulu!" Sungutnya dengan kesal.

Aku sangat menyukai ekspresinya yang begini. Sangat Kyuhyun sekali. Dan Sudah jarang dikeluarkannya.

"Nde... Luluslah lebih dahulu" kataku kemudian merangkul pundaknya kembali.

"Ehkm" deheman itu menyadarkanku pada pandangan banyak mata pada kami berdua.

"Ketua, bisakah kau lebih kondusif?" Tanya Kim Stella.

"Hem..." Jawabku.

Keadaan kembali tenang.

"Oppa" panggil si kecil lagi.

"Hem..."

"Sunbae itu menyukaimu" bisiknya.

"Hem...".

"Kau memang tidak peka".

"..."

"Tentu saja aku tahu... Aku juga Yeoja, kalau kau lupa".

Aku menghela nafas. Dia selalu mengerti jawabanku walau aku hanya bergumam atau bahkan hanya membatinnya.

"Sudah pasti, kita Sudah hidup bersama berapa lama? Apa waktu selama itu belum cukup untuk mengetahui arti 'hem' dan diammu? Baboya?" Gumamnya.

Aku menariknya semakin dekat kearahku. Dekat dengan bocah ini membuatku relax dan nyaman. Seperti duduk diam didekat Mommy. Mungkin benar karena aku terlalu lama dan terlalu terbiasa dengannya.

"Kibum-ssi, kau dipanggil Kangta Seonsaengnim" panggil seseorang dibelakangku.

"Kau jangan membuat ulah" kataku pada Kyuhyun Sebelum meninggalakannya.

Kyuhyun mengangguk kecil.

***

Kyuhyun POV

"Kau jangan membuat ulah" kata Bum-bum Oppa sembari melepas tangannya dariku.
Aku mengangguk. Entah dia melihatku mengangguk atau tidak.

"Ya, neo" kata seorang yeoja, yeoja yang tadi menegur Bum Oppa.

"Na?" Tanyaku sembari menuding diriku sendiri.

"Ya, siapa lagi?".

"Ada apa Sunbae?".

"Kau siapanya Kim Kibum?" Tanyanya sewot.

Aku harus menjawabnya apa?

"Stella, jangan buat masalah dengannya, dia dongsaeng Jung Siwon" kata seorang namja di belakangnya.

"Apa hubunganmu dengan Kim Kibum?" Tanya si Stella lagi. Nadanya masih sama menyebalkan. Dia mendekatiku dan memandangku dengan tatapan hina.

"Adakah kewajibanku untuk menjawabnya, sunbae-nim?" Tanyaku balik.

"Neo!" Sebutnya kesal. "Sudah! Jawab saja! Atau-".

"Sunbae, kau tahu, aku menyukainya, anni... Aku mencintainya sejak 12 tahun yang lalu, selama itu pula aku berusaha untuk pantas bersanding dan bisa diandalakannya... 12 tahun ini mungkin akan berlangsung seterusnya sampai kakiku Sudah tidak mampu berpijak lagi di tanah. Apa jawabanku cukup membuatmu puas?".

Dia tersenyum remeh. "Bocah ingusan... Guerre... Dia sepertinya tidak sejenius yang kufikirkan... Jangan berusaha terlalu keras" Katanya dengan senyum menyebalkan dan menepuk kepalaku lembut.

"Ish..." Geramku kemudian merapihkan rambutku.

Ddddrrrttt...

Getaran smartphone disakuku mengagetkanku.

Tunggu aku dan siwon di kantin.

Itu isi pesan yang dikirimnya. Kim Kibum.

Bukannya tadi dia bilang mereka kelaparan? Dan kantinnya kehabisan makanan?

Aku mengedikan bahu dan mengikuti pengenalan ruangan selanjutnya.

Sampai jam istirahatpun datang. Aku mengikuti petunjuk arah ke cafeteria.

Aku harus menunggunya dimana? Apa dia belum sampai? Aku menoleh kekanan dan kekiri. Tidak ada tanda-tanda si datar dimanapun.

"Ayo duduk disana" ajak sebuah suara sambil menggeret bahuku.

Tentu aku mengenalnya. Oppaku, Wonnie Oppa.

