Chapter 29
Keabadian yang RapuhZAP
Mereka semua tiba di halaman mansion dan bergegas masuk ke dalam. Kate yang saat itu sedang membereskan mansion pun melihat kedatangan mereka dari jendela. Kemudia ia terkejut karena melihat Lara dalam gendongan Lay, terlihat tak sadarkan diri.
“Astaga, apa yang terjadi?” seru Kate yang berlari menghampiri Lara dan ke-12 cowok EXO.
“Methuselah. Mereka sudah mulai menyerang.” ujar Luhan dingin.
“Apa?! Apa Lara baik-baik saja? Kenapa Lara diam tak bergerak?” tanya Kate histeris.
“Dia terkena serangan para Vampir. Tapi Lay sudah menyembuhkannya. Princess masih belum sadar mungkin karena benturan di kepalanya.” ujar Xiumin tenang.
“Ya ampun...” ringis Kate. Kemudian Kate pun membimbing yang lainnya dan berjalan bersama menuju kamar Lara.
Lay meletakkan Lara di tempat tidur, dibantu yang lain untuk menyelimuti dan menggeser kaki Lara.
Kate pun duduk di samping Lara, ekspresi nya sedih, khawatir, cemas. Ia membelai lembut wajah Lara, “Princess, kau baik-baik saja kan?” gumamnya.
“Kate...” ujar Kris pelan.
“Tadi kami sempat mengancam Vampire yang mengganggu kami. Dia bilang, putra dari Caine Luke Clarence akan kembali dan mengulang sejarah. Menyelesaikan apa yang tidak diselesaikan Ayahnya. Apakah Caine mempunyai keturunan?” tanya Kris khawatir.
“Apa?! Caine Luke Clarence?” ucap Kate mengulang apa yang dikatakan Kris.
“Ya, apa dia punya keturunan?” tanya Xiumin sekarang.
“Tidak mungkin.” ucap Kate.
“Seperti yang kalian ketahui, hubungan King Charles Arthur Clarence dan Caine Luke Clarence tidak begitu baik. Aku tidak ingat King Charles pernah memberitahu kalau Caine mempunyai keturunan. Pertempuran terakhir itu, saat King Charles menghabisi semua pengikut Caine, kuyakin tidak ada yang tersisa. Tapi, lain halnya kalau soal keturunan...” ujar Kate merasa tidak yakin.
“Baiklah, untuk sementara kita jangan panik dulu. Ini mungkin trick yang dilakukan musuh lain untuk menjatuhkan Lara.” ucap Suho.
Semuanya pun mengangguk setuju.
Setelah beberapa saat Kate berada di samping Lara, ia pun pamit keluar ruangan untuk menyiapkan makan siang dan juga untuk mempelajari sejarah keluarga Clarence lebih lanjut lagi, siapa tau ada teka-teki yang masih belum terpecahkan.
“Kabari aku kalau Lara sudah siuman ya.” ujarnya.
Satu jam telah berlalu, ke-12 cowok dari Planet EXO gelisah menunggu di sekeliling Lara.
“Lay hyung apa kau tidak bisa memakai kekuatanmu untuk membangunkannya?” tanya Kai kesal.
“Lay hanya penyembuh Kai, ia tidak bisa mengendalikan tubuh orang lain.” ucap Suho.
Melihat ekspresi semua orang yang gelisah, akhirnya Lay mencoba memakai kekuatannya di sekitar kepala Lara. Ia mencoba mencari celah agar dapat menyalurkan energinya ke dalam otak Lara, mungkin menyembuhkan bagian yang tersembunyi ataupun membangkitkan aktivitas otaknya sehingga Lara membuka matanya.
Beberapa detik berlalu, tidak terjadi apa-apa. Lara masih menutup matanya. Tapi beberapa menit kemudian, kelopak mata Lara bergerak dan ia pun membuka matanya.
Masih belum terbiasa dengan suasana kamar yang agak redup, ia pun mengedipkan matanya.
Ke-12 cowok EXO yang sedari tadi menunggu dengan gelisah pun menanti dan penasaran dengan bagaimana keadaan Lara.
Lara pun akhirnya menyesuaikan matanya dengan keadaan kamar yang agak redup, ia melihat Chen di samping kanannya, lalu Lay, Xiumin, DO, Chanyeol, Suho, Luhan. Kemudian di sisi kiri tempat tidurnya ada Sehun, Kai, Tao, Baekhyun, Kris.
“Apa yang kau rasakan?” tanya Chen lembut.
“Kau baik-baik saja kan?” tambah Sehun.
‘Apa yang kurasakan? Apa aku baik-baik saja?’ Lara mengulang pertanyaan-pertanyaan itu di dalam kepalanya.
Saat ia akan menjawab, tiba-tiba terlintas di benaknya kejadian yang baru saja terjadi. Bagaimana monster itu mencakar tubuhnya, mencekik lehernya dan membenturkan kepalanya.
Lara pun memeluk dirinya sendiri kemudian memegang leher dan kepalanya, seolah defensive dan shock dengan keadaan tubuhnya. Badannya pun mulai gemetar.
Melihat hal itu, Luhan yang tadinya lega karena Lara sudah sadar dan keadaannya baik-baik saja pun bergegas keluar ruangan, terpancar kekesalan dari wajahnya. Xiumin pun menyusul Luhan ke luar ruangan.
“Aku..takut.” gumam Lara pelan.
“Aku...makhluk apa itu..?” ucap Lara tidak sanggup menyampaikan maksudnya dengan jelas. Kemudian air matanya pun mengalir.
Lay pun refleks memeluk Lara dan mengalirkan energi penyembuhnya agar Lara tenang.
“Shuush. Tenang, Lara. Kau sudah tidak apa-apa sekarang. Lihat..lukanya sudah tidak ada.” ucap Lay.
‘Jangan jadi penakut Lara. Kenapa hal seperti ini saja kau tidak bisa menghadapinya?’ ucap Lara kesal karena tubuhnya tidak bergerak sesuai keinginannya.
Lara pun melihat ke arah lengannya dan sudah tidak terlihat bekas cakaran monster tersebut. Kemudian ia memeriksa leher dan kepalanya.
“Apa masih ada yang sakit?” tanya Lay lembut.
Lara pun menggeleng. Ia kemudian merasa lega dan air matanya tambah deras.
‘Ah, kenapa malah menangis lagi sih?!’ pikir Lara kesal.
Sekarang giliran Chen yang memeluknya, tak tega melihat air mata deras mengalir dari mata Lara.
“Sudah, sudah. Ada kami di sini. Kau aman.” seru Chen.
Lara pun balas memeluk Chen dengan erat, seolah-olah dengan begitu bisa lebih mudah meredakan ketakutan yang dialaminya dan membuat tubuhnya berhenti gemetaran.
Suho pun keluar ruangan sebentar, Ia bertemu Kate yang sudah mendengar kabar bahwa Lara sudah siuman sambil membawa segelas air putih. Melihat sekilas kondisi Lara yang masih terguncang, Kate pun mengurutkan niatnya untuk menghampiri Lara dan hanya memberikan air putih ke Suho untuk Lara.
“Aku akan menemui Lara nanti kalau ia sudah tenang.” ujar Kate.
Suho pun mengangguk, “Baik, terima kasih atas air-nya.” ujar Suho.
Suho pun masuk kembali ke kamar Lara, ia pun mengoper gelasnya ke arah Tao, kemudian Tao mengoper ke Sehun yang ada di sebelah kiri Sehun.
Setelah melihat kondisi Lara yang sudah agak tenang dan tidak menangis lagi Sehun pun membelai punggung Lara pelan lalu mengatakan, “Lara, ini minum dulu...Kau pasti dehidrasi.” ucapnya.
Lara pun melepaskan pelukan Chen dan menoleh menghadap Sehun. Kemudian menerima gelas yang dipegang Sehun dan meminumnya.
Cowok yang lain pun terus diam dan hanya mengamati Lara sambil menenangkan-nya, tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Setelah beberapa menit, Lara pun mengusap matanya, “Guys, terima kasih. Maaf aku merepotkan. Tapi aku sudah tidak apa-apa.” ujarnya mencoba tersenyum.
‘Dan kau pikir kami akan percaya begitu saja?’ ujar Chanyeol dalam hati.
“Apa yang sebaiknya kami lakukan?” ujar Tao.
“Ceritakan padaku makhluk apa itu tadi?” ujar Lara.
‘Tidak-tidak. Nanti Princess bisa shock lagi.’ pikir Suho.
“Nanti akan kami ceritakan, Lara. Sekarang kau istirahat dulu ya...” ujar Suho
Lara tidak menjawab, kemudian Lara pun memperhatikan mereka satu-persatu.
“Kai! Lenganmu...” ucap Lara khawatir.
Kai pun melihat ke arah lengannya. Luka di tangannya sudah mengering tapi Kai tidak merasakan sakitnya sampai diingatkan Lara. Ia terlalu fokus dan cemas akan keadaan Lara sampai melupakan lukanya.
‘Oh, ya ampun...aku sampai lupa Vampire itu berhasil melukaiku.’ pikir Kai dalam hati.
Lay pun segera bergegas menghampiri Kai dan menyembuhkan luka di tangannya.
“Thanks, hyung.” ujar Kai dan Lay mengangguk.
“Apa kalian terluka? Apa kalian baik-baik saja?” tanya Lara sekarang cemas.
“Ya, tenang Lara. Kami semua baik-baik saja.” ujar Baekhyun.
“Kurasa sebaiknya sekarang kau istirahat. Kau pasti masih shock dan kaget.” ucap Suho.
Hal yang diucapkan Suho lebih mengarah kepada perintah daripada masukan. Yang lainnya pun segera keluar dari ruangan agar Lara bisa beristirahat. Sebelum keluar ruangan, masing-masing dari mereka entah mencium dahi, pipi atau pun memeluk Lara.
“Luhan!” panggil Xiumin.
Luhan tidak menengok dan terus berjalan dengan cepat. Xiumin pun mengejarnya dan tak sadar mereka berada di hutan.
Luhan kemudian menonjok salah satu batang pohon. Membuat dahannya bergoyang dan menyebabkan memar di tangan Luhan.
“Luhan!” ujar Xiumin lagi sambil memegang tangan Luhan yang memar dan berusaha menghentikkannya untuk menonjok pohon lagi.
Karena tangannya dibelenggu Xiumin, Luhan pun menendang pohon tersebut dengan kakinya.
Xiumin yang sudah tidak tahan dengan short-temper Luhan pun akhirnya memakai kekuatan frost nya untuk membekukan tangan Luhan dan mencegahnya menyakiti diri sendiri dan juga agar perhatian Luhan beralih pada Xiumin yang ingin berbicara dengannya.
“Luhan!” teriak Xiumin. “Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri!” ujarnya lagi.
“Aku gagal, Xiumin. Aku gagal!” ucap Luhan.
“Dengar, itu bukan kesalahanmu. Kita semua salah. Jadi jangan salahkan dirimu saja!” ujar Xiumin.
Luhan pun terduduk lemas di dekat pohon.
“Apa kau lihat reaksi Lara? Apa kau lihat dirinya yang gemetaran dan menangis?” gumam Luhan tidak berekspresi.
Xiumin pun menghela nafasnya. Sadar bahwa tidak akan ada sepatah kata pun yang akan didengarkan Luhan kalau kondisinya sedang seperti ini, Xiumin pun pasrah dan menunggu sampai suasana hati Luhan membaik.
‘Apa menurutmu, yang dikatakan Methuselah itu benar? Bahwa keturunan Caine akan datang dan mengulang sejarah?’ tanya Xiumin mencoba bertelepati kepada Luhan setelah beberapa menit.
‘Aku tidak yakin...’ balas Luhan akhirnya.
‘Kita masih harus menyelidiki apakah memang benar atau tidak. Bisa saja itu hanya perangkap dan mereka ingin menjatuhkan Princess Lara.’ ujar Luhan lagi.
‘Apa menurutmu ada cara lain untuk mendekatkan ikatan lebih cepat?’ tanya Xiumin meminta pendapat Luhan.
‘Kita bisa saja memakai cara paksa yang tidak akan disukai Princess.’ ujar Luhan
‘Sesuatu yang tidak akan kulakukan, kalau begitu.’ gumam Xiumin.
‘Xiumin, begitu kekuatan Princess terbangun, kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Bisa saja kita terbunuh seperti yang dilakukan oleh Caine sebelumnya.’ pikir Luhan kepada Xiumin.
“Lu...kau benar. Saat itu terjadi apa yang harus kita lakukan?” gumam Xiumin.
“Itulah pengorbanan yang harus kita lakukan. Mendapatkan sesuatu yang kita inginkan tapi juga menghancurkan diri kita. Kontradiksi yang indah.” ujar Luhan.
“Lu, berjanjilah kau tidak akan melakukan hal bodoh...” ucap Xiumin yang merasakan perubahan suasana Luhan. Luhan pun tak menjawab dan diam saja.
Note: Yep yep. Aku memutuskan untuk menambahkan Vampir ke dalam cerita ini. Dan sedikit memasukan cerita dari Anime/Manga Jepang 'Trinity Blood' >.<
Comments