The begining

My Neighbor my first love

“jaga pola makan dan porsimu”

“dasar cengeng!”

“ck! Berhentilah menyusahkan orang!”

“cengeng!”

“mianhae Kyu...”

“kembalikan!”

“wae?”

“Saranghae, Kyu”

 

***

 

Kyuhyun Pov

“Kyu! Ambilkan dagingnya!” sebuah suara menggangguku dari konsentrasiku menyelesaikan stage terakhirku.

“hem!” jawabku segera bangun dari duduk santaiku tak lupa merapihkan gaun hitam bagian belakangku.

Aku masuk ke dalam rumah dan segera menuju dapur.

jangan cemberut! Ayo pasang senyum!

Suara itu terngiang lagi ditelingaku. Tentu saja aku mengenal suara itu, sangat mengenalnya malahan, walaupun kami sudah tidak bertemu selama 2 tahun ini. Dan aku harus mendengar dan mengingatnya setiap melewati setiap ruangan dirumah ini.

“bagaimana menurutmu? Apa aku sudah keren?” tanya seseorang diujung tangga, sepertinya, ah bukan dapat dipastikan padaku, karena hanya ada aku disini.

“hem... tampan” kataku sambil memamerkan senyum kecil melihat setelan formal hitamnya.

“apa dia akan menerima lamaranku, Kyu?”.

“dia bukan orang tolol yang akan menolak kuda tampan sepertimu, Oppa!” jawabku sambil berlalu ke dapur.

“jinja?” tanyanya kuyakin dengan senyum lebar dan pamer dua lesung pipinya.

“hem...” gumamku lagi tanpa menoleh.

GREB

Aku merasakan pelukan hangat dipunggungku.

“apa kami akan bahagia?” tanyanya lagi.

TUK

Kupukul sedikit kepalanya.

“aku akan menghajarmu kalau dia menangis, Oppa”.

“tentu, ingatkan aku kalau dia sampai sengsara, saeng...” gumam Wonnie Oppa di dekat telingkau.

“jadikan dia Eonniku...” tambahku sambil mengusap lengannya.

“tentu... aku akan jadikan dia Eonnimu... tunggulah Saeng...” jawabnya, kemudian mengecup kecil pipiku.

Aku melepas untaian tangannya dibahuku, segera menunduk dan mengambil satu kotak daging besar didalam lemari pendingin yang sudah disiapkan Eomma.

“mau kubantu?” tanyanya.

Aku meletakan kardus daging ke tangannya, sementara aku mengambil segebok bambu yang sudah dipotong rata dan tipis untuk acara barberQ kami.

Kami berdua segera menuju taman samping rumah, menemui beberapa orang yang sudah berkumpul disana.

“kenapa lama sekali mengambil dagingnya?” tanya Eomma padaku.

“aku meminta pertimbangannya tentang styleku Eomma, aku tidak mau Minnie menolakku nanti”.

“ow... bagitu, baiklah, kali ini kau Eomma ampuni, Kyunie... tapi dengan satu syarat”.

“apa lagi Eomma?” tanyaku malas.

“jemput tamu kita di depan, Eomma tidak bisa meninggalkan panggangan ini, atau semua akan gosong!” kata Eommaku tanpa mau menerima penolakan. “dan kau Wonnie, cepat jemput Minnie”.

“Arraseo” jawabku dan Oppaku serentak.

Aku menarik paksa kakiku menuju depan rumah, kakiku terhenti saat aku sampai di taman bunga kecil disamping rumah. Aku melihat kekiri, maksudku kearah rumahku tepatnya ke lantai 3, kemudian memandang kekanan, tepat sama dilantai 3.

ayo kencan!” suara itu terdengar lagi.

***

On the past...

Oh whatever anyone anyone says, it doesn’t matter to me
Oh whoever whoever curses me, I’ll only look at you
When I’m reborn, it’ll just be you only
Even as time goes by…

Lantunan itu terdengar cukup keras dari beberapa pembesar suara, suara berat yang sangat menyenangkan untuk didengar. Aku mengenal pemilik suara ini, tentu saja... dia sahabat Oppaku, seorang namja tampan yang berhasil membuatku tertarik untuk ikut percepatan sekolah hanya untuk bisa satu sekolah dan lebih dekat dengannya walau hanya setahun.

Jarak usiaku dan Oppaku cukup dekat, kami hanya berjarak 4 tahun. Begitupun dengan namja itu.

My ice cold lips call out more – only you
I shout out searching for your heat
I call, but although there’s no reply
I’ll wait for you

Sorak suara yeoja yang membeludak didepan panggung meng-elu-elukan namanya membuat pendengaranku iritasi.

Jangan mimpi untuk memilikinya!

When you say you love me
When you tell me thousands and millions of times
Even when my heart sets on fire, my dry lips become thin
Even when I’m reborn, i’ll just be you only
(Tick Tock) Even as time goes by…

Pandangan mata kami bertemu disatu titik.

Aku memandangnya berusaha terlihat tanpa minat.

Sementara dia mengirim smirk andalannya.

Setelah lagu berakhir dia turun panggung bersama Oppaku. Seperti biasa oppa langsung mendekapku dari belakang dan menyamankan kepala dan lengannya dibahuku.

“bagaimana kami tadi?” tanya Oppaku lembut.

“hem... bagus” jawabku setelah memikirkan kata-kata yang bisa menggambarkan suara namja itu dalam lagu tadi.

“hanya bagus?” tanya Wonnie Oppa sambil mengerucutkan bibirnya.

“dia tidak mengerti seni” kata namja itu tanpa intonasi.

“enak saja! aku tahu suaramu tadi goyang dibeberapa titik babo!” jawabku entah kenapa dia selalu bisa menyulut mulutku untuk berbicara sebal dan pedas.

“sudah berkeliling kampus barumu ini, manis?” tanya Wonnie Oppa lagi.

Aku menggeleng.

“Minnie Eonni tadi meninggalkanku disini”.

“yasudah, Bum temani dia keliling, aku harus melancarkan aksi pendekatanku lagi pada Minnie” kata Wonnie Oppa setelah melepas dekapannya dan berlalu.

“YA! OPPA!!! Kau sudah jan~”.

“sudahlah, jangan ganggu mereka” kata namja itu dengan nada datar seperti biasa.

Aku mengerucutkan bibirku kesal.

Dia menekan pipiku dengan telunjuknya.

“bibirmu sudah seperti bibir bebek, jadi jangan dimonyongkan lagi” katanya kemudian melarikan diri dariku.

“YA! KIM KIBUM!” teriakku setelah sadar dia menjauh. Aku mengejarnya.

 

***

 

“ini lapangan indoor fakultas kita” katanya saat membuka pintu besar ruangan itu, dia menarikku masuk dan duduk di tribun.

“Oppa...” panggilku.

Dia menoleh.

“aku lelah berjalan...” keluhku. Bagaimana tidak lelah, bayangkan saja namja disampingku ini sedari tadi mengajakku berkeliling fakultas ini dari ujung ke ujung tanpa sedikitpun tidak menarikku berjalan.

“aku segera kembali” katanya sambil mengacak-acak puncak kepalaku dan keluar dari lapangan indor ini.

Sekitar 5 menit dia kembali dengan 2 gelas kertas besar.

“Vanilla Float!” seruku girang saat mendapatkan salah satunya.

“habiskan pelan-pelan” peringatnya.

Aku mengangguk sambil menyedot minuman menyegarkan tenggorokanku.

 

Kibum POV

Aku memperhatikan bocah 16 tahun disampingku ini, dia masih sama seperti saat kami pertama bertemu 12 tahun yang lalu, terlalu innocent dan naif. Gayanya yang polos kadang membuatku sebal. Selain itu gaya sok cool yeoja ini yang baru muncul saat aku lulus SMA mendahuluinya 2 tahun lalu juga membuatku ingin merobek imagenya.

Dddrrrttt... dddrrttt

Handphone disakuku bergetar.

Bummie-ah, sore ini kita jadi kencan?

Itu isi pesan teks yang kuterima dari benda canggih masa kini bernama smart-phone milikku.

Tanpa membaca pengirimnyapun aku tahu, itu dari Heechul Noona, yeoja yang resmi menjadi yeojachinguku sejak 2 tahun yang lalu. Dia kakak kelasku, sekarang dia ada di semester pertama pendidikan pasca sarjanahnya.

“kencanlah, dan lupakan janjimu membantuku mengumpulkan tugas aneh orientasi ini” kata Kyuhyun, yeoja yang aku ceritakan diawal tadi.

“ck, kau cemburu?” godaku.

“Anni” jawabnya mantap.

Mianhae Noona, aku harus membantu Kyu untuk melengkapi tugas orientasinya

Balasku dengan pesan teks juga.

“tidak usah manyun, aku akan membantumu” kataku sambil mencubit hidung mancungnya.

Aku mendengarnya bergumam, tapi tidak jelas terdengar ditelingaku.

Aku menoleh dan mendapati matanya berkaca-kaca.

“tidak usah terharu begitu... akukan sudah berjanji padamu” kataku sambil mengacak rambutnya dengan gemas.

Dia menyentak tanganku untuk berhenti mengacak rambutnya.

Rambutnya sudah berantakan, dan itu berhasil membuatku terkekeh.

Dia semakin merengut.

“kenapa? Minta dipeluk eoh?”.

“KIM KIBUM! kau menyebalkan!”

Dia pergi dengan menghentakan kakinya keras-keras.

Bukannya dia bilang tadi capek? Ah yeoja kecil satu itu memang susah diterima nalar dalam kecepatan berubahnya.

Aku mengambil smartphone disakuku lagi. Kali ini untuk menghubungi seseorang.

“Won, dongsaengmu mengamuk” kataku saat sudah mendengar suara jawaban diseberang.

Hah! Sebenarnya kenapa bocah itu? Melihatku dengan tatapan menyebalkan dan sok cool.

 

***

 

Siwon POV

“huwe... sakit sekali Oppa...” tangis itu belum juga berhenti sejak 15 menit lalu. Kalau bukan dongsaeng yang sangat kusayangi pasti sudah kubuang yeoja ini.

“Kyunie... sudah berhenti menangisnya...” kataku entah untuk berapa kalinya selama 15 menit ini. Dan jangan lupa tanganku yang mengusap lembut punggung dan kepalanya yang terbenam di dadaku.

“sakit oppa... Huwee... aku tidak bisa berhenti menangis...”.

“apa perlu Oppa hajar muka Kibumie untukmu?”.

“ANDWEYO! Jangan oppa... ini salahku karena menyukainya... jangan sakiti dia...” katanya yakin sembari mengangkat kepalanya dari sandaran nyamannya didadaku.

“kalau begitu hapus airmatamu ini... Oppa tidak suka melihatmu menangis...” kataku sembari menyibak rambut basah yang terkena keringat dan airmata di dahi dan pipinya.

Dia mengusap kasar pipinya dengan punggung tangannya sendiri.

“Kyunnie Yeodongsaeng Siwon itu manis dan tidak cengeng... masa menangis karena Kim Kibum?”godaku.

Dia tersenyum kecil kemudian kembali menenggelamkan kepalanya di dadaku.

“gumawo oppa...”.

Hah... yeodongsaengku bukan orang cengeng sebelum dia mengenal cinta, dia hanya akan menangis karena satu orang saja didunia ini, Kim Kibum.

Dia tidak menangis saat kakinya patah 12 tahun lalu karena kecelakaan.

Dia tidak menangis saat merasakan kakinya yang sakit dipaksakan ikut program terapi pemulihan kemampuan berjalannya.

Dia tidak menangis saat Appa memaksanya meminum banyak sekali obat bahkan berkali-kali menusuk tubuhnya dengan jarum berbagai ukuran dan berbagai macam cairan dan ukuran dosis.

Dia juga tidak menangis saat Eomma memarahi dan menghukumnya.

Saengku adalah gadis tegar yang sangat tidak mungkin membuang airmata cuma-cuma. Mulut tajamnya siap mengeluarkan kata-kata menyebalkan untuk menutupi airmatanya.

Seperti pernyataanku diatas, dia hanya akan menangisi seorang Kim Kibum, cinta pertamanya. Kim Kibum yang membuat kakinya patah untuk melindungi sahabatku itu 12 tahun lalu.

Sayangnya, sahabatku itu tidak pernah tahu perasaan saengku. Aku tidak tahu bagaimana perasaannya, yang jelas dia sekarang sudah menjalin hubungan cukup serius dengan Kim Heechul, mahasiswi pasca sarjanah jurusan bisnis, dia adalah gadis tercantik yang dimiliki Universitas kami. Kenyataan itulah yang hampir setiap saat membuat mata saengku bengkak lelah menangis.

“kita pulang, nde? Appa akan pulang hari ini” kataku didekat telinganya.

Dia mengangguk kecil kemudian melepas pelukannya.

Aku meraih pundak terjauhnya untuk tetap mempertahankan posisinya dalam dekapanku.

***

Jaejong POV

Sudah jam 5 sore, kedua buah hatiku belum juga pulang. Aku masih menunggu mereka dan Yunho untuk pulang.

Meja sudah kutata untuk makan bersama keluarga kecilku yang lengkap. Maklum, suamiku, Yunho baru saja selesai menunaikan kewajibannya mengurus cabang rumah sakitnya yang baru di China hari ini setelah 2 minggu lamanya dia kenegeri panda itu.

“Eomma, kami pulang...” seru si sulung saat memasuki rumah, dia menghampiriku, memelukku dan menciumku singkat.

“mana saengmu Chagia?”.

“Kyunnie...”.

“apa dia menangis lagi hari ini?”.

Sulungku mengangguk.

“hibur dia Eomma...”.

“arra, kau mandilah, setelah Appamu sampai kita makan malam”.

Dia mengangguk, menciumku lagi dan segera pergi kekamarnya.

Aku menaiki tangga kelantai 3, mengetuk kamar yang ada dikiri tangga.

“Kyunnie... Chagi... buka pintunya sayang...” panggilku.

Dia membuka pintunya sedikit lama.

Aku melihat mata sembabnya walau senyumnya sudah terukir.

“apa hari pertama kuliahnya menyenangkan?” tanyaku berusaha tidak membahas alasannya pulang dengan menangis.

“hanya mengambil tugas orientasi besok”jawabnya sambil menyandarkan kepalanya dibahuku yang sudah duduk di pinggiran tempat tidurnya.

“banyakkah tugasnya?” tanyaku sembari memijit lengannya yang melingkar di perutku.

Dia mengangguk. “tapi Wonnie Oppa dan Bumbum Oppa sudah berjanji akan membantuku mencarinya”.

“baguslah kalau begitu... eomma tenang mendengarnya”.

“aku sudah bertemu dengan yeoja itu, dia cantik, Eomma...”.

“nugu?”.

 

Bersambung...

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ratnasparkyu #1
Chapter 2: Suka ceritana, sayang gak ada lanjutannya lagi
yuchan13 #2
chingu ditunggu kelanjutannya...
sadnessglass
#3
Chapter 1: i want to be the first to give my comment.. it's a good story and i hope you'll update netx chapter soon ^^