"Oppa... Apa kau tidak ada kelas? Kenapa sampai ke kantin fakultasku?" Tanyaku masih digeretnya.

"Ah... Oppa memang sering kesini...".

"Hai Siwonnie..." Sapa beberapa Yeoja.

Wonnie Oppa melempar senyumnya pada mereka. Dan para yeoja itu memekik histeris.

"Oppa..." Sebutku.

Dia terkikik pelan dan menarikku mendekat dan dikecupnya rambutku.

"Hhhhwwaaaaaa!!!! Siwonnie Sudah punya kekasih!!!" Pekik mereka.

"Oppa! Kau menciptakan banyak haters untukku!".

"Ini untuk menjagamu juga... Dari namja-namja

Yang akan mengganggumu".

Greb

"Dia milikku!" Seru suara baru datang dan menarikku dari sisi Wonnie Oppa.

"Ya!" Erangku. "Kalian membuat banyak haters untukku!" Seruku!

"Hehehe... Kami memerlukanmu untuk mengusir mereka" gumam Wonnie Oppa didekat telingaku.

"Yeoja idiot pengganggu" tambah Bum-bum Oppa.

Mereka tosing dibelakangku.

"Dan namja yang mengancam keselamatanmu" kata Wonnie Oppa penuh penekanan.

"Namja dungu yang tidak pantas untukmu" tambah Bum-bum Oppa cuek.

Mereka tosing lagi.

"Apa ada yang kau suka dari mereka?" Tanya Bum-bum Oppa sembari meletakan kepalanya diatas kepalaku. Berakting. Mungkin begitu.

"Ya! Tidak mungkin!" Seruku sambil mendorongnya sedikit menjauh.

Sidatar terkikik dan menyandarkan punggungnya ke tembok. Tapi tangannya masih melingkari bahuku.

"Jadi... Bantulah kami... Sudah 4 semester kami duduk disini dengan gangguan yang tidak ada habisnya, dowajuseyo..." Pinta Wonnie Oppa.

"PSP terbaru bagaimana?" Tawar si datar.
"Tidak cukup!".
"Kaset game terbaru ditambah coklat tambahan" tawar Wonnie Oppa.
"Ditambah jalan-jalan setiap minggu" tawarku.

"Ok" jawab keduanya serempak.

Beberapa Kali aku menengok ke Wonnie Oppa yang memainkan matanya. Apa maksud lirikan matanya?

Aku hanya mengedikan bahu untuk menjawab hal yang tidak kumengerti itu.

***

Kibum POV

Aku mengemasi barang-barang dilokerku. Ternyata masih banyak yang menaruh coklat di lokerku bahkan setelah melihatku dan Kyuhyun.

"Hah..." Desahku.

"Kibumie...".

Aku menoleh mendengar suara yeojachinguku.

"Hem...".

Aku menggandeng tangannya dan menuju parkiran.

"Kau Sudah beli tiketnya?" Tanya Chullie Noona.

"Sudah...".

Aku melihat Kyuhyun berjalan dengan orang asing.

Mereka berdua tertawa. Aku belum melihatnya di hall tadi pagi.

Siapa dia?

"Kibumie" sebut Chullie Noona menyadarkanku.

"Ne-ne".

"Apa yang kau perhatikan sampai tidak mendengarkanku?".

"Bukan apa-apa".

Aku mengambil smartphoneku dan mengetik sebuah pesan.

Cepat pulang dan istirahat. 
Besok aku tidak akan membiarkanmu menang dengan mudah, bocah!

Tak lama ada balasan masuk.

Nde, uisa-nim... Setelah makan, Changmin akan mengantarku pulang.

Siapa Changmin?

Aku harus cari tahu.

Bersambung...

Halooooo... maaf menunggu sangat lama... Sudah bertahun-tahun... Adakah yang menunggu? 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ratnasparkyu #1
Chapter 2: Suka ceritana, sayang gak ada lanjutannya lagi
yuchan13 #2
chingu ditunggu kelanjutannya...
sadnessglass
#3
Chapter 1: i want to be the first to give my comment.. it's a good story and i hope you'll update netx chapter soon ^